Anda di halaman 1dari 17

PAGUYUBAN PASUNDAN

PADA MASA MILENIAL


DAN ETNO MODERN
KEPASUNDANAN

FITRIA NITA BELLA, S.H., M.H


PAGUYUBAN PASUNDAN ORGANISASI ETNO-MODERN

 “ … pendidikan lah yang harus membangun kesadaran dan


keberanian untuk menunjukan jatidiri bangsa.”. (diterjemahkan
dari tulisan berbahasa Sunda -- Moch. Kurdi, wartawan tiga
jaman:Perjoangan Paguyuban Pasundan 1914 – 1942,
Pustaka Jaya 2013).
 Ini salah satu pidato R. Otto Iskandar di Nata alias Si Jalak
Harupat pada musim sidang Volkraad, antara 1931-1932. Dalam
sidang-sideng tersebut, si Jalak Harupat sering mengelaurkan
kata-kata yang cukup membuat Pemerintah Belanda terusik.
Bahkan beberapa kali diingatkan oleh Ketua Sidang, agar R. Otto
Iskandar Di Nata tidak menggunakan kata-kata yang menyindir
penguasa.
PAGUYUBAN PASUNDAN ORGANISASI
ETNO-MODERN

 Otto memang dikenal sebagai tokoh yang berani,


terutama menghadapi sidang Volkswraad (Dewan
Rakyat, jaman Belanda). Bahkan sebelumnya,
pada awal sidang tahun 1931, R. Otto Iskandar
sempat mengungkapkan: “Terpaksa saya harus
menggunakan bahasa yang dipahami bangsa
Eropa dalam sidang ini, Padahal saya ingin
agara sidang ini membolahkan saya bicara dalam
bahasa Melayu, agar dipahami oleh segenap
bangsa,” ungkapnya.
PAGUYUBAN PASUNDAN ORGANISASI
ETNO-MODERN

 Sikap itulah yang menunjukan, betapa tokoh Paguyuban Pasundan memiliki keberanian dan rasa
kebangsaan sangat besar. Selain itu, Otto juga memperkuat visi Paguyuban Pasundan akan pentingnya
pendidikan untuk membangun SDM yang tangguh.
 Sadar akan pentingnya pendidikan bagi pribumi, Otto juga melanjutkan gugatannya kepada Pemerintah
Belanda berkaitan dengan dikeluarkannya UU tentang penyelenggaraan pendidikan swasta agar tidak
berorientasi untuk kepentingan komersial. Tetapi kenyataannya, Pemerintah Belanda ingin membatasi
pribumi dalam penyelenggaraan pendidikan.
 Mereka khawatir akan semakin berkembangnya perlawanan pribumi. Dan Otto menyodorkan fakta, dengan
diberlakukannya Undang Undang Wildescholen Ordonnantie. Ada 11..215.339 anak usia sekolah, dan hanya
1.647.761 saja yang bisa ditampung sekolah. Artinya: “Ada 9,5 anak yang tidak bisa sekolah,” ungkap
Otto dalam salah satu pidatonya.
PAGUYUBAN PASUNDAN ORGANISASI
ETNO-MODERN

 Keberanian dan pemikiran R. Otto Iskandar Di Nata yang patriotik itu tidaklah
berdiri sendiri. Sebagai salah satu tokoh yang pernah menjadi Ketua Umum
Paguyuban Pasundan, pemikiran beliau memberikan semangat kebangkitan akan
pentingnya manusia-manusia cerdas untuk membangun bangsa. Paguyuban
Pasundan sendiri berdiri sejak 20 Juli 1913 (menurut tulisan Soeharto/sejarahwan,
yang bukunya merupakan koreksi atas tahun pendidikan. Semula 1914). Ada jarak
antara kemunculan R. Otto Iskandar Di Nata dengan berdirinya Paguyuban
Pasundan, sekitar 18 – 19 taun. Pada tahun-tahun tersebut bermunculan para tokoh
pergerakan yang bersepakat memperjuangkan kemerdikaan, melepaskan diri dari
jajahan Belanda.
PAGUYUBAN PASUNDAN ORGANISASI
ETNO-MODERN

 Agak berbeda dengan organisasi pada masa itu, Paguyuban Pasundan berdiri
atas dasar kesadaran dan pertentangan ideologi kebangsaan yang
dipersiapkan. Secara ringkas visi dan misi Paguyuban Pasundan berkisar
antara: memelihara dan melestarikan budaya serta bahasa Sunda, membangun
kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dan pengetahuan serta
memperjuangkan harkat dan martabat bangsa, khususnya masyarakat Sunda.
 Dunia mencatat, munculnya kesadaran bangsa-bangsa Asia ditandai dengan
perlawanan Jepang terhadap Rusia (1904-1905). Perang ini menimbulkan
influence besar pada bangsa-bangsa Asia lainya. Terlebih ketika muncul
gerakan Dr. Sun Yat Sen yang menyadarkan rakyat Tiongkok untuk
melepaskan diri dari tekanan penjajahan.
PAGUYUBAN PASUNDAN ORGANISASI
ETNO-MODERN

 Tiga tahun setelah itu, muncul organisasi Boedi Oetomo, di Indonesia. Inilah yang
menandai awal munculnya kesadaran ‘nasionalisme’, kesadaran yang
memunculkan pentingnya persatuan. Boedi Oetomo adalah perkumpulan
pergerakan politik yang pada mulanya bersifat lokal, namun berpengaruh sangat
besar terhadap pandangan nasionalisme, yang dipicu oleh penjajahan Belada.
 Dua tokoh pergerakan dari Jawa, Dr.Wahidin Soediro Hoesodo dan Dr. Soetomo
yang secara konsisten terus menerus membangun kesadaran akan pentingnya
membebaskan diri dari belenggu penjajahan. Upaya yang tidak mudah mengingat
banyaknya suku dan tingkat pendidikan yang masih rendah di kalangan
masyarakat Nusantara.
PAGUYUBAN PASUNDAN ORGANISASI
ETNO-MODERN

 Wahidin lebih memilih untuk bergerilya ke berbagai daerah,


seperti halnya yang dilakukan oleh Sun Yat Sen di Tiongkok.
Sementara Dr. Soetomo lebih memilih organisasi Boedi Oetomo
sebagai alat perjuangan untuk membangun pondasi bangsa.
 Namun di lapangan, keduanya tidaklah berjalan mulus.
Resistensi terhadap upaya semacam itu selalu ada, baik yang
datang dari Pemerintah Belanda yang melindungi kepentingan
dagangnya, maupun dari masyarakat sendiri.
 Sikap masyarakat yang belum menyadari secara merata akan
pentingnya persatuan, serta kurangnya pendidikan, membuat
gerakan-gerakan tersebut semakin sulit.
PAGUYUBAN PASUNDAN ORGANISASI
ETNO-MODERN

 Harus diakui, munculnya kesadaran berbangsa, upaya-upaya melepaskan diri dari tekanan
invasi asing di Asia, baru dimulai memasuki awal abad 19.
 Pada saat itu, keadaan di Indonesia belumlah bersatu, karena selain terdiri dari ribuan pulau,
juga banyaknya kerajaan-kerajaan di berbagai daerah, termasuk di Pulau Jawa.
 Semangat persatuan muncul karena merasa senasib dijajah oleh Belanda. Melewati satu
dekade, munculan gagasan untuk mengadakan kongres pemuda yang diwakili oleh
perkumpulan pemuda dari berbagai daerah.
 Gerakan ini menrupakan corak baru dalam Melakukan perlawanan terhadap ketertindasan
kaum penjajah, tentu saja. Munculnya organisasi-organisasi ‘cinta tanah-air’ merupakan fase
yang mengisi kekosongan antara 1908 hingga 1928, Sererikat Dagang, dan gerakan-gerakan
serupa di berbagai daerah. Termasuk Paguyuban Pasundan, 1913.
PAGUYUBAN PASUNDAN ORGANISASI
ETNO-MODERN

 Gesekan antar suku (-bangsa) pada saat itu adalah sebuah keniscayaan, termasuk diantaranya Boedi Oetomo yang
semula dianggap sebagai gerakan ‘republiken Jawa’.
 Berikut adalah pandangan DR. Tjipto Mangoenkoesoemo tentang berdirinya Paguyuban Pasundan yang menunjukan
adanya gesekan ideology: “Zelf in onze degen moet degene, die niet ziende blinde door het leven gaat, wel opmerken,
hoe de Soendanees meent andere blangen te hebben de Javaan, weigerden met dezen te associeeren, er niet bewust
van, hoe vele punten van aanraking zijn tusschen de bewoners van eenzelfde eiland, Omgekeerd meent de Javaan, dat
het beneden zijn waardigheid gelegen is, om zich te encannailleeren met den Soendanees, dien hij, zoo beneden zich
acht. O, verwandheid der verwaandheden! … (dikutip oleh Syarif Amin dalam buku Perjoangan Paguyuban Pasundan
1914 – 1942, cet. I tahun 2013).”
 Terjemahan bebas :“Sekarang dapat dilihat bagi mereka yang cermat, apakah orang Sunda menganggap punya
kepentingan lain dari (orang) Jawa, tanpa kesadaran bahwa penduduk di pulau yang sama memiliki kaitan
kepentingan. Sementara, urang Jawa punya anggapan rendah jika harus disamakan dengan Sunda, memandang tidak
sederajat. Dasar kesombongan orang-orang sombong” Padahal, Dr. Tjipto sendiri terlahir sebagai orang Jawa.
PAGUYUBAN PASUNDAN ORGANISASI
ETNO-MODERN

 DR. E.F.E Douwes Dekker alias Multatulli adalah kebangsaan belanda yang memihak terhadap perjuangan kaum
pribumi, karena tidak setuju dengan kesewenangan dan kebijakan Pemerintah Belanda dalam memperlakukan
masyarakat pribumi.
 Multatulli berjasa dalam membantu masyarakat pribumidi berbagai kegiatan dan pergerakan, termasuk pendirian Boedi
oetomo tahun 1908. Menurutnya, ada kaitan yang kuat antara Berdirinya Boedi oetomo dengan tujuan Indische Partey.
 Mengenai berdirinya Boedi Oetomo, Multatulli menulis pandangan politiknya, sebagai berikut: Toen in 1908 Boedi
Oetomo werd geboren,. Waaraan ik, daar ga ik toch wel een weinig prat op, naar mijn vermogen heb medegewerkt,
toen, herhaal ik, Boedi Oetomo in het trad, was de idée van het javaansche nationalism, de idée der volkseenheid
tegelijkertijd goberan in duizend hoofden. Boedi Oetomo is een politieke organisatie, hoeveel moeite men ook doet ere
en sociaal-economische vereeninging van te makenstellen, haar althans als zoodaning tracht voor te stellen. Dat zij
inderdaad een staatkundigepartijgroepeering was, bijkt wel strek uit het feit, dat men haar eerst exclusief, gesloten
hield voor toetreding van vreemde elementen. Boedi Oetomo moest zijn een Javaanschs Vereeniging. De motorische
kracht in den aanvang werd onleend aan de gedachte an een javaansch nationalism. (Syarif Amin, 2013).
PAGUYUBAN PASUNDAN ORGANISASI
ETNO-MODERN

 Terjemahan lepas: Saya turut senang atas berdirinya Boedi Oetomo tahun
1908, karena saya turut membidaninya. Lahirnya Boedi Oetomo identik
dengan terwujudnya cita-cita nasionalsme Jawa, yang berarti mengajak
bersama-sama lahirnya kebersamaan seluruh rakyat, seribu manusia. Meski
pada mulanya ada upaya untuk mensiasati sebagai perkumpulan (organisasi)
sosial-ekonomi, dilihat dari cirri-cirinya, Boedi Oetomo tetap sebagai
organisasi politik. Terbukti, Boedi Oetomo tidak menerima unsure asing.
Boedi Oetomo, pada mulanya merupakan perkumpulan nasionalisme
perkumpulan masyarakat Jawa, Sumber daya yang pertama-tama dari
pemikiran Jawa.
PAGUYUBAN PASUNDAN ORGANISASI
ETNO-MODERN

 Dengan mempertimbangkan situasi tersebut di atas, gesekan antar suku


jelas Nampak, meskipun seluruhnya sepakat untuk tetap mengedepankan
kebersamaan, kesatuan dan persatuan.
 Jika pada fase selanjutnya, seolah ada dugaan Paguyuban Pasundan
dianggap sebagai organisasi yang tidak mendukung gerakan nasionalisme
(keindonesiaan), tentu saja ada pertimbangan situasional.
 Jika dilihat dari rentetan peristiwa, Boedi Oetomo yang berdiri 1908,
dianggap organisasi pertama yang mengusung gagasan nasionalisme.
MASA MILENIAL

 Bidang pendidikan adalah merupakan perwujudan


konsekuensi organisasi Paguyuban Pasundan. Pada bidang
ini, Paguyuban Pasundan menjadi organisasi mapan yang
memberikan sumbangsih yang cukup besar dan
diperhitungkan, baik pada tingkat propinsi maupun
tingkat pusat. Prestasi Paguyuban Pasundan menunjukan
grafik yang kian menggembirakan baik secara kualitatif
maupun secara kuantitatif.
MASA MILENIAL

 Dalam statuta Paguyuban Pasundan 2020-2025 tercantum visi:


terwujudnya masyarakat Indonesia yang mempunyai harkat dan
martabat pada 2040. Dengan dua misi utama:
 (1) memerangi kebodohan dan kemiskinan,
 (2) memelihara nilai-nilai budaya Sunda dan ajaran Islam.
 Visi-misi ini untuk mencapai udagan (gol) keadilan, kesejahteraan,
kesetaraan, dan kehormatan. Dua misi itu ditunjang dengan
sejumlah usaha dan bidang garapan yang secara umum sudah
selaras dengan tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
MASA MILENIAL

 Paguyuban Pasundan secara meyakinkan berhasil mengembangkan pusat


perkantoran di jantung Kota Bandung. Jajaran pengurus besarnya bergelar
doktor dan profesor. Akan tetapi keberhasilan itu belum melebar ke cabang-
cabang. Kuatnya pengurus pusat belum diimbangi kemampuan pengurus
daerah.
 Sejumlah sekolah milik Paguyuban Pasundan di daerah mulai ditinggalkan
Iip D. Yahya calon siswa, tanda kalah bersaing dengan lembaga pendidikan lain. Suara
cabang yang mewadahi aspirasi lokal juga nyaris tak terdengar.
 Organisasi ini belum mampu menyeimbangkan kekuatan pusat dengan
daerah. Hal ini menandakan macetnya regenerasi di setiap tingkatan.
 Potensi mahasiswa di empat perguruan tinggi yang dikelola Paguyuban
Pasundan, yang memiliki lebih dari 40 jurusan, belum dijadikan motor
penggerak. Mereka belum dijadikan aset baru bagi organisasi.
MASA MILENIAL

 Di usianya yang ke-108 tahun, Paguyuban Pasundan tak lagi


punya pesaing dari organisasi semasa. Ia sudah menjadi
yang terbesar dan tertua. Musuhnya sekarang adalah dirinya
sendiri. Pengurus besarnya yang harus menjawab, apakah
Paguyuban Pasundan masih relevan dengan laju zaman yang
kian cepat atau hanya akan jadi museum. Apakah
Paguyuban Pasundan akan tetap menjadi sarana mobilitas
vertikal anak-anak Sunda atau berganti hanya sebagai
lembaga penyelenggara pendidikan. Dan yang paling
menarik dinanti adalah bagaimana organisasi orang Sunda
ini menyiapkan regenerasi. Sesuatu yang niscaya dan tak
bisa dihindari.

Anda mungkin juga menyukai