Sikap itulah yang menunjukan, betapa tokoh Paguyuban Pasundan memiliki keberanian dan rasa
kebangsaan sangat besar. Selain itu, Otto juga memperkuat visi Paguyuban Pasundan akan pentingnya
pendidikan untuk membangun SDM yang tangguh.
Sadar akan pentingnya pendidikan bagi pribumi, Otto juga melanjutkan gugatannya kepada Pemerintah
Belanda berkaitan dengan dikeluarkannya UU tentang penyelenggaraan pendidikan swasta agar tidak
berorientasi untuk kepentingan komersial. Tetapi kenyataannya, Pemerintah Belanda ingin membatasi
pribumi dalam penyelenggaraan pendidikan.
Mereka khawatir akan semakin berkembangnya perlawanan pribumi. Dan Otto menyodorkan fakta, dengan
diberlakukannya Undang Undang Wildescholen Ordonnantie. Ada 11..215.339 anak usia sekolah, dan hanya
1.647.761 saja yang bisa ditampung sekolah. Artinya: “Ada 9,5 anak yang tidak bisa sekolah,” ungkap
Otto dalam salah satu pidatonya.
PAGUYUBAN PASUNDAN ORGANISASI
ETNO-MODERN
Keberanian dan pemikiran R. Otto Iskandar Di Nata yang patriotik itu tidaklah
berdiri sendiri. Sebagai salah satu tokoh yang pernah menjadi Ketua Umum
Paguyuban Pasundan, pemikiran beliau memberikan semangat kebangkitan akan
pentingnya manusia-manusia cerdas untuk membangun bangsa. Paguyuban
Pasundan sendiri berdiri sejak 20 Juli 1913 (menurut tulisan Soeharto/sejarahwan,
yang bukunya merupakan koreksi atas tahun pendidikan. Semula 1914). Ada jarak
antara kemunculan R. Otto Iskandar Di Nata dengan berdirinya Paguyuban
Pasundan, sekitar 18 – 19 taun. Pada tahun-tahun tersebut bermunculan para tokoh
pergerakan yang bersepakat memperjuangkan kemerdikaan, melepaskan diri dari
jajahan Belanda.
PAGUYUBAN PASUNDAN ORGANISASI
ETNO-MODERN
Agak berbeda dengan organisasi pada masa itu, Paguyuban Pasundan berdiri
atas dasar kesadaran dan pertentangan ideologi kebangsaan yang
dipersiapkan. Secara ringkas visi dan misi Paguyuban Pasundan berkisar
antara: memelihara dan melestarikan budaya serta bahasa Sunda, membangun
kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan dan pengetahuan serta
memperjuangkan harkat dan martabat bangsa, khususnya masyarakat Sunda.
Dunia mencatat, munculnya kesadaran bangsa-bangsa Asia ditandai dengan
perlawanan Jepang terhadap Rusia (1904-1905). Perang ini menimbulkan
influence besar pada bangsa-bangsa Asia lainya. Terlebih ketika muncul
gerakan Dr. Sun Yat Sen yang menyadarkan rakyat Tiongkok untuk
melepaskan diri dari tekanan penjajahan.
PAGUYUBAN PASUNDAN ORGANISASI
ETNO-MODERN
Tiga tahun setelah itu, muncul organisasi Boedi Oetomo, di Indonesia. Inilah yang
menandai awal munculnya kesadaran ‘nasionalisme’, kesadaran yang
memunculkan pentingnya persatuan. Boedi Oetomo adalah perkumpulan
pergerakan politik yang pada mulanya bersifat lokal, namun berpengaruh sangat
besar terhadap pandangan nasionalisme, yang dipicu oleh penjajahan Belada.
Dua tokoh pergerakan dari Jawa, Dr.Wahidin Soediro Hoesodo dan Dr. Soetomo
yang secara konsisten terus menerus membangun kesadaran akan pentingnya
membebaskan diri dari belenggu penjajahan. Upaya yang tidak mudah mengingat
banyaknya suku dan tingkat pendidikan yang masih rendah di kalangan
masyarakat Nusantara.
PAGUYUBAN PASUNDAN ORGANISASI
ETNO-MODERN
Harus diakui, munculnya kesadaran berbangsa, upaya-upaya melepaskan diri dari tekanan
invasi asing di Asia, baru dimulai memasuki awal abad 19.
Pada saat itu, keadaan di Indonesia belumlah bersatu, karena selain terdiri dari ribuan pulau,
juga banyaknya kerajaan-kerajaan di berbagai daerah, termasuk di Pulau Jawa.
Semangat persatuan muncul karena merasa senasib dijajah oleh Belanda. Melewati satu
dekade, munculan gagasan untuk mengadakan kongres pemuda yang diwakili oleh
perkumpulan pemuda dari berbagai daerah.
Gerakan ini menrupakan corak baru dalam Melakukan perlawanan terhadap ketertindasan
kaum penjajah, tentu saja. Munculnya organisasi-organisasi ‘cinta tanah-air’ merupakan fase
yang mengisi kekosongan antara 1908 hingga 1928, Sererikat Dagang, dan gerakan-gerakan
serupa di berbagai daerah. Termasuk Paguyuban Pasundan, 1913.
PAGUYUBAN PASUNDAN ORGANISASI
ETNO-MODERN
Gesekan antar suku (-bangsa) pada saat itu adalah sebuah keniscayaan, termasuk diantaranya Boedi Oetomo yang
semula dianggap sebagai gerakan ‘republiken Jawa’.
Berikut adalah pandangan DR. Tjipto Mangoenkoesoemo tentang berdirinya Paguyuban Pasundan yang menunjukan
adanya gesekan ideology: “Zelf in onze degen moet degene, die niet ziende blinde door het leven gaat, wel opmerken,
hoe de Soendanees meent andere blangen te hebben de Javaan, weigerden met dezen te associeeren, er niet bewust
van, hoe vele punten van aanraking zijn tusschen de bewoners van eenzelfde eiland, Omgekeerd meent de Javaan, dat
het beneden zijn waardigheid gelegen is, om zich te encannailleeren met den Soendanees, dien hij, zoo beneden zich
acht. O, verwandheid der verwaandheden! … (dikutip oleh Syarif Amin dalam buku Perjoangan Paguyuban Pasundan
1914 – 1942, cet. I tahun 2013).”
Terjemahan bebas :“Sekarang dapat dilihat bagi mereka yang cermat, apakah orang Sunda menganggap punya
kepentingan lain dari (orang) Jawa, tanpa kesadaran bahwa penduduk di pulau yang sama memiliki kaitan
kepentingan. Sementara, urang Jawa punya anggapan rendah jika harus disamakan dengan Sunda, memandang tidak
sederajat. Dasar kesombongan orang-orang sombong” Padahal, Dr. Tjipto sendiri terlahir sebagai orang Jawa.
PAGUYUBAN PASUNDAN ORGANISASI
ETNO-MODERN
DR. E.F.E Douwes Dekker alias Multatulli adalah kebangsaan belanda yang memihak terhadap perjuangan kaum
pribumi, karena tidak setuju dengan kesewenangan dan kebijakan Pemerintah Belanda dalam memperlakukan
masyarakat pribumi.
Multatulli berjasa dalam membantu masyarakat pribumidi berbagai kegiatan dan pergerakan, termasuk pendirian Boedi
oetomo tahun 1908. Menurutnya, ada kaitan yang kuat antara Berdirinya Boedi oetomo dengan tujuan Indische Partey.
Mengenai berdirinya Boedi Oetomo, Multatulli menulis pandangan politiknya, sebagai berikut: Toen in 1908 Boedi
Oetomo werd geboren,. Waaraan ik, daar ga ik toch wel een weinig prat op, naar mijn vermogen heb medegewerkt,
toen, herhaal ik, Boedi Oetomo in het trad, was de idée van het javaansche nationalism, de idée der volkseenheid
tegelijkertijd goberan in duizend hoofden. Boedi Oetomo is een politieke organisatie, hoeveel moeite men ook doet ere
en sociaal-economische vereeninging van te makenstellen, haar althans als zoodaning tracht voor te stellen. Dat zij
inderdaad een staatkundigepartijgroepeering was, bijkt wel strek uit het feit, dat men haar eerst exclusief, gesloten
hield voor toetreding van vreemde elementen. Boedi Oetomo moest zijn een Javaanschs Vereeniging. De motorische
kracht in den aanvang werd onleend aan de gedachte an een javaansch nationalism. (Syarif Amin, 2013).
PAGUYUBAN PASUNDAN ORGANISASI
ETNO-MODERN
Terjemahan lepas: Saya turut senang atas berdirinya Boedi Oetomo tahun
1908, karena saya turut membidaninya. Lahirnya Boedi Oetomo identik
dengan terwujudnya cita-cita nasionalsme Jawa, yang berarti mengajak
bersama-sama lahirnya kebersamaan seluruh rakyat, seribu manusia. Meski
pada mulanya ada upaya untuk mensiasati sebagai perkumpulan (organisasi)
sosial-ekonomi, dilihat dari cirri-cirinya, Boedi Oetomo tetap sebagai
organisasi politik. Terbukti, Boedi Oetomo tidak menerima unsure asing.
Boedi Oetomo, pada mulanya merupakan perkumpulan nasionalisme
perkumpulan masyarakat Jawa, Sumber daya yang pertama-tama dari
pemikiran Jawa.
PAGUYUBAN PASUNDAN ORGANISASI
ETNO-MODERN