ANTIHISTAMIN
Oleh :
Sisri Nupita Sari
Bp : 1801126
Dosen :
Apt. Meilinda Mustika, M. Farm
ANTIHISTAMIN
FI ED VI Hal 402
INJEKSI DIFENHIDRAMIN HIDROKLORIDA
IDENTIFIKASI
Injeksi Difenhidramin Hidroklorida adalah A. Encerkan sejumlah volume injeksi setara
larutan steril difenhidramin hidroklorida dengan lebih kurang 50 mg difenhidramin
dalam Air untuk Injeksi. Mengandung hidroklorida dengan asam sulfat 0,03 N hingga 25
Difenhidramin Hidroklorida, mL. Memenuhi syarat uji seperti yang tertera pada
C17H21NO.HCl, tidak kurang dari 90,0% Identifikasi Basa Nitrogen Organik <261> mulai
dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah dari ”Pindahkan larutan ke dalam corong pisah”.
yang tertera pada etiket.
B. Waktu retensi puncak utamapada kromatogram
Larutan uji sesuai pada Larutan baku seperti yang
diperoleh pada Penetapan kadar.
FI ED VI Hal 402
SEDIAAN BEREDAR
L A R U TA N O R A L D I F E N H I D R A M I N
HIDROKLORIDA
Larutan Oral Difenhidramin Hidroklorida Tambahkan 5 mL air pada bagian air. Dalam corong pisah
mengandung Difenhidramin hidroklorida, kedua, larutkan 50 mg Difenhidramin Hidroklorida BPFI
C17H21NO.HCl, tidak kurang dari 90,0% dan tidak dalam 25 mL air. Pada masingmasing larutan lakukan
lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada sebagai berikut: Tambahkan 2 mL natrium hidroksida 1 N
dan ekstraksi dengan 75 mL n-heptan P. Bilas ekstrak n-
etiket.
heptan dengan 10 mL air, uapkan ekstrak sampai kering
Identifikasi : dan larutkan sisa dalam 4 mL karbon disulfida P. Jika
perlu, saring melalui kertas saring kering untuk
A. Masukkan sejumlah sirup setara dengan 50 mg menjernihkan larutan, dan lanjutkan seperti tertera dalam
difenhidramin hidroklorida ke dalam corong pisah, Identifikasi Basa Nitrogen Organik <261>, mulai dengan
”Segera ukur serapan dari masing-masing filtrat”.
tambahkan 0,5 mL asam sulfat 2 N, dan ekstraksi tiga
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan uji
kali, tiap kali dengan 15 mL eter P, buang ekstrak sesuai dengan Larutan baku seperti yang diperoleh pada
eter. Penetapan kadar.
FI ED VI Hal 403
SEDIAAN BEREDAR
C H L O R P H E N I R A M I N E M A L E AT E
FI ED VI Hal 920
INJEKSI KLORFENAMIN MALEAT
Identifikasi
Tablet Klorfenamin Maleat mengandung
klorfenaminmaleat, C16H19ClN2.C4H4O4, tidak Timbang sejumlah serbuk tablet setara dengan lebih kurang
kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% 25 mg klorfenamin maleat, dispersikan dalam 20 mL larutan
dari jumlah yang tertera pada etiket. asam hidroklorida P(1 dalam 100). Larutkan lebih kurang 25
mg Klorfenamin Maleat BPFI dalam 20 mL larutan asam
hidroklorida P (1 dalam 100). Basakan masing-masing
larutan dengan larutan natrium hidroksida P (1 dalam 10)
hingga pH lebih kurang 11. Ekstraksi dua kali, tiap kali
FI ED VI Hal. 921 dengan 50 mL heksan P, kumpulkan masing_x0002_masing
ekstrak heksan dalam gelas piala, dan uapkan sampai kering.
Dispersikan masing-masing sisa dalam minyak mineral dan
tetapkan spektrum serapan inframerah pada panjang
gelombang antara 2 µm dan 12 µm: menunjukkan
maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama.
SEDIAAN YANG BEREDAR
C Y P R O H E P TA D I N E H Y D R O C H L O R I D E
FI ED VI Hal. 1621
TABLET SIPROHEPTADIN
FI ED VI Hal. 1621
SEDIAAN YANG BEREDAR
SECOND GENERATION
SECOND GENERATION
FI ED VI Hal. 1058
LARUTAN ORAL LORATADIN
Larutan Oral Loratadin mengandung loratadin, Fase gerak Campuran etil eter P-dietilamina P (40:1)
C22H23ClN2O2 tidak kurang dari 94,0% dan tidak dalam bejana yang dinding bagian dalamnya dilapisi
lebih dari 105,0% dari jumlah yang tertera pada etiket. kertas saring. Larutan baku Timbang saksama sejumlah
LoratadinBPFI larutkan dan encerkan dengan
Identifikasi diklorometan Phingga kadar lebih kurang 5 mg per
A. Lakukan seperti tertera pada Uji Identifikasi secara mL.Larutan uji Pipet sejumlah volume larutan oral
Kromatografi Lapis Tipis . setara dengan lebih kurang 10 mg loratadin, ke dalam
tabung sentrifuga. Tambahkan 10 mL natrium hidroksida
0,2 N dan 2,0 mL diklorometan P. sentrifus selama 10
menit dan buang lapisan air: harga Rf dan intensitas
bercak utama yang diperoleh dari Larutan uji sesuai
FI ED VI Hal. 1060 dengan Larutan baku.
B. Waktu retensi puncak utama Larutan uji, sesuai
dengan Larutan baku seperti diperoleh pada Penetapan
kadar.
TABLET LORATADIN
Tablet Loratadin mengandung loratadin, Larutan baku Timbang saksama sejumlah Loratadin
C22H23ClN2O2 tidak kurang dari 90,0% dan BPFI, larutkan dan encerkan dengan Pengencer hingga
tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera kadar lebih kurang 4 mg per mL. Larutan uji Timbang
saksama sejumlah tablet setara dengan lebih kurang 20
pada etiket. mg loratadin, masukkan ke dalam tabung sentrifuga,
idenditifikasi : tambahkan 5,0 mL Pengencer, sentrifus selama 30
menit, hingga diperoleh kadar 4 mg per mL.Volume
A. Lakukan uji identifikasi seperti tertera pada penotolan 5 µL Harga Rf dan intensitas bercak utama
Uji Identifikasi secara Kromatografi Lapis yang diperoleh dari Larutan uji sesuai dengan Larutan
Tipis. Pengencer Campuran kloroform P- baku.
metanol P (1:1) Fase gerak Campuran etil eter B. Waktu retensi puncak utama pada kromatogram
P-dietilamina P (40:1) dalam bejana yang Larutan uji, sesuai dengan Larutan baku seperti
dinding bagian dalamnya dilapisi kertas saring. diperoleh pada Penetapan kadar.
FI ED VI Hal. 1061
SEDIAAN YANG BEREDAR
CETIRIZINE HYDROCHLORIDE
FI ED VI Hal. 1086
LARUTAN ORAL SETIRIZIN
HIDROKLORIDA
FI ED VI Hal. 1088
TABLET SETIRIZIN HIDROKLORIDA
FI ED VI Hal. 1089
ASTEMIZOLE
FI ED VI Hal. 228
ASTEMIZOLE TABLETS
Tablet Astemizol mengandung astemizol, Larutan baku Buat larutan Astemizol BPFI dalam
C28H31FN4O, tidak kurang dari 90,0% dan metanol P hingga kadar lebih kurang 1 mg per mL.
tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10
pada etiket. L Larutan uji dan Larutan baku pada lempeng
kromatografi yang dilapisi campuran silika gel
Identifikasi : setebal0,25 mm. Masukkan lempeng ke dalam bejana
kromatograf yang berisi campuran fase gerak toluena
Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi P–dioksan P-metanol P-amonium hidroksida P
lapis tipis seperti tertera pada Kromatografi. (60:30:10:1) dan biarkan fase gerak merambat hingga
Larutan uji Pindahkan sejumlah serbuk tablet tiga per empat tinggi lempeng. Angkat lempeng,
setara dengan lebih kurang 100 mg astemizol ke tandai batas rambat, keringkan di udara dan amati di
dalam labu tentukur 100-mL, tambahkan bawah sinar ultraviolet 254 nm: harga Rf bercak
metanol P sampai tanda dan saring. utama Larutan uji sesuai dengan Larutan baku.
FI ED VI Hal. 230
SEDIAAN YANG BEREDAR
THIRD GENERATION
THIRD GENERATION
1. Memasukkan zat yang akan diamati ke dalam 1. Membuat filtrate lassaigne-nya terlebih dahulu, caranya
adalah dengan memasukkan Na ke dalam tabung reaksi dan
tabung reaksi,tambahkan dengan CaO, panaskan, menambahkan dengan zat yang akan di amati,panaskan
mula-mula dengan suhu yang rendah, perlahan- hingga memijar.
lahan dinaikkan hingga memijar. Setelah itu
2. Miringkan tabung sedikit agar lebih tercampur, kemudian
didinginkan. didinginkan, setelah itu ditambahkan air,aduk,didihkan
2. Di bagian atas tabung diletakkan asbes dan di atas sebentar, lalu disaring dengan kertas saring
asbes tersebut diletakkan kertas lakmus. 3.Filtrat yang dihasilkan harus jernih, apabila tidak jernih
maka dekstruksi tidak sempurna dan percobaan harus diulang
3. Apabila lakmus menjadi biru maka zat tersebut kembali. Filtrat lassaigne yang telah dibuat kemudian
mengandung unsur N. digunakan untuk mengidentifikasi adanya unsur N.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan uji sesuai dengan Larutan baku seperti yang
diperoleh pada Penetapan kadar.
FI ED VI Hal.559
TABLET FEKSOFENADIN
HIDROKLORIDA
Tablet Feksofenadin Hidroklorida mengandung Diamkan larutan selama 10 menit atau sentrifus selama 2 - 3 menit.
Saring larutan ke dalam gelas piala 50mL menggunakan penyaring
feksofenadin hidroklorida, C32H39NO4.HCl, tidak politetrafluoroetilen dengan porositas 0,45 µm. Uapkan larutan
kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 105,0%, dari hingga 0,5 mL menggunakan aliran nitrogen P dengan sedikit
jumlah yang tertera pada etiket. pemanasan pada suhu tidak lebih dari 75º. Tambahkan 5 mL air dan
5 tetes asam klorida encer LP, aduk untuk mempercepat
terbentuknya endapan. Dinginkan di dalam tangas es lebih kurang
30 menit. Saring larutan melalui penyaring kaca masir dengan
Identifikasi : porositas 10 - 15 µm. Keringkan endapan dalam oven pada suhu
105º selama 1 jam. Spektrum serapan inframerah residu yang
A. Timbang sejumlah serbuk tablet setara dengan didispersikan dalam kalium bromida Pmenunjukkan maksimum
lebih kurang 60 mg feksofenadin hidroklorida, hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti Feksofenadin
masukkan ke dalam tabung bertutup, tambahkan 10 Hidroklorida BPFI yang diperlakukan sama menggunakan lebih
mL campuran asetonitril P-metanol P (10:1), kocok kurang 60 mg.
menggunakan alat vortex selama 1 - 2 menit untuk B. Waktu retensi puncak utama kromatogramLarutan uji sesuai
mendispersikan. dengan Larutan baku seperti yang diperoleh pada Penetapan kadar
FI ED VI Hal.561
SEDIAAN BEREDAR
H2 BLOCKERS
CIMETIDINE
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah dikeringkan dan didispersikan dalam kalium bromida P,
menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada Simetidin BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet larutan (1 dalam 80.000) dalam asam sulfat 0,1 N menunjukkan maksimum
dan minimum pada panjang gelombang yang sama seperti pada Simetidin BPFI.
CIMETIDINE TABLETS
Identifikasi :
Waktu retensi puncak utama kromatogram
Larutan uji sesuai dengan Larutan baku
seperti tertera pada Penetapan kadar.
FI ED VI Hal. 1611
FAMOTIDINE
BM 337,45
UJI PENDAHULUAN
Pemerian : Serbuk hablur putih hingga putih kekuning-kuningan. Peka terhadap cahaya.
Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air; mudah larut dalam dimetilformamida dan dalam asam asetat
glasial; sukar larut dalam metanol; praktis tidak larut dalam aseton, dalam etanol, dalam kloroform,
dalam eter, dan dalam etil asetat
CARA IDENTIFIKASI:
Spektrum serapan inframerah zat yang didispersikan dalam kalium bromida P atau
( FI ED 6 HAL 553 )
TABLET FAMOTIDIN IDENTIFIKASI
A. Lakukan penetapan dengan cara Kromatografi lapis tipis seperti tertera pada Kromatografi . Fase gerak Campuran etil asetat
P-metanol Ptoluena P-amonium hidroksida P (40:25:20:2).
• Larutan baku Timbang sejumlah Famotidin BPFI, larutkan dalam asam asetat glasial P hingga kadar 4 mg per mL. Larutan uji
Timbang sejumlah serbuk tablet yang setara dengan lebih kurang 40 mg famotidin, masukkan ke dalam labu tentukur 10-mL.
Larutkan dalam asam asetat glasial P dengan cara sonikasi, encerkan dengan asam asetat glasial P sampai tanda, dan sentrifus
untuk memperoleh larutan jernih. Prosedur Totolkan secara terpisah masing-masing 10 µl
• Larutan baku dan Larutan uji pada lempeng kromatografi yang dilapisi silika gel P setebal 0,25 mm, biarkan bercak
mengering. Masukkan lempeng ke dalam Bejana kromatograf yang telah dijenuhkan dengan Fase gerak selama lebih kurang 1
jam sebelum digunakan, biarkan merambat lebih kurang 15 cm dari titik penotolan. Angkat lempeng, biarkan kering di udara.
Amati bercak di bawah sinar ultraviolet 254 nm; harga Rf dan intensitas bercak utama Larutan uji sesuai dengan bercak
Larutan baku.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan uji sesuai dengan puncak utama kromatogram Larutan baku seperti tertera
pada Penetapan kadar.
Pemerian: Serbuk hablur, putih sampai kuning pucat; praktis tidak berbau; peka terhadap cahaya
dan kelembapan. Melebur pada suhu lebih kurang 140º disertai peruraian.
Kelarutan: Sangat mudah larut dalam air; agak sukar larut dalam etanol.
( FI ED 6 HAL 1464)
UJI IDENTIFIKASI
A. Spektrum serapan inframerah zat yang telah dikeringkan dan didispersikan dalam minyak
mineral P, menunjukkan maksimum hanya pada bilangan gelombang yang sama seperti pada
Ranitidin Hidroklorida BPFI.
B. Spektrum serapan ultraviolet (1 dalam 100.000), menunjukkan maksimum dan minimum pada
panjang gelombang yang sama seperti pada Ranitidin Hidroklorida BPFI; daya serap masing-
masing dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan pada panjang gelombang serapan
maksimum lebih kurang 229 nm dan 315 nm berbeda tidak lebih dari 3,0%.
C. Menunjukkan reaksi Klorida cara A, B dan C seperti yang tertera pada Uji Identifikasi Umum .
( FI ED 6 HAL 1464)
IDENTIFIKASI INJEKSI RANITIDIN
A. Harga Rf bercak utama yang diperoleh pada Larutan uji dalam uji Cemaran organik sesuai
dengan Larutan baku.
B. Waktu retensi puncak utama yang diperoleh pada kromatogram Larutan uji sesuai dengan
Larutan baku yang diperoleh dari Penetapan kadar.
Endotoksin bakteri Tidak lebih dari 7,0 unit Endotoksin FI per mg ranitidin.
( FI ED 6 HAL 1465)
SEDIAAN BEREDAR
I D E N T I F I K A S I TA B L E T R A N I T I D I N H I D R O K LO R I D A
A. Harga Rf bercak utama Larutan uji sama dengan harga Rf bercak utama Larutan baku seperti
yang tertera pada Cemaran organik.
B. Waktu retensi puncak utama kromatogram Larutan uji sama dengan puncak utama Larutan baku
sepertiyang diperoleh pada Penetapan kadar.
C. Kocok sejumlah serbuk tablet setara lebih kurang 100 mg ranitidin dengan 2 mL air dan
saring:filtrat menunjukkan reaksi Klorida cara A, B dan C seperti yang tertera pada Uji
Identifikasi Umum .
( FI ED 6 HAL 1466)
SEDIAAN BEREDAR
DAFTAR PUSTAKA
Cartika, Harpolia. 2016. kimia farmasi. Jakarta : kementerian kesehatan republik indonesia.
Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul Roman.2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar : Yogyakarta.
Katzung, B.G., dkk. 2012. farmakologi dasar & klinik. New york: Mc Graw Hill.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. FARMAKOPE INDONESIA EDISI V. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2020.FARMAKOPE INDONESIA EDISI VI. Jakarta: Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.