Anda di halaman 1dari 312

MODUL 3

No. 51-100
NO

51
SOAL
Seorang perempuan usia 25 tahun diantar ke UGD oleh keluarga nya karena sesak sejak 1 jam yang lalu.
Pasien memiliki riwayat sesak sebelumnya dan sering kambuh-kambuhan. Dalam 1 minggu sudah kambuh 2-3
kali. Riwayat keluarga ibu menderita hal yang sama. Pada pemeriksaan fisik kesadaran compos mentis, TD
120/70 , Nadi 80x/m, RR 40 x/m, suhu 37 C, terdengar wheezing +/+, ronkhi -/-. Tatalaksana farmakoterapi
awal yang tepat adalah?
a. Budesonide
b. Procaterol
c. Formoterol
d. Oksigen
e. Terbutalin
Jawaban:
E
A
Keywords
• Pasien sesak nafas 1 jam lalu
• Riwayat atopik (+) pada pasien maupun keluarga
• Pemeriksaan fisik RR meningkat (40x/m), wheezing +/+

Tatalaksana farmakoterapi awal yang tepat adalah?


ASMA
BRONKIALE
Gejala klinis
• Riwayat sesak kronik, episodik dan reversibel
• Gejala memburuk pada malam hari
• Riwayat atopik penderita/keluarga
• Pemeriksaan fisik Wheezing +/+
Pemeriksaan penunjang
• Spirometri ( FEV1 postbronkodilator >15% atau 200 cc atau
FEV1/FVC Post bronkodilator >70%)
Tatalaksana
Reliever (saat di UGD/ dalam serangan)
• SABA( salbutamol, terbutalin, procatrol)
• antikolinergik (ipratropium bromida)
• theofilin short acting
Kontroler ( untuk mengontrol/ tidak dalam serangan)
• Kortikosteroid inhaler (budesonide)
• Kortikosteroid sistemik (prednison)
• LABA ( salmeterol, procaterol)
Sumber:
1. Global Initiative for Ashtma. 2017. Global Strategy for Asthma Management and Prevention. A Guide For Health Care Profesionals. Philadelphia.
2. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2017. Pedoman Pengendalian Penyakit Asma. Jakarta. Indonesia
Jawaban lainnya…
A. Budesonide→ kontroler (kortikosteroid inhalasi) bukan
reliever
B. Procaterol →kontroler (LABA) bukan reliever
C. Formoterol → kontroler (LABA) bukan reliever
D. Oksigen → merupakan tatalaksana awal tetapi termasuk
terapi nonfarmakologi
NO

52
SOAL
Seorang laki-laki datang ke UGD dengan keluhan sesak nafas sejak 1 bulan yang lalu yang teras makin
memberat. Sesak bertambah jika pasien tidur miring kekanan. Riwayat sakit TB 4 tahun lalu dan telah
mengkonsumsi OAT. Pemeriksaan fisik TD 110/80 mmHg, Nadi 80x/m, RR 28x/m, Suhu 37 C. Pemeriksaan
paru tampak gerak dada sebelah kiri tertinggal, perkusi redup di paru kiri bawah, auskultasi suara nafas
menurun pada paru kiri bawah. Hasil fotothoraks sudut kostofrenikus kiri tumpul, trakea terdorong ke sisi
kanani. Apa diagnosis yang tepat?
A. Efusi pleura kiri
B. TB millier
C. Atelektasis kiri
D. Pneumonia lobaris
E. Tumor paru
Jawaban:
A
A
Keywords
• Pasien sesak nafas sejak 1 bulan, riwayat sakit TB 4 tahun lalu
• Sesak bertambah jika miring kekanan
• Pemeriksaan paru tampak gerak dada sebelah kiri tertinggal, perkusi
redup di paru kiri bawah, auskultasi suara nafas menurun pada paru kiri
bawah.
• Hasil fotothoraks sudut kostofrenikus kiri tumpul, trakea
terdorong ke sisi kanan

Apa diagnosis yang tepat?


EFUSI
PLEURA
Definisi
Akumulasi cairan di rongga pleura
Etiologi
• Hambatan drainase limfatik
• Peningkatan tekanan hidrostatik
• Penurunan tekanan onkotik
• Permeabilitas membran yang
meninkat
Jenis
• Transudat
• Eksudat
GEJALA DAN
TANDA
• Sesak nafas
• Bertambah jika miring ke
sisi yang sehat
• Gerak dada asimetris
• Perkusi redup daerah efusi
• Suara nafas menurun
daerah efusi
Tatalaksana
• Simtomatis
• Thorakosintesi
s
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
• Fotothoraks : ellis damoseau line
Trakea terdorong kesisi yang sehat
• Rivalta test( membedakan transudat dan
eksudat)

Sumber: Murray and Nadal’s. 2015. Textbook of Respiratory Medicine 6th


Edition. Elsevier. United States.
Jawaban lainnya…
B. TB millier→ batu lama, bb menurun, keringat
malam, infiltrat retikogranuler diseluruh paru
C. Atelektasis kiri → gambaran opaq yang menarik trakea
ke sisi sakit
D. Pneumonia lobaris→demam tinggi, gambaran
konsolidasi homogen dengan air brochogram
E. Tumor paru→ gejala keganasan (sesak, bb menurun,
nafsu makan menurun), gambaran coin lession pada
paru
NO

53
SOAL
Seorang laki-laki usia 40 tahun datang ke UGD karena sesak nafas disertai nyeri dada seperti di tusuk pisau
mendadak sekitar 30 menit yang lalu. Pasien juga mengeluh nyeri pada kaki kanan disertai bengkak. Pada
pemeriksaan fisik TD 120/80 mmHg Nadi 82x/m, RR 26 x/m, suhu 37 C. homan sign +. Pada EKG tampak
gambaran SI QIII TIII. Apa diagnosis yang paling tepat?
A. Perikarditis
B. Edema paru
C. ACS
D. Gagal jantung kiri
E. Emboli paru
Jawaban:
E
A
Keywords
• Pasien keluhan sesak disertai nyeri dada seperti tertusuk pisau
mendadak
• Keluhan disertai kaki terasa bengkak dan nyeri
• Pemeriksaan fisik homan sign +
• EKG gambaran SI QIII TIII
Apa diagnosis yang paling tepat?
EMBOLI
PARU
• Definisi: sumbatan pada
pembuluh darah pulmonalis
• Penyebab tersering adalah DVT
• Akibat trombus DVT lepas
menyumbatpembuluh
dan darah di
paru
• Gejala klinis
- Sesak nafas mendadak
- Nyeri dada seperti di tusuk
- Batuk berdarah
- sianosis
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
• EKG
S yang dlm di lead 1
Q yang dalam di lead III
T inversi di lead III
• Fotothoraks
Hamptons hump sign (gambaran
radiopaqq bentuk segitiga)
• D-dimer= meningkat

Sumber: Murray and Nadal’s. 2015. Textbook of Respiratory Medicine 6th Edition. Elsevier.
United States.
Jawaban lainnya…
A. Perikarditis→ ada pericardial friction rub, ekg st elevasi
semua lead
B. Edema paru → sesak nafas di sertai gejala gagal jantung ,
fotothoraks butterfly appearance
C. ACS → nyeri dada tipikal
D. Gagal jantung kiri → sesak disertai ekg gambaran LVH
atau LAA
NO

54
SOAL
Seorang perempuan usia 60 tahun datang ke klinik dengan keluhan batuk berdarah sejak 3 bulan lalu. Pasien
juga mengeluh BB semakin menurun dan nafsu makan berkurang. Riwayat operasi pengangkatan payudara 10
tahun lalu. Sputum BTA (-). Pemeriksaan radiologi tampak gambaran nodul berbentuk coin lession pada basis
paru. Apa diagnosis yang paling tepat?
A. TB paru primer
B. Metastase paru
C. Pneumonia
D. TB millier
E. Bronkiektasis
Jawaban:
B
A
Keywords
• Pasien perempuan usia 60 tahun keluhan batuk berdarah sejka 3
bulan disertai BB dan nafsu makan menurun
• Riwayat operasi pengangkatan payudara 10 tahun lalu
• Sputum BTA (-/-)
• Radiologi tampak nodul berbentuk coin lession di basis paru
Apa diagnosis yang paling tepat?
METASTASE PADA
PARU
Definisi
Kanker di tempat lain yang menyebar ke paru
Penyebaran:
• Secara hematogen
• Secara limfatik
Gejala klinis
• Batuk darah
• Batuk lama
• BB menurun
• Nafsu makan menurun
• Kadang asimtomatik
Klasifikasi
• Noduler
Nodul dengan ukuran 1-3 cm
• Coin lession
Berbentuk koin ukuran 3-4cm
• Canon ball
Seperti coin lession tapi ukuran 5 cm
• Miliary
Bentukan milier
Diagnosis
• Radiologi ( fotothoraks, CT Scan, MRI)
• Histopatologi

Sumber: Murray and Nadal’s. 2015. Textbook of


Respiratory Medicine 6th Edition. Elsevier. United States.
Jawaban lainnya…
A.TB paru primer→ infiltrat pada fotothoraks
C.Pneumonia →konsolidasi pada fotothoraks D.TB
millier → tampak bercak retikukulogranuler
E.Bronkiektasis → honey comb appearance pada
fotothoraks
NO

55
SOAL

Pasien usia 50 tahun datang dengan keluhan sesak nafas, batuk dan demam menggigil sejak 1 minggu yang lalu.
Batuk berdahak berwarna kecoklatan. Pada pemeriksaan fisik TD 120/80 mmHg, Nadi 80x/m, RR 26 x/m, suhu
39 C. ronkhi basah pada paru kiri bawah. Fotothoraks tampak perselubungan difus pada paru kiri bawah. Apa
diagnosis yang paling tepat?

a. Pneumonia

b. Tb paru aktif

c. Efusi pleura

d. Pneumothorax

e. Abses paru
Jawaban:
A
A
Keywords
• Pasien datang dengan sesak nafas batuk berdahak kecoklatan,
demam menggigil
• Pemeriksaan fisik RR 28x/m,suhu 39 C, Ronkhi basah paru kiri
bawah
• Pemeriksaan radiologi: perselubungan difus pada pada paru kiri
bawah

Apa diagnosis yang paling tepat?


PNEUMONI
A
Definisi: peradangan parenkim paru Etiologi:
bakteri (terbanyak), virus, jamur Gejala klinis :
• Demam menggigil
• Batuk berdahak purulen
• Nyeri dada
• Kadang disertai sesak nafas
• Biasanya diawali ISPA
Tanda klinis:

• Inspeksi: dada sakit tertinggal, retraksi dinding


dada
• Palpasi: gerak dada asimetris
• Perkusi: redup pada daerah yang sakit
• Auskultasi: ronkhi (+), suara nafas bronkial
PEMERIKSAAN
PENUNJANG:
• Fotothoraks
= perselubungan
difus/homogen atau
konsolidasi dengan air
bronkogram
• Darah lengkap=
peningkatan leukosit
• Kultur darah =
gold standart
Terapi cap
•Pasien tidak rawat inap
Makrolide/ doksisiklin
• Pasien tidak rawat inap
dengan penyakit penyerta
Quinolon respirasi + po
betalactam + macrolide
• Pasien rawat inap non ICU
IV beta lactam + macrolide
atau quinolon respirasi
• Pasien rawat inap ICU
IV betalactam + macrolide+
quinolon respirasi

Sumber:
1. Sumber: Murray and Nadal’s. 2015.
Textbook of Respiratory Medicine 6th
Edition. Elsevier. United States.
2. Infectious Diseases Society of American. 2007. Management of community-
Acquired Pneumonia. Clinical Infectious Disease. United States
Jawaban lainnya…
B. Tb paru aktif→ demam sumer, fotothoraks tampak
infiltrat yang biasanya pada apeks paru
C. Efusi pleura →tampak sudut kostofrenikus tumpul
D. Pneumothorax → tampak area paru yang
hiperlusen avascular
E. Abses paru →tampak kavitas dengan air fluid level
NO

56
SOAL

Seorang laki-laki usia 50 tahun datang ke UGD dengan sesak nafas yang memberat 1 hari yang lalu. Pasien
bekerja sebagai buruh pabrik rokok. Pemeriksaan fisik TD 120/80 mmHg, Nadi 82x/m, RR 28x/m, suhu 37.5
C. dada tampak barell chest, perkusi paru hipersonor. jika dilakukan pemeriksaan radiologi akan
ditemukan?
a. Tampak fibroinfiltrat pada kedua lapang paru
b. Tampak kavitas dengan airfluid level
c. Tampak gambaran eggshell
d. Tampak ICS melebar dan corakan bronkovaskuler menurun
e. Tampak peningkatan broncovacular pattern
Jawaban:
D
A
Keywords
• Pasien usia 50 tahun sesak nafas 1 hari, kerja sebagai buruh
pabrik rokok
• Pemeriksaan paru tampak barel chest, perkusi hipersonor

jika dilakukan pemeriksaan radiologi akan ditemukan?


PPOK
Diagnosis
• Usia tua
• Riwayat merokok atau pajanan
polutan
• Jika memberat dan disertai
tanda infeksi bakteri =
eksaserbasi akut
• Pemeriksaan fisik barel chest,
perkusi hipersonor
Penunjang
• Foto thorax= emfisematus lung
(Hiperinflasi, Hiperlusen,Ruang
retrosternal melebar, Diafragma
mendatar
• Spirometri post brokodliator =
FEV1/FVC <70%

Sumber:
1. Global Initiative for Chronic Lung Disease. 2017. Pocket
Guide to COPD Diagnosis, Management and Prevention. A
Guide For Health Care Profesionals. Philadelphia.
2. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2003. Diagnsosi
dan Penatalaksanaan PPOK. Jakarta. Indonesia
Jawaban lainnya…
A. Tampak fibroinfiltrat pada kedua lapang paru→ pada tb
paru
B. Tampak kavitas dengan airfluid level → pada asbes
paru
C. Tampak gambaran eggshell → pada asbetosis
E. Tampak peningkatan broncovacular pattern →
pada bronkitis
NO

57
SOAL

Seorang perempuan usia 40 tahun keluhan batuk berdahak disertai darah sejak 3 bulan yang lalu. Pasien juga
mengeluh berat badan menurun, keringat pada malam hari serta sumer. Pemeriksaan fisik TD 120/80 mmHg, Nadi
80x/m, RR20x/m, suhu 37.8 C. pemeriksaan rontgen tampak hasil dibawah ini

Apa diagnsosis yang tepat?

A. Pneumonia

B. TB millier

C. Bronkiektasis

D. TB Paru

E. PPOK
Jawaban:
B
A
Keywords
• Pasien keluhan batuk berdahak campur darah sejak 2 bulan
• Keluhan disertai bb menurun, keringat malam dan sumer
• Rontgen= tampak bercak retikogranuleer tersebar diseluruh
lapang paru

Apa diagnosis yang tepat?


TB
PARU
Etio: Mycobacterium tuberculosis
Gejala klinis:
• Batuk lama > 2 minggu
• Subfebris
•BB menurun, keringat malam
Pemeriksaan penunjang
• Foto thorax
• BTA SP, TCM
• Gold standart : Kultur
Lowenstein-Jensen
• Regimen terapi menurut PDPI sama dengan WHO

Infiltrat berbentuk retikogranuler tersebar


diseluruh paru

Sumber:
1. Murray and Nadal’s. 2015. Textbook of Respiratory Medicine 6th Edition. Elsevier. United States.
2. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2017. Pedoman Penatalaksanaan TB. Jakarta. Indonesia
Jawaban lainnya
A. Pneumonia→ demam tinggi, rontgen konsolidasi
C. Bronkiektasis → Batuk berdahak 3 lapis, rontgen honey
comb
D. TB Paru → kurang spesifik
E. PPOK → sesak, usia tua riwayat merokok ,
rontgen emfisematus lung
NO

58
SOAL

Seorang laki-laki 30 tahun datang ke puskesmas dengan batuk >2 minggu, demam sumer, BB menurun dan
keringat malam hari. Riwayat minum OAT(+), pemeriksaan fisik TD 120/80 mmHg, Nadi 80x/m, RR 20x/m,
Suhu 37.8 C. Sputum BTA (+/+). Hasil fotothoraks tampak infiltrat pada paracardial kanan. Reaksi
hipersensitivitas tipe berapa yang terjadi pada pasien ini?

A. Hipersensitivitas tipe I

B. Hipersensitivitas tipe II

C. Hipersensitivitas tipe III

D. Hipersensitivitas tipe IV

E. Hipersensitivitas tipe V
Jawaban:
D
A
Keywords
• Pasien batuk > 2 minggu, umer, BB menurun, keringat malam
• Sputum BTA (+/+)
• Fotothoraks tampak infiltrat pada paracardial kanan

Reaksi hipersensitivitas tipe berapa yang terjadi pada


pasien ini?
HIPERSENSITIVIT
AS
Klasifikasi
• Tipe I
Ig E mediated type
• Tipe II
Celluler type
diperantarai Ig G dan Ig
M
• Tipe III
Imun complex type
diperantarai Ig G
• Tipe IV
Delayed type
diperantarai sel T
Reaksi hipersensitivitas tipe
IV pada tuberkulosis
diperantarai sel T

Sumber: Harrison’s. 2015. Principles of Internal


Medicine 19th Edition. MC Graw Hill. United States
Jawaban lainnya…
A.Hipersensitivitas tipe I → pada reaksi anafilaktik, asma
dll
B. Hipersensitivitas tipe II →pada urtikaria kronis,
reaksi transfusi
C.Hipersensitivitas tipe III → pada SLE
E. Hipersensitivitas tipe V →tidak ada
NO

59
SOAL
Seorang perempuan usia 50 tahun datang ke UGD dengan nyeri dada hebat sebelah kiri sejak 30 menit yang
lalu. Selain itu pasien juga mengeluh dada terasa berdebar. Tidak ada riwayat sesak dan pingsan. Pada
pemeriksaan fisik. TD 100/60, Nadi 190x/m irreguler, RR 20x/m, suhu 36 C. pemeriksaan EKG ditemukan
gambaran

Tatalaksana paling tepat adalah?


a. Defibrilasi
b. Kardioversi 100 joule
c. Kardioversi 120 joule
d. Adenosin flush
e. Carotid massage
Jawaban:
C
A
Keyword:
• Riwayat nyeri dada hebat sebelah kiri
• Berdebar
• Nadi: 190/m irreguler
• Gambaran EKG: menunjukan AF

Tatalaksana yang tepat adalah…


ATRIAL
FIBRILASI
• Definisi:
Aritmia takikardia dengan QRS sempit irreguler
• Pemeriksaan fisik:
- Denyut nadi: >100x/m (irreguler)
- Pulsus defisit (khas)
• Pemeriksaan Penunjang
- EKG ( tampak QRS sempit irreguler)
TATALAKSAN
A
LANJUTAN
TATALAKSANA
Tatalaksana atrial fibrilasi
• AF Stabil: vagal manuver, B blocker, Calcium chanel blocker
• AF Unstable ( nyeri dada, penurunan kesadaran,
hipotensi, sesak) : kardioversi 120-200 joule

Sumber: American heart association. 2014. Management of patients with Atrial Fibrilation. Journal of American college cardiology. Washington , D.C.,
United States.
Jawaban lainnya…
A. Defibrilasi→ untuk shockable cardiac arrest( VF, Pvt)
B. Kardioversi 100 joule →untuk unstable QRS lebar reguler (VT)
D. Adenosine flush →untuk stabil aritmia
E. Carotid massage → untuk stabil aritmia dengan QRS
sempit reguler (SVT)
NO

60
SOAL

Seorang laki-laki usia 50 tahun pingsan di tengah jalan. Telah dilakukan pertolongan pertama. Setelah
ambulans datang, dilakukan pemasangan EKG. Saat perjalanan tiba- tiba pasien apnea, nadi (-). Gambaran
EKG menunjukan tidak ada gelombang. Apa tatalaksana selanjutnya?

a. Defibrilasi 360 joule

b. Kardioversi 100 joule

c. RJP + Amodaron 300 mg bolus

d. RJP + epinefrin 1 amp

e. RJP+observasi
Jawaban:
D
A
Keywords
• Pasien pingsan sudah dalam perjalanan menggunakan ambulans
• Saat di ambulans pasien apnea, nadi (-)
• EKG: Asistol

Apa tatalaksana selanjutnya?


CARDIAC
ARREST
Klasifikasi cardiac arrest
• Shockable(Ventricular
fibrilasi, pulseless VT)
Shock →RJP + Iv line → cek nadi →
shock → RJP + Epinefrin 1 mg/1amp
→cek nadi → shock → RJP + Amiodaron
300 mg bolus
→kembali ke epinefrin
• Nonshockable(Asistol, PEA)
RJP+Iv line+ epinefrin 1mg/amp → cek
nadi →RJP aja →kembali ke epinefrin

Sumber: American Heart Association. 2015. Adult


Advanced Life Support. Journal of American
College Cardiology. Washington
, D.C., United States.
Jawaban lainnya…
A. Defibrilasi 360 joule→Untuk shockable cardiac arrest
B. Kardioversi 100 joule →untuk unstabil ventrikular
takikardi
C. RJP + Amiodaron 300 mg bolus → untuk shockable
arrest yang tidak membaik setelah pemberian
epinefrin pertama
D. RJP→benar untuk nonshocakble arrest tapi
dilakukan setelah pemberian epinefrin
NO

61
SOAL

Seorang perempuan usia 40 tahun datang ke UGD dengan keluhan tungkai kanan bawah bengkak dan nyeri
sejak 1 hari yang lalu. Pasien tergolong obesitas. Pada pemeriksaan fisik tampak tungkai kanan bawah edema,
venectasi (+), eritema dan teraba hangan. Homan sign (+). Apa terapi yang paling tepat pada pasien ini?

a. Heparin

b. Aspirin

c. Streptokinase

d. Clopidogrel

e. Alteplase
Jawaban:
A
A
Keywords
• Pasien perempuan keluhan tungkai kanan bawah bengkak
dan nyeri
• Obesitas (+)
• Pemeriksaan fisik tungka edem, eritema, venectasi
(+),homan sign (+)
DEEP VEIN
THROMBOSIS
Definisi: pembuntuan akibat
bekuan dalam vena
Patofisiologi= trias virchow
• Stasis vena
• Kerusakan endotel
• Hiperkoagubilitas
Gejala klinis
• Nyeri dan bengkak pada tungkai
• Kemerahan dan hangat pada tungkai
Tanda klinis
• Tampak edema, venectasi (+),
eritema, homan sign (+)
Penunjang
• Venografi
• D-dimer
• MRI
Tatalaksana
• Antikoagulan = LMWH (low molecular weight
heparin)
• compression elastic stocking

Sumber: Mann, Zippes, Libby. 2014. Brauwnalds Heart Disease; A


Textbook of Cardiovascular Medicine 10th Edition. Elsevier. United
States
Jawaban lainnya…
B. Aspirin→ bukan terapi DVT (antiplatelet)
C. Streptokinase→ bukan terapi DVT (trombolitik)
D. Clopidogrel→ bukan terapi DVT (antiplatelet)
E. Alteplase → bukan terapi DVT ( trombolitik)
NO

62
SOAL
Seorang laki-laki usia 55 tahun datang dengan keluhan sesak nafas yang bertambah parah sejak 1 hari lalu.
Pasien mengeluh sesak jika berjalan >100 meter. Pasien merasa lebih nyaman jika istirahat. Pemeriksaan
fisik didapatkan TD 150/100 mmhg, Nadi 120x/m RR 30x/m, suhu 37 C, JVP 5+4 cmH2o, gallop (+),
edema ekstremitas (+), ronkhi +/+. Apa diagnosis yang paling tepat?
a. NYHA I dan HF stage A
b. NYHA II dan HF stage B
c. NYHA II dan HF stage C
d. NYHA III dan HF stage C
e. NYHA IV dan HF stage D
Jawaban:
C
A
Keywords
• Pasien datang dengan keluhan sesak nafas
• Sesak jika berjalan >100 meter
• Pemeriksaan fisik nadi 120x/m, gallop(+),JVP 5+4 mmH20, edema
ekstremitas (+), ronkhi +/+

Apa diagnosis yang paling tepat?


HEART
FAILURE
Klasifikasi NYHA (fungsional)
• Class I
Tidak ada batasan aktivitas
• Class II
Sesak di picu aktivitas biasa seperti
berjalan >100 meter
• Class III
Sesak di picu aktivitas kurang dari
biasanya seperti berjalan 20-100 meter
• Clas IV
Sesak saat istirahat
Klasifikasi AHA (struktur)
• HF STAGE A
Orang dengan faktor resiko seperti ( hipertensi,
DM) tapi belum ada kerusakan jantung
• HF STAGE B
Sudah ada gangguan strukturi jantung tapi belum
ada gejala HF
• HF STAGE C
Gangguan struktur jantung disertai gejala HF
• HF STAGE D
Gagal jantung yang memerlukan inter intervensi
khusus

Sumber: Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiologi Indonesia. 2015. Pedoman Tatalaksana Gagal Jantung. Edisi: 03. Jakarta., Indonesia
Jawaban lainnya…
A. NYHA I dan HF stage A→ Belum ada gejala
B. NYHA II dan HF stage B →Nyha II sudah
bergejala tapi stage B belum ada gejala
D. NYHA III dan HF stage C → sesak dipicu aktivitas
ringan (jalan 20-100 meter)
E. NYHA IV dan HF stage D →sesak saat istirahat
NO

63
SOAL
Seorang laki-laki usia 60 tahun diantar ke UGD karena nyeri menetap pada kaki kiri sejak 5 hari yang lalu.
Awalnya nyeri hilang ketika di istirahatkan tetapi sekarang nyeri terasa menetap. Riwayat kencing manis sejka
usia 20 tahun. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan status lokalis kaki di temukan juga
luka kehitaman ukuran 2cm berbau busuk dan terasa nyeri. Apa patofisiologi yang tepat pada kasus diatas?
A. Stasis vena
B. Arteriosklerosis
C. Autoimun
D. Insufusiensi vena
E. Peripheral arterial disease
Jawaban:
B
A
Keywords
• Pasien datang dengan keluhan nyeri menetap pada kaki sejak 5 hari
• Awalnya nyeri hilang dengan istirahat
• Riwayat DM +
• Status lokalis= ditemukan luka 2 cm berwarna kehitaman, bau
busuk, nyeri

Apa patofisiologi yang tepat pada kasus diatas?


PENYAKIT ARTERI
PERIFER
• Penyakit akibat proses
atherosklerosis (Buntu karena plak)
pada arteri perifer
Stadium fontaine
•Stage I
Asimtomatik
• Stage II
Claudikasio intermiten ( nyeri saat
berjalan)
• Stage III
Nyeri saat istirahat
• Stage IV
Gangrene/ nekrosis
Pemeriksaan penunjang
• ABI (ankle brachial index)
• Doppler

Sumber: Mann, Zippes, Libby. 2014. Brauwnalds Heart Disease; A Textbook


of Cardiovascular Medicine 10th Edition. Elsevier. United States
Jawaban lainnya…
A. Stasis vena→ patofisiolgi DVT
B. Arteriosklerosis→ merupakan kekakuan pembuluh arteri
C.Autoimun→ patofisiolgi takayasu arteritis D.Peripheral
arterial disease→ merupakan diagnosis
NO

64
SOAL

Seorang laki-laki usia 50 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri dada kiri seperti tertindih beban berat
yang timbul setelah beraktivitas. Nyeri terasa selama 10 menit dan berkurang jika istirahat. Pasien
mempunyai riwayat hipertensi. Pemeriksaan fisik TD 140/90 mmHg, Nadi 80x/m, RR 20x/m Suhu 37 C.
Pemeriksaan EKG irama sinus normal. Apa jenis pemeriksaan penunjang lain yang diusulkan?

A. Enzim jantung

B. Echokardiografi

C. Treadmill test

D. Foto thoraks

E. USG jantung
Jawaban:
C
A
Keywords
• Pasien nyeri dada selama 10 menit seperti tertekan beban berat yang
timbul saat aktivitas, berkurang saat istirahat
• Riwayat HT +
• EKG= Irama normal sinus

Apa jenis pemeriksaan penunjang lain yang diusulkan?


STABLE
ANGINA
Definisi= Nyeri dada akibat demand oksige n
yang meningkat
Gejala
• Nyeri dada 5-10
menit
• Timbul saat
aktivitas
• Berkurang saat
istirahat
Pemeriksaan fisik =
normal
Pemeriksaan
Sumber: Mann, Zippes, Libby. 2014. Brauwnalds Heart Disease; A Textbook of
Cardiovascular Medicine 10 Edition. Elsevier. United States
th

penunjang
• Execrcise test/
treadmill test
• EKG = untuk
menyingkirkan
diagnosa ACS
Jawaban lainnya…
A. Enzim jantung→ untuk diagnosa ACS (nyeri dada tipikal)
B. Echokardiografi → tidak perlu, untuk melihat
struktur dan fungsi jantung
D. Foto thoraks → tidak perlu, untuk melihat
kardiomegali
E. USG jantung → sama dengan echokardiografi
NO

65
SOAL

Seorang anak usia 5 tahun diantar orang tuanya ke UGD dengan keluhan lemas dan sesak nafas. Keluhan
disertai bibir kebiruang jika menangis. Riwayat pasien lahir normal disertai bibir kebiruan. Pemeriksaan fisik
Nadi 100x/m, RR 30x/m, suhu 37 C, tampak sianosis bibir (+). Murmur ejeksi sistolik (+) pada katup
pulomonal. Apa diagnosis yang tepat?

A. Tetralogi of fallot

B. VSD

C. ASD

D. PDA

E. Mitral stenosis
Jawaban:
A
A
Keywords
• Pasien anak usai 5 tahun keluhan lemas, sesak dan kebiruan
jika menangis
• Riwayat lahir normal dengan bibir biru
• Pemeriksaan fisik sianosis (+), terdenga murmur ejeksi sistolik
pada katup pulmonal
Apa diagnosis yang tepat?
TETRALOGI OF
FALLOT
• Merupakan salah satu penyakit
jantung bawaan sianotik
• 4 kriteria
- Stenosis pulmonal
- Hipertrofi ventrikel kanan
- Overiding aorta
- VSD
Gejala dan tanda
• Sianosis
• Sesak nafas
• Pingsan
• Clubbing finger
• Murmur
Pemeriksaan penunjang
• Fotothoraks =Boot shape heart app
• EKG=Tampak RVH
• Echocardiografi
Tatalaksana
Operatif

Sumber: Mann, Zippes, Libby. 2014. Brauwnalds Heart Disease; A Textbook of


Cardiovascular Medicine 10th Edition. Elsevier. United States
Jawaban lainnya…
B.VSD→ PJB Asianotik kec sudah eissenmenger
syndrome
C.ASD → PJB Asianotik sudah eissenmenger
syndrome
D. PDA → PJB Asianotik, murmur kontinu
E.Mitral stenosis →gangguan pembukaan katup mitral,
penyebab terbanyak yaitu demam rematik
NO

66
SOAL

Seorang laki-laki usia 70 tahun di bawa ke UGD dalam keadaan tidak sadar. Saat diperiksa tidak
dapatkan adanya nadi. Setelah dilakukan EKG didapatkan hasil sebagai berikut. Tindakan yang
tepat dilakukan adalah….
A. DC Shock biphasic 360 J
B. DC Shock biphasic 120 J
C. RJP
D. DC shock monophasic 200 J
E. Inj. Ephinephrine
Jawaban:
B
A
Keyword:
• Tidak sadar
• PF: Tanpa nadi.
• EKG :

Tindakan yang tepat untuk dilakukan adalah….


Adults Cardiac Life Support
Shock Energy for Defibriliation

• Biphasic 120-200 J
• Monophasic 360 J

Sumber: EIMED PAPDI


Jawaban lainnya…
A. DC Shock biphasic → 360 J Biphasic 120-200 J
C. RJP setelah → dc shock
D. DC shock monophasic → 200 J monophasic 360 J
E. Inj. Ephinephrine → setelah dilakukan DC shock dan
RJP →
NO

67
SOAL

Seorang remaja putri berusia 21 tahun datang dengan keluhan muncul benjolan kemerahan dan nyeri
di kelopak mata kiri bawah sejak 5 hari yang lalu. Pasien juga mengeluh rasa gatal, panas, dan
kelilipan pada mata kirinya. Kelainan yang terjadi pada pasien ini adalah …
A. Blefaritis
B. Kalazion
C. Hordeolum
D. Hifema
E. Ekteropion
Jawaban:
C
A
Keyword:
• Muncul benjolan kemerahan dan nyeri di kelopak mata kiri bawah
sejak 5 hari yang lalu.
• Pasien juga mengeluh rasa gatal, panas, dan kelilipan pada mata
kirinya

Kelainan yang terjadi pada pasien ini adalah …


Kelainan pada Kelenjar Kelopak Mata
Hordeolum
Tanda radang (+) Kalazion
Tanda radang (-)

Peradangan
Interna Eksterna granulomatosa
(kelenjar (kelenjar kel. Meibom yang
meibom) zeiss-moll)
tersumbat

Sumber: Prof Sidarta Ilyas, Ilmu Penyakit Mata Edisi ke-5, hal.94
*Hordeolum interna memberikan penonjolan terutama ke daerah
konjungtiva tarsal
*Hordeolum interna biasanya berukuran lebih besar
dibanding hordeolum eksterna
Jawaban lainnya…
A. Blefaritis → radang pada tepi kelopak mata (skuama, sisik,
krusta)
B. Kalazion → tanda radang (-)
D. Hifema → akumulasi darah pada bilik mata depan
E. Ekteropion → kulit kelopak mata yang terlipat keluar
NO

68
SOAL

Seorang remaja putri datang ke dokter mengeluh penglihatannya turun mendadak dan kedua
matanya kemerahan. Pasien juga mengeluh silau bila melihat cahaya dan kedua mata sering berair.
Pasien memiliki riwayat menggunakan lensa kontak dan sering lupa melepasnya saat tidur. Hasil
pemeriksaan PCVI (+), VOD 6/20, VOS 6/40, tes fluorescein (+). Kemungkinan organisme
penyebab keluhan pasien ini adalah …
A. Herpes simpleks virus
B. Neisseria gonorrhoeae
C. Acanthamoeba sp.
D. Herpes zoster virus
E. Jamur
Jawaban:
C
A
Keyword:
• Penglihatannya turun mendadak dan kemerahan.
• Pasien juga mengeluh silau dan kedua mata berair.
• Pasien memiliki riwayat menggunakan lensa
• Hasil pemeriksaan PCVI (+), VOD 6/20, VOS 6/40
• Tes fluorescein (+)

•Kemungkinan organisme penyebab keluhan pasien ini adalah …


Keratitis Acanthamoeba
• Gejala umum keratitis
-Sakit ringan sampai berat
-Silau (fotophobia)
-Mata berair (epifora) dan kotor
-Lesi dikornea
-Penglihatan berkurang
• Keratitis Acanthamoeba memberikan rasa sakit berat
dan sering terdapat pada pemakai lensa kontak
• Disebabkan oleh mikroorganisme Acanthamoeba castellanii
and Acanthamoeba polyphaga

Sumber: Prof Sidarta Ilyas, Ilmu Penyakit Mata Edisi ke-5, hal.158
Jawaban lainnya…
A. Herpes simpleks virus → Penyebab keratitis virus.
Memberikan gambaran khas lesi dendritik.
B. Neisseria gonorrhoeae → Penyebab gonoblenore
D. Herpes zoster virus → Penyebab keratitis virus.
Memberikan gambaran khas lesi pseudodendritik.
E. Jamur → Penyebab keratitis dimmer. Kebanyakan kasus terjadi
pada petani sawah.
NO

69
SOAL

Seorang laki-laki 35 tahun datang dengan keluhan penglihatan kabur. Selain itu juga mengeluh
matanya berair, dan silau bila melihat cahaya. Hasil pemeriksaan VODS 6/40, PCVI (+), tes
fluoresein (+). Riwayat pasien sering menggunakan obat tetes mata sembarangan dan riwayat terkena
cacar air sebelumnya. Gambaran lesi khas pada pasien ini adalah...
A. Erosi kecil difus yg mencolok di daerah pupil
B. Gambaran lesi khas pseudodendritik
C. Gambaran lesi khas dendritik
D. Lesi sel epitel bulat/lonjong di daerah pupil
E. Lesi sel epitel keruh berbintik kelabu akibat keratinisasi parsial
Jawaban:
B
A
Keyword:
• Keluhan penglihatan kabur.
• Matanya berair, dan silau bila melihat cahaya.
• Hasil pemeriksaan: VODS 6/40, PCVI (+), tes fluoresein (+)
• Riwayat sering menggunakan obat tetes mata
sembarangan dan riwayat cacai air sebelumnya

Gambaran lesi khas pada pasien ini adalah...


Keratitis Epitelial

Sumber: Vaughan & Asbury, Ofthalmologi Umum, Ed 17, hal. 127-128


Jawaban lainnya…
A. Erosi kecil difus yg mencolok di daerah pupil → Keratitis
adenovirus
C. Gambaran lesi khas dendritik → Keratitis herpetik
D. Lesi sel epitel bulat/lonjong di daerah pupil → Keratitis rubella
E. Lesi sel epitel keruh berbintik kelabu akibat keratinisasi parsial
→ Keratitis defisiensi vitamin A
NO

70
SOAL

Seorang anak perempuan usia 7 tahun datang dibawa ibu nya dengan keluhan merah pada kedua
matanya. Selain itu pasien juga mengeluh gatal sejak 5 hari yang lalu. Hasil pemeriksaan didapatkan
VODS 6/6, dokter kemudian melakukan eversi kelopak mata, dan melihat daerah limbus didapatkan
gambaran seperti disamping. Terapi pada pasien ini adalah...
A. Vitamin A 1500-5000 IU/hari
B. Salep mata kloramfenikol
C. Tetes mata sodium cromolyn
D. Tetes mata artificial tears
E. Injeksi Penisilin G
Jawaban:
C
A
Keyword:
• Keluhan merah pada kedua matanya.
• Pasien juga mengeluh gatal sejak 5 hari yang lalu.
• Hasil pemeriksaan: VODS 6/6
• Eversi kelopak mata: cobblestone, limbus: horner trantas dot

Terapi pada pasien ini adalah...


KONJUNGTIVITIS VERNAL

-Sering pada anak Pemeriksaan didapatkan: Terapi:


-Mata merah saat -Giant papil/cobblestone -Topikal:
bermain/terpapar panas appearance (tipe antihistamin/mast cell
dan debu palpebra) stabilizer (natrium
-Riwayat atopi -Horner trantas dot (tipe cromolyn topikal)
limbal)

Sumber: Prof Sidarta Ilyas, Ilmu Penyakit Mata Edisi ke-5, hal. 137-138
Jawaban lainnya…
A. Vitamin A 1500-5000 IU/hari → Terapi xerophthalmia
B. Salep mata kloramfenikol → Terapi konjungtivitis
bakterial
D. Tetes mata artificial tears → Terapi dry eyes syndrome
E. Injeksi Penisilin G → Terapi Konjungtivitis gonore
NO

71
SOAL

Seorang pria 58 tahun datang ke Puskesmas mengeluhkan mata kanannya berair sejak 3 hari yang lalu.
Pasien juga mengeluh ada rasa mengganjal pada kelopak mata kanan atas. Pasien setiap hari bekerja di
kebun dan jarang menggunakan topi atau kacamata pelindung. Hasil pemeriksaan visus OD 6/6, dan
ditemukan selaput putih keabuan berbentuk segitiga menutupi sampai tepi limbus, tes sonde (-).
Diagnosis pasien ini adalah...
A. Pterigium derajat I
B. Pterigium derajat 2
C. Pterigium derajat 3
D. Pterigium derajat 4
E. Pterigium derajat 5
Jawaban:
A
A
Keyword:
• Mata kanannya berair sejak 3 hari yang lalu.
• Rasa mengganjal pada kelopak mata kanan atas.
• Setiap hari bekerja di kebun dan jarang menggunakan topi atau
kacamata pelindung
• Ditemukan selaput putih keabuan berbentuk segitiga menutupi
sampai tepi limbus
• Tes sonde (-)

Diagnosis pasien ini adalah...


Derajat Pterigium
Derajat 1 : jika pterigium hanya terbatas pada limbus kornea.

Derajat 2 : jika sudah melewati limbus kornea tetapi tidak lebih dari 2 mm melewati kornea.

Derajat 3 : sudah melebihi derajat 2 tetapi tidak melebihi pinggiran pupil mata dalam keadaan cahaya
normal (pupil dalam keadaan normal sekitar 3 – 4 mm)

Derajat 4 : pertumbuhan pterigium melewati pupil sehingga mengganggu penglihatan.

Sumber: Buku Ajar Mata, Unimus, hal.9


Jawaban lainnya
B. Pterigium derajat 2 → sudah melewati tepi limbus kornea
C. Pterigium derajat 3 → sudah melewati tepi limbus
kornea
D. Pterigium derajat 4 → sudah melewati tepi limbus kornea
E. Pterigium derajat 5 → tidak ada derajat lima
NO

72
SOAL

Seorang perempuan usia 19 tahun datang ke dokter dengan keluhan agak kabur untuk membaca jauh.
Pada pemeriksaan didapatkan hasil VOD 2/60 dikoreksi dengan S-6,00 menjadi 6/6, VOS 5/12
dikoreksi dengan S-2,75 menjadi 6/6. Bagaimana penulisan resep kacamata pada pasien yang
benar ...
A. OD S-6,00 dan OS S-2,75
B. OD S-3,00 dan OS S-2,75
C. OD S-6,00 dan OS S-3,00
D. OD S-2,75 dan OS S-2,75
E. OD S-5,75 dan OS S-2,75
Jawaban:
E
A
Keyword:
• Agak kabur untuk membaca jauh
• VOD 2/60 dikoreksi dengan S-6,00 menjadi 6/6
• VOS 5/12 dikoreksi dengan S-2,75 menjadi 6/6

Bagaimana penulisan resep kacamata pada pasien yang benar ...


Kelainan Refraksi
Miopia Hipermetropia Astigmatisme
• Rabun jauh • Rabun dekat • Kelengkungan kornea atau lensa
tidak rata
• Sumbu bola mata lebih panjang • Sumbu bola mata lebih pendek • Koreksi: lensa silinder (C+/-)
• Titik fokus jatuh di depan retina • Titik fokus jatuh di belakang retina • Jenis:
1. Astigmatisme Miopia Simplek →
C-
• Lensa terlalu cembung, • Lensa terlalu datar, akomodasi susah 2. Astigmatisme Hipermetropia
akomodasi kuat Simplek → C+
3. Astigmatisme Miopia
• Koreksi: lensa sferis (-) terkecil • Koreksi: lensa sferis (+) terbesar Kompositus → C-S-
4. Astigmatisme Hipermetropia
Kompositus → C+S+
5. Astigmatisme Miktus → C-S+
atau C+S- (C>S)

Sumber: Oftalmologi Umum, Vaughan & Asbury, Ed 17, hal.393-395


Prof Sidarta Ilyas, Ilmu Penyakit Mata Edisi ke-5, hal.77-84
Anisometropia
• Oleh karena selisih koreksi antara OD dan OS > 3,00 D maka
peresepan kacamata disesuaikan dengan kondisi anisometropia nya.

Peresepan Kacamata Pada Kondisi


Anisometropia
1. Mata yang lebih sehat di
koreksi
maksimal
2. Mata yang lebih kabur di
resepkan
dengan selisih maksimal, yaitu:
S(-): 3,00 D
S(+): 2,00 D
C(+/-): 1,50 D
Jadi,
Peresepan Kacamata Pada Kondisi Anisometropia

1. Mata yang lebih sehat di koreksi maksimal


= Pada kasus ini mata yang lebih sehat adalah OS, sehingga di koreksi maksimal
yaitu S-2,75

2. Mata yang lebih kabur di resepkan dengan selisih maksimal


= Mata sebelah nya yaitu OD di koreksi dengan batas maksimal agar selisih pada
kedua mata tidak menjadi anisometropia sehingga penglihatan bisa binokuler.
Untuk miopia yaitu 3,00 jadi S-5,75 (-2,75 tambah -3,00)
NO

73
SOAL
Seorang remaja dilarikan ke puskesmas setelah mata kiri nya terkena bahan pembersih lantai kamar
mandi saat membersihkan kamar mandi rumahnya. Penglihatan dirasakan menurun. Dokter
melakukan pemeriksaan dan didapatkan OS hiperemi konjungtiva (+), disertai nekrosis konjungtiva
(+). Tes fluoresein (+). Menurut klasifikasi Thoft, kondisi pasien tersebut termasuk ke dalam
derajat ...
A. Derajat I
B. Derajat 2
C. Derajat 3
D. Derajat 4
E. Derajat 5
Jawaban:
C
A
Keyword:
• Mata kiri terkena bahan pembersih lantai kamar mandi
• Hiperemi konjungtiva (+), disertai nekrosis konjungtiva (+).
• Tes fluoresein (+).

Menurut klasifikasi Thoft, kondisi pasien tersebut termasuk ke


dalam derajat ...
Trauma Kimia pada Mata
Trauma Traum
Basa/Alkal a
iAmonia (NH3), zat ini banyak ditemukan pada bahan pembersih rumah tangga, zat
pendingin, dan pupuk.
Asam
Sulfuric acid (H2SO4), contohnya aki mobil, bahan pembersih (industry)

NaOH, sering ditemukan pada pembersih pipa. Sulfurous acid (H2SO3), pada pengawet sayur dan buah

Potassium hydroxide (KOH), seperti caustic potash


Hydrofluoric acid (HF), ditemukan pada pembersih karat, pengilat aluminium,
penggosok kaca
Magnesium Hydroxide (Mg(OH)2) seperti pada kembang api

Acetic acid (CH3COOH), pada cuka.


Lime(Ca(OH)2), seperti pada perekat, mortar, semen dan kapur.

Hydrochloric acid (HCl) 31-38%, zat pembersih.

Sumber: Prof Sidarta Ilyas, Ilmu Penyakit Mata Edisi ke-5, hal.292
• Trauma akibat bahan kimia basa akan memberikan akibat yang sangat
gawat pada mata dibanding trauma kimia asam
• Pada trauma asam, kerusakan terjadi biasa nya hanya pada bagian
superfisial saja
• Pada trauma basa, terjadi proses persabunan serta terbentuk kolagenase
yang menambah kerusakan kolagen kornea
Menurut klasifikasi Thoft, trauma alkali
dibedakan dalam:
• Derajat 1 : hiperemi konjungtiva disertai dengan keratitis pungtata.
• Derajat 2 : hiperemi konjungtiva disertai dengan
hilangnya epitel kornea.
• Derajat 3 : hiperemi disetai dengan nekrosis konjungtiva dan
lepasnya epitel kornea.
• Derajat 4 : konjungtiva perilimal nekrosis sebanyak 50%
Jawaban lainnya…
A. Derajat I → pada kasus terdapat nekrosis konjungtiva
B. Derajat 2 → pada kasus terdapat nekrosis konjungtiva
D. Derajat 4 → tidak disebutkan nekrosis perilimal pada kasus
E. Derajat 5 → tidak ada derajat 5
NO

74
SOAL

Seorang laki-laki 50 tahun mengeluh ada benjolan pada ke dua kelopak matanya. Benjolan berwarna
kekuningan membuat pasien tidak percaya diri bila dilihat orang. Riwayat DM (-), profil lipid dalam
batas normal. Diagnosis pada pasien ini adalah...
A. Hemangioma kavernosa
B. Kalazion
C. Xantelasma
D. Hidrokistoma
E. Syringoma
Jawaban:
C
A
Keyword:
• Seorang laki-laki 50 tahun mengeluh ada benjolan pada ke dua
kelopak matanya.
• Benjolan berwarna kekuningan membuat pasien tidak percaya
diri bila dilihat orang.
• Riwayat DM (-), profil lipid dalam batas normal.

Diagnosis pada pasien ini adalah...


Tumor Jinak Palpebra
Xantelasma
• Kelainan yang umum dan terdapat pada permukaan anterior
palpebra, biasanya bilateral di dekat sudut medial mata.
• Lesi = plak-plak kuning di dalam kulit palpebra dan
sering
paling terlihat pada orang tua.
• Xantelasma merupakan endapan lipid di dalam histiosit pada
dermis palpebra.
• Walaupun bisa ditemukan pada pasien hiperlipidemia
herediter atau hiperlipidemia sekunder, kira-kira dua pertiga
pasien xantelasma memiliki kadar lipid serum normal.
• Pengobatan diindikasikan demi alasan kosmetik. Lesi dapat
dieksisi, dikauter, atau diatasi dengan bedah laser. Rekurensi
tidak jarang terjadi setelah pembuangan.
Sumber: Vaughan & Asbury, Ofthalmologi Umum, Ed. 17, hal. 85-87
Xantelasma Hemangioma kavernosa
Jawaban lainnya…
A. Hemangioma kavernosa→ salah satu jenis hemangioma yg
umumnya tidak mengalami regresi
B. Kalazion→ radang kronis granulomatosa kel. meibom
D. Hidrokistoma→ berasal dari duktus kel. Keringat
ekrin/apokrin & berisi bahan berair
E. Syringoma→ tumor jinak pada duktus kelenjar keringat
NO

75
SOAL
Seorang anak usia 5 tahun dibawa ibunya ke dokter karena sering menabrak- nabrak benda dirumah
terutama saat senja. Pasien mengeluh mata terasa kering dan gatal. Pada pemeriksaan didapatkan
gambar berikut. Tatalaksana pada pasien ini adalah …

A. Artifisial tears
B. Vitamin A 200.000 IU
C. Insisi + kuretase
D. Ekskokleasi
E. Ekstrasi korpus alienum
Jawaban:
B
A
Keyword:
• Sering menabrak-nabrak benda dirumah terutama saat senja.
• Pasien mengeluh mata terasa kering dan gatal
• Pada gambar merupakan Bitot’s spot

Tatalaksana pada pasien ini adalah …


Sumber: Deteksi dan Tatalaksana Kasus Xerophthalmia, DepKes RI, hal 14
Jawaban lainnya
A. Artifisial tears → terapi pada sindrom mata kering
C. Insisi + kuretase → terapi pada hordeolum
D. Ekskokleasi → terapi pada kalazion
E. Ekstrasi korpus alienum → terapi pada benda asing di mata
NO

76
SOAL
Wanita usia 54 tahun datang ke RS untuk melakukan pap smear. Hal ini dilakukan untuk screening
Ca Servix. Riwayat adik kandung meninggal karena Ca servix. Pemeriksaan inspekulo didapatkan
servix berdungkul-dungkul, fluor (+), darah (+). Tumor masih sebatas servix. Apakah diagnosis
pada kasus ini?
a. Ca servix stadium I
b. Ca servix stadium II A
c. Ca servix stadium II B
d. Ca servix stadium III A
e. Ca servix stadium III B
Jawaban:
A
A
Keyword:
• Wanita usia 54 tahun datang ke RS untuk melakukan
pap smear
• Riwayat adik kandung meninggal karena ca servix
• Pemeriksaan inspekulo: servix berdungkul-dungkul, fluor
(+), darah (+)
• Tumor masih sebatas servix

Apakah diagnosis pada kasus ini?


Ca Servix
Definisi Keganasan pada serviks, merupakan penyakit kanker perempuan yang menimbulkan
kematian terbanyak akibat penyakit kanker terutama di negara berkembang.
Etiologi Salah satu penyebabnya adalah karena infeksi human Papilloma Virus (hPV) yang
merangsang perubahan perilaku sel epitel serviks
Faktor risiko • HPV khususnya tipe 16,18, 31, dan 45
• Aktivitas seksual pada usia muda (< 15 tahun)
• Hubungan seksual dengan multipartner
• Menderita HIV atau mendapat penyakit/penekanan kekebalan (immunosuppressive)
yang bersamaan dengan infeksi HPV
• Perempuan perokok

Sarwono, 2011
Ca Servix
Gejala • Gejala dini: sekret vagina yang agak berlebihan dan kadang-kadang disertai dengan
bercak perdarahan
• Gejala umum: perdarahan pervaginam (pascasanggama, perdarahan di luar haid)
• Keputihan
• Gejala lanjut: keluar cairan pervaginam yang berbau busuk, nyeri panggul, nyeri
pinggang dan pinggul, sering berkemih, buang air kecil atau buang air besar yang sakit.
• Gejala penyakit yang residif: berupa nyeri pinggang, edema kaki unilateral,
dan
Diagnosis • obstruksi
Pap smearureter.
(skrining)
• Biopsi (penentuan diagnosis pasti)
• X-ray, IVP, CT-scan (metastase)
Tatalaksana • Pembedahan
• Radioterapi
• Kemoterapi

Sarwono, 2011
Ca Servix
STADIU
M

Sarwono, 2011
Jawaban lainnya…
b. Ca servix stadium II A → invasi luar uterus, tanpa invasi
ke parametrium
c. Ca servix stadium II B → invasi luar uterus dan ke
parametrium
d. Ca servix stadium III A → tumor telah meluas ke sepertiga
bawah vagina dan tidak invasi ke parametrium tidak
sampai dinding panggul
e. Ca servix stadium III B → tumor telah meluas ke dinding
panggul dan/atau menyebabkan hidronefrosis atau tidak
berfungsinya ginjal
NO

77
SOAL
Wanita usia 22 tahun G1P0A0 usia kehamilan 12 minggu datang ke Praktik Dokter Umum untuk
memeriksakan kandungannya. Pasien memiliki riwayat epilepsi dan telah menghentikan
pengobatannya sendiri karena takut nanti anaknya menjadi cacat akibat obat. Riwayat kejang selama
hamil disangkal. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 85 x/menit,
frekuensi nafas 18 x/menit, suhu 36,5oC. Kemudian dokter memberikan edukasi dan obat anti
epilepsi yang aman untuk ibu hamil. Apakah komplikasi pada kehamilan yang dapat terjadi
akibat penyakit yang diderita pasien?
a. Hipotensi
b. Bayi besar
c. Persalinan postterm
d. Persalinan preterm
e. Makrosomia
Jawaban:
D
A

Keyword:
• Wanita usia 22 tahun G1P0A0
• Usia kehamilan 12 minggu
• Riwayat epilepsi

Apakah komplikasi pada kehamilan yang dapat terjadi


akibat penyakit yang diderita pasien?
Epilepsi pada Kehamilan
Epilepsi adalah gangguan kronik otak dengan ciri timbulnya gejala-
gejala yang datang dalam serangan- serangan, berulang, yang
disebabkan oleh muatan listrik abnormal sel-sel saraf otak yang bersifat
reversibel dengan berbagai etiologi.

Kemenkes RI, 2013


Epilepsi pada Kehamilan
Kehamilan pada wanita dengan riwayat epilepsi
mempunyai kecenderungan:
• Hipertensi
• Persalinan prematur
• BBLR
• Bayi dengan kelainan bawaan
• Kematian perinatal

Kemenkes RI, 2013


Epilepsi pada Kehamilan
DIAGNOSIS TATALAKSANA
• Kejang • Saat kejang, berikan Diazepam 10 mg IV
• Riwayat kejang sebelumnya pelan
• TD normal selama 2 menit, dapat diulang setelah 10 menit.
• Protein urin normal • Guideline antiepilepsi pada kehamilan:
• Diagnosis ditegakkan dengan bantuan EEG  Lini 1: Lamotrigine
 Lini 2: Gabapentin
• Berikan asam folat 4000 mcg/hari untuk mencegah
• Hindari
efek teratogenik asam valproat →
pemberian kelainan
bawaan
• Segera rujuk ke RS

Kemenkes RI, 2013


Jawaban lainnya…
a. Hipotensi → harusnya hipertensi
b. Bayi besar → harusnya BBLR
c. Persalinan postterm → persalinan
harusnya preterm
e. Makrosomia → harusnya BBLR
NO

78
SOAL

Seorang perempuan usia 25 tahun G1P0A0, usia kehamilan telah memasuki trimester 3 dibawa ke
UGD oleh keluarganya karena akan melahirkan. Keluar cairan, lendir dan darah dari jalan lahir.
Nyeri perut terasa hingga ke punggung sejak 3 jam yang lalu. Perkiraan persalinan seminggu lagi,
namun pagi ini sudah terasa akan melahirkan. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah
120/80 mmHg, Nadi 88 x/menit, RR 20x/menit, dan suhu 36,7oC. Pemeriksaan fisik ditemukan His
4x 10’ 45”, DJJ 150 x/menit. Pemeriksaan VT didapatkan pembukaan lengkap, lendir darah (+),
ketuban (-), presentasi kepala. Dokter kemudian memimpin persalinan. Apakah diagnosis pada
pasien ini?
a. Kala IV
b. Kala III
c. Kala II
d. Kala I fase laten
e. Kala I fase aktif
Jawaban:
C
A
Keyword:
• Perempuan usia 25 tahun G1P0A0
• Keluar cairan, lendir dan darah dari jalan lahir
• Nyeri perut terasa hingga ke punggung
• Perkiraan persalinan seminggu lagi
• Pembukaan lengkap, lendir darah (+), ketuban
presentasi kepala.

Apakah diagnosis pada pasien ini?


Persalinan Normal
Fase laten: pembukaan serviks 1 hingga 3 cm, sekitar 8 jam
1 Fase aktif: pembukaan serviks 4 cm hingga sampai lengkap
(+ 10 cm), berlangsung sekitar 6 jam

Pembukaan lengkap sampai bayi lahir

KALA 2 Primigravida → 2 jam


Multigravida → 1 jam

Segera setelah bayi lahir sampai plasenta lahir lengkap,


3 sekitar 30 menit

4 Segera setelah lahirnya plasenta hingga 2 jam post-partum

Sarwono, 2008
Jawaban lainnya
a. Kala IV → segera setelah lahirnya plasenta
hingga 2 jam post-partum
b. Kala III → segerasetelah bayilahir sampai plasenta
lahir lengkap, sekitar 30 menit
d. Kala I fase laten → pembukaan serviks 1 hingga 3 cm
e. Kala I fase aktif → pembukaan serviks 4
cm hingga sampai lengkap
NO

79
SOAL

Perempuan usia 30 tahun datang ke RS untuk memeriksakan kandungannya. Ini adalah kehamilan
pertama. Berdasarkan HPHT, taksiran usia kehamilan ibu adalah
42 minggu, namun belum ada tanda-tanda akan persalinan. Dokter kemudian
menganjurkan untuk melakukan USG dan hasilnya sesuai dengan perhitungan
HPHT. Apakah diagnosis pada pasien ini?
a. Kehamilan preterm
b. Kehamilan aterm
c. Kehamilan postterm
d. Kehamilan normal
e. Kehamilan abnormal
Jawaban:
C
A
Keyword:
• Perempuan usia 30 tahun
• Berdasarkan HPHT, taksiran usia kehamilan ibu adalah
42 minggu
• Belum ada tanda-tanda akan persalinan
• USG hasilnya sesuai dengan perhitungan HPHT

Apakah diagnosis pada pasien ini?


Kehamilan Lewat Waktu
Definisi Diagnosis
Kehamilan lewat waktu (kehamilan • USG di trimester pertama (UK antara 11-14 minggu) sebaiknya
postterm) sebagai kehamilan usia ≥ 42 ditawarkan kepada semua ibu hamil untuk menentukan UK dengan tepat
minggu penuh (294 hari) terhitung sejak hari • Bila terdapat perbedaan UK lebih dari 5 hari berdasarkan HPHT dan USG,
pertama haid terakhir (HPHT) trimester pertama, waktu taksiran kelahiran harus disesuaikan
berdasarkan hasil USG
Faktor Predisposisi • Bila terdapat perbedaan UK lebih dari 10 hari berdasarkan HPHT dan
Riwayat kehamilan lewat waktu sebelumnya USG, trimester kedua, waktu taksiran kelahiran harus disesuaikan
berdasarkan hasil USG
• Ketika terdapat hasil USG trimester pertama dan kedua, UK ditentukan
berdasarkan hasil USG yang paling awal
• Jika tidak ada USG, lakukan anamnesis yang baik untuk menentukan
HPHT, waktu DJJ pertama terdeteksi, dan waktu gerakan janin pertama
dirasakan

Kemenkes RI, 2013


Kehamilan Lewat Waktu
Tatalaksana
• Rujuk ke RS
• Apabila memungkinkan, tawarkan pilihan membran sweeping antara UK 38-41 minggu setelah berdiskusi
mengenai risiko dan keuntungannya
• Tawaran induksi persalinan mulai dari UK 41 minggu
• Pemeriksaan antenatal untuk mengawasi UK 41-42 minggu sebaiknya meliputi non-stress test (NST) dan
pemeriksaan volume cairan amnion
• Bila UK telah mencapai 42 minggu, lahirkan bayi

Kemenkes RI, 2013


Jawaban lainnya…
a. Kehamilan preterm → UK < 37 minggu
b. Kehamilan aterm → UK ≥ 37 minggu dan < 42
minggu
d. Kehamilan normal → tidak tepat
e. Kehamilan abnormal → tidak tepat
NO

80
SOAL

Seorang wanita berusia 35 tahun, P3A1 datang ke RS untuk papsmear. Pasien sudah rutin pap smear
sejak 2 tahun yang lalu. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80
x/menit, frekuensi nafas 17 x/menit, suhu 36,3oC. Pada pemeriksaan inspekulo saat ini ditemukan
nodule multiple dengan diameter 3-5 mm sebanyak 4 buah di daerah endoservix, berisi cairan, warna
lebih muda dibandingkan daerah sekitarnya, dengan permukaan lebih terang dibandingkan dasarnya.
Apakah diagnosis yang tepat pada kasus ini?
a. Ca cervix
b. Servisitis
c. Kista bartholin
d. Kista gartner
e. Kista nabothi
Jawaban:
E
A
Keyword:
• Wanita berusia 35 tahun, P3A1 datang ke RS untuk papsmear
• Pemeriksaan inspekulo: nodule multiple dengan diameter 3-5 mm sebanyak
4 buah di daerah endoservix, berisi cairan, warna lebih muda dibandingkan
daerah sekitarnya, dengan permukaan lebih terang dibandingkan dasarnya

Apakah diagnosis yang tepat pada kasus ini?


Kista Bartholin
Definisi Kista berukuran relatif besar yang paling sering dijumpai. Kelenjar bartholini terletak
pada 1/3 posterior dari setiap labium mayus dan muara dari duktus sekretorius dari
kelenjar ini, berada tepat di depan (eksternal) himen pada posisi jam 4 dan 8
Etiologi • Infeksi (terutama nisereria gonore, dan kadang streptokok & stafilokok)
• Trauma → sumbatan saluran eksresi kelenjar bartholin
• Bila terjadi pascamenopause → curiga keganasan
Gambaran Bila disertai infeksi: nyeri sentuh, dispareunia dan demam
• Pada tahap supuratif: dinding kista berwarna kemerahan, tegang, dan nyeri.
klinis • Tahap eksudatif: di mana sudah terjadi ABSES, maka rasa nyeri dan ketegangan
dinding kista menjadi sedikit berkurang disertai dengan penipisan dinding di area
yang lebih putih dari sekitarnya.
Terap • Insisi dinding kista dan drainase cairan kista atau abses, yang disebut
i dengan prosedur MARSUPIALISASI.
• Berikan juga antibiotika untuk mikro-organisme yang sesuai dengan hasil
pemeriksaan apus atau kultur bakteri.

Sarwono, 2011
Kista Gartner
Definisi • Kista ini berasal dari sisa kanalis Wolfii (disebut juga Duktus Gartner) yang berjalan di
sepanjang permukaan anterior dan bagian atas vagina.
• Diameter relatif kecil (tidak ada penonjolan) hingga besar mendorong dinding vagina ke
arah tengah lumen atau malahan dapat memenuhi lumen dan mencapai introitus
vagina
Gejala klinis • Lokasi utama: bagian anterolateral puncak vagina
• Palpasi: bersifat kistik, dilapisi oleh dinding translusen tipis yang tersusun dari epitel
kuboid atau kolumner, baik dengan atau tanpa silia dan kadang-kadang tersusun dalam
beberapa lapisan (stratified)
Tatalaksana Insisi dinding anterolateral vagina dan eksisi untuk mengeluarkan kista dari sisa kanalis
Wolfii ini

Sarwono, 2011
Kista Nabothi (Kista Retensi)
Definisi • Epitel kelenjar endoserviks tersusun dari jenis kolumner tinggi yang sangat rentan
terhadap infeksi atau epidermidisasi skuamosa
• Infeksi/restrukturisasi endoserviks → metaplasia skuamosa → muara keelnjar
endoserviks akan tertutup → terbentuk kantong kista
• Ukuran: mikro hingga makro
Gambaran • Tidak menimbulkan gangguan sehingga penderita juga tidak pernah mengeluhkan
klinis sesuatu terkait dengan adanya kista ini.
• Inspekulo: kista nabothi terlihat sebagai penonjolan kistik di area endoserviks
dengan batas yang relatif tegas dan berwarna lebih muda dari jaringan di
sekitarnya
• Pembuluh darah di mukosa endoserviks (di atas kista) meniadi terlihat lebih
nyata karena pembuluh darah berwarna merah menjadi kontras di atas dasar
yang berwarna putih kekuningan
• Yang berada pada pars vaginalis endoserviks menunjukkan adanya epitel kolumner
yang ektopik dan kemudian mengalami metaplasia skuamosa
Tatalaksan Tidak diperlukan terapi khusus untuk kista Nabothi
a

Sarwono, 2011
Polip Serviks
Definisi Lesi atau tumor padat serviks yang paling sering dijumpai. Tumor ini merupakan
penjuluran dari bagian endoserviks atau intramukosal serviks dengan variasi eksternal
atau regio vaginal serviks.
Gambaran klinis • Polip serviks bervariasi dari tunggal hingga multipel, berwarna merah terang, rapuh,
dan strukturnya menyerupai spons
• Penjuluran berwarna merah terang yang teriepit atau keluar dari ostium serviks
• Panjang tangkai polip juga bervariasi dari ukuran di bawah 1 cm (protrusi melalui
ostium serviks) hingga mencapai beberapa sentimeter sehingga memungkinkan ujung
distal polip mencapai atau keluar dari introitus vagina
• Bila polip serviks berasal dari ektoserviks maka warna polip menjadi lebih pucat dan
strukturnya lebih kenyal dari polip endoserviks
• Tidak jarang, ujung polip mengalami nekrotik atau ulserasi sehingga
menimbuikan
dapat perdarahan terutama sekali pascasanggama
• Bertangkai, dengan panjang tangkai < 1 cm hingga beberapa cm

Sarwono, 2011
Polip Serviks
Histopatologi • Sama dengan jaringan asalnya, permukaan polip tersusun dari selapis epitel kolumner
yang tinggi (seperti halnya endoserviks), epitel kelenjar serviks, dan stroma jaringan
ikat longgar yang diinfiltrasi oleh sel bulat dan edema
• Epitel endoserviks pada polip seringkali mengalami metaplasia skuamosa dan serbukan
sel radang sehingga menyerupai degenerasi ganas
Tatalaksana • Ekstirpasi

Sarwono, 2011
Jawaban lainnya…
a. Ca cervix → keganasan pada servix
b. Servisitis → infeksi pada servix
c. Kista bartholin → terletak pada 1/3 posterior dari setiap labium
mayus dan muara dari duktus sekretorius dari kelenjar ini, berada
tepat di depan (eksternal) himen pada posisi jam 4 dan 8
d. Kista gartner → kista yang berlokasi di bagian anterolateral puncak
vagina
NO

81
SOAL

Perempuan 30 tahun datang ke Praktik Dokter Umum karena post berhubungan dengan suaminya 3
hari yang lalu. Pasien sedang menggunakan kontrasepsi suntikan 1 bulan, pasien lupa suntik sudah 7
hari ini. Pasien tidak ingin hamil. Apakah tatalaksana yang tepat untuk pasien ini?

a. 0,05 mg etinil-estradiol + 0,25 mg levo-norgestrel

b. 0,03 mg etinil-estradiol + 0,25 mg levo-norgestrel

c. 0,05 mg etinil-estradiol + 0,15 mg levo-norgestrel

d. 0,5 mg etinil-estradiol

e. 15 mg levo-norgestrel
Jawaban:
A
A
Keyword:
• Perempuan 30 tahun, post berhubungan dengan
suaminya 3 hari yang lalu
• Sedang menggunakan kontrasepsi suntikan 1 bulan, lupa suntik sudah
7 hari ini
• Pasien tidak ingin hamil

Apakah tatalaksana yang tepat untuk pasien ini?


Kontrasepsi Darurat
•Kontrasepsi yang digunakan untuk mencegah kehamilan setelah senggama tanpa
pelindung atau tanpa pemakaian kontrasepsi yang tepat dan konsisten sebelumnya.

•Indikasi penggunaan:
1. Perkosaan
2. Senggama tanpa menggunakan kontrasepsi
3. Pemakaian kontrasepsi tidak benar atau tidak konsisten:
• Kondom bocor, lepas atau salah digunakan
• Diafragma pecah, robek, atau diangkat terlalu cepat
• Senggama terputus gagal ilakukan sehingga ejakulasi terjadi di vagina atau genetalia eksterna
• Salah hitung masa subur
• AKDR ekspulsi
• Lupa minum pil KB lebih dari 2 tablet
• Terlambat suntik progestin lebih dari 2 minggu atau terlambat suntik kombinasi lebih dari 7 hari

Kemenkes RI, 2013


Kontrasepsi Darurat
Cara Komposisi Merk Dagang Dosis Waktu Pemberian
AKDR-Cu - Cooper T 1 x pemasangan Dalam waktu 5 hari
Multiload pascasenggama
Nova T
Pil kombinasi 0,05 mg etinil-estradiol Microgynon 50 2 x 2 tablet Dalam waktu 3 hari
dosis tinggi + Ovral pascasenggama, dosis
0,25 mg evo-norgestrel Neogynon kedua 12 jam kemudian
Norgiol
Eugynon
Pil Kombinasi dosis 0,03 mg etinil-estradiol Microgynon 30 2 x 4 tablet Dalam waktu 3 hari
rendah + Mikrodiol pascasenggama, dosis
0,15 mg levo-norgestrel Nordette kedua 12 jam kemudian

Progestin 1,5 mg levo-norgestrel Postinor 2 x 1 tablet Dalam waktu 3 hari


pascasenggama, dosis
kedua 12 jam kemudian

Kemenkes RI, 2013


NO

82
SOAL
Perempuan 25 tahun G1P1A0 usia kehamilan 39 minggu datang ke UGD Puskesmas karena keluar
cairan dari jalan lahir sejak 6 jam yang lalu. Cairan berwarna keruh. Keluhan disertai dengan
demam. Riwayat infeksi genetalia sebelumnya disangkal. Pemeriksaan vital sign didapatkan tekanan
darah 120/70 mmHg, denyut nadi 105 x/menit, frekuensi nafas 20 x/menit dan suhu 39,0°C.
Pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan fundus uteri, TFU 2 jari dibawah xyphoid, letak kepala, his
3x/10’/30”, DJJ 162x/menit. Pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan servix 8 cm, ketuban (-),
darah (+). Apakah tatalaksana yang tepat pada kasus ini?
a. Pimpin persalinan
b. Drip oksitosin
c. Drip oksitosin + Prostaglandin
d. SC
e. Rujuk
Jawaban:
E
A
Keyword:
• Perempuan 25 tahun G1P1A0 usia kehamilan 39 minggu datang ke
UGD Puskesmas
• Keluar cairan dari jalan lahir sejak 6 jam yang lalu, cairan berwarna keruh
• Demam, suhu 39,0°C
• Nyeri tekan fundus uteri, TFU 2 jari dibawah xyphoid, letak kepala, his
3x/10’/30”, DJJ 162x/menit
• Pembukaan servix 8 cm, ketuban (-), darah (+)

Apakah tatalaksana yang tepat pada kasus ini?


Korioamnionitis
Definisi Infeksi pada korion dan amnion
Faktor Predisposisi • Persalinan prematur
• Persalinan lama
• Ketuban pecah lama
• Pemeriksaan dalam yang dilakukan berulang-ulang
• Adanya bakteri patogen pada traktus genitalia (IMS, BV)
• Alkohol
• Merokok

Diagnosis Diagnosis klinis yang ditegakkan bila ditemukan demam > 38oC dengan 2 atau lebih
tanda berikut ini:
• Leukositosis > 15000 sel/mm3
• DJJ > 160 x/menit
• Nadi ibu > 100 x/menit
• Nyeri tekan fundus saat tidak berkontraksi
• Cairan amnion berbau

Kemenkes RI, 2013


Korioamnionitis
Tatalaksana
Tatalaksana umum Tatalaksana khusus
• Rujuk ke RS • Jika terdapat metritis (demam, cairan
• Beri ABkombinasi: ampisilin 2 g IV tiap 6 jam vagina bau), berikan AB
ditambah Gentamisin 5 mg/kgbb IV setiap 24 jam • Jika bayi mengalami sepsis, lakukan
• Terminasi kehamilan, nilai servix untuk menentukan kultur darah dan beri AB sesuai selama
cara persalinan: 7-10 hari
oJikaservix matang → lakukan induksi persalinan
dengan oksitosin
oJika servix belum matang → matangkan dengan prostaglandin
dan infus oksitosin atau SC
• Jika persalinan dilakukan pervaginam, hentikan AB setelah
persalinan, jika dengan SC, lanjutkan AB dan tambahkan
metronidazol 500 mg IV tiap 8 jam sampai bebas demam selama
48 jam

Kemenkes RI, 2013


Jawaban lainnya…
a. Pimpin persalinan → tidak tepat, pasien
masih pembukaan 8 cm
b. Drip oksitosin → tidak tepat
c. Drip oksitosin + Prostaglandin → tidak tepat
d. SC → tidak tepat
NO

83
SOAL

Perempuan 30 tahun G2P1A0 usia kehamilan 38 minggu datang ke UGD RS karena nyeri perut seperti akan
melahirkan. Riwayat persalinan pertama spontan pervaginam di RS, letak sunsang, BBL 3200 gram.
Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 120/70 mmHg, denyut nadi 80 x/menit, frekuensi nafas 17
x/menit dan suhu 36,5°C. Pemeriksaan abdomen didapatkan leopold I teraba bagian lunak, leopold 2 teraba
bagian panjang sebelah kiri ibu, leopold 3 teraba keras, balllotement (+), leopold 4 janin sudah masuk PAP.
Pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan servix 4 cm, ketuban (-), teraba fontanella anterior dan orbita.
Apakah tatalaksana yang tepat pada pasien ini?
a. Spontan pervaginam
b. Ekstraksi forceps
c. Vacum
d. Knee-chest position
e. SC
Jawaban:
E
A
Keyword:
• Perempuan 30 tahun G2P1A0 usia kehamilan 38 minggu datang ke UGD RS, nyeri
perut seperti akan melahirkan
• Riwayat persalinan pertama spontan pervaginam di RS, letak sunsang, BBL 3200
gram
• Riwayat persalinan pertama spontan pervaginam di RS, letak sunsang, BBL 3200
gram
• Leopold I teraba bagian lunak, leopold 2 teraba bagian panjang sebelah kiri ibu,
leopold 3 teraba keras, balllotement (+), leopold 4 janin sudah masuk PAP
• Pembukaan servix 4 cm, ketuban (-), teraba fontanella anterior dan orbita

Apakah tatalaksana yang tepat pada pasien ini?


Malpresentasi
Meliputi semua presentasi selain verteks, seperti: Faktor predisposisi
• Presentasi dahi • Wanita multipara
• Presentasi muka • Kehamilan multiple (gemeli)
• Presentasi majemuk • Polihidramnion/oligohidramnion
• Presentasi Sunsang • Plasenta previa
• Letak Lintang • Kelainan bentuk uterus atau terdapat massa
(misal: miometrium)
• Partus preterm

Kemenkes RI, 2013; Sarwono, 2008


Presentasi Dahi
Diagnosis
• Pemeriksaan abdominal: kepala janin lebih separuhnya di atas pelvis,
denyut jantung janin sepihak dengan bagian kecil
• Pemeriksaan vaginal: oksiput lebih tinggi dari sinsiput, teraba
fontanella anterior dan orbita, bagian kepala masuk pintu atas
panggul (PAP) adalah antara tulang orbita dan daerah ubun-ubun
besar. Ini adalah diameter yang paling besar, sehingga sulit lahir
pervaginam

Tatalaksana
• SC bila janin hidup
• Bila janin mati, lakukan kraniotomi bila memungkinkan
atau SC bila syarat dan sarana kraniotomi tidak terpenuhi

Kemenkes RI, 2013; Sarwono, 2008


Presentasi Muka
Diagnosis
• Pemeriksaan abdominal: lekukan akan teraba antara daerah oksiput
dan punggung (sudut Fabre), DJJ sepihak dengan bagian kecil janin
• Pemeriksaan vaginal: muka dengan mudah teraba, teraba mulut dan
bagian rahang mudah diraba, tulang pipi, tulang orbita, kepala janin
dalam keadaan defleksi maksimal
• Cara membedakan mulut dan anus: anus merupakan garis lurus
dengan tuber ischii; mulut merupakan segitiga dengan prominen
molar

Kemenkes RI, 2013; Sarwono, 2008


Presentasi Muka
Tatalaksana
• Posisi dagu anterior
o Pembukaan lengkap
 Lahirkan dengan persalinan spontan pervaginam
 Bila penurunan kurang lancar, lakukan ekstraksi forcep
o Pembukaan belum lengkap
 Bila tidak ada kemajuan pembukaan dan penurunan, lakukan SC
• Posisi dagu posterior
o Pembukaan lengkap
 Lahirkan bayi dengan SC
o Pembukaan belum lengkap
 Bila tidak ada kemajuan pembukaan dan penurunan, lakukan SC
 Jika janin mati, lakukan kraniotomi atau SC

Kemenkes RI, 2013; Sarwono, 2008


Presentasi Majemuk
Diagnosis Tatalaksana
• Prolaps Tatalaksana umum
ekstremitas • Persalinan spontan hanya bisa terjadi jika janin
bersamaan sangat kecil/mati dan maserasi
dengan bagian
terendah janin Tatalaksana khusus
(kepala/bokong) • Coba reposisi: Ibu diletakkan posisi
trendelenburg (knee-chest position). Dorong
dalam
tangan ke atas luar dari simfisis pubis dan
pertahankan di sana sampai timbul
kontraksi
sehingga kepala turun ke rongga panggul
• Lanjutkan penatalaksanaan persalinan normal
• Jika prosedur gagal/terjadi prolaps tali
pusat,
lakukan SC
Kemenkes RI, 2013; Sarwono, 2008
Presentasi Sunsang (bokong)
Diagnosis Klasifikasi
• Gerakan janin teraba di bagian bawah abdomen • Presentasi bokong sempurna (complete breech)
• Pemeriksaan abdominal: kepala terletak di bagian • Presentasi bokong murni (frank breech)
atas, bokong pada daerah pelvis, auskultasi • Presentasi kaki (footling)
menunjukkan DJJ lokasinya lebih tinggi
• Pemeriksaan vaginal: teraba bokong atau kaki,
sering disertai adanya mekonium

Kemenkes RI, 2013; Sarwono, 2008


Presentasi Sunsang (bokong)
Tatalaksana
• SC lebih aman dan Pervaginam hanya bila:
lebih• direkomendasikan pada:  Persalinan sudah sedemikian
 Presentasi bokong pada maju
primigravida
 dan
Bayi
pembukaan lengkap
preterm yang
 Double footling breech kemungkinan hidup kecil
 Pelvis kecil atau malformasi  Bayi kedua pada kehamilan kembar
 Janin sangat besar
 Bekas SC dengan indikasi CPD • Pervaginam aman pada:
 Kepala yang atau  Pelvis adekuat
hiperekstensi
defleksi  Presentasi bokong sempurna/murni
 Kepala fleksi
 Tidak ada riw. SC karena CPD
 Janin tidak terlalu besar

Kemenkes RI, 2013; Sarwono, 2008


Letak Lintang
Diagnosis Tatalaksana
• Pemeriksaan abdomen: sumbu panjang janin • Lakukan versi luar bila permulaan inpartu
teraba melintang, tidak teraba bagian pada pelvis dan ketuban intak
inlet sehingga terasa kosong • Bila KI versi luar, lakukan SC
• Pemeriksaan vaginal: sebelum inpartu tidak ada • Lakukan pengawasan adanya prolaps tali pusat
bagian terendah yang teraba di pelvis, sedangkan • Dapat terjadi ruptur uteri bila ibu tidak diawasi
saat inpartu yang teraba adalah bahu, siku atau
tangan

Kemenkes RI, 2013; Sarwono, 2008


Jawaban lainnya…
a. Spontan pervaginam → tidak tepat
b. Ekstraksi forceps → tatalaksana presentasi muka, dagu
posterior, dengan penurunan kurang lancar

c. Vacum → tidak tepat


d. Knee-chest → tatalaksana presentasi
position
majemuk
NO

84
SOAL

Seorang wanita berusia 39 tahun datang ke RS dengan keluhan terdapat benjolan di perut bagian
bawah sejak 4 bulan yang lalu. Keluhan disertai dengan menstruasi yang tidak teratur, darah banyak,
dan kadang terasa nyeri. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan ginekologis
didapatkan uterus berukuran sebesar kehamilan 8 minggu, konsistensi padat, kenyal, dan berbatas
tegas. Apakah jaringan yang berperan pada penyakit ini?
a. Otot polos
b. Kelenjar endoservix
c. Kelenjar ektoservix
d. Kelenjar bartholin
e. Sisa kanalis wolfii
Jawaban:
A
A
Keyword:
• Wanita berusia 39 tahun datang ke RS
• Terdapat benjolan di perut bagian bawah sejak 4 bulan yang lalu

• Menstruasi yang tidak teratur, darah banyak, dan kadang


terasa nyeri
• Pemeriksaan ginekologis: uterus berukuran sebesar kehamilan
8 minggu, konsistensi padat, kenyal, dan berbatas tegas

Apakah jaringan yang berperan pada penyakit ini?


Mioma Uteri
Definisi • Tumor jinak yang struktur utamanya adalah otot polos rahim.
• Ukuran rerata tumor ini adalah 15 cm, tetapi cukup banyak
yang melaporkan kasus mioma uteri dengan berat mencapai 45 kg (100
lbs).
Gejala klinis • Gejala yang mungkin ditimbulkan sangat bervariasi tergantung lokasi,
seperti metroragia, nyeri, menoragia, efek penekanan hingga infertilitas.
• Setelah di enukleasi: Mioma berwarna lebih pucat, relatif bulat, kenyal,
berdinding licin, dan apabila dibelah bagian dalamnya akan menonjol keluar
sehingga mengesankan bahwa permukaan luarnya adalah kapsul.
Klasifikasi Mioma uteri berasal dari miometrium dan klasifikasinya dibuat berdasarkan
lokasinya.
• Mioma submukosa menempati lapisan di bawah endometrium dan
menonjol ke dalam (kavum uteri). Bisa bertangkai → risiko torsi dan
nekrosis (infeksi).
• Mioma intramural atau insterstisial adalah mioma yang berkembang di
antara miometrium.
• Mioma subserosa adalah mioma yang tumbuh di bawah lapisan serosa
uterus dan dapat bertumbuh ke arah luar dan juga bertangkai.

Sarwono, 2011
Mioma Uteri
Tatalaksana Terapi harus memperhatikan usia, paritas, kehamilan, konservasi fungsi
reproduksi, keadaan umum, dan gejala yang ditimbulkan.
• Bila kondisi sangat buruk → perbaikan KU yang diperlukan termasuk
nutrisi,
suplementasi zat esensial, ataupun transfusi.
• Pada keadaan gawat darurat akibat infeksi atau gejala abdominal akut → tindakan
bedah gawat darurat untuk menyelamatkan penderita.
• Pilihan prosedur bedah terkait dengan mioma uteri adalah MIOMEKTOMI
atau HISTEREKTOMI.

Sarwono, 2011
Jawaban lainnya…
b. Kelenjar endoservix → polip servix; kista nabothi
c. Kelenjar ektoservix → polip servix
d. Kelenjar bartholin → kista atau abses bartholin
e. Sisa kanalis wolfii → kista gartner
NO

85
SOAL
Perempuan usia 20 tahun G1P0A0 usia kehamilan 36 minggu dibawa ke UGD RS karena nyeri perut
sejak 3 jam yang lalu. Nyeri perut terasa tembus sampai ke punggung. Riwayat keluar cairan sejak 1
jam yang lalu disertai sedikit darah. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 96 x/menit, frekuensi nafas 20 x/menit, suhu 36,3oC. Pemeriksaan leopold didapatkan
letak kepala, his 4x 10’ 35”, DJJ 145x/menit. Pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan lengkap.
Dokter langsung memimpin persalinan. Apakah diagnosis yang tepat pada kasus ini?
a. Ketuban pecah dini
b. Persalinan preterm
c. Persalinan aterm
d. Persalinan postterm
e. Persalinan normal
Jawaban:
B
A
Keyword:
• Perempuan usia 20 tahun G1P0A0 usia kehamilan 36
minggu dibawa ke UGD RS
• Nyeri perut sejak 3 jam yang lalu
• Riwayat keluar cairan sejak 1 jam yang lalu disertai
sedikit darah
• Letak kepala, his 4x 10’ 35”, DJJ 145x/menit
• Pembukaan lengkap

Apakah diagnosis yang tepat pada kasus ini?


Persalinan Preterm
Definisi
Persalinan yang terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu
Faktor Predisposisi Diagnosis
• Usia ibu < 18 tahun atau > 40 tahun • Usia kehamilan < 37 minggu
• Hipertensi • Terjadi kontraksi 4 kali dalam 20 menit atau 8 kali
• Perkembangan janin terhambat dalam 60 menit diikuti dengan perubahan serviks
• Plasenta previa yang progresif
• Ketuban pecah dini • Pembukaan serviks > 2 cm
• Infeksi intrauterine
• Bakterial vaginosis
• Serviks inkompeten
• Kehamilan ganda
• Penyakit periodontal
• Riwayat persalinan preterm sebelumnya
• Kurang gizi
• Merokok

Kemenkes RI, 2013


Persalinan Preterm
Tatalaksana
Konservatif , dengan tokolitik, kortikosteroid, Dengan syarat:
dan antibiotika • UK antara 24-34 minggu
• Dilatasi servix < 3 cm
• Tidak ada korioamnionitis (infeksi intrauterin), preeklamsia,
atau perdarahan aktif
• Tidak ada gawat janin

Persalinan pervaginam atau perabdominal Disesuaikan dengan kondisi kehamilan:


• UK < 24 dan > 34 minggu
• Pembukaan > 3 cm
• Ada tanda korioamnionitis (infeksi intrauterin), preeklamsia,
atau perdarahan aktif
• Ada gawat janin
• Janin meninggal atau adanya kelainan kongenital
yang
kemungkinan hidupnya kecil
Kemenkes RI, 2013
Persalinan Preterm
Tatalaksan
a
Tokolitik Kortikosteroid Antibiotika
• Nifedipin 3 x 10 mg, atau Untuk pematangan paru janin Sebagai profilaksis, diberikan sampai
• Terbutalin sulfat 1000 ug dalam • Deksametason 6 mg IM setiap 12 jam bayi lahir
500 cc NaCl 0,9%, awal 10 tpm sebanyak 4 kali, atau • Ampisilin 2 g IV setiap 6 jam, atau
kemudian naikkan 5 tpm tiap 15 • Betametason 12 mg IM setiap 24 jam • Penisilin G 2 juta unit IV setiap 6
menit hingga kontraksi hilang, atau sebanyak 2 kali jam, atau
• Salbutamol dosis awal 10 mg IV • Klindamisisn 3 x 300 mg PO (jika
dalam 1000 cc NaCL 10 tpm, jika alergi penisilin)
kontraksi masih ada, naikkan • Jika persalinan preterm +
kecepatan 10 tpm setiap 30 menit KPD,
berikan eritrimisin 4 x 400 mg PO
hingga kontraksi berhenti atau nadi
> 120 x/menit kemudian dosis
dipertahankan hingga 12 jam
setelah kontraksi hilang

Kemenkes RI, 2013


Jawaban lainnya…
a. Ketuban pecah dini → keadaan pecahnya selaput ketuban
sebelum persalinan atau dimulainya tanda inpartu
c. Persalinan aterm → persalinan usia kehamilan ≥
37 dan < 42 minggu
d. Persalinan postterm → persalinan usia kehamilan
≥ 42 minggu
e. Persalinan normal → tidak tepat
NO

86
SOAL

Seorang wanita berusia 39 tahun, G2P1A0, usia kehamilan 38 minggu datang ke UGD RS diantar
suaminya dengan keluhan perdarahan jalan lahir sejak 2 jam yang lalu. Nyeri perut disangkal.
Riwayat kelahiran sebelumnya normal ditolong bidan. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan
darah 120/70 mmHg, nadi 90 x/menit, frekuensi nafas 18 x/menit, suhu 36,5oC. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan TFU 3 cm di bawah processus xyphoideus. Letak janin lintang, kepala di kiri ibu.
Pemeriksaan inspekulo diperoleh portio normal, vagina normal. Tampak fluksus di

orificium uteri eksterna. Di bawah ini, yang merupakan faktor predisposisi


terjadinya kasus di atas adalah…
a. Usia ibu
b. Multiparitas
c. Riwayat SC
d. Hipertensi
e. Hidramnion
Jawaban:
A
A
Keyword:
• Wanita berusia 39 tahun, G2P1A0, usia kehamilan 38 minggu
• Perdarahan jalan lahir sejak 2 jam yang lalu, nyeri
perut disangkal
• TFU 3 cm di bawah processus xyphoideus, letak janin lintang,
kepala di kiri ibu
• Pemeriksaan inspekulo: portio normal, vagina normal, tampak fluksus di
orificium uteri eksterna.

Yang merupakan faktor predisposisi terjadinya kasus di atas


adalah…
Plasenta Previa
Plasenta Previa adalah plasenta yang berimplantasi di atas atau
mendekati ostium servix interna.

Klasifikasi Plasenta Previa


1. Plasenta previa totalis: ostium internal ditutupi seluruhnya
plasenta
oleh

2. Plasenta previa parsialis: ostium internal ditutupi sebagian


oleh plasenta
3. Plasenta previa marginalis: tepi plasenta di tepi ostium internal
4. bawah
Plasenta uterusprevia letak rendah:
sehingga plasenta terletak
tepi plasenta berimplantasi di
dekat dengan
ostium
segmen

Kemenkes RI, 2013


Plasenta Previa
Faktor Predisposisi Diagnosis
 Kehamilan dengan ibu usia lanjut  Perdarahan tanpa nyeri, usia kehamilan > 22 minggu
 Multiparitas  Darah segar yang keluar sesuai dengan beratnya anemia
 Riwayat SC sebelumnya  Syok
 Tidak ada kontraksi uterus
 Bagian terendah janin tidak masuk pintu atas panggul
 Kondisi janin normal atau terjadi gawat janin
 Penegakkan diagnosis dibantu dengan USG

Kemenkes RI, 2013


Plasenta Previa
Tatalaksana
1. Perbaiki kekurangan cairan/darah dengan infus Syarat Konservatif:
cairan IV NaCl 0,9% atau RL 1. Kehamilan dengan perdarahan sedikit
2. Lakukan penilaian jumlah perdarahan preterm
yang kemudian berhenti dengan atau
3. Jika perdarahan banyak dan pengobatan
tanpa tokolitik
persiapkan SC tanpa memperhitungkan usia
berlangsung, 2. Belum ada tanda inpartu
kehamilan 3. Keadaan umum ibu cukup baik (kadar Hb dbn)
4. Jika perdarahan sedikit dan berhenti, dan janin 4. Janin masih hidup dan kondisi janin baik
hidup tetapi prematur, pertimbangkan
untuk konservatif
Note: TIDAK dianjurkan melakukan PEMERIKSAAN
DALAM sebelum tersedia kesiapan untuk SC.
Pemeriksaan
inspekulo dilakukan secara hati-hati, untuk
menentukan sumber perdarahan.
Kemenkes RI, 2013
Jawaban lainnya…
b. Multiparitas → merupakan faktor predisposisi plasenta
previa, namun tidak sesuai dengan kasus, pasien G2P1A0
c. Riwayat SC → merupakan faktor predisposisi plasenta
previa, namun tidak sesuai dengan kasus, pasien riwayat
persalinan sebelumnya normal ditolong bidan

d. Hipertensi
Bukan faktor predisposisi plasenta previa
e. Hidramnion
NO

87
SOAL

Seorang wanita usia 35 tahun datang ke RS, ingin melakukan pemeriksaan screening Ca servix.
Riwayat keluarga menderita Ca servix. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 120/80
mmHg, denyut nadi 82 x/menit, frekuensi nafas 16 x/menit, suhu 36,5oC. Pada pemeriksaan
inspekulo ditemukan benjolan di sekitar ostium uteri, ukuran ± 1 cm, berwarna merah terang,
bentukan mirip spons dan bertangkai. Apakah diagnosis yang paling tepat?
a. Kista bartholin
b. Kista gartner
c. Kista nabothi
d. Polip servix
e. Ca servix
Jawaban:
D
A
Keyword:
• Seorang wanita usia 35 tahun datang ke RS, screening ca servix
• Riwayat keluarga menderita Ca servix
• Pemeriksaan inspekulo: ditemukan benjolan di sekitar ostium uteri,
ukuran ± 1 cm, berwarna merah terang, bentukan mirip spons dan
bertangkai

Apakah diagnosis yang paling tepat?


Kista Bartholin
Definisi Kista berukuran relatif besar yang paling sering dijumpai. Kelenjar bartholini terletak
pada 1/3 posterior dari setiap labium mayus dan muara dari duktus sekretorius dari
kelenjar ini, berada tepat di depan (eksternal) himen pada posisi jam 4 dan 8
Etiologi • Infeksi (terutama nisereria gonore, dan kadang streptokok & stafilokok)
• Trauma → sumbatan saluran eksresi kelenjar bartholin
• Bila terjadi pascamenopause → curiga keganasan
Gambaran Bila disertai infeksi: nyeri sentuh, dispareunia dan demam
• Pada tahap supuratif: dinding kista berwarna kemerahan, tegang, dan nyeri.
klinis • Tahap eksudatif: di mana sudah terjadi ABSES, maka rasa nyeri dan ketegangan
dinding kista menjadi sedikit berkurang disertai dengan penipisan dinding di area
yang lebih putih dari sekitarnya.
Terap • Insisi dinding kista dan drainase cairan kista atau abses, yang disebut
i dengan prosedur MARSUPIALISASI.
• Berikan juga antibiotika untuk mikro-organisme yang sesuai dengan hasil
pemeriksaan apus atau kultur bakteri.

Sarwono, 2011
Kista Gartner
Definisi • Kista ini berasal dari sisa kanalis Wolfii (disebut juga Duktus Gartner) yang berjalan di
sepanjang permukaan anterior dan bagian atas vagina.
• Diameter relatif kecil (tidak ada penonjolan) hingga besar mendorong dinding vagina ke
arah tengah lumen atau malahan dapat memenuhi lumen dan mencapai introitus
vagina
Gejala klinis • Lokasi utama: bagian anterolateral puncak vagina
• Palpasi: bersifat kistik, dilapisi oleh dinding translusen tipis yang tersusun dari epitel
kuboid atau kolumner, baik dengan atau tanpa silia dan kadang-kadang tersusun dalam
beberapa lapisan (stratified)
Tatalaksana Insisi dinding anterolateral vagina dan eksisi untuk mengeluarkan kista dari sisa kanalis
Wolfii ini

Sarwono, 2011
Kista Nabothi (Kista Retensi)
Definisi • Epitel kelenjar endoserviks tersusun dari jenis kolumner tinggi yang sangat rentan
terhadap infeksi atau epidermidisasi skuamosa
• Infeksi/restrukturisasi endoserviks → metaplasia skuamosa → muara keelnjar
endoserviks akan tertutup → terbentuk kantong kista
• Ukuran: mikro hingga makro
Gambaran • Tidak menimbulkan gangguan sehingga penderita juga tidak pernah mengeluhkan
klinis sesuatu terkait dengan adanya kista ini.
• Inspekulo: kista nabothi terlihat sebagai penonjolan kistik di area endoserviks
dengan batas yang relatif tegas dan berwarna lebih muda dari jaringan di
sekitarnya
• Pembuluh darah di mukosa endoserviks (di atas kista) meniadi terlihat lebih nyata
karena pembuluh darah berwarna merah menjadi kontras di atas dasar yang
berwarna putih kekuningan
• Yang berada pada pars vaginalis endoserviks menunjukkan adanya epitel kolumner
yang ektopik dan kemudian mengalami metaplasia skuamosa
Tatalaksan Tidak diperlukan terapi khusus untuk kista Nabothi
a

Sarwono, 2011
Polip Serviks
Definisi Lesi atau tumor padat serviks yang paling sering dijumpai. Tumor ini merupakan
penjuluran dari bagian endoserviks atau intramukosal serviks dengan variasi eksternal
atau regio vaginal serviks.
Gambaran klinis • Polip serviks bervariasi dari tunggal hingga multipel, berwarna merah terang, rapuh,
dan strukturnya menyerupai spons
• Penjuluran berwarna merah terang yang teriepit atau keluar dari ostium serviks
• Panjang tangkai polip juga bervariasi dari ukuran di bawah 1 cm (protrusi melalui
ostium serviks) hingga mencapai beberapa sentimeter sehingga memungkinkan ujung
distal polip mencapai atau keluar dari introitus vagina
• Bila polip serviks berasal dari ektoserviks maka warna polip menjadi lebih pucat dan
strukturnya lebih kenyal dari polip endoserviks
• Tidak jarang, ujung polip mengalami nekrotik atau ulserasi sehingga
menimbuikan
dapat perdarahan terutama sekali pascasanggama
• Bertangkai, dengan panjang tangkai < 1 cm hingga beberapa cm

Sarwono, 2011
Polip Serviks
Histopatologi • Sama dengan jaringan asalnya, permukaan polip tersusun dari selapis epitel kolumner
yang tinggi (seperti halnya endoserviks), epitel kelenjar serviks, dan stroma jaringan
ikat longgar yang diinfiltrasi oleh sel bulat dan edema
• Epitel endoserviks pada polip seringkali mengalami metaplasia skuamosa dan serbukan
sel radang sehingga menyerupai degenerasi ganas
Tatalaksana • Ekstirpasi

Sarwono, 2011
Jawaban lainnya…
a. Kista bartholin → terletak pada 1/3 posterior dari setiap
labium mayus dan muara dari duktus sekretorius dari
kelenjar ini, berada tepat di depan (eksternal) himen pada
posisi jam 4 dan 8
b. Kista gartner → kista yang berlokasi di bagian
anterolateral puncak vagina
c. Kista nabothi → penonjolan kistik di area endoserviks
dengan batas yang relatif tegas dan berwarna lebih muda
dari jaringan di sekitarnya; epitel kolumnar → metaplasi
skuamosa
e. Ca servix → keganasan pada servix
NO

88
SOAL

Perempuan 23 tahun G1P0A0 usia kehamilan 38 minggu dibawa ke UGD RS karena nyeri perut seperti akan
melahirkan. Riwayat USG sebelumnya bayi letak sunsang. Pemeriksaan tanda vital tekanan darah 120/80
mmHg, denyut nadi 96 x/menit, frekuensi nafas 20 x/menit dan suhu 36,3°C. pemeriksaan leopold I teraba
bagian keras, leopold II teraba punggung sebelah kanan kiri ibu, leopold 3 teraba lunak. Pemeriksaan dalam
didapatkan pembukaan 4 cm, ketuban (+), teraba tali pusat di bawah bagian terendah janin. Apakah
tatalaksana yang tepat pada kasus ini?
a. Pervaginam
b. Drip oksitosin
c. SC
d. Forceps
e. Vacum
Jawaban:
C
A

Keyword:
• Perempuan 23 tahun G1P0A0 usia kehamilan 38 minggu dibawa ke
UGD RS
• Nyeri perut seperti akan melahirkan
• Riwayat USG sebelumnya bayi letak sunsang
• Leopold I teraba bagian keras, leopold II teraba punggung sebelah
kanan kiri ibu, leopold 3 teraba lunak
• Pembukaan 4 cm, ketuban (+), teraba tali pusat di bawah bagian
terendah janin

Apakah tatalaksana yang tepat pada kasus ini?


Prolaps Tali Pusat
Prolaps tali pusat terjadi ketika tali pusat keluar dari uterus sebelum janin

Klasifikasi Etiologi
• Talipusat terkemuka: bila Presentasi yang abnormal letak lintang atau letak sungsang terutama
tali
pusat• berada di bawah bagian seperti presentasi kaki.
terendah janin dan • Prematuritas
ketuban
masih intak. • Kehamilan ganda
• Tali pusat menumbung: bila tali • Polihidramnion sering dihubungkan
pusat keluar melalui ketuban yang dengan bagian terendah janin yang
sudah pecah, ke serviks, dan tidak engage
turun ke vagina. • Multiparitas predisposisi terjadinya
• Occult prolapse: tali pusat berada malpresentasi
di samping bagian terendah janin • Disproporsi janin-panggul
turun ke vagina. Tali pusat dapat • Tumor di panggul yang mengganggu
teraba atau tidak, ketuban dapat masuknya bagian terendah janin
pecah atau tidak. • Tali pusat abnormal panjang (> 75 cm)
• Plasenta letak rendah
• Solusio plasenta
• Ketuban pecah dini
• Amniotomi
Prolaps Tali Pusat
Diagnosis Tatalaksana
• Melihat tali pusat keluar dari introitus vagina. Terapi adalah melahirkan janin dengan
• Teraba secara kebetulan tali pusat pada definitif segera.
waktu pemeriksaan dalam. • Pervaginam: hanya mungkin pembukaan
• Auskultasi terdengar: DJJ iregular sering lengkap, bagianbila terendah janin telah masuk
yang
dengan bradikardi yang jelas,
, terutama panggul, dan tidak ada CPD.
berhubungan dengan kontraksi uterus. • SC: pembukaan yang belum lengkap.
• Monitoring yang berkesinambungan • Sambil menunggu persiapan SC, tekanan pada tali
DJJ
memperlihatkan adanya deselerasi variabel. pusat oleh bagian terendah janin dapat
• Tekanan pada bagian terendah janin diminimalisasi dengan posisi knee chest,
manipulasi eksterna terhadap pintu atas panggul
oleh Trendelenburg, atau posisi Sim.
menyebabkan menurunnya DJJ secara tiba-tiba • Bila sebelumnya diberi oksitosin, obat ini harus
yang menandakan kompresi tali pusat. dihentikan.
Jawaban lainnya…
a. Pervaginam → hanya mungkin bila pembukaan lengkap,
bagian terendah janin telah masuk panggul, dan tidak ada
CPD
b. Drip oksitosin → tidak tepat
d. Forceps → tidak tepat
e. Vacum → tidak tepat
NO

89
SOAL

Seorang perempuan usia 20 tahun, G1P0A0, usia kandungan 36 minggu, dibawa oleh suaminya ke
UGD RS dengan keluhan keluar darah berwarna kehitaman dari jalan lahir sejak satu jam yang lalu,
disertai dengan nyeri perut hebat dan perut terasa tegang. Pemeriksaan tanda vital didapatkan
tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 105 x/menit, frekuensi nafas 20 x/menit, suhu 36,7oC.
Pemeriksaan genetalia ditemukan adanya perdarahan dari jalan lahir. Di bawah ini, yang bukan
faktor predisposisi terjadinya kasus di atas adalah…
a. Hipertensi
b. Versi luar
c. Trauma abdomen
d. Defisiensi besi
e. Oligohidramnion
Jawaban:
E
A
Keyword:
• Perempuan usia 20 tahun, G1P0A0, usia kandungan 36 minggu
• Keluar darah berwarna kehitaman dari jalan lahir sejak
satu jam yang lalu,
• Nyeri perut hebat dan perut terasa tegang
• Pemeriksaan genetalia ditemukan adanya perdarahan
dari jalan lahir

Di bawah ini, yang bukan faktor predisposisi terjadinya kasus di atas


adalah…
Solusio Plasenta
Definisi
Terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya

Faktor Predisposisi Diagnosis


 Hipertensi  Perdarahan nyeri intermiten atau menetap
 Versi Luar  Warna darah kehitaman dan cair, tetapi mungkin ada bekuan jika
 Trauma abdomen solusio relatif baru
 Hidramnion  Syok tidak sesuai dengan jumlah darah keluar (tersembunyi)
 Gemeli  Anemia berat
 Defisiensi besi  Gawat janin atau hilangnya denyut jantung janin
 Uterus tegang terus menerus dan nyeri

Kemenkes RI, 2013


Solusio Plasenta
Tatalaksana
 Jika terjadi perdarahan hebat (nyata atau tersembunyi) dengan tanda-tanda awal syok pada ibu, lakukan persalinan
segera:
• Jika pembukaan servix lengkap, lakukan persalinan dengan ekstraksi vakum
• Jika pembukaan servix belum lengkap, lakukan persalinan dengan SC

 Jika perdarahan ringan atau sedang dan belum terdapat tanda-tanda syok, tindakan bergantung pada DJJ:
• DJJ normal → SC
• DJJ tidak terdengar namun nadi dan TD ibu normal → pertimbangkan pervaginam
• DJJ tidak terdengar dan nadi serta TD ibu bermasalah, pecahkan ketuban dengan kokher:
o Jika kontraksi jelek, perbaiki dengan pemberian oksitosin
o Jika servix kenyal, tebal, dan tertutup → SC
o DJJ abnormal ( < 100 atau > 180 x/menit) lakukan persalinan pervaginam segera atau SC bila pervaginam
tidak memungkinkan
Note: kasus ini tidak boleh ditatalaksana di FASKES dasar, harus dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap.
Tatalaksana di atas hanya boleh dilakukan di FASKES yang lengkap !!
Kemenkes RI, 2013
NO

90
SOAL

Seorang wanita berusia 32 tahun, G1P0A0, usia kehamilan 20 minggu datang ke Puskesmas untuk kontrol
kandungannya. Tidak ada keluhan. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 140/90 mmHg, denyut
nadi 90 x/menit, frekuensi nafas 18 x/menit, suhu 36,3oC. Pasien mengatakan memiliki riwayat hipertensi
sebelum hamil. Kemudian dokter menyarankan untuk melakukan pemeriksaan proteinuria, dan hasilnya +1.
Apakah diagnosis yang paling mungkin pada pasien tersebut?
a. Preeklamsia ringan
b. Preeklamsia berat
c. Hipertensi gestasional
d. Hipertensi kronik
e. Superimposed preeklamsia
Jawaban:
E
A
Keyword:
• Wanita berusia 32 tahun, G1P0A0, usia kehamilan 20
minggu datang ke Puskesmas untuk kontrol kandungannya
• Tekanan darah 140/90 mmHg
• Pasien mengatakan memiliki riwayat hipertensi sebelum hamil
• Proteinuria +1

Apakah diagnosis yang paling mungkin pada pasien tersebut?


HIPERTENSI dalam Kehamilan
Hipertensi Kronik • Hipertensi tanpa proteinuria yang timbul dari sebelum kehamilan dan
menetap setelah persalinan (TD ≥ 140/90 mmHg)
• Sudah ada riwayat HT sebelum hamil atau diketahui HT pada UK < 20
minggu
Hipertensi Gestasional • Hipertensi tanpa proteinuria yang timbul setelah kehamilan
20 dan menghilang setelah persalinan (TD ≥ 140/90 mmHg)
minggu
• Tidak ada riwayat HT sebelum hamil, TD normal di usia kehamilan <
12 minggu

Kemenkes RI, 2013


Preeklamsia dan Eklamsia
Preeklamsia ringan • TD ≥ 140/90 mmHg pada UK > 20 minggu
• Proteinuria + 1 atau pemeriksaan protein kuantitatif > 300 mg/24
jam
Preeklamsia Berat • TD > 160/110 mmHg pada UK > 20 minggu
• Proteinuria ≥ 2 atau protein kuantitatif > 5 g/24 jam
• Atau disertai keterlibatan organ lain:
o Trombositopenia (< 100.000 sel/uL), hemolisis mikroangiopati
o Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen kuadran kanan atas
o Sakit kepala, skotoma penglihatan
o Pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion
o Edema paru dan/atau gagal jantung kongestif
o Oligouria (< 500 ml/24 jam), kreatinin > 1,2 mg/dL

Kemenkes RI, 2013


Preeklamsia dan Eklamsia
Superimposed preeklamsia • Ibu dengan riwayat HT kronik (sudah ada sebelum UK 20 minggu)
pada hipertensi kronik • Proteinuria > +1 atau trombosit < 100.000 sel/uL pada UK > 20
minggu
Eklamsia • Kejang umum dan/atau koma
• Ada tanda dan gejala preeklamsia
• Tidak ada kemungkinan penyebab lain (misal: epilepsi, perdarahan
subarakhnoid, meningitis)

Kemenkes RI, 2013


Preeklamsia dan Eklamsia
Tatalaksana
• Bila kejang, perhatikan jalan Cara pemberian MgSO4
nafas, pernafasan (oksigen) dan sirkulasi
terjadi • Berikan dosis awal 4 g MgSO4 sesuai prosedur untuk
(cairan IV) mencegah kejang atau kejang berulang
• Berikan MgSO4 secara IV pada ibu yang • sa,mbil menunggu rujukan, mulai dosis rumatan 6 g MgSO4
eklamsia dan preeklamsia berat dalam 6 jam sesuai prosedur
• Pada kondisi dimana MgSO4 tidak dapat
diberikan seluruhnya, berikan dosis awal
lalu RUJUK ibu ke FASKES yang lebih Syarat pemberian MgSO4
memadai • Tersedia Ca Glukonas 10%
• Lakukan intubasi bila kjang berulang → • Ada refleks patella
ICU • Jumlah urin minimal 0,5 ml/kgbb/jam

Kemenkes RI, 2013


Preeklamsia dan Eklamsia
Pemberian MgSO4
Cara pemberian dosis awal Cara pemberian dosis rumatan
• Ambil 4 g larutan MgSO4 (10 ml larutan MgSO4 Ambil 6 g MgSO4 (15 ml larutan MgSO4 40%) dan
• larutkan dalam 500 ml RL?RA, lalu berikan secara IV
40%) dan larutkan dengan 10 ml aquades dengan kecepatan 28 tpm selama 6 jam dan diulang
• Berikan larutan tersebut secara IV pelan selama 24 jam setelah persalinan atau kejang berakhir (bila
20 menit eklamsia)
• Jika
MgSO4akses(12,5
IV sulit,
mlberikan masing-masing
larutan MgSO4 40%) 5 g IM
bokong kanan dan kiri

Kemenkes RI, 2013


NO

91
SOAL

Perempuan 25 tahun G2P1A0 usia kehamilan 38 minggu dibawa ke UGD RS karena nyeri perut
seperti akan melahirkan. Riwayat persalinan pertama SC, karena solutio plasenta, BBL 2900 gram.
Pemeriksaan tanda vital tekanan darah 120/80 mmHg, denyut nadi 96 x/menit, frekuensi nafas 20
x/menit dan suhu 36,3°C. Pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan 6 cm, ketuban (+), teraba tali
pusat di bawah bagian terendah janin. Apakah diagnosis yang tepat pada pasien ini?
a. Tali pusat terkemuka
b. Tali pusat menumbung
c. Occult prolaps
d. Plasenta previa
e. Solusio plasenta
Jawaban:
A
A
Keyword:
• Perempuan 25 tahun G2P1A0 UK 38 minggu dibawa ke
RS
UGD
• Nyeri perut seperti akan melahirkan
• Riwayat persalinan pertama SC, karena solutio plasenta,
2900
BBL gram
• Pembukaan 6 cm, ketuban (+), teraba tali pusat di bawah
bagian terendah janin

Apakah diagnosis yang tepat pada pasien ini?


Prolaps Tali Pusat
Prolaps tali pusat terjadi ketika tali pusat keluar dari uterus sebelum janin

Klasifikasi Etiologi
• Talipusat terkemuka: bila Presentasi yang abnormal seperti letak lintang atau letak sungsang terutama presentasi
tali
pusat• berada di bawah bagian kaki.
terendah janin dan • Prematuritas
ketuban
masih intak. • Kehamilan ganda
• Tali pusat menumbung: bila tali • Polihidramnion sering dihubungkan dengan bagian terendah janin yang tidak engage
pusat keluar melalui ketuban yang • Multiparitas predisposisi terjadinya malpresentasi
sudah pecah, ke serviks, dan • Disproporsi janin-panggul
turun ke vagina. • Tumor di panggul yang mengganggu masuknya bagian terendah janin
• Occult prolapse: tali pusat berada • Tali pusat abnormal panjang (> 75 cm)
di samping bagian terendah janin • Plasenta letak rendah
turun ke vagina. Tali pusat dapat • Solusio plasenta
teraba atau tidak, ketuban dapat • Ketuban pecah dini
pecah atau tidak. • Amniotomi
Prolaps Tali Pusat
Diagnosis Tatalaksana
• Melihat tali pusat keluar dari introitus vagina. Terapi adalah melahirkan janin dengan
• Teraba secara kebetulan tali pusat pada definitif segera.
waktu pemeriksaan dalam. • Pervaginam: hanya mungkin bila pembukaan
• Auskultasi terdengar: yang iregular sering lengkap, bagian terendah janin telah
dengan
DJJ bradikardi jelas,
, terutama panggul, dan tidak ada CPD
masuk
berhubungan
yang dengan kontraksi uterus. • SC: pembukaan yang belum lengkap.
• Monitoring yang berkesinambungan • Sambil menunggu persiapan SC, tekanan pada tali
DJJ
memperlihatkan adanya deselerasi variabel. pusat oleh bagian terendah janin dapat
• Tekanan pada bagian terendah janin diminimalisasi dengan posisi knee chest,
manipulasi eksterna terhadap pintu atas panggul
oleh Trendelenburg, atau posisi Sim.
menyebabkan menurunnya DJJ secara tiba-tiba • Bila sebelumnya diberi oksitosin, obat ini harus
yang menandakan kompresi tali pusat. dihentikan.
Jawaban lainnya…
b. Tali pusat menumbung → bila tali pusat keluar melalui
ketuban yang sudah pecah, ke serviks, dan turun ke
vagina
c. Occult prolaps → tali pusat berada di samping bagian
terendah janin turun ke vagina. Tali pusat dapat teraba
atau tidak, ketuban dapat pecah atau tidak
d. Plasenta previa → plasenta yang berimplantasi di atas
atau mendekati ostium servix interna
e. Solusio plasenta → terlepasnya plasenta dari tempat
implantasinya
NO

92
SOAL

Seorang wanita berusia 27 tahun G2P1A0 usia kehamilan 10 minggu, datang untuk memeriksakan
kehamilannya. Pasien tidak ada keluhan dan tanda vital masih dalam batas normal. Pemeriksaan
laboratorium didapatkan IgM toxoplasma (+) dan IgG toxoplasma (+). Pasien mengatakan bahwa
hamil yang pertama semua dalam batas normal. Apakah tatalaksana yang paling tepat diberikan?
a. Pemberian asam folat dosis tinggi
b. Spiramycin + asam folat
c. Spiramycin + sulfadiazine
d. Piremitamine + sulfadiazine
e. Sulfadiazine + spiramycin
Jawaban:
B
A
Keyword:
• Wanita berusia 27 tahun G2P1A0 usia kehamilan
10 minggu
• Igm toxoplasma (+) dan igg toxoplasma (+)
• Hamil yang pertama semua dalam batas normal

Apakah tatalaksana yang paling tepat diberikan?


Toksoplasmosis pada Kehamilan
Diagnosis
• Kordosentesis (pengambilan sampel darah janin melalui tali pusat) ataupun
Amniosentesis (aspirasi cairan ketuban) dengan tuntunan USG.
Kordosentesis atau Amniosentesis dilakukan apabila:
 Antibodi IgM+
Serokonversi dengan interval waktu 2 sampai 3
minggu, perubahan dari seronegatif menjadi seropositif IgM dan IgG
 Titer IgG yang tinggi 2 l/1,024 (ELISA)
 Aviditas IgG < 200an ultrasonografi

Sarwono, 2008
Toksoplasmosis pada Kehamilan
Tatalaksana
• Spiramisin (gol. makrolide) 2 - 4 g/hari PO dibagi dalam 4 dosis untuk 3 minggu,
diulangi setelah 2 minggu sampai kehamilan aterm.
• Kombinasi piremitamin, sulfadiazin, dan asam folinik sebagai penggunaan
simultan diberikan selama 21 hari. Piremitamin (fenilpirimidin obat antimalaria).
Dosis piremitamin diberikan sebesar 1 mg/kg/hari PO untuk 3 - 4 hari. Sulfadiazin
50 - 100 mg/kg/hari PO dibagi 2 dosis serta asam folinik 2 kali 5 mg IM tiap
minggu selama pemakaian piremitamin. Pemberian Piremitamin dan
Sulfadiazin disarankan setelah UK 14 minggu (trimester II), dikarenakan
efek teratogenik.
• Sulfadiazin menimbulkan reaksi hematuria dan hipersensitivitas.
Piremitamin
menyebabkan depresi sumsum tulang secara gradual dan reversibel dengan akibat penunlnan
tendensi perdarahan.
platelet, Untuk dan
leukopenia, mengantisipasi hal ini perluyang
anemia pemeriksaan sel darah
menyebabkan
tepi dan platelet 2 kali seminggu serta penggunaan asam folinik dalam bentuk
kalsium leukovorin yang menghambat efek depresi sumsum tulang dari
piremitamin.

Sarwono, 2008
Jawaban lainnya…
a. Pemberian asam folat dosis tinggi → kurang tepat,
pemberian asam folat untuk mencegah efek teratogenik
dari piremitamin dan sulfadiazine
c. Spiramycin + sulfadiazine → tidak tepat
d. Piremitamine + sulfadiazine → untuk UK > 14 minggu
(trimester II)
e. Sulfadiazine + spiramycin → tidak tepat
NO

93
SOAL

Wanita usia 25 tahun, hamil anak kedua datang ke RS diantar oleh suami untuk memeriksakan
kandungan. Ini merupakan kunjungan ke-2 dan telah direncanakan untuk dilakukan pemeriksaan
USG. Pada pemeriksaan USG, pada usia kehamilan berapakah Femur Length dapat dihitung?

a. 5 minggu

b. 12 minggu

c. Trimester 1

d. Trimester 2

e. Trimester 3
Jawaban:
E
A
Keyword:
• Wanita usia 25 tahun, hamil anak kedua
• Kunjungan ke-2, direncanakan untuk dilakukan
pemeriksaan USG

Pada pemeriksaan USG, pada usia kehamilan berapakah


Femur Length dapat dihitung?
Usia Kehamilan
Perkiraan Usia
Kehamilan

HPHT
Hari Pertama Haid Terakhir

TFU
Tinggi Fundus Uteri
Dapat dihitung dengan
Rumus McDonald

USG Sarwono, 2008


Pemeriksaan USG

Gestasional Sac. Diameter (usia kehamilan 5-8 minggu)

Crown Rump Length (usia kehamilan 8-12 minggu)

Biparietal Diameter (usia kehamilan Trimester 2)

Femur Length (usia kehamilan Trimester 3)


Jawaban lainnya…
a. 5 minggu → Gestasional sac.
b. 12 minggu → Crown Rump Length
c. Trimester 1 → Gestasional sac.; Crown
Rump Length
d. Trimester 2 → Biparietal Diameter
NO

94
SOAL

Terjadi wabah kolera yang sangat luas. Awalnya dari India kemudian meluas ke Cina hingga Eropa bagian barat
dan Amerika, sehingga banyak tentara Inggris yang meninggal. Jenis kejadian kolera tersebut adalah...

A. Wabah

B. Endemik

C. Pandemik

D. Outbreak

E. Sporadic
Jawaban:
C
A
Keyword:
• Terjadi wabah kolera yang sangat luas. Awalnya dari India kemudian
meluas ke Cina hingga Eropa bagian barat dan Amerika, sehingga
banyak tentara Inggris yang meninggal.
Jenis kejadian kolera tersebut adalah...
Kementerian Kesehatan
• Epidemik: peningkatan jumlah penyakit yang banyak dan tiba-tiba
dalam suatu populasi.
• Endemik: penyakit yang biasa terjadi di suatu populasi. Contoh: malaria di
papua.
• Pandemik: penyebaran penyakit yang terjadi secara cepat yang
mengenai area geografis yang tersebar luas. Contah: flu burung
• Outbreak: epidemik yang terjadi secara mendadak di area yang
kecil. Jumlah kasus selama outbreak dinyatakan dalam attack rate.
Contoh: keracunan makanan di lengkong.
• Sporadic: suatu keadaan dimana suatu masalah kesehatan yang
ada di suatu wilayah tertentu frekuensinya berubah-ubah menurut
perubahan waktu.
Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1501/MENKES/PER/X/2010 tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu yang Menimbulkan Wabah. Kementerian Kesehatan
Jawaban lainnya…
A.Wabah→ kejadian berjangkitnya suatu penyakit
menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari
pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah
tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka.
Kondisi ini ditetapkan oleh menteri kesehatan
B. Endemik→ penyakit yang biasa terjadi di suatu
populasi
D. Outbreak→ epidemik yang terjadi secara
mendadak di area yang kecil
E. Sporadic→ suatu keadaan dimana suatu masalah
kesehatan yang ada di suatu wilayah tertentu
frekuensinya berubah-ubah menurut perubahan
waktu.
NO

95
SOAL

Skrening yang dilakukan pada 500 narapidana untuk penyakit HIV/AIDS dengan metode ELISA, didapatkan
100 narapidana dengan hasil positif diantaranya yang benar menderita HIV/AIDS sebanyak 10 narapidana.
Sedangkan narapidana dengan hasil ELISA negatif benar menderita HIV/AIDS sebanyak 2 narapidana. Nilai
prediktif positif pada kasus diatas adalah...

A. 0,1

B. 0,2

C. 0,8

D. 0,9

E. 0,25
Jawaban:
A
A
Keyword:
• Skrening yang dilakukan pada 500 narapidana untuk penyakit
HIV/AIDS dengan metode ELISA.
• Didapatkan 100 narapidana dengan hasil positif diantaranya yang
benar menderita HIV/AIDS sebanyak 10 narapidana. Sedangkan
narapidana dengan hasil ELISA negatif benar menderita HIV/AIDS
sebanyak 2 narapidana.
Nilai prediktif positif pada kasus diatas adalah...
Screening dan Diagnostic Test
Disease Non-Disease Total
Positive Test A B T test positif
(true positif) (false positif)
Negatif Test C D T test negatif
(False negatif) (True negatif)
T disease T non disease

• Sensitifitas: A/(A+C)
• Spesifisitas: D/(B+D)
• Positive Prediktive Value: A/(A+B)
• Negative Predictive Value: D/(C+D)
Sumber: Diez, David M. 2017. Openintro Statistic Thrird Edition. Available at: openintro.org/os
Screening dan Diagnostic Test
Disease Non-Disease Total
Positive Test 10 90 100

Negatif Test 2 398 400

12 488 500

• Positive Prediktive Value: A/(A+B) → 10 /100 → 


0,1
NO

96
SOAL

Seorang dokter keluarga merawat pasien dengan riwayat DM tipe 2 selama 15 tahun. Saat ini terdapat adanya
ulkus gangren pada kaki kiri. Mengatasi hal tersebut, dokter merujuk pasien ke dokter spesialis penyakit dalam
di rumah sakit dan tetep memberikan terapi pada keluhan pasien yang masih bisa diatasi olehnya. Tipe
rujukan pada kasus diatas adalah...
A. Horizontal referal
B. Interval referal
C. Collateral referal
D. Cross-referal
E. Split referal
Jawaban:
C
A
Keyword:
• Seorang dokter keluarga merawat pasien dengan riwayat DM tipe 2
selama 15 tahun. Saat ini terdapat adanya ulkus gangren pada kaki
kiri.
• Mengatasi hal tersebut, dokter merujuk pasien ke dokter spesialis
penyakit dalam di rumah sakit dan tetep memberikan terapi pada
keluhan pasien yang masih bisa diatasi olehnya.
Tipe rujukan pada kasus diatas adalah...
Sistem Rujukan Dokter
• Interval referal: rujukan untuk perawatan komprehensif selama periode
tertentu.
• Collateral referal: dokter yang merujuk tetap memegang tanggung
jawab atas pasien secara umum, namun merujuk untuk permasalahan
tertentu.
• Cross referal: pasin disarankan/dirujuk pada dokter lain. Sejak saat itu,
dokter yang merujuk tidak lagi bertanggung jawab atas pasien.
• Split referal: pada kondisi ini yang membutuhkan layanan spesialis
multidisiplin, tanggung jawab pasien dipecah pada dua spesialis atau
lebih.
Sumber: Anies.2006. Kedokteran dan Pelayanan Kedokteran yang Bermutu. Semarang.
Jawaban lainnya…
A. Horizontal referal → dari 1bagian lain dalam 1 unit
B. Interval referal→ rujukan untuk perawatan
komprehensif
D. Cross-referal→ dirujuk pada dokter lain/
melimpahkan tanggung jawab.
E.Split referal→ membutuhkan pelayanan spesialis
multidisiplin.
NO

97
SOAL

Suatu Puskesmas yang dipimpin oleh dokter keluarga rutin melakukan bebagai kegiatan guna meningkatkan
derajad kesehatan wilayah cakupannya. Salah satu kegiatan rutinnya adalah melakukan imunisasi. Pada
sistem pencatatan Puskesmas hal ini dicantumkan pada formulir...

A. LB-1

B. LB-2

C. LB-3

D. LB-4

E. LB-5
Jawaban:
C
A
Keyword:
• Suatu Puskesmas yang dipimpin oleh dokter keluarga rutin
melakukan bebagai kegiatan guna meningkatkan derajad kesehatan
wilayah cakupannya. Salah satu kegiatan rutinnya adalah melakukan
imunisasi.
Pada sistem pencatatan Puskesmas hal ini dicantumkan pada
formulir...
Sistem Pelaporan Puskesmas
Menurut keputusan Dirjen Bina Kesmas
no.590/BM/DJ/INFO/V/96:
• Formulir laporan bulanan:
• LB-1: laporan kasus penyakit
• LB-2: laporan obat
• LB-3: laporan gizi, KIA KB, Imunisasi
• LB-4: laporan kegiatan Puskesmas
• Formulir laporan tahunan:
• LT 1: data dasar Puskesmas
• LT 2: data kepegawaian Puskesms
• LT 3: data peralatan/sarana Puskesmas, Pustu, dan Pusling
Sistem Pelaporan Puskesmas
• Formulir laporan wabah:
• W1: laporan pertama yang dinuat oleh Puskesmas dalam 24 jam
setelah wabah
• W2: laporan keadaan penyakit wabah di satu daerah. Mencakup hasil
penanggulangan yang dilakukan, dikirim tiap minggu.
• Formulir laporan sentinel:
• LB1S:data penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan diare
• LB2S: data KIA, Gizi, ISPA, Penyakit akibat kerja
Sumber: Keputusan Dirjen Bina Kesmas no. 590/BM/DJ/INFO/V/96 tentang Penyederhanaan Sistem Pencatatan Pelaporan Terpadu Puskesmas
NO

98
SOAL

Seorang dokter sedang mengevaluasi suatu jurnal yang menggambarkan suatu pemeriksaan untuk kanker
serviks. Subjek dalam penelitian tersebut sejumlah 250 orang. Dari 250 subjek penelitian 106 mendapatkan
hasil tes positif untuk penyakit kanker serviks dan 144 mendapat tes negatif. 250 orang dievaluasi kembali oleh
dokter spesialis kandungan untuk lebih memastikan diagnostik. Dokter kandungan menemukan bahwa dari 106
pasien dengan hasil positif, 95 benar-benar menderita kanker serviks dan 144 pasien dengan hasil negatif, 2
memiliki kanker seviks. Besar spesifisitas kemampuan alat untuk mendeteksi kanker serviks adalah...
A. 39 %
B. 60 %
C. 97 %
D. 98 %
E. 93 %
Jawaban:
E
A
Keyword:
• Seorang dokter sedang mengevaluasi suatu jurnal yang
menggambarkan suatu pemeriksaan untuk kanker serviks.
Subjek dalam penelitian tersebut sejumlah 250 orang. Dari 250
subjek penelitian 106 mendapatkan hasil tes positif untuk
penyakit kanker serviks dan 144 mendapat tes negatif. 250
orang dievaluasi kembali oleh dokter spesialis kandungan
untuk lebih memastikan diagnostik. Dokter kandungan
menemukan bahwa dari 106 pasien dengan hasil positif, 95
benar-benar menderita kanker serviks dan 144 pasien dengan
hasil negatif, 2 memiliki kanker seviks.
Besar spesifisitas kemampuan alat untuk mendeteksi kanker
serviks adalah...
Screening dan Diagnostic Test
Disease Non-Disease Total
Positive Test A B T test positif
(true positif) (false positif)
Negatif Test C D T test negatif
(False negatif) (True negatif)
T disease T non disease

• Sensitifitas: A/(A+C)
• Spesifisitas: D/(B+D)
• Positive Prediktive Value: A/(A+B)
• Negative Predictive Value: D/(C+D)
Sumber: Diez, David M. 2017. Openintro Statistic Thrird Edition. Available at: openintro.org/os
Screening dan Diagnostic Test
Disease Non-Disease Total
Positive Test 95 11 106

Negatif Test 2 142 144

97 153 250

• Spesifisitas: D/(B+D) → 142/(11+142)→ 0,928 → 


93 %
NO

99
SOAL

Pada wilayah kerja suatu Puskesmas terjadi kejadian luar biasa campak. Dokter Puskesmas menggalakan
vaksinasi campak pada seluruh penduduk yang beresiko. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan usaha
pencegahan terhadap kejadian campak di wilayah kerja Puskesmas. Jenis upaya kesehatan yang dilakukan
oleh dokter Puskesmas adalah...

A. Upaya kesehatan masyarakat primer

B. Upaya kesehatan perorangan sekunder

C. Upaya kesehatan masyarakat tersier

D. Upaya kesehatan perorangan primer

E. Upaya kesehatan masyarakat sekunder


Jawaban:
A
A
Keyword:
• Pada wilayah kerja suatu Puskesmas terjadi kejadian luar biasa
campak. Dokter Puskesmas menggalakan vaksinasi campak pada
seluruh penduduk yang beresiko.
• Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan usaha pencegahan
terhadap kejadian campak di wilayah kerja Puskesmas.
Jenis upaya kesehatan yang dilakukan oleh dokter
Puskesmas adalah...
Sistem Kesehatan Nasional
• Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP):
• Mengobati kesehatan perseorangan melalui pelayanan
kesehatan perseorangan, seperti dokter, klinik, perawat, RS,
d k k → kuratif dan rehabilitatif
• Terbagi menjadi 3 jenjang:
• UKP Primer: kecamatan/desa→ individu mendapatkan
pengobatan pertama kali (puskesmas, klinik, dokter
pribadi)
• UKP Sekunder: tingkat kabupaten/kota (RSUD tingkat
kabupaten/kota kelas C)
• UKP Tersier: rujukan tertinggi yang tidak mampu dilayani
UKP sekunder (RSU diprovinsi kelas B atau A)
Sistem Kesehatan Nasional
• Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
• Melayani kesehatan masyarakat → promotif dan preventif
• Terbagi menjadi 3, yaitu:
• UKM Primer: pelayanan kesehatan masyarakat primer,
seperti perbaikan lingkungan, peningkatan kesehatan,
dan pencegahan penyakit.
• UKM Sekunder: melalui kegiatan seperti BimTek staf
Puskesmas, RS, apotik, seperti deteksi kasus secara valid.
• UKM Tersier: dilaksanakan staf fungsional dalam
pelaksanaan kegiatan UKM-UKM dan merumuskan
kebijakan.
Sumber: Perpres No 72 Tahnu 2012.
Jawaban lainnya…
B. Upaya kesehatan perorangan sekunder→
individu mendapat pengobatan tingkat kabupaten
C. Upaya kesehatan masyarakat tersier→
dilaksanakan staf fungsional dalam
pelaksanaan kegiatan UKM-UKM dan
merumuskan kebijakan
D. Upaya kesehatan perorangan primer→ individu
mendapat pengobatan pertama kali
E. Upaya kesehatan masyarakat sekunder→ melalui
kegiatan seperti BimTek staf Puskesmas, RS, apotik,
seperti deteksi kasus secara valid
NO

100
SOAL

Seorang laki-laki usia 30 tahun datang ke UGD dengan keluhan nyeri kaki kiri. Riwayat KLL 1 bulan yang lalu
dan tidak dibawa ke dokter. Keluhan disertai panas badan. Pemeriksaan tanda vital TD 110/80mmHg, nadi
88x/m, RR 20x/m, suhu 38.7 C. Status lokalis tampak luka terbuka, edema, eritema. Apa kemungkinan
mikroorganisme penyebabnya?

A. Staphylococcus aureus

B. Streptococcus Beta hemolyticus grup A

C. Streptococcus Beta hemolyticus grup B

D. Pseudomonas aeroginosa

E. Proteus mirabilis
Jawaban:
A
A
Keywords
• Pasien nyeri kaki kiri disertai panas dan bengkak
• Post KLL 1 bulan, dan tidak dibawa ke dokter
• Suhu 38.7 C
• Status lokalis ,tampak luka terbuka, edema, eritema

Apa kemungkinan mikroorganisme penyebabnya?


OSTEOMIELIT
IS
Infeksi pada tulang
Etiologi tersering staphylococcus
aureus
Diagnosis osteomielitis akut
• Nyeri lokal
• Riwayat trauma
• Demam
• Anoreksia, malaise
• Lab: leukositosis, peningkatan LED
Tatalaksana osteomielitis akut
• Antibiotik parenteral spektrum luas
• Tirah baring dan pasang bidai
Diagnosis osteomielitis kronik
• Keluarnya nanah dari bekas patah tulang
• Roentgen: sekuestrum penulangan
dan
baru
Tatalaksana osteomielitis kronik
• Debridimen
• Antibiotik sesuai hasil kultur
• Pasang gips

Sumber: buku ajar ilmu bedah,ed. Hidayat S, de Jong. EGC


Jawaban lainnya…
B. Streptococcus Beta hemolyticus grup A→ bukan pilihan yang tepat
C. Streptococcus Beta hemolyticus grup B →bukan pilihan yang tepat
D. Pseudomonas aeroginosa → bukan pilihan yang tepat
E. Proteus mirabilis → bukan pilihan yang tepat

Anda mungkin juga menyukai