Anda di halaman 1dari 18

SEJARAH

NAPZA
PENGERTIAN
NARKOTIKA adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang
dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran,
hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri
dan dapat menimbulkan ketergantungan.
PSIKOTROPIKA adalah zat atau obat, baik alamiah maupun
sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku.
 BAHAN ADIKTIF LAINNYA adalah bahan lain bukan
narkotika atau psikotropika yang penggunaannya dapat
menimbulkan ketergantungan.
 MINUMAN BERALKOHOL adalah minuman yang
mengandung etanol yang diproses dari bahan hasil
pertanian ataupun secara sintetis yang mengandung
karbohidrat dengan cara fermentasi destilasi atau
fermentasi tanpa destilasi, maupun yang diproses
dengan cara mencampur konsentrat dengan etanol atau
dengan cara pengenceran minuman yang mengandung
etanol.
SEJARAH NARKOBA
 Zaman dahulu bangsa Sumeria mengenalkan pada
kita istilah Candu. Candu digunakan sebagai sarana
pengobatan, terutama dalam hal pembedahan. Saat itu
para ahli menggunakannya untuk meredakan rasa
sakit (candu analgesik)dan bius(narkotik). Pada tahun
1805 mulai dikenal morfin menggantikan
opium(candu mentah).
 Penggunaan candu yang berlebihan akan
menyebabkan ketagihan dan sesak. Oleh karena itu
orang-orang Eropa pada masa itu menyebut barang
tersebut sebagai barang setan. Namun setelah Ratu
Elizabeth I menyadari pentinganya opium sebagai
obat bius medis, barulah para bangsa dari timur
membawa opium ke Inggris.
 Awal mula candu yang digunakan sebagai obat bius dan
penggunaanya berdasarkan resep dokter tetapi oleh
beberapa orang digunakan untuk mabuk-mabukan. Pada
tahun 1810 di Amerika, morfin mulai digunakan  sebagai
obat penghilang rasa sakit. Serbuknya dikatakan sebagai
obat ajaib karena kemampuannya menghilangkan rasa
sakit pasca operasi atau sebagai penyembuh luka.
Pertengahan tahun 1850, morfin beredar luas di seluruh
Amerika serikat dan sangat populer digunakan di bidang
kedokteran.
 Penggunaan dosis lebih dan terlalu sering
penggunaan morfin sebagai rasa sakit memicu efek
ketergantungan pada obat tersebut. Puncak
kecanduan makin meningkat selama perang saudara,
jumlah pasien terutama prajurit yang menjadi korban
perang dirawat menggunakan morfin, sekitar sepuluh
ribu tentara berubah menjadi pecandu morfin. Pada
tahun 1874, orang-orang menggantinya menjadi
heroin karena dianggap lebih aman. Pengguna morfin
pun beralih kepada heroin. Hal tersebut merupakan
awal lahirnya heroin di Amerika.
 Heroin merupakan salah satu jenis obat terlarang dan
yang paling populer dalam tradisi Drug, walaupun
sebenarnya heroin bukanlah barang baru di masa itu,
efek negatif yang ditimbulkan cukup besar. Heroin
merupakan bagian dari opium, yang menimbulkan
ketergantungan secara fisik maupun mental. Karena
menimbulkan ketagihan, pada tahun 1878 kerajaan
Inggris mengeluarkan undang-undang untuk
mengurangi penggunaan opium. Mereka juga
mengurangi impor opium dari bangsa timur, terutama
China.
 Awal abad 19 opium di bawa ke daratan China (Tiongkok) oleh para
pedagang Inggris. Opium digunakan sebagai obat dan diperdagangkan.
Saat kekaisaran ming-cing, China menghentikan perniagaan dengan
bangsa Barat karena mereka menganggap telah sanggup memenuhi
keperluan rakyat tanpa bergantung kepada barat. Kondisi ini sangat
menyulitkan Inggris,karena Inggris butuh barang-barang Tiongkok seperti
sutera,rempah dan teh, melalui perundingan akhirnya kekaisaran China
mengijinkan Inggris berdagang hanya di wilayah Guangzou, rupanya
Inggris menyalah gunakan kesepakatan ini dengan memasukan opium ke
Goangzou. Mereka mereka ingin menjalankan perdagangan baru yaitu
menjual opium tau candu.mengetahui semakin banyaknya pecandu
Goangzou. Pada tahun 1839, masa pemerintahan kaisar Tao Kwang,
kaisar memusnahkan candu ilegal di Guangzou. Pembakaran ini
merupakan sikap tegas China sekali pun harus menanggung resiko yang
berat.
 Pada tahun 1906, Amerika membuat undang-undang makanan
dan obat ( Pure Food Drug Act ) yang meminta pihak farmasi
memberi label secara jelas mengenai komposisi kandungan
opium dalam produknya. Namun peraturan tersebut belum
berhasil, peredaran opium masih dijual secara bebas dan
semakin tidak terkontrol. Hal tersebut memicu semakin
meningkatnya jumlah pecandu, terutama di kalangan tentara.
Pada tahun 1914, ditetapkan undang-undang yang mengatur
tentang regulasi penjualan narkotik untuk penjual dan pengguna
mewajibkan membayar pajak dan melarang pemberian narkotik
kepada pecandu yang enggan sembuh. Peredaran opium selama
abad 19 semakin pesat di Amerika, opium mudah dijumpai dam
bentuk tonikum ( zat yang digunakan untuk mengembalikan
kondisi normal jaringan atau untuk merangsang nafsu makan ).
 Pada tahun 1923, badan obat Amerika (FDA),
melarang semua penjualan bahan narkotik terutama
heroin secara bebas. Presiden Amerika Richard
Nixon mengobarkan perang melawan heroin melalui
kerja sama antar negara, dia berjanji mengatur
kesejahteraan Turki. Amerika juga membantu dana
senilai 35 juta pertahun sebagai imbalan
memusnahkan ladang opium dan menggantinya
dengan tanaman lain. Pemerintah Amerika mengirim
herbisida ke Turki untuk memusnahkan ladang opium
dan membakarnya yang kira-kira menelan waktu
sekitar setahun.
 Dilarangnya penjualan narkotika inilah yang menjadi
awal penjulan/perdagangan gelap terhadap narkotika
yang berdiri di Chinatown, New York. Perdagangan
gelap narkotika seiring berkembangnya pasar global
maka pada akhirnya menyebar ke seluruh penjuru
dunia termasuklah ke Indonesia. Penggunaan obat-
obatan jenis opium sudah lama dikenal di Indonesia,
jauh sebelum pecahnya Perang Dunia ke-2 pada
zaman penjajahan Belanda. Pada umumnya para
pemakai candu (opium) tersebut adalah orang-orang
Cina.
 Pemerintah Belanda memberikan izin pada tempat-tempat tertentu untuk
menghisap candu dan pengadaan (supply) secara legal dibenarkan
berdasarkan undang-undang. Orang-orang Cina pada waktu itu
menggunakan candu dengan cara tradisional, yaitu dengan jalan
menghisapnya melalui pipa panjang. Hal ini berlaku sampai tibanya
Pemerintah Jepang di Indonesia. Pemerintah pendudukan Jepang
menghapuskan Undang-Undang itu dan melarang pemakaian candu
(Brisbane Ordinance).
Ganja (Cannabis Sativa) banyak tumbuh di Aceh dan daerah Sumatera
lainnya, dan telah sejak lama digunakan oleh penduduk sebagai bahan
ramuan makanan sehari-hari. Tanaman Erythroxylon Coca (Cocaine)
banyak tumbuh di Jawa Timur dan pada waktu itu hanya diperuntukkan
bagi ekspor. Untuk menghindari pemakaian dan akibat-akibat yang tidak
diinginkan, Pemerintah Belanda membuat Undang-undang (Verdovende
Middelen Ordonantie) yang mulai diberlakukan pada tahun 1927 (State
Gazette No.278 Juncto 536).
 Meskipun demikian obat-obatan sintetisnya dan juga
beberapa obat lain yang mempunyai efek serupa
(menimbulkan kecanduan) tidak dimasukkan dalam
perundang-undangan tersebut. Setelah kemerdekaan,
Pemerintah Republik Indonesia membuat perundang-
undangan yang menyangkut produksi, penggunaan dan
distribusi dari obat-obat berbahaya (Dangerous Drugs
Ordinance) dimana wewenang diberikan kepada
Menteri Kesehatan untuk pengaturannya (State
Gaette No.419, 1949).
 Barupada waktu tahun 1970, masalah obat-obatan
berbahaya jenis narkotika menjadi masalah besar dan
nasional sifatnya. Pada waktu perang Vietnam sedang
mencapai puncaknya pada tahun 1970-an, maka
hampir di semua negeri, terutama di Amerika Serikat
penyalahgunaan obat (narkotika) sangat meningkat
dan sebagian besar korbannya adalah anak-anak
muda. Nampaknya gejala itu berpengaruh pula di
Indonesia dalam waktu yang hampir bersamaan.
 Menyadari hal tersebut maka Presiden mengeluarkan
instruksi No.6 tahun 1971 dengan membentuk badan
koordinasi, yang terkenal dengan nama BAKOLAK
INPRES 6/71, yaitu sebuah badan yang
mengkoordinasikan (antar departemen) semua
kegiatan penanggulangan terhadap berbagai bentuk
yang dapat mengancam keamanan negara, yaitu
pemalsuan uang, penyelundupan, bahaya narkotika,
kenakalan remaja, kegiatan subversif dan
pengawasan terhadap orang-orang asing.
 Kemajuan teknologi dan perubahan-perubahan sosial
yang cepat, menyebabkan Undang-Undang narkotika
warisan Belanda (tahun 1927) sudah tidak memadai
lagi. Maka pemerintah kemudian mengeluarkan
Undang-Undang No.9 tahun 1976, tentang Narkotika.
Undang-Undang tersebut antara lain mengatur
berbagai hal khususnya tentang peredaran gelap (illicit
traffic). Disamping itu juga diatur tentang terapi dan
rehabilitasi korban narkotik (pasal 32), dengan
menyebutkan secara khusus peran dari dokter dan
rumah sakit terdekat sesuai petunjuk menteri
kesehatan.
 Dengan semakin merebaknya kasus penyalahgunaan
narkoba di Indonesia, maka UU Anti Narkotika mulai
direvisi. Sehingga disusunlah UU Anti Narkotika
nomor 22/1997, menyusul dibuatnya UU Psikotropika
nomor 5/1997. Dalam Undang-Undang tersebut mulai
diatur pasal-pasal ketentuan pidana terhadap pelaku
kejahatan narkotika, dengan pemberian sanksi terberat
berupa hukuman mati.

Anda mungkin juga menyukai