Anda di halaman 1dari 11

TAFSIR SURAT AL-MA’UN

Inilah Ciri Para


Pendusta Agama

H. Gozali
Sudirjo
Lc , Dipl.Th, M.Pd.
Intisari
Surat
• Surat Al Mauun adalah surat ke-107 terdiri dari 7 ayat, 25 kata dan 112
huruf.
• Surat ini merupakan Surat Makkiyah, menurut mayoritas ulama. Ia adalah
surat ke-17 yang turun kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Yakni
setelah Surat At Takatsur dan sebelum Surat Al Kafirun.
• Ada sebagian ulama yang berpendapat surat ini Madaniyah karena di
dalamnya ada ayat tentang orang munafik, yang baru ada di Madinah.
Sebagian ulama lainnya menjelaskan, awal surat ini turun di Makkah,
sedangkan ayat 4-7 turun di Madinah.
• Dinamakan surat Al Maun yang berarti barang yang berguna, diambil dari
ayat terakhir dari surat ini. Surat ini juga dinamakan Surat Ad Din, Surat At
Takdzib, Surat Al Yatim, dan Surat Ara’aita.
Asbabun
Nuzul
• Menurut Ibnu Abbas, asbabun nuzul Surat Al Maun ini terkait dengan Ash
bin Wail. Menurut As Saddi mengenai Walid bin Mughirah. Ada juga yang
mengatakan terkait Abu Jahal. Namun semuanya hampir sama, mereka
menyakiti anak yatim yang datang meminta bantuan.
• Menurut Ibnu Juraij, terkait dengan Abu Sufyan yang biasa
menyembelih
unta setiap pekan. Suatu ketika, seorang anak yatim datang meminta
sedikit daging dari unta yang telah disembelih itu. Namun ia tidak
diberi
justru dihardik dan diusir. Setelah peristiwa itu, Allah menurunkan tiga ayat
pertama Surat Al Maun ini.
• Asbabun Nuzul yang lain diriwayatkan dari Ibnu Mundzir bahwa Ibnu
Abbas
mengatakan bahwa ayat keempat Surat Al Ma’un turun mengenai kaum
munafik. Mereka memamerkan shalat mereka, namun tidak shalat jika
tidak ada yang melihat serta tidak mau meminjamkan sesuatu kepada
Surat Al Maun a y at
1
• Kata yukadzdzibu ( ‫ي‬
) ‫ب ذك‬artinya adalah
mendustakan atau mengingkari. Ia bisa َ ‫ك ُي ِيذ َّال‬
‫ت‬ َ ‫بِال بُ ِِّذ‬
‫نِ ِ ِّيد‬
berupa sikap batin, bisa pula berupa sikap Tahukah kamu (orang) yang
lahir yang tampak dalam perbuatan. mendustakan agama? ‫ي ََأر َأ‬
ْ
• Kata ad din ( )‫ن يدال‬secara bahasa bisa berarti
agama, kepatuhan atau pembalasan. Dalam
ayat ini, ad din sering diartikan agama.
Namun ia juga berarti pembalasan karena
seringkali Al Quran ketika menggandengkan
yukaddzibu dengan ad din artinya adalah
mendustakan hari pembalasan (kiamat).
• Ibnu Katsir termasuk mufassir yang memaknai
ad diin dengan hari pembalasan. Sehingga
makna ayat ini, tahukah engkau, hai
Muhammad, orang yang mendustakan agama
dan mendustakan hari pembalasan?
Surat Al Maun a y at
2
• Kata dzalika ( )‫ك لذ‬digunakan untuk menunjuk
kepada sesuatu yang jauh. Dzalika di sini memberi
kesan betapa jauhnya orang itu dari Allah ‫ل َذف‬ َ ‫ي ْل ا عُّ ُد َي يذِ َّلا‬
ِ ‫ك‬ َ ‫َم ِيت‬
Subhanahu wa Ta’ala. Itulah orang yang menghardik anak yatim,
• Kata yadu’u ( ‫ي‬ ) ‫عد‬artinya mendorong dengan keras.
Namun maknanya tak selalu dorongan fisik, namun
juga mencakup segala penganiayaan dan
gangguan.
• Al yatim ( )‫يمتليا‬berasal dari kata yutm ( )‫متي‬yang
artinya kesendirian. Permata yang indah dan tak
ada bandingannya disebut ad durrah al yatiimah
( .)‫ ة يمتليا ةردلا‬Pada manusia, yatim digunakan untuk
anak yang belum dewasa dan ayahnya telah wafat.
• Ibnu Katsir menjelaskan, orang yang mendustakan
agama dan mendustakan hari pembalasan itu
adalah orang yang berlaku sewenang-wenang
terhadap anak yatim, menganiaya haknya dan
tidak memberinya makan serta tidak
memperlakukannya dengan perlakuan yang baik.
Surat Al Maun a y at
3
• Kata yakhudldlu ( ‫ي‬
) ‫ض ح‬artinya adalah
menganjurkan. Kalaupun tidak memiliki ‫ع ط ىل َع‬
apa-apa, seseorang dituntut minimal َ ‫ك سْ ِم لا ِم ا‬
ِ ‫ن ي‬
ِ
menjadi orang yang menganjurkan untuk
memberi makan kepada orang miskin. ‫ي ل َو‬
َ ‫ح‬
ُ ‫ض‬
ُّ
• Kata tho’am ( )‫ماعط‬berarti makanan atau dan tidak menganjurkan memberi
pangan. Ayat ini tidak menggunakan kata makan orang miskin.
ith’am ( )‫ماعطإ‬yang artinya memberi َ َ‫ َم يِتيَ َال ن‬. ‫ض احَ َت َل َو‬
makan, agar setiap orang yang ‫ومُ ِر‬ ُّ ْ ‫ن و‬
َ ‫ِم اَعط ىل َع‬
melakukannya tidak merasa dirinya telah ِ ‫ن يك‬ ِ
memberi makan. Namun ia hanya Sekali-kali َْ ْ‫ ل‬tidak
‫ب َّلك‬ ‫( كت َل‬demikian),
memberikan makanan yang pada sebenarnya
ْ kamu tidak ‫سْ ِم لا‬
hakikatnya bukan miliknya melainkan hak memuliakan anak yatim, dan kamu
orang-orang miskin itu. tidak saling mengajak memberi
makan orang miskin, (QS. Al Fajr:
• Dua ayat yang menjelaskan karakter 17-18)
pendusta agama ini senada dengan
firman-Nya:
Surat Al Maun a y at
4
• Huruf fa ( )‫ف‬pada ayat ini
menggabungkan tiga ayat pertama َ‫ُم لْ ن‬
• ِ‫َ ِيّل‬
dengan ayat ini dan ayat-ayat berikutnya. • Maka kecelakaanlah bagi orang-
Bahwa orang-orang yang mendustakan orang yang shalat, ‫ي ص‬ ْ ٌ‫لِ ل‬
agama dan hari pembalasan, selain
mereka suka menghardik anak yatim dan َ‫و‬
tidak mau memberi makan orang miskin,
mereka juga dihinggapi penyakit riya’.
• Menurut Ibnu Abbas, al mushalliin yang
celaka pada ayat ini adalah orang yang
sudah berkewajiban shalat namun
mereka melalaikannya. Menurut Masruq,
maksudnya adalah orang yang
mengerjakan shalat bukan pada
waktunya. Sedangkan menurut Atha Ibnu
Dinar, maksudnya adalah orang yang
menunda-nunda shalatnya.
Surat Al Maun a y at
5
• Kata ‘an ( )‫ن ع‬berarti tentang atau menyangkut. Jika
ُ ‫مُْ َ َن‬
ayat ini menggunakan kata fi ( ,)‫ي ف‬ia berarti َ ‫ْم ِه َ َِّتل‬
‫ص‬ َ‫وه اس‬ َ‫ن‬
kecaman terhadap orang yang lalai dalam • (yaitu) orang-orang yang lalai dari
shalatnya, ‫يذ َّل ا ه‬
shalatnya dalam arti tidak khusyu’. Namun ayat ini ْ
‫ن ع‬ ِ
menggunakan kata ‘an ( )‫ن ع‬sehingga ia adalah
kecaman terhadap orang yang lalai dari esensi
makna dan tujuan shalat.
• Kata saahuun ( )‫ن وهاس‬artinya berasal dari kata
sahaa ( )‫اهس‬yang artinya lupa atau lalai. Yaitu
seseorang yang hatinya menuju kepada sesuatu
yang lain sehingga melalaikan tujuan utamanya.
• Ibnu Abbas mengatakan bahwa makna yang
dimaksud dalam Surat Al Maun ayat 4-6 ini adalah
orang-orang munafik. Mereka mengerjakan shalat
saat bersama orang lain namun tidak
mengerjakannya ketika sendirian.
Surat Al Maun a y at
6
• Kata yuroo’uun ( ‫ي‬
) ‫ن وءار‬berasal dari
kata ra’a ( )‫ى أر‬yang artinya adalah • ُ‫ن و ُء ا َر ُي ْم ه‬
َ
melihat. Dari akar kata yang sama, • orang-orang yang berbuat riya
lahir kata riya’. Yaitu orang yang • ‫ن ذِي َّال‬
َ
melakukan pekerjaan sambil melihat
manusia sehingga jika tak ada yang
melihatnya, mereka tidak melakukan
pekerjaan itu. Secara istilah, riya’
berarti melakukan suatu pekerjaan
bukan karena Allah tetapi untuk
mendapatkan pujian dan popularitas.
• Yang paling terkena ayat ini adalah
orang-orang munafik. Namun kita juga
harus waspada jika ada riya’ dalam
diri kita.
Surat Al Maun a y at
7
• Kata al maa’uun ( )‫ن وعامال‬berasal dari kata
al ma’n ( )‫ن عمال‬yang artinya sedikit. Ia juga •
bisa berasal dari kata ma’unah ( )‫ةنوعم‬ ‫عن ْم َيو‬ َ ‫ام لْ ا‬
َ ‫ن ُو‬ َ ‫وع‬
ُ ‫ن‬
َ
yang artinya bantuan, dengan mengganti • dan enggan (menolong dengan)
ta’ marbuthah dengan alif dan diletakkan barang berguna.
sesudah mim. Sehingga al maa’uun
adalah sedikit bantuan yang berguna.
• Ibnu Katsir menjelaskan, mereka adalah
orang-orang yang tidak beribadah kepada
Allah dengan baik, juga tidak mau berbuat
baik kepada sesama manusia. Tidak mau
menolong orang lain, bahkan tidak mau
meminjamkan sesuatu kepada orang lain
meskipun barang itu akan kembali dalam
kondisi utuh. Mereka juga menolak zakat.
Penutup
• Surat Al Maun adalah surat yang menjelaskan hakikat para pendusta
agama dan mendustakan hari pembalasan. Karakter utama mereka
adalah 1) sewenang-wenang kepada anak yatim dan 2) tidak mau
menolong orang miskin.
• Surat ini juga berisi ancaman kepada orang-orang munafik yang 3)
lalai dari shalatnya, memamerkan shalatnya padahal ia sering
meninggalkan shalat itu dan lalai dari tujuannya. 4) Mereka juga tidak
mau membantu orang lain. Bahkan meminjamkan sesuatu saja berat,
apalagi bersedekah dan membayar zakat. Mereka itulah orang-orang
yang celaka.

Anda mungkin juga menyukai