Anda di halaman 1dari 23

REFERAT 1

POSISI PASIEN
(PATIENT POSITIONING)

Oleh : Nobelia Carnationi

Pembimbing : dr. Budiana Rismawan, SpAn KAKV


 Perencanaan yang baik dalam posisi pasien sangat
menentukan keberhasilan operasikomplikasi akibat
salah posisi dapat dihindari, morbiditas dan mortalitas
juga dapat dikurangi, hemodinamik pasien dapat
terpengaruh dengan adanya perubahan posisi
 Kerjasama yang baik dari anestesi, bedah, perawat dan
teknisiposisi nyaman, aman, mendukung kemudahan
eksposure area operasi, dapat ditoleransi oleh pasien
 Faktor yang menjadi pertimbangan dalam penilaian preoperatif pasien
untuk posisi termasuk :
 Usia

 Tinggi badan

 Berat badan

 Warna kulit

 Rentang pergerakan

 Riwayat kondisi sebelumnya seperti alergi (termasuk alergi terhadap


lateks), sirkulasi, pernapasan sistem imun, defisit neurologis, status nutrisi
 Kompetensi mental contoh kelainan kongenital seperti sindrom down,
kerusakan otak baik karena cedera ataupun karena penyakit
 Prostetik

 Alat-alat implant seperti total joint implant, plate dan screw, pacemaker

 Alat-alat lainnya seperti kateter urin, kantong ostomi


 Penilaian preoperatif yang harus dipertimbangkan
terhadap prosedur pembedahan adalah
-Prosedur pembedahan yang akan dilakukan
-Estimasi lamanya pembedahan
-Anestesi dan dokter bedahnya memilih posisi pembedahan
POSISI-POSISI DASAR
 SUPINE
Merupakan sebagian besar dari posisi dalam pembedahan
 kualitas hemodinamik dapat dijaga dengan baik

 Satu atau kedua tangan pasien dapat direntangkan


menjauhi sisi tubuh (abduksi) atau didekatkan menempel
pada sisi tubuh (adduksi)
 Abduksi ekstremitas atas dibatasi < 90º untuk
meminimalisir injuri/cedera pada plexus brachialis
 Adduksi lengan menempel sepanjang sisi tubuh lengan
harus dalam posisi netral dengan telapak tangan kearah
pinggul, siku diberi bantalan dan lengan dialas dengan
matras.
KOMPLIKASI
 Alopesia karena tekanan (Pressure alopecia)paling
sering daerah oksiput.
 Nyeri punggung (Backache)

 Cedera saraf perifer


POSISI LITOTOMI
 Ketika kedua kaki dinaikkanaliran balik vena
meningkatpeningkatan sementara CO, sedikit
peningkatan tekanan vena serebri dan tekanan
intrakranial
 Diafragma kearah sefalad menurunkan komplians paru
dan volume tidal
 Pada obesitas/massa abdomen besar (seperti tumor,
hamil) tekanan abdomen meningkat signifikan, cukup
untuk membuat obstruksi aliran balik vena ke jantung
KOMPLIKASI
 Rasa terbakar pada jari, low back pain  (14%) pada pasien post
operasi, rhabdomiolisis, dan peningkatan kreatinin kinase
 Sindrom kompartemen,

 Untuk prosedur yang cukup lama, penggunaan penyangga kaki


yang ditempatkan pada fossa poplitea atau betis dihindari
 Hipotensi sistemik

 Neuropati persisten

 Prosedur yang lama (lebih dari 4 jam) Setiap jam pada posisi
lithotomi meningkatkan resiko neuropati motorik 100 kali.
 Cedera nervus sciatic, Nervus peroneus communis dan
cabang distalnya, Nervus peroneus communis , Nervus
saphenus.
 Neuropati femoral akibat abduksi yang berlebihan dari paha
POSISI LATERAL DEKUBITUS 
 Direkomendasikan menggunakan dua penyanggah;
yang di atas diletakkan di bagian kaudal
aksilamenghindari penekanan pada bundle
neurovaskuler brakhialis, yang dibawah diletakkan
di bawah panggul, di bawah krista iliaka
 Kepala, leher pada posisi netral dengan bantal,
penyanggah juga penting untuk menghindari
trauma akibat regangan pada pleksus brakhialis
 Penempatan chest roll untuk menjaga aksila
tetap bebas sehingga mencegah penekanan
pleksus brakialis dan arteri aksilaris
 Titik fleksi harus bertumpu pada krista iliaka
dibawah ginjal/kosta
terbawahmengoptimalkan ventilasi dari paru
dependen
KOMPLIKASI
 Nekrosis telinga bagian bawah bila tidak ditempatkan
dengan baik
 Mata bagian bawah beresiko mengalami penekanan dan
trombosis arteri retina
 Nekrosis kulit yang berada pada daerah penonjolan
tulang pada ekstremitas bawah, khususnya kaki yang
terletak di bawah
 Kepala dan leher pada posisi netral  menghindari
tekanan dan regangan otot yang dapat menyebabkan
nyeri leher postoperative.
 Perubahan letak ETT yang signifikan yang disebabkan
oleh fleksi dan ekstensi leher
 Trauma peregangan dapat mengakibatkan kerusakan
mayoritas pada pleksus brakhialis
 Nervus supra skapularis dapat teregang

 Trauma nervus thoracicus longus

 Trauma nervus peroneal communis

 Nervus sciatik inferior, superior, ramus ischiopubik


dapat terkompresi
POSISI PRONE
 Posisi paling umum adalah pasien dengan kepala
tertelungkup dimana :
 penyanggah di antara bahu dan krista
iliakamengurangi kompresi abdomen dan
memperbaiki fungsi pernapasan dan stabilitas
kardiovaskuler.
 Bantalan busa atau jelly donutmemproteksi mata dan
telinga.
 Pasien-pasien pediatrik, kain operasi yang digulung
dengan kuat sehingga membentuk bantalan yang
berbentuk silinder bebas kerutan untuk menyanggah
tubuh
EVALUASI PREANESTESI

 Riwayat trauma leher, artritis cervical, atau riwayat


operasi vertebra cervical sebelumnya
 Sindrom pediatrik tertentu ( misalnya sindrom Down dan
Morquio-Brailsford )anomali cervical ribberesiko
untuk terjadinya trauma medula spinalisfaktor
predisposisi terjadinya trauma pleksus brakhialis pada
saat lengan terabduksi
 Adanya obesitas harus dicatat sebab ukuran dada dapat
mempengaruhi landasan pengangkatan, mencegah
terjadinya kompresi serta menjaga kestabilan posisi.
 Semua pergerakan ekstremitas harus diperiksa
 FISIOLOGI POSISI PRONE

 Penekanan diafragma dan rongga thorak mengganggu


aliran balik venacardiac output.
 Penurunan kapasitas vital dan tidal volume pada saat
pasien diposisikan prone
 Resiko hipoksemi serebral yang bergantung pada posisi
lebih besar pada rotasi leher dan dorsofleksi kepala
 Adanya jeda dari aliran darah yang tersedia dari arteri
vertebralis komunikata yang asimetris merupakan
predisposisi dari iskemik batang otak
 Kompresi vena kava inferior dan vena femoralis akibat
penempatan sokongan yang tidak tepat maupun akibat
dari pengaruh gravitasi
KOMPLIKASI POSISI PRONE

 Ekstubasi
 Dislokasi kateter

 Mayoritas kontak kulit pada lutut, krista iliaka, dan


pergelangan tangan dapat beresiko mengalami nekrosis
 Pada pasien perempuan, perhatian khusus diberikan pada
payudaramencegah kerusakan dan nyeri akibat
kompresi post operatif
 Mata sebaiknya diplester dengan erat diberi saline atau
salep mata untuk mencegah abrasi kornea
 Penyebab kehilangan penglihatan postoperatif yang
paling sering dilaporkan adalah ischemic optic
neuropathy ( ION )
POSISI DUDUK

 Stroke volume dan cardiac output menurun, tekanan


perfusi otak (CPP) menurun tanpa perubahan denyut
jantung yang banyak.
 Terjadi peningkatan pernapasan tanpa peningkatan
kapasitas vital (VC) dan kapasitas residu fungsional
(FRC). Meskipun begitu dengan ventilasi tekanan positif
dan hipovolemia relatif peningkatan ruang rugi fisiologis
KOMPLIKASI POSISI DUDUK
 Cedera neurologis, servikal neuropraksia dan hipotensi
bradikardiaobat anestesi yang mengandung
epinephrine pada anestesi blok interskalenus.
 Emboli udara vena (Venous air embolism)

 Timbulnya disritmia menandakan adanya udara didalam


rongga jantung
 Kontra indikasi pada pasien dengan riwayat defek
intrakardiak atau arteriovenous malformasi
 Perencanaan yang baik dalam posisi pasien adalah sangat
menentukan keberhasilan dari suatu
operasikomplikasi, morbiditas dan mortalitas

Anda mungkin juga menyukai