Anda di halaman 1dari 43

MANIFESTASI KULIT HIV TANPA

KOMPLIKASI

Departmen Dermatologi & Venereologi


Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
Tujuan Umum
Mahasiswa memahami patomekanisme infeksi HIV tanpa komplikasi
serta proses – proses yang terjadi di dalamnya.
Tujuan Khusus
• Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan pengertian, struktur
HIV, dan epidemiologi infeksi HIV
• Mahasiswa mampu menjelaskan penularan virus HIV
• Mahasiswa mampu menjelaskan patomekanisme infeksi HIV
• Mahasiswa mampu menjelaskan proses infeksi HIV dalam tubuh
manusia
• Mahasiswa mampu menjelaskan manifestasi kulit pada infeksi HIV
awal
Pendahuluan
• Pada penderita HIV mengalami penurunan sistem imun sehingga mudah
terinfeksi (bakteri, virus, parasit), banyak di antaranya memiliki temuan
penyakit kulit.
• Selama beberapa minggu awal penderita HIV terinfeksi menderita gejala
ruam pada tubuh dan flu like symptom (sindrom infeksi HIV akut).
• Pada penderita HIV juga beresiko tinggi untuk mengalami keganasan,
penyakit kulit inflamasi, dan reaksi obat.
Pendahuluan
• Penyakit kulit yang sering terjadi pada penderita HIV  dermatitis
seboroik
• Beberapa penyakit kulit khas pada penderita HIV  Oral hairy
leukoplakia, Bacillary angiomatosis, dan Kaposi sarcoma
What is HIV ???
Human
Immunodeficiency
Virus
• "HIV" dapat merujuk pada virus / infeksi HIV
• HIV : virus golongan RNA yang spesifik menyerang sistem kekebalan tubuh
manusia dan menyebabkan Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)
Struktur HIV
• Genus : Lentivirus
• Famili : Retroviridae
• HIV : virus RNA berbentuk sferis
• Diameter 80 - 100 nm
Struktur HIV
• Terdapat 2 serotipe : HIV-1 dan HIV -2
HIV tipe 1 (HIV-1) mengelompokkan M, N, O, dan P
HIV tipe 2 (HIV-2) kelompok A sampai H
• HIV-1 kelompok M bertanggung jawab untuk mayoritas pandemi global
• HIV-2 adalah penyebab epidemi yang kurang umum dan ditemukan
terutama di negara-negara Afrika barat.
Struktur HIV
• HIV mempunyai 2 bagian inti (core) dan selubung
(envelope)
• Retrovirus mempunyai enzim reverse transcriptase 
mengubah RNA menjadi DNA pada saat menginfeksi
sel
Struktur HIV
• Selubung virus : dua lapisan lemak dan dua
macam glikoprotein (gp 120 dan gp 41)
• GP 120  perlekatan dengan reseptor sel host
saat proses infeksi
• GP 41  berperan menembus membrane sel
Epidemiologi
Epidemiologi
Penularan
Perjalanan Penyakit HIV
Manifestasi Penyakit Kulit pada
HIV Awal
Dermatologi Umum
DERMATITIS SEBOROIK
• Dermatitis seboroik mempengaruhi sekitar 50% pada
penderita HIV.
• Dermatitis seboroik  kelainan kulit papuloskuamosa
dengan predileksi pada daerah kelenjar sebasea yang aktif
seperti scalp, wajah dan dada.
• Etiologi : Malassezia furfur
Dermatologi Umum
• Gambaran klinis : bercak eritema, skuama kuning
berminyak pada kulit kepala, alis mata, lipat nasolabial,
liang telinga, punggung, dan dada
• Terapi :
• Kortikosteroid potensi sedang
• Antifungal  selenium sulfide, zink, ketoconazole
• Keratolitik  asam salisilat
• Sinar UVB
Dermatologi Umum
PSORIASIS
• Psoriasis  penyakit peradangan kulit kronik yang sering terjadi pada penderita
HIV selain dermatitis seboroik dan xerosis.
• Gambaran klinis : plak eritematosa dengan skuama berlapis berwarna putih
keperakan dengan batas tegas. Lokasi terutama pada ekstensor.
Dermatologi Umum
• Pada penderita HIV berpotensi menjadi sangat berat (eritoderma)
• Patogenesis  Autoimun dan genetik (Human Laucocyte antigen
(HLA)
• Bentuk psoriasis terlihat pada orang yang terinfeksi HIV adalah
psoriasis tipe plak kronis
Histopatologi  Akantosis dengan elongasi seragam dan penipisan
epidermis diatas papilla dermis. Tampak hyperkeratosis dan parakeratosis
dengan penipisan atau menghilangnya stratum granulosum.
• Faktor pencetus  kimiawi, mekanik dan termal, stress, obat-obatan,
infeksi, merokok, obesitas, diabetes melitus, sindrom metabolik
• Pengobatan:
Topikal kortikosteroid
Kalsipotriol
Metotreksat
Psoralen dan UVA
Fototerapi UVB
Erupsi Obat
• Frekuensi erupsi obat pada penderita HIV 10 kali lebih tinggi daripada
populasi umum, terutama pad apenderita dengan jumlah CD 4 <200
sel/µL. Pada penderita HIV sering mengkonsumsi obat dalam jumlah
banyak.
• Gambaran klinis yang paling umum adalah erupsi morbiliform,
urtikaria
Erupsi Obat
• Obat – obat yang menyebabkan erupsi obat : cotrimoxazole, obat
tuberculosis (Isoniazid, rifampicin), streptomisin, dapsone,
antikonvulsan ( phenytoin, carbamazepine, fenobarbital)
• Terapi :
• Stop obat
• Kortikosteroid
• Antihistamin
• Imunoglobulin Intravena (IVIG)
Infeksi
1. Fungi
2. Bakteri
3. Parasit
4. Virus
Kandidiasis
• Kandidiasis  penyakit jamur yang disebabkan oleh Candida albicans.
Infeksi mengenai kulit, membrane mukosa, kuku dan sistemik.
• Gambaran klinis:
• Kandidosis (thrush) pseudomembran putih keabuan menutupi
lidah, pipi sebelah dalam
• Kandidosis intertriginosa bercak kemerahan pada daerah lipatan
disertai lesi satelit
Kandidiasis
• Pemeriksaan Penunjang  KOH 20%, Agar dekstrosa Saboraud, lampu
Wood
• Pengobatan  Nistatin, ketokonazol, Itraconazole
Dermatofita
DERMATOFITA ( tinea kruris, tinea intertriginosa, tinea pedis )
• Dermatofita  penyakit pada jaringan yang mengandung kulit tanduk
yang disebabkan golongan jamur dermatofita.
• 3 genus dermatofita  Microsporum, Tricophyton, Epidermophyton
Dermatofita
• Gambaran klinis  bercak eritematosa batas tegas dengan tepi aktif,
central healing, polisiklik
• Pemeriksaan penunjang  KOH 10-20%, agar dekstrosa Sabouraud
• Terapi  antifungal; ketokonazol, mikonazole, flukonazol, terbinafine.
Bakteri
• FOLIKULITIS  peradangan folikel polisebasea dari folikel rambut
• Etiologi  Staphylococcus aureus, Micrococcus sp, Acinetobacter
baumannii ( pada penderita HIV)
• Gambaran Klinis Lesi berupa papul atau pustul eritematosa
• Tatalaksana  Antibiotik
Parasit
• Scabies  penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitasi Sacroptes
scabiei
• Gambaran klinis  pruritus nokturna, terowongan (kunikulus) pada stratum
korneum yang tipis, lesi polimorf.
• Pengobatan  gameksan 1%, Sulfur Presipitatum 4-20%, permetrin 5% dioleskan
seluruh tubuh dari leher sampai kaki, didiamkan selama 8 – 12 jam
Herpes Zoster
• Herpes Zoster  penyakit neurokutan dengan manifestasi erupsi
vesikel berkelompok dengan dasar eritema disertai nyeri radicular
unilateral (terbatas pada satu dermatom).
• Gejala klinis  gejala prodromal, nyeri terlokalisata (terbatas pada
satu dermatom), vesikel berkelompok . Pada penderita HIV, lesi
cenderung kronik, persisten, dan lesi kulitnya lebih berat (bula
hemoragik, nekrotik)
Herpes Zoster
• Pemeriksaan Penunjang  PCR
• Pengobatan 
• Asiklovir 5x800mg diberikan sebelum 72 jam, Valasiklovir 3x1000mg,
Famsiklovir 3x500mg
• Analgetik
• Antidepresan trisklik
• Komplikasi : Neuralgia Pasca Herpes (NPH)
.

Moluskum Kontagiosum
• Etiologi  virus poks
• Gambaran klinis Lesi berupa papul berbentuk kubah, berkilat, berwarna seperti daging dan
permukaannya terdapat lekukan (delle/umbilikasi)
• Lokasi : daerah wajah, leher, ketiak, badan, dan ekstremitas. Pada penderita HIV, lesi biasanya
terlihat pada area dagu.
Moluskum Kontagiosum
• Pemeriksaan Penunjang 
• Pewarnaan gram, giemsa
• Histopatologik  badan moluskum ( intracytoplasmic inclusion body)
• PCR
• Tata laksana :
• Mengeluarkan massa dengan ekstraktor komedo, jarum suntik, atau kuret
• Elektrokauterisasi
• Cryoterapi selama 10-5 detik per lesi
• Imiquimod topical 5%, efektif pada lesi resiten.
Kaposi Sarcoma
• Kaposi Sarcoma adalah keganasan limfatik dan vascular yang disebabkan oleh
human herpes virus 8
• Gambaran klinisbercak, plak, atau nodul berwarna merah atau kecoklatan
• Diagnosis  biopsy

Anda mungkin juga menyukai