Penyusun:
Ema Waliyanti, S.Kep, Ns., MPH
Syahruramdhani, Ns., MSN, MSc
Shanti Wardaningsih, M.Kep. Sp. Jiwa, Ph.D
Yusi Riwayatul Afsah, S., Kep., Ns, MNS
Nurul Hidayah, Ns., M.Nurs
Ferika Indarwati, Ns., MNg
Sutantri, Ns., M. Sc
Editor:
Ema Waliyanti, S. Kep, Ns., MPH
Yusi Riwayatul Afsah, S.Kep., Ns, MNS
NIK : 198310830201604173162
Pangkat/ Golongan : III B
Jabatan :-
Fakultas/Program Studi : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan/Ilmu Keperawatan
Menyetujui Mengetahui
Ka Prodi PJ Blok
(Shanti Wardaningsih, M.Kep., Sp.KepJiwa, Ph.D) (Ema Waliyanti, S.Kep, Ns., MPH )
Visi
Pada tahun 2020 menjadi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan yang bertata kelola baik (Good
Faculty Governance) dan mandiri, berbasis bukti dalam pengembangan ilmu dan teknologi, berakar
pada sosio-budaya Indonesia yang Islami, bermanfaat untuk kemaslahatan umat, dan termasuk
sebagai yang terbaik di tingkat global.
Misi
Misi umum
Menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian dalam bidang kedokteran dan kesehatan
yang berbasis bukti.
Misi khusus
1. Meningkatkan kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat di bidang
kedokteran dan kesehatan dengan berbasis bukti, dan mencapai kualitas nasional, regional
bahkan internasional.
2. Mengembangkan sivitas akademika untuk menjadi pribadi yang berakhlakul-karimah, berakar
pada sosio-budaya Indonesia dan dapat bersaing secara global.
Tujuan
Tujuan umum
Menghasilkan lulusan yang profesional, Islami, mampu mengembangkan ilmu dan teknologi di
bidang kedokteran dan kesehatan untuk kesejahteraan bangsa Indonesia dan umat Islam, serta
mampu bersaing di tataran global.
Tujuan khusus
1. Menyelenggarakan kegiatan pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat di bidang
kedokteran dan kesehatan secara mandiri, bertata kelola baik dan berbasis bukti.
2. Menghasilkan lulusan yang kompeten untuk bersaing secara global dan ber-akhlakul-karimah.
1. Visi:
Menjadi Program Studi Pendidikan Ners yang unggul dalam pengembangan
keperawatan klinik berdasarkan nilai-nilai ke-Islaman untuk kemaslahatan umat di
Asia Tenggara pada 2022.
2. Misi:
a. Menyelenggarakan pendidikan ners yang unggul dan Islami.
b. Mengembangkan penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan praktik
keperawatan.
c. Menerapkan ilmu keperawatan sebagai bagian dari pengabdian kepada
masyarakat untuk kemaslahatan umat.
3. Tujuan
A. Menghasilkan ners yang memiliki kemampuan klinik dan mampu menerapkan
nilai-nilai Islami dalam memberikan asuhan keperawatan.
B. Menghasilkan produk penelitian yang dapat digunakan untuk meningkatkan
mutu pelayanan dan meningkatkan ilmu keperawatan.
C. Menghasilkan kegiatan pelayanan berbasis hasil penelitian untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
INFORMASI BLOK
B. Deskripsi Blok
Blok Komunikasi Keperawatan merupakan mata kuliah di tahun pertama semester kedua dari
Kurikulum Blok 2015 Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
UMY. Kajian utama dalam blok ini adalah komunikasi dalam keperawatan. Komunikasi merupakan
kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang perawat. Blok ini akan membahas tentang
prinsip dasar komunikasi dan keterampilan interpesonal yang akan digunakan dalam praktek
keperawatan profesional.
Bentuk kegiatan pembelajaran di dalam blok ini terdiri dari small group discussion (mentoring
dan tutorial), perkuliahan melalui metode ceramah dan tanya jawab, kuliah daring, skills lab dan
penugasan. Semua bentuk proses pembelajaran yang digunakan menggunakan pendekatan student
centered learning sehingga mahasiswa harus berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Beban
studi 4 sks terdiri dari 2 sks kuliah, 1 sks praktikum dan 1 sks tutorial. Setelah menyelesaikan blok ini,
diharapkan mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan konsep komunikasi perawat yang
profesional dan islami.
1. Menjunjung
tinggi nilai
kemanusiaan
dalam
menjalankan
tugas
berdasarkan
agama,moral,
dan etika.
1. M
HARDSKILL Jenis - Komunikasi - Project base - Mendenga 1. Nilai 2 jam Ema
1. Memahami jenis- komunika verbal laerning rkan mentoring Waliyanti
jenis komunikasi si - Komunikasi - Mentoring penjelasan 2. Nilai pre
2. Memahami non verbal - Skillab - Aktif test
komunikasi - Komunikasi - Self directed dalam 3. Nilai
verbal simbolik learning diskusi proses
3. Memahami - Metakomun - Melakukan 4. Nilai pre
komunikasi non ikasi demonstra test
verbal si 5. Nilai
4. Memahami - Mengerjak proses
komunikasi an pretes 6. Nilai OSCE
simbolik - Melakukan
3 10%
5. Memahami redemonst
metakomunikasi rasi Aktif
6. Mampu dalam
melakukan diskusi
komunikasi
verbal, non
verbal dan
simbolik
SOFTSKILL
1. Mampu
melaksanakan
2. m
HARDSKILL Komunika - Gaya - Ceramah - Mendengar 1. Kerjasama 2x50’ Nurul
1. Mahasiswa si komunikas - Diskusi kan antar anggota Hidayah
mampu interperso i - Self directed penjelasan kelompok
memahami nal interperso learning - Aktif dalam 2. Keaktifan
bermacam gaya nal diskusi mahasiswa
komunikasi - Pengkajian - Belajar 3. Kemampuan
interpersonal gaya mandiri menyatakan
2. Mampu komunikas pendapat.
mengkaji gaya i 4. Nilai MCQ
komunikasi - Assertiven
pribadi es
SOFTSKILL
Memiliki sikap
5 5%
menghormati hak
privasi, nilai
budaya yang
dianut dan
martabat klien,
menghormati hak
klien untuk
memilih dan
menentukan
sendiri asuhan
keperawatan dan
kesehatan yang
diberikan, serta
bertanggung jawab
atas kerahasiaan
3. M
Teori- 1. Teori - Penugasan - Melakukan 1. Keaktifan 2x50’ Shanti W
HARDSKILL
teori yang Travel bee Presentasi presentasi mahasiswa
Mahasiswa
mendasar 2. Teori Peplau - Self directed - Mendenga 2. Kemampua
memahami teori
i 3. Teori learning rkan n
yang mendasari
komunika Watson penjelasan menyatakan
komunikasi dalam
si - Aktif pendapat.
kerawatan.
keperawa dalam 3. Kebenaran
tan diskusi menjawab
SOFTSKILL
6 - Aktif pertanyaan 10%
Mampu
dalam 4. Kerjasama
melaksanakan
diskusi antar
praktik
kelompok
keperawatan
5. Nilai
dengan prinsip etis
makalah
dan peka budaya
6. Nilai
sesuai dengan
presentasi
1. M
7. MCQ
HARDSKILL Teori- 1. Teori - Penugasan - Melakukan 1. Keaktifan 2x50’ Shanti W
Mahasiswa teori yang Johari Presentasi presentasi mahasiswa
7 10%
memahami teori mendasar Window - Self directed - Mendenga 2. Kemampua
yang mendasari i 2. Teori Difusi learning rkan n
SOFTSKILL
4. m
Mampu
melaksanakan
praktik keperawatan
dengan prinsip etis
dan peka budaya
sesuai dengan Kode
Etik Perawat
Indonesia.
SOFTSKILL
Mampu
melaksanakan
praktik
keperawatan
dengan prinsip etis
dan peka budaya
sesuai dengan Kode
Etik Perawat
Indonesia.
SOFTSKILL
Mampu
melaksanakan
praktik
keperawatan
dengan prinsip etis
dan peka budaya
sesuai dengan Kode
Etik Perawat
Indonesia.
Mampu memahami
implikasi komunikasi
professional
berdasarkan usia
jenis kelamin, dan
budaya terhadap
klien dan kolega.
SOFTSKILL
Mampu memahami
implikasi komunikasi
professional
berdasarkan usia
jenis kelamin, dan
budaya terhadap
klien dan kolega.
SOFTSKILL
Mampu memahami
implikasi komunikasi
professional
berdasarkan usia
jenis kelamin, dan
budaya terhadap
klien dan kolega.
• Craven & Hirnie.(2000). Fundamental of Nursing :Human Health and Function 3th ed.
iliams & Wilkins.
• Kozier.B, Erb.G. & Oliveri R. (1995). Fundamentals of Nursing: Concepts Process. (4th
ed.) California: Addison Wesley Publishing Co.
• Ellis, J.R., Nowlis, E.A. & Bens, P.M. (1996). Fundamentals of Nursing: Concepts,
Process Practice. (6th Ed.) Philadelphia: Lippincott-Raven Publisher.
• Kozier, B., Erb, G & Oliveri, R. (1996). Fundamentals of Nursing: Concepts, Process
Practice. (4th Ed.) California: Addson-Wesley Publishing Co.
• Potter, A.G.& Potter, A.G. (1997). Fundamental of nursing:concepts,process &
practice. (4th ed). St.Louis : Mosby-Year Book
• Kozier, B. (1996). Fundamental of Nursing: Concepts Process and Practice. Redwood
City: Addison Wesley.
• Potter, P.A & Perry A.G. (2003). Fundamental of Nursing Concept, Process and
Practice. (3rd ed.). St. Louis: Mosby Year Book.
• Stuart and Laraia, 2005. The principles and practice of Psychiatric Nursing,
Philadelpia, Mosby Year Book.
• Shives, R ,2005. Basic Concept of Psychiatric Mental Health Nursing.
• Mohr, WK ,2006. Psychiatric –Mental Health Nursing, Philadelphia, Lippincott
Williams & Wilkins.
• Townsend, M. C ,1996. Psychiatric Mental Health Nursing : Concepts of Care.
Philadhelphia : F. A. Davis.
• Kaplan, B & Sadock ,2005. Comprehensive Texbooks of Psychiatry, Philadelphia.
• Varcarolis, EM, 2013, Essential of Psychiatric Mental Health Nursing: Missouri,
Elsiever.
F. Topik Mentoring
Penyusun:
Penyusun:
Ema Waliyanti, S.Kep, Ns., MPH
Syahruramdhani, Ns., MSN, MSc
Shanti Wardaningsih, M.Kep. Sp. Jiwa, Ph.D
Yusi Riwayatul Afsah, S.Kep., Ns, MNS
Nurul Hidayah, Ns., M.Nurs
Ferika Indarwati, Ns., MNg
Sutantri, Ns., M. Sc
Editor:
Ema Waliyanti, S. Kep, Ns., MPH
Yusi Riwayatul Afsah, S.Kep., Ns, MNS
KOMPONEN MENTORING
MENTOR
Mentor adalah pembimbing. Secara bahasa, mentoring berasal dari Bahasa Inggris “mentor” yag
artinya penasehat. Mentor adalah seorang yang penuh kebijaksanaan, pandai mengajar, mendidik,
membimbing, membina, melatih, dan menangani orang lain. Mentor biasanya terdiri dari orang yang
mempunyai pengalaman dalam memberi bantuan kepada mahasiswa yang memerlukannya.
Menjadi mentor yang efektif harus bisa memberikan masukan yang bermanfaat dan memerankan
peran sebagai pengajar/guru dengan skill yang dimiliki. Mentor yang baik melihat peran mereka
lebih dari sekedar pemberi saran/kritik. Mentor bisa berperan sekaligus sebagai konsultan, pelatih,
penasehat, guru, master, terapis, dan pembimbing. Mentor yang memiliki pengaruh besar mampu
berganti-ganti peran sesuai dengan kebutuhan mentee.
MENTEE
Mentee pula dirujukan kepada individu yang menerima pertolongan. Dalam memberi khidmat
menolong, mentor yang berpengetahuan dan berpengalaman bertindak sebagai pembimbing, rakan
dan guru kepada mentee yang memerlukan bantuan.
MENTORING
Kegiatan pembinaan, pengarahan dalam sebuah kelompok yang tetap dimana terjadi komunikasi
dua arah antara Mentor dan Mentee untuk bertukar pikiran. Mentoring adalah menumbuhkan
manusia — Helen Lowerie Marshall.
LANGKAH-LANGKAH MENTORING
“Five Phase Mentoring Relationship Model”, menurut Wheeler & Cooper :
Phase one : purpose.
Pada fase ini mentor dan mentee membahas tujuan pembelajaran yang akan didiskusikan pada saat
kegiatan mentoring. Mentor dan mentee memperjelas tugas dan peran masing-masing
Phase two : Engagement.
Mentor memulai kegiatan diskusi dengan hal yang menyenangkan dan menjelaskan secara
sederhana konsep yang akan didiskusikan.
Phase three : Planning. Developing your mentoring action plan. How can I achieve my goals? How
will we work together?
Mentor dan mentee membuat perencanaan terkait pencapaian tujuan, langkah-langkah apa yang
harus dilakukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
Phase four : Emergence. Engaging in the conversation. What we are learning?
Jenis Komunikasi
Tujuan Pembelajaran:
Mahasiswa mampu memahami jenis-jenis komunikasi
LO:
1. Pengertian komunikasi verbal
2. Contoh komunikasi verbal
3. Pengertian komunikasi non verbal dan jenis-jenisnya
4. Contoh komunikasi non verbal
5. Pengertian komunikasi simbolik
6. Contoh komunikasi simbolik
7. Pengertian metakomunikasi
8. Contoh komunikasi metakomunikasi
9. Role Play komunikasi
Tujuan Pembelajaran:
Mahasiswa mampu memahami dan melakukan komunikasi pada anak.
Seorang anak laki-laki berusia 6 tahun dirawat dibangsal anak karena diare. Klien sering menangis dan berkata
ingin segera pulang. Seorang perawat yang akan melakukan pengkajian mendekati orangtua klien, berbincang
sebentar, lalu mendekati klien dan mengatakan “Dek, ayo kita main dokter-dokteran”. Klien berhenti menangis
dan terlihat senang diajak bermain oleh perawat. Keesokan harinya perawat membawa kertas dan pensil warna
untuk klien menggambar.
LO:
1. Perkembangan tingkat kognitif pada anak yang mempengaruhi teknik komunikasi
2. Komunikasi terapeutik berdasarkan tingkat perkembangan anak (Infancy, Toddler dan Earlychilhood,
School age years, Adolescence)
3. Teknik komunikasi kreatif pada anak (teknik verbal dan non verbal)
4. Komunikasi efektif dengan keluarga
5. Role play komunikasi pada anak
6. IRK dalam pengasuhan anak
Tujuan Pembelajaran:
Mahasiswa mampu menyusun script video komunikasi berdasarkan tema yang telah ditentukan
LO:
Tujuan pembelajaran:
Mahasiswa mampu memahami dan dapat melakukan komunikasi pada lanjut usia
Seorang laki-laki berusia 75 tahun dirawat di bangsal syaraf dengan diagnosa stroke. Pasien sering marah kepada
keluarga dan perawat karena merasa tidak diperhatikan. Pasien mengalami penurunan fungsi pendengaran.
Perawat mengajak pasien berkomunikasi dengan bahasa yang sederhana dan jelas. Perawat juga menggunakan
sentuhan untuk memperjelas komunikasi yang disampaikan
LO :
Tujuan Pembelajaran:
Mahasiswa mampu memahami komunikasi dalam keanekaragaman budaya
LO:
Tujuan Pembelajaran:
Mahasiswa mampu memahami teknik komunikasi massa
1. Definisi komunikasi massa
2. Tujuan dalam komunikasi massa
3. Macam-macam komunikasi massa
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi massa
5. IRK (berlomba-lomba dalam menyampaikan kebaikan, bicaralah sesuai dengan bahasa kaumnya)
Seorang pasien perempuan 65 tahun di rawat dibangsal dalam sebuah Rumah Sakit dengan diagnosa stroke.
Pasien terlihat sedih karena karena merasa kesepian. Pasien mengalami penurunan fungsi pendengaran,
kesulitan berbicara dan mengungkapkan kata-kata. Saat perawat mengajak pasien berkomunikasi tidak ada
kontak mata dan kesulitan memahami komunikasi dengan keluarga. Keluarga mengungkapkan kesulitan dalam
berkomunikasi dengan pasien. Keluarga meminta perawat untuk dapat mengajarkan cara komunikasi yang tepat
untuk pasien.
LO:
1. Mahasiswa mampu membuat analisa data sesuai dengan kasus
2. Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa keperawatan
3. Mahasiswa mampu membuat perencanaan (NOC dan NIC)
VIDEO KOMUNIKASI
Tujuan Pembelajaran:
Mahasiswa mampu mempresentasikan hasil pembuatan video dan menganalisa proses komunikasi terapeutik
menggunakan teknik analisa proses interaksi (API).
LO:
1. Mahasiswa mampu mempresentasikan hasil pembuatan video komunikasi
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi aspek verbal pada video komunikasi
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi aspek non verbal pada video komunikasi
4. Mahasiswa mampu melakukan analisa proses komunikasi pada video
5. Mahasiswa mampu menentukan rasional dari pemilihan teknik komunikasi
Petunjuk Pengisian:
✓ Rubrik 3 merupakan penilaian individu
✓ Berikan nilai pada setiap item (skor 1-4) sesuai dengan rubrik penilaian proses mentoring
Nilai
No. Aspek yang
diobservasi Mentoring 1 Mentoring 2 Mentoring 3 Mentoring 4 Rata-rata
1 Preparation
Prior knowledge
Sumber yang tepat
Tepat waktu
Syar’i performance
2 Pelaksanaan
Keaktifan dan
relevansi
Feedback
Menghargai
pendapat orang lain
Menerima masukan
dari orang lain
Jumlah skor
Nilai akhir
Pedoman Penskoran :
1. TUJUAN TUGAS
Mahasiswa mengetahui konsep islam dalam Komunikasi
2. URAIAN TUGAS
a. Obyek Garapan:
Al-Qur’an, hadits shahih, text book keperawatan Islam, text book kedokteran Islam
b. Batasan yang harus dikerjakan :
1) Tugas individu
2) Membuat makalah terkait konsep islam dalam komunikasi bersumber dari Al-Qur’an, hadits shahih,
text book keperawatan Islam, text book kedokteran Islam
c. Metode/Cara Pengerjaan (acuan cara pengerjaan):
1) Merupakan penugasan individu
2) Mencari satu tema tentang komunikasi dan dikaitkan dengan Al-Qur’an, hadits shahih, text book
keperawatan Islam, text book kedokteran Islam
3) Paper di kumpulkan melalui els
4) Apabila terdapat kesamaan makalah dan isi, maka mahasiswa yang bersangkutan tidak
diperbolehkan mengikuti ujian blok
d. Deskripsi Luaran tugas yang dihasilkan:
Paper individu, min 2 halaman. Diiketik dengan komputer dengan font : Arial (11) atau Calibri (12) atau
Times New Roman (12), dengan spasi 1.5
e. Bobot dan sistem penilaian
Bobot tugas 5% dari total nilai penugasan
3. KRITERIA PENILAIAN
a. Penilaian Hard Skills
DIMENSI Sangat Memuaskan Batas Kurang Di bawah SKOR
Memuaskan Memuaskan standard
BAHASA Bahasa Bahasa Bahasa Informasi Tidak ada hasil
PAPER menggugah menambah deskriptif dan data
pembaca informasi , tidak yang
untuk mencari pembaca terlalu disampaikan
tahu konsep menamb tidak
lebih dalam ah menarik dan
pengetah membingung
uan kan
KERAPIAN Paper dibuat Paper cukup Dijilid Dijilid namun Tidak ada hasil
PAPER dengan menarik, biasa kurang rapi
sangat walau tidak
GRADING SCHEME
GRADE SKOR DESKRIPSI
Format makalah sesuai pedoman
A 75 - 100. Kedalaman substansi baik
Tata tulis (bahasa) baik
Format makalah sesuai pedoman
B 50 - 74 Kedalaman substansi sedang
Tata tulis (bahasa) sedang
Format makalah sesuai pedoman
C 25 - 49 Kedalaman substansi kurang
Tata tulis (bahasa) kurang
D/E 1 - 24 Tidak membuat makalah dan tidak presentasi
b. Penilaian Softskills
Bagus 61-80 Informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh pendengar
Cukup 41-60 Informasi yang disampaikan kurang dapat diterima isi dan maknanya
No Keterangan Pembahasan
1 Topik :
2 Al-Qur’an, hadits :
shahih, text book
keperawatan Islam,
text book
kedokteran Islam
terkait topik
3 Analisis topic sesuai :
Al-Qur’an, hadits
shahih, text book
keperawatan Islam,
text book
kedokteran Islam
4 Kesimpulan :
5 Referensi :
1. TUJUAN TUGAS
Mahasiswa memahami berbagai macam komunikasi dan aplikasinya.
2. URAIAN TUGAS
a. Obyek Garapan:
Text book terkait berbagai macam teori dalam dalam komunikasi:
a. Penilaian Softskills
KRITERIA : Ketepatan cara komunikasi
Bagus 61-80 Informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh pendengar
Cukup 41-60 Informasi yang disampaikan kurang dapat diterima isi dan maknanya
KRITERIA : Kerjasama
GRADE SCORE DESKRIPSI
Bagus 61-80 Kerjasama kelompok baik
Cukup 41-60 Kerjasama kelompok kurang
Kurang ≤40 Tidak ada kerjasama kelompok
No Keterangan Pembahasan
1 Topik :
2 Konsep teori dan :
model
3 Teori dan Model :
Keperawatan ……
(Sebutkan teori dan
model siapa)
4 Penerapan teori dan :
model (Sebutkan
teori dan model
siapa) dalam
keperawatan
5 Kesimpulan :
6 Referensi :
1. TUJUAN TUGAS
Mahasiswa membuat membuat video roleplay tentang komunikasi terapeutik
2. URAIAN TUGAS
a. Obyek Garapan:
Tiap kelompok membuat video role play komunikasi tentang:
1. Komunikasi dengan klien yang memiliki hambatan komunikasi
2. Komunikasi terapeutik pada anak saat pengkajian
3. Komunikasi terapeutik pada anak saat intervensi
4. Komunikasi terapeutik pada lansia saat pengkajian
5. Komunikasi terapeutik pada lansia saat intervensi
6. Komunikasi terapeutik beda budaya saat pengkajian
7. Komunikasi terapeutik beda budaya saat intervensi
8. Komunikasi terapeutik pada remaja
9. Komunikasi dengan teman sejawat
10.Menyampaikan berita buruk
11.Menyampaikan berita buruk
12.Teknik konfrontasi
b. Batasan yang harus dikerjakan :
1) Tugas kelompok
2) Membuat video
c. Metode/Cara Pengerjaan (acuan cara pengerjaan):
1) Merupakan penugasan kelompok
2) Membuat video komunikasi
3) Apabila terdapat kesamaan isi, maka mahasiswa yang bersangkutan tidak diperbolehkan mengikuti
ujian blok
d. Deskripsi Luaran tugas yang dihasilkan:
Video komunikasi
e. Bobot dan sistem penilaian
Bobot tugas 7% dari total nilai Penugasan
Penyusun:
Penyusun:
Ema Waliyanti, S.Kep, Ns., MPH
Syahruramdhani, Ns., MSN, MSc
Shanti Wardaningsih, M.Kep. Sp. Jiwa, Ph.D
Yusi Riwayatul Afsah, S.Kep., Ns, MNS
Nurul Hidayah, Ns., M.Nurs
Ferika Indarwati, Ns., MNg
Sutantri, Ns., M. Sc
Editor:
Ema Waliyanti, S. Kep, Ns., MPH
Yusi Riwayatul Afsah, S.Kep., Ns, MNS
1. Inisial pasien
Tulis inisial bukan nama lengkap.
2. Status interaksi
Pertemuan keberapa dengan pasien atau pada fase apa saat berhubungan dengan pasien.
3. Lingkungan
Tempat interaksi, situasi tempat interaksi, serta posisi perawat dan pasien.
4. Deskripsi pasien
Penampilan umum pasien.
5. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dalam interaksi saat itu. Tujuan ini berpusat pada pasien dan terkait dengan
proses keperawatan pasien.
6. Komunikasi verbal
Ucapan verbal perawat dan pasien (apa yang diucapkan oleh perawat dan apa yang didengar pasien).
Sumber: Ah. Yusuf, dkk. (2015), Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa, Penerbit Salemba Medika.
TIU :
Setelah mengikuti praktikum komunikasi terapeutik, semua mahasiswa mampu mendemonstrasikan komunikasi
terapeutik dalam berinteraksi dengan kliennya.
TIK :
Pada akhir praktikum, semua mahasiswa mampu :
1. Menyebutkan pengertian komunikasi terapeutik
2. Menjelaskan proses komunikasi terapeutik
3. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi proses komunikasi
4. Menjelaskan fase hubungan perawat – klien
KASUS
Seorang wanita berusia 30 tahun dirawat di bangsal bedah setelah menjalani operasi karena patah pada
pergelangan tangan kanannya. Saat ini keluhan utama klien adalah nyeri pada bagian tubuh yang dioperasi.
Lakukan pengkajian nyeri pada klien menggunakan teknik dan tahapan komunikasi terapeutik.
Seorang anak perempuan berusia 5 tahun dirawat di bangsal anak karena mengalami demam. Anak tersebut
pernah mengalami kejang demam sehingga orangtuanya merasa sangat khawatir. Lakukan pengkajian dan
intervensi pada klien dan keluarganya menggunakan teknik dan tahapan komunikasi terapeutik.
Komunikasi dalam keperawatan disebut dengan komunikasi terapeutik, komunikasi yang dilakukan oleh seorang
perawat pada saat melakukan intervensi keperawatan harus mampu memberikan khasiat terapi bagi proses
penyembuhan pasien. Northouse (1998) mendefinisikan komunikasi terapeutik sebagai kemampuan atau
keterampilan perawat untuk membantu klien beradaptasi terhadap stres, mengatasi gangguan psikologis dan
belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain. Stuart G.W (1998) menyatakan bahwa komunikasi
terapeutik merupakan hubungan interpersonal antara perawat dan klien, dalam hubungan ini perawat dan klien
memperoleh pengalaman belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional klien.
1. Tahap Persiapan/Pra-interaksi
Dalam tahapan ini perawat menggali perasaan dan menilik dirinya dengan cara mengidentifikasi kelebihan dan
kekurangannya. Pada tahap ini juga perawat mencari informasi tentang klien sebagai lawan bicaranya. Setelah
hal ini dilakukan, perawat merancang strategi untuk pertemuan pertama dengan klien. Tahapan ini dilakukan
oleh perawat dengan tujuan mengurangi rasa cemas atau kecemasan yang mungkin dirasakan oleh perawat
sebelum melakukan komunikasi terapeutik dengan klien. Kecemasan yang dialami seseorang dapat sangat
mempengaruhi interaksinya dengan orang lain (Ellis, Gates dan Kenworthy, 2000 dalam Suryani, 2005). Hal ini
disebabkan oleh adanya kesalahan dalam menginterpretasikan apa yang diucapkan oleh lawan bicara. Pada saat
perawat merasa cemas, dia tidak akan mampu mendengarkan apa yang dikatakan oleh klien dengan baik
(Brammer, 1993 dalam Suryani, 2005) sehingga tidak mampu melakukan active listening (mendengarkan dengan
aktif dan peuh perhatian).
2. Tahap Perkenalan/Orientasi
Tahap perkenalan dilaksanakan setiap kali pertemuan dengan klien dilakukan. Tujuan dalam tahap ini adalah
memvalidasi keakuratan data dan rencana yang telah dibuat sesuai dengan keadaan klien saat ini, serta
mengevaluasi hasil tindakan yang telah lalu (Stuart.G.W, 1998).
3. Tahap Kerja
Tahap kerja merupakan inti dari keseluruhan proses komunikasi terapeutik. Tahap kerja merupakan tahap yang
terpanjang dalam komunikasi terapeutik karena di dalamnya perawat dituntut untuk membantu dan
mendukung klien untuk menyampaikan perasaan dan pikirannya dan kemudian menganalisa respon ataupun
pesan komunikasi verbal dan non verbal yang disampaikan oleh klien. Dalam tahap ini pula perawat
mendengarkan secara aktif dan dengan penuh perhatian sehingga mampu membantu klien untuk
mendefinisikan masalah yang sedang dihadapi oleh klien, mencari penyelesaian masalah dan mengevaluasinya.
Dibagian akhir tahap ini, perawat diharapkan mampu menyimpulkan percakapannya dengan klien. Teknik
menyimpulkan ini merupakan usaha untuk memadukan dan menegaskan hal-hal penting dalam percakapan, dan
membantu perawat dan klien memiliki pikiran dan ide yang sama (Murray,B. & Judith,P,1997 dalam
Suryani,2005). Dengan dilakukannya penarikan kesimpulan oleh perawat maka klien dapat merasakan bahwa
keseluruhan pesan atau perasaan yang telah disampaikannya diterima dengan baik dan benar-benar dipahami
oleh perawat.
4. Tahap Terminasi
Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dan klien. Tahap terminasi dibagi dua yaitu terminasi
sementara dan terminasi akhir (Stuart, 1998). Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan perawat
dan klien, setelah hal ini dilakukan perawat dan klien masih akan bertemu kembali pada waktu yang berbeda
sesuai dengan kontrak waktu yang telah disepakati bersama. Sedangkan terminasi akhir dilakukan oleh perawat
setelah menyelesaikan seluruh proses keperawatan.
Nama Mahasiswa:
NIM :
Score
Prosedur C D Actu Ma
Raw score
Tahapan 1,2, 1,2, al x
0,1,2,3,4,5
3 3 RxCx Sco
D re
1 Mengumpulkan data tentang klien 0 1 2 1 2
2 Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri 0 1 2 1 2
3 Menganalisa kekuatan dan kelemahan profesional diri 0 1 2 1 2
Pra Interaksi 4 Membuat rencana pertemuan dengan klien dengan 2 1 2
0 1
menyebutkan tindakan yang akan dilakukan
5 Mempersiapkan alat yang dibutuhkan 0 1 2 1 2
6 Mencuci tangan 6 langkah sebelum ke pasien 0 1 3 1 3
1 Mengucapkan salam dan perkenalkan diri perawat 0 1 2 1 1 2
2 Identifikasi pasien dengan bertanya nama dan umur
pasien atau nama dan alamat pasien, serta cek gelang 0 1 2 3 2 6
identitas pasien
Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan 2 1 2
0 1
dilakukan kepada pasien/keluarga 2
4 Lakukan kontrak waktu dan tempat 0 1 2 1 1 2
5 Beri kesempatan pasien dan / keluarga untuk bertanya 0 1 1 1 1
Orientasi 6 Minta persetujuan pasien dan/ keluarga 0 1 2 1 2
Dekatkan alat di dekat pasien 0 1 1 1 1
Jaga privasi (tutup tirai), keamanan (pasang/lepas 2 1 2
0 1
setrail) dan kenyamanan pasien (posisi dan lingkungan)
-
-
Nurul Hidayah
Ema Waliyanti
Yusi Riwayatul Afsah
TIU :
Setelah mengikuti praktikum teknik komunikasi terapeutik, mahasiswa mampu mendemonstrasikan teknik
komunikasi terapeutik dalam berinteraksi dengan kliennya.
TIK :
Pada akhir praktikum, mahasiswa mampu :
Menjelaskan teknik-teknik komunikasi terapeutik
Melakukan teknik komunikasi verbal & non verbal
LATIHAN 1
Listening
Mahasiswa melakukan role play berpasangan. Seorang mahasiwa akan berperan sebagai pembicara sedangkan
yang lainnya sebagai pendengar
Skenario 1 : Pembicara menyampaikan secara antusias tentang sesuatu yang dianggapnya menarik, sedangkan
pendengar berakting berusaha mengacuhkan pembicara.
Skenario 2 : Mahasiswa bertukar peran, kali ini pendengar berusaha memperhatikan dan mendengarkan
pembicara dengan aktif.
Banyak penelitian menunjukkan pentingnya mendengar dalam komunikasi terapeutik. Namun banyak
pendengar yang langsung membalas perkataan yang mereka dengarkan daripada mendengar secara aktif.
Berikut ini adalah perilaku-perilaku yang mendukung dan yang menghambat proses mendengar efektif
Egan dalam Kozier,et.al (2004), telah menggambarkan lima cara yang spesifik untuk menunjukkan kehadiran
secara fisik ketika melaksanakan komunikasi terapeutik, yang ia definisikan sebagai sikap atas kehadiran atau
keberadaan terhadap orang lain atau ketika sedang berada dengan orang lain. Berikut adalah tindakan atau
sikap yang dilakukan ketika menunjukkan kehadiran secara fisik :
Selain itu untuk berkomunikasi secara efektif dan terapeutik, perawat perlu memperhatikan teknik-teknik
komunikasi dibawab ini:
Komunikasi Non Verbal
Komunikasi dengan gerakan tubuh, yang termasuk dalam tipe komunikasi ini adalah :
Paralanguage : nada bicara, penekanan bicara.
Kinesis : gerakan wajah, semua bahasa tubuh.
Proxemies : jarak antara pembawa pesan dan penerima pesan.
Sentuhan
Peampilan (cara berpakaian dan make up)
Komunikasi Verbal
Berbentuk lisan dan tulisan, di dalamnya terkandung makna/isi dari komunikasi yang sedang dilakukan, yang
termasuk komunikasi ini adalah :
Perbendaharaan kata-kata (Vocabulary).
Kemampuan merefleksi
Reflecting Content : Karaphrasing, perception checking
Reflecting Feeling : Merefleksikan perasaan yang mungkin dirasakan pasien
Reflecting Experience : Merefleksikan pengalaman/perilaku pasien
Focusing : Memfokuskan permasalahan
Probing : Menggali permasalahan
Closing Skill
Interpretation : asumsi/interpretasi baik secara langsung/tidak langsung
Confrontation : mengkonfrontasi : tindakan mengundang/mengajak pasien untuk memeriksa perilakunya yang
tampaknya merugikan/membahayakan dirinya/orang lain sehingga dapat mengubah perilakunya
Giving Feedback & opinion : memberikan umpan balik & opini
Summarizing : merangkum beberapa hal utama dari permasalahan
Goal setting : penetapan tujuan yang ingin dicapai & rencana tindak lanjut
LATIHAN 2
Paraphrasing dan reflecting feeling
Mahasiswa masih berpansangan, salah satu diminta untuk menceritakan hal yang paling menyedihkan yang
pernah dia rasakan. Lawan bicara diminta untuk melakukan paraphrasing dan reflective feeling dari cerita
temannya. Lakukan latihan ini bergantian.
Refleksikan lathan ini bersama instruktur
Nama Mahasiswa :
NIM :
Score
Raw score C D
Tahapan Prosedur Actual Max
0,1,2,3,4,5 1,2,3 1,2,3
RxCxD Score
1 Mengumpulkan data tentang klien 0 1 1 1 1
Pra 2 Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri 0 1 1 1 1
Interaksi 3 Menganalisa kekuatan dan kelemahan profesional diri 0 1 1 1 1
4 Membuat rencana pertemuan dengan klien 0 1 1 1 1
1 Mengucapkan salam dengan tersenyum kepada klien 1 1 1
0 1
dan keluarga
2 Mempersilahkan duduk/menempatkan diri 0 1 1 1 1
Orientasi 3 Memperkenalkan nama perawat 0 1 1 1 1
4 Menanyakan panggilan kesukaan klien 0 1 1 1 1
5 Membangun kepercayaan pasien 0 1 1 1 1
6 Memformulasikan kontrak dengan klien: 0 1 2 3 1 2 6
- Peran yang diharapkan dari perawat dan klien
- Tanggung jawab dari perawat dan klien
- Tujuan
- Kerahasiaan
- Topik
- Waktu & tempat
Ema Waliyanti
Yusi Riwayatul Afsah
Tujuan Umum :
Setelah Mengikuti praktikum ini, semua mahasiswa mampu mendemonstrasikan komunikasi dengan klien
dengan melibatkan teknik konfrontasi.
Tujuan Khusus :
Pada akhir praktikum ini, semua mahasiswa mampu :
Menjelaskan pengertian konfrontasi dengan benar
Menjelaskan cara melakukan konfrontasi
Mampu melakukan teknik konfrontasi
Kasus I
Seorang perempuan berusia 60 tahun menderita tekanan darah tinggi sejak sepuluh tahun yang lalu, dua tahun
yang lalu klien juga terkena Diabetes Mellitus. Klien tidak mau mengkonsumsi obat untuk menurunkan tekanan
darah walaupun setiap pemeriksaan tekanan darah klien selalu diatas 170/ 90 mmgHg. Klien juga tidak mau
mengikuti pola makan yang sehat untuk penderita diabetes mellitus. Anda adalah perawat puskesmas yang
sudah sering melakukan home visit ke rumah klien.
Lakukan teknik konfrontasi pada klien.
Kasus II
Anda adalah perawat yang bekerja di bangsal kardiovaskuler. Pak Iwan, 56 tahun adalah satu pasien anda yang
terkena serangan jantung, 3 minggu yang lalu. Saat ini Pak Iwan sudah dalam masa penyembuhan yang baik.
Dua hari yang lalu dokter ahli jantung sudah menginformasikan kepada Pak Iwan agar memulai aktifitasnya
secara bertahap seperti mandi sendiri dan duduk di kursi selama 15 menit setiap pagi dan sore. Dari
pengamatan anda, Pak Iwan tidak melakukan aktifitas sesuai yang dianjurkan dan mengatakan takut jika terkena
serangan jantung. Lakukan teknik konfrontasi pada pasien tersebut.
KONFRONTASI
Faktor yang harus diperhatikan sebelum melakukan konfrontasi menurut Stuart dan Laraia (2001) adalah:
Tingkat hubungan saling percaya
Waktu
Tingkat stress klien
Kekuatan mekanisme pertahanan diri klien
Pengamatan klien tentang perlunya jarak atau kedekatan
Tingkat kemarahan klien dan tingkat toleransi klien untuk mendengarkan persepsi orang lain.
Konfrontasi sangat diperlukan pada klien yang telah mempunyai kesadaran diri tetapi perilakunya belum
berubah.
Contoh konfrontasi:
Nurse: "Mas H tadi mengatakan bahwa ingin cepat sembuh dan pulang ke rumah, tapi sekarang mas H tidak
mau minum obat, bagaimana hal ini bisa terjadi?"
C D Score
Raw Score
Tahapan Prosedur 1,2,3 1,2,3 Actual Max
0,1,2,3,4,5
RxCxD Score
Pra 1 Mengumpulkan data tentang klien 0 1 1 1 1
Interaksi 2 Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri 0 1 1 1 1
3 Menganalisa kekuatan dan kelemahan profesional diri 0 1 1 1 1
4 Membuat rencana pertemuan dengan klien 0 1 1 1 1
Mengucapkan salam dengan tersenyum kepada klien 1 1 1
1 0 1
dan keluarga
2 Mempersilahkan duduk/menempatkan diri 0 1 1 1 1
Orientasi 3 Memperkenalkan nama perawat 0 1 1 1 1
4 Menanyakan panggilan kesukaan klien 0 1 1 1 1
5 Membangun kepercayaan pasien 0 1 1 1 1
Memformulasikan kontrak dengan klien: 0 1 2 3 1 2 6
- Peran yang diharapkan dari perawat dan klien
- Tanggung jawab dari perawat dan klien
6 - Tujuan
- Kerahasiaan
- Topik
- Waktu & Tempat
Ferika Indarwati
Ema Waliyanti
Nurul Hidayah
Yusi Riwayatul Afsah
Tujuan Umum :
Setelah Mengikuti praktikum ini, semua mahasiswa mampu mendemonstrasikan bagaimana meminta bantuan
pada tim kesehatan yang lain & berkomunikasi lewat telephone dan SMS.
Tujuan Khusus :
Pada akhir praktikum ini, semua mahasiswa mampu :
Menjelaskan bagaimana etika menelpon dan menerima telpon.
Menjelaskan bagaimana etika mengirim sms.
Mempraktikan langkah – langkah berkomunikasi lewat telephone menggunakan metode SBAR
KASUS
Perawat yang bertugas di bangsal anak sore ini seharusnya berjumlah tiga orang, namun seorang perawat ijin
tidak masuk kerja karena mengalami kecelakaan saat akan berangkat kerja. Pada saat yang bersamaan masuk
beberapa pasien baru di bangsal anak sehingga dua perawat yang sedang bertugas merasa kewalahan. Salah
seorang perawat berinisiatif menelpon bagian keperawatan untuk meminta bantuan dari perawat cadangan
shift jaga sore.
Selain berkomunikasi secara langsung dengan klien dan tim kesehatan yang lain, perawat juga sering
berkomunikasi lewat telepon. Komunikasi lewat telepon yang sering dilakukan perawat antara lain menerima
telepon dari klien/tim kesehatan lain, berkolaborasi pada saat dokter/tim kesehatan yang lain tidak sedang
berada di tempat. Hal ini mampu membantu/ memberikan kemudahan bagi perawat dalam melakukan
tugasnya.
Cara menelpon yang menyenangkan dan efisien sangat berpengaruh terhadap nilai perawat yang baik.
Telepon merupakan sarana yang penting untuk berkomunikasi dengan orang lain. Oleh karena itu seorang
perawat dalam menangani baik telepon masuk maupun telepon keluar hendaknya memperhatikan hal-hal
berikut :
• Melatih suaranya agar enak di dengar
• Suara diatur agar tidak terlalu tinggi dan rendah
• Ucapan yang jelas
• Perlihatkan sikap dan kata-kata yang baik
Sebelum menghubungi nomor telepon yang diinginkan, hendaknya perawat mencari atau mencocokkan dengan
buku telepon.
Mencatat semua pokok-pokok permasalahan yang akan disampaikan pada sebuah block note
Jika salah sambung hendaknya segera minta maaf
Bila hubungan sudah tersambung, perawat harus segera memperkenalkan diri dan menyatakan maksud
menelepon
Bila selesai mengadakan pembicaraan, letakkan kembali gagang telepon dengan baik.
Teknik SBAR
Percakapan 2
Percakapan 3
Ners N : Selamat pagi, Ruang perawatan maternitas “Sakinah”, dengan Ners N, perawat disini. Ada yang bisa
saya bantu?
Ibu. H : Ya bu, saya mencari suster M, apakah dia ada?
Ners N : Maaf, suster M sedang ke pasienya sekarang, ada pesan yang bisa saya sampaikan?
Ibu. H : Ya. Tolong katakan saya menelponnya
Ners N : Boleh saya tahu nama anda?
Ibu. H : H
Ners N : Ada pesan?
Ibu. H : Saya menelpon untuk membuat janji perawatan luka di rumah setelah operasi Caesar. Tolong
sampaikan, saya menunggu konfirmasinya untuk menetukan waktu yang tepat.
Ners N : Bisa saya catat nomer telepon ibu?
Ibu. H : Ya, 08132891011
Ners N : Saya ulangi 08132891011
Ibu. H : Ya, betul
Ners N : Baik, saya akan sampaikan pesan ibu kepada suster M
Ibu. H : Terimakasih, Assalamu’alaikum. Wr. Wb
Ners N : Wa’alaikumsalam. Wr. Wb
Kasus Latihan
Perawat sedang bertugas jaga malam di bangsal anak Ibnu Sina, perawat mengelola klien dengan Diare. Saat itu
klien demam tinggi 390C, perawat sudah melakukan tindakan keperawatan dengan melakukan kompres pada
anak tersebut dan memberikan penurun panas sesuai resep, namun klien tidak menunjukkan perbaikan.
Perawat memutuskan untuk berkonsultasi dengan dokter. Praktikan cara menelpon yang baik menggunakan
teknik SBAR.
Nama Mahasiswa:
NIM :
Score
Raw score C D
Tahapan Prosedur Actual Max
0,1,2,3,4,5 1,2,3 1,2,3
RxCxD Score
Nama Mahasiswa :
NIM :
Score
Raw score C D
Tahapan Prosedur Actual Max
0,1,2,3,4,5 1,2,3 1,2,3
RxCxD Score
Menerima panggilan via telepon
Pra 1 Menyiapkan kertas note dan alat tulis 0 1 1 1 1
Interaksi 2 Angkat telepon dengan tangan kiri dan tangan kanan 1 1 1
0 1
memegang alat tulis dan block note.
1 Mengucapkan salam kepada lawan bicara 0 1 1 1 1
2 Memperkenalkan diri (nama, ruang tempat bekerja) 1 1 1
Orientasi 0 1
dan menawarkan bantuan
3 Menanyakan identitas lawan bicara (nama, status 1 1 1
0 1
dengan klien, asal)
4 Menanyakan maksud dan tujuan lawan bicara 0 1 2 3 1 2 6
Kerja 1 Memberi kesempatan pada lawan bicara untuk 0 1 1 1 1
Nama Mahasiswa :
NIM :
Score
Raw score C D
Tahapan Prosedur Actual Max
0,1,2,3,4,5 1,2,3 1,2,3
RxCxD Score
Nama Mahasiswa :
NIM :
Nurul Hidayah
Ema Waliyanti
Yusi Riwayatul Afsah
Tujuan Umum :
Setelah mengikuti praktikum ini, semua mahasiswa mampu mendemonstrasikan bagaimana menyampaikan
berita buruk bagi klien dan keluarganya.
Tujuan Khusus :
Pada akhir praktikum ini, semua mahasiswa mampu :
Menjelaskan bagaimana cara menyampaikan berita buruk bagi pasien dan keluarganya.
Menjelaskan hal-hal yang perlu diperhatikan saat menyampaikan berita buruk bagi pasien dan keluarganya.
Kasus I
Seorang perempuan berusia 24 tahun dibawa ke UGD sebuah puskesmas karena kecelakaan lalu lintas. Sore itu
yang bertugas jaga di UGD hanya anda berdua bersama seorang bidan.
Saat dilakukan pemeriksaan ternyata pasien korban kecelakan sudah meninggal. Bagaimanakah anda
menyampaikan berita buruk ini kepada keluarga pasien?
MATERI
Satu dari tugas yang paling berat bagi seorang perawat adalah menyampaikan berita buruk. Beberapa perawat
akan menolak untuk menyampaikan berita buruk, karena mereka merasa tidak memiliki pengalaman,
kemampuan dan keterampilan untuk menyampaikan berita buruk dengan baik. Oleh karena itu perawat perlu
dilatih untuk menyampaikan berita buruk.
Persiapan
Pahami anda sendiri sebagai perawat dan siapkan diri anda dengan berbagai macam informasi dan catatan
perawat serta catatan medis tentang pasien.
Yang paling baik dalam menyampaikan berita buruk adalah dengan bertemu dengan orang yang kita tuju secara
langsung. Akan tetapi kita kadang tidak mempunyai pilihan, menyampaikan berita buruk melalui telepon.
Ditekankan disini, usahakan agar bertemu secara langsung dengan orang yang kita tuju ketika menyampaikan
berita buruk. Menyampaikan dengan tidak jelas dan menakutkan hendaknya dihindari, seperti: "Ibu Kardi,
datanglah segera, saya mempunyai sesuatu yang harus saya katakan kepada anda. Jika mengerjakan
pemeriksaan laboratorium dan mempunyai kemungkinan yang besar akan munculnya berita buruk dari hasil
test, maka harus dijadwalkan pertemuan secepat mungkin setelah hasil pemeriksaan tersebut ada hasilnya.
Akan lebih baik tanpa memandang apakah hal tersebut berita buruk atau baik, diharapkan ada pertemuan baik
dengan pasien atau juga dengan keluarga ketika hasil pemeriksaan didapatkan.
Mencari tempat yang tenang, meminimalkan distraksi, dan memberikan waktu yang cukup dalam
menyampaikan berita. Akan lebih bagus jika perawat menyediakan tempat duduk bagi perawat dan orang yang
akan diajak bicara. Duduk dan tampakkan bahwa anda memberikan perhatian dan tidak dalam keadaan tergesa-
gesa. Cegah bicara sambil berlari atau tempat yang tidak seharusnya, misal koridor rumah sakit yang banyak
orang. Beritahukan rekan kerja agar anda tidak diganggu atau diinterupsi selagi anda minyampaikan benta
kepada pasien. Atur suara anda agar tampak normal, tidak bergetar, atau grogi.
Memberikan informasi terkait pengobatan/penyakit bisa mengikuti panduan berikut ini. Mulai dengan tingkat
pemahaman klien, hindari penggunaan jargon, hindari kalimat yang berlebihan dan berikan informasi perlahan
sambil mengkaji pemahaman klien. Jika prognosis jelek hindari menggunakan kalimat “tidak ada lagi yang bisa
kami lakukan untuk anda”.
Klien yang memiliki rencana yang jelas jarang merasa cemas dan tidak pasti. Sebelum membahas rencana
perawatan, penting untuk bertanya kepada pasien apakah mereka siap.
perawat sering tidak merasa nyaman ketika harus mendiskusikan prognosis dan pilihan pengobatan dengan
klien, jika informasinya buruk. Ketidaknyamanan ini didasarkan pada sejumlah kekhawatiran, misalnya takut
menghancurkan harapan pasien, ketakutan akan ketidakmampuan mereka sendiri dalam menghadapi penyakit,
merasa tidak siap untuk mengelola reaksi emosional klien, dan kadang-kadang rasa malu karena sebelumnya
telah memberikan harapan pada klien.
Nama Mahasiswa :
NIM :
Tahapan C D Score
Raw Score
Prosedur 1,2,3 1,2,3 Actual Max
0,1,2,3,4,5
RxCxD Score
Pra 1 Mengumpulkan data tentang klien 0 1 1 1 1
Interaksi 2 Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri 0 1 1 1 1
3 Menganalisa kekuatan dan kelemahan profesional diri 0 1 1 1 1
4 Membuat rencana pertemuan dengan klien 0 1 1 1 1
Orietasi 1 Mengucapkan salam dengan tersenyum kepada klien dan 0 1 1 1 1
Tahapan C D Score
Raw Score
Prosedur 1,2,3 1,2,3 Actual Max
0,1,2,3,4,5
RxCxD Score
keluarga
2 Mempersilahkan duduk/menempatkan diri 0 1 1 1 1
3 Memperkenalkan nama perawat 0 1 1 1 1
4 Menanyakan panggilan kesukaan klien 0 1 1 1 1
5 Membangun kepercayaan pasien 0 1 1 1 1
Memformulasikan kontrak dengan klien: 0 1 2 3 1 2 6
- Peran yang diharapkan dari perawat dan klien
- Tanggung jawab dari perawat dan klien
- Tujuan
6
- Kerahasiaan
- Topik
- Waktu & Tempat
RANCANGAN TUGAS 1
1. TUJUAN TUGAS
Mahasiswa mampu memahami dan membuat model teori komunikasi dalam keperawatan
2. URAIAN TUGAS
a. Setiap mahasiswa akan dibagi kelompok sesuai dengan kelompok mentoring
b. Setiap kelompok akan dibagi satu topik terkait teori dalam komunikasi keperawatan.
c. Mahasiswa diminta membuat inovasi mindmap/model salah satu teori dalam sebuah kertas karton
yang berisi tentang konsep yang ada pada masing2 teori dan implikasinya untuk komunikasi
keperawatan.
d. Hasil karya mindmap tersebut dipake untuk presentasi pada kuliah pertemuan ke 5 tentang teori dalam
komunikasi keperawatan.
e. Pembagian topik tiap kelompok adalah sebagai berikut:
- Teori travel bee : klp 1,2,3
- Teori Peplau : klp 4,5,6
- Teori Watson : klp 7,8,9
- Teori Johari Window : klp 10,11,12
3. KRITERIA PENILAIAN
Penilaian dalam tugas ini akan dinilai dari hasil presentasi mahasiswa dan kerjasama tiap anggota
kelompok. Berikut instrument yang dipake dalam penilaian presentasi tugas.
INSTRUMEN PENILAIAN PRESENTASI LISAN
(Kelompok)
Petunjuk Pengisian :
➢ Berikan nilai sesuai dengan petunjuk rubrik penilaian (skor 1-4) untuk setiap mahasiswa
➢ Diperbolehkan memberikan nilai dengan pecahan desimal (misal 3,5)
Pedoman Penskoran :
Petunjuk Pengisian :
➢ Berilah nilai terhadap anggota kelompok Anda sesuai dengan petunjuk rubrik penilaian (skor 1-4)
➢ Diperbolehkan memberikan nilai dengan pecahan desimal (misal 3,5)
Pedoman Penskoran :
4. TUJUAN TUGAS
• Mahasiswa mampu memahami jenis-jenis komunikasi
• Mahasiswa mampu membuat video role play komunikasi
5. URAIAN TUGAS
a. Setiap mahasiswa akan dibagi kelompok sesuai dengan kelompok mentoring
b. Setiap kelompok akan dibagi satu topik terkait teori dalam jenis komunikasi keperawatan.
c. Mahasiswa diminta membuat inovasi video jenis komunikasi, setiap kelompok membuat role play
tentang jenis komunikasi yang sudah ditentukan.
d. Hasil karya tersebut akan dinilai dan dianalisa oleh kelompok lain di mentoring pertemuan terakhir .
Pada mentoring pertemuan ketiga mahasiswa akan membuat script video dengan dibimbing oleh
mentor. Pembagian topik tiap kelompok adalah sebagai berikut:
e. Topik video terdiri dari : komunikasi pada anak (2 kelompok), komunikasi pada lansia (2 kelompok)
menyampaikan berita buruk (2 kelompok), komunikasi dalam perbedaan budaya (2 kelompok)
pengkajian (2 kelompok) implementasi (2 kelompok).
KRITERIA PENILAIAN
Penilaian dalam tugas ini akan dinilai dari hasil proses mentoring pertemuan ke 3 dan ke 6. Format
penilaian sama dengan rubrik penilaian mentoring