Anda di halaman 1dari 173

MODUL PRAKTIKUM

MATA KULIAH : KEPERAWATAN DASAR 2


KODE MK : E1AX45T

Penyusun :
Rully Annisa, S.Kep.,Ns.,M.Kep

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
SEMESTER GASAL 2020/2021

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 1


HALAMAN PENGESAHAN

Nama Mata Kuliah : Keperawatan Dasar 2


Nomor Kode/SKS : E1AX45T/ 3 SKS
Bidang Ilmu : Keperawatan Dasar
Status Mata Kuliah : Wajib

Nama Koordinator : Rully Annisa, S.Kep.,Ns.,M.Kep


Fakultas/Program Studi : Ilmu Kesehatan/Ilmu Keperawatan
Universitas : Universitas Muhammadiyah Cirebon
Jumlah Tim Pengajar : 2 Orang

Cirebon, ..............

Mengetahui
PJ Mata Kuliah

Rully Annisa, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 2


Surat Thoha ayat 114:
‫َوقُل رَّ بِّ ِز ْدنِي عِ ْلمًا‬
Artinya :”Dan katakanlah (olehmu muhammad),”Ya
Tuhanku, tambahkan kepadaku ilmu pengetahuan.”

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 3


PENDAHULUAN
A. Visi. Misi, Dan Tujuan Pendidikan Prodi

1. Visi : menjadi Program Studi Ilmu Keperawatan dan Ners yang


islami, profesional, dan mandiri di bidang keperawatan komunitas
tingkat nasional pada tahun 2022.

2. Misi :
a. Menyelenggarakan pendidikan sarjana dan profesi keperawatan
yang islami sesuai catur darma pendidikan tinggi Muhammadiyah
b. Menyelenggarakan kegiatan ilmiah keperawatan tingkat nasional
c. Membangun kerjasama dengan berbagai pihak dalam
meingkatkan kompetensi keperawatan

3. Tujuan :
a. Menghasilkan lulusan yang berkompeten dan islami di bidang
keperawatan
b. Menghasilkan penelitian berkualitas dalam bidang keperawatan
c. Terselenggaranya pengabdian kepada masyarakat secara
berkesinambungan dalam bidang keperawatan
d. Terselenggaranya kegiatan ilmiah yang mendorong peningkatan
kompetensi keperawatan tingkat nasional berupa seminar
workshop, maupun simposium
e. Terbinanya kerjasama nasional maupun internasional guna
meningkatkan kompetensi lulusan di bidang keperawatan.

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 4


B. Capaian Pembelajaran (Learning Outcome)

Capaian pembelajaran Prodi Ilmu Keperawatan berdasarkan


Profil Lulusan sebagai berikut :
SIKAP
S1 Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa Dan Mampu Menunjukkan
Sikap Religius.
S2 Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas
berdasarkan agama, moral, dan etika.
S3 Menginternalisasi nilai, norma, dan etika akademik.
S4 berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air,
memiliki nasionalisme serta rasa tanggungjawab pada negara dan
bangsa.
S5 Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan
kepercayaan, serta pendapat atau temuan orisinal orang lain.
S6 berkontribusi dalam peningkatan mutu kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, bernegara, dan kemajuan peradaban berdasarkan
pancasila.
S7 bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial serta kepedulian terhadap
masyarakat dan lingkungan.
S8 taat hukum dan disiplin dalam kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
S9 menginternalisasi semangat kemandirian, kejuangan, dan
kewirausahaan.
S10 menunjukan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang
keahliannya secara mandiri.
S11 mampu bertanggung gugat terhadap praktik profesional meliputi
kemampuan menerima tanggung gugat terhadap keputusan dan
tindakan profesional sesuai dengan lingkup praktik di bawah
tanggungjawabnya, dan hukum/peraturan perundangan.
S12 mampu melaksanakan praktik keperawatan dengan prinsip etis dan
peka budaya sesuai dengan Kode Etik Perawat Indonesia.
S13 memiliki sikap menghormati hak privasi, nilai budaya yang dianut dan
martabat klien, menghormati hak klien untuk memilih dan menentukan
sendiri asuhan keperawatan dan kesehatan yang diberikan, serta
bertanggung jawab atas kerahasiaan dan keamanan informasi tertulis,
verbal dan elektronik yang diperoleh dalam kapasitas sesuai dengan
lingkup tanggungjawabnya.
S14 Menunjukkan sikap saling tolong menolong dan mengajak dalam
Kebaikan dan mengingatkan serta mencegah keburukan (Amar Ma'ruf
Nahi Mungkar).
S15 Menunjukkan sikap kritis yang membangun dan berkemajuan.
S16 Berperilaku islami sesuai dengan Al Quran dan Al Hadits.

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 5


PENGUASAAN PENGETAHUAN
PP1 Menguasai filosofi, paradigma, teori keperawatan, khususnya
konseptual model dan middle range theories.
PP2 Menguasai konsep teoritis ilmu biomedik.
PP3 Menguasai nilai-nilai kemanusiaan (humanity values).
PP4 Menguasai teknik, prinsip dan prosedur pelaksanaan asuhan/
praktik keperawatan yang dilakukan secara mandiri atau
berkelompok, pada bidang keilmuan keperawatan dasar,
keperawatan medikal bedah, keperawatan anak, keperawatan
maternitas, keperawatan jiwa, keperawatan keluarga, keperawatan
gerontik, dan keperawatan komunitas, serta keperawatan bencana.
PP5 Menguasai konsep dan teknik penegakkan diagnosis asuhan
keperawatan.
PP6 Menguasai konsep teoritis komunikasi terapeutik.
PP9 Menguasai konsep dan prinsip manajemen keperawatan secara
umum dan dalam pengelolaan asuhan keperawatan kepada klien di
berbagai tatanan pelayanan kesehatan.
PP10 Menguasai pengetahuan faktual tentang sistem informasi asuhan
keperawatan dan kesehatan berbasis bukti (evidence based
nursing).
PP11 Menguasai prinsip-prinsip K3, hak dan perlindungan kerja ners,
keselamatan pasien dan perawatan berpusat atau berfokus pada
pasien.
PP12 Menguasai metode penelitian ilmiah.
PP13 Menguasai konsep kebijakan dan manajemen mutu pelayanan
kesehatan.
PP14 Menguasai pengetahuan tentang konsep akhlakul karimah.
PP15 Menguasai pengetahuan Islam yang berkemajuan.
PP16 Menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
lingkup nasional maupun internasional dengan tetap mengakar pada
budaya daerah.

KETERAMPILAN UMUM
KU1 Bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang
spesifik, dan memiliki kompetensi kerja yang minimal setara dengan
standar kompetensi kerja profesinya.
KU2 Membuat keputusan yang independen dalam menjalankan
pekerjaan profesinya berdasarkan pemikiran logis, kritis, sistematis,
dan kreatif.
KU3 Menyusun laporan atau kertas kerja atau menghasilkan karya
desain di bidang keahliannya berdasarkan kaidah rancangan dan
prosedur baku, serta kode etik profesinya, yang dapat diakses oleh
masyarakat akademik.

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 6


KU4 Mengomunikasikan pemikiran/argumen atau karya inovasi yang
bermanfaat bagi pengembangan profesi, dan kewirausahaan, yang
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan etika profesi,
kepada masyarakat terutama masyarakat profesinya.
KU5 Meningkatkan keahlian keprofesiannya pada bidang yang khusus
melalui pelatihan dan pengalaman kerja.
KU6 Bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang profesinya sesuai
dengan kode etik profesinya.
KU7 Melakukan evaluasi secara kritis terhadap hasil kerja dan keputusan
yang dibuat dalam melaksanakan pekerjaannya oleh dirinya sendiri
dan oleh sejawat.
KU8 Memimpin suatu tim untuk memecahkan masalah pada bidang
profesinya.
KU9 Bekerjasama dengan profesi lain yang sebidang dalam
menyelesaikan masalah pekerjaan bidang profesinya.
KU10 Mengembangkan dan memeliharan jaringan kerja dengan
masyarakat profesi dan kliennya.
KU11 Mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan
menemukan kembali data dan informasi untuk keperluan
pengembangan hasil kerja profesinya.
KU12 Meningkatkan kapasitas pembelajaran secara mandiri.
KU13 Mampu menguasai bahasa Inggris dengan baik.

KETERAMPILAN KHUSUS
KK1 Mampu memberikan asuhan keperawatan yang lengkap dan
berkesinambungan yang menjamin keselamatan klien (patient
safety) sesuai standar asuhan keperawatan dan berdasarkan
perencanaan keperawatan yang telah atau belum tersedia.
KK2 Mampu memberikan asuhan keperawatan pada area spesialisasi
(keperawatan medikal bedah, keperawatan anak, keperawatan
maternitas, keperawatan jiwa, atau keperawatan komunitas
(termasuk keperawatan keluarga dan keperawatan gerontik) sesuai
dengan delegasi dari ners spesialis.
KK4 Mampu memberikan (administering) obat oral, topical, nasal,
parenteral, dan supositoria sesuai standar pemberian obat dan
kewenangan yang didelegasikan.
KK5 Mampu menegakkan diagnosis keperawatan dengan kedalaman
dan keluasan terbatas berdasarkan analisis data, informasi, dan
hasil kajian dari berbagai sumber untuk menetapkan prioritas
asuhan keperawatan.
KK6 Mampu menyusun dan mengimplementasikan perencanaan asuhan
keperawatan sesuai standar asuhan keperawatan dan kode etik
perawat, yang peka budaya, menghargai keragaman etnik, agama
dan faktor lain dari klien individu, keluarga dan masyarakat.
KK7 Mampu melakukan tindakan asuhan keperawatan atas perubahan
kondisi klien yang tidak diharapkan secara cepatdan tepat dan
melaporkan kondisi dan tindakan asuhan kepada penanggung

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 7


jawab perawatan.
KK8 Mampu melakukan evaluasi dan revisi rencana asuhan
keperawatan secara reguler dengan/atau tanpa tim kesehatan lain.
KK9 Mampu melakukan komunikasi terapeutik dengan klien dan
memberikan informasi yang akurat kepada klien dan/atau
keluarga /pendamping/penasehat untuk mendapatkan persetujuan
keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya.
KK10 Mampu melakukan studi kasus secara teratur dengan cara refleksi,
telaah kritis, dan evaluasi serta peer review tentang praktik
keperawatan yang dilaksanakannya.
KK11 Mampu melaksanakan penanganan bencana sesuai SOP.
KK12 Mampu melakukan upaya pencegahan terjadinya pelanggaran
dalam praktik asuhan keperawatan.
KK13 Mampu mengelola sistem pelayanan keperawatan dalam satu unit
ruang rawat dalam lingkup tanggungjawabnya.
KK14 Mampu melakukan penelitian dalam bidang keperawatan untuk
menghasilkan langkah-langkah pengembangan strategis organisasi.
KK15 Mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program
promosi kesehatan, melalui kerjasama dengan sesama perawat,
profesional lain serta kelompok masyarakat untuk mengurangi
angka kesakitan, meningkatkan gaya hidup dan lingkungan yang
sehat.
KK16 Mampu mendukung program kesehatan dasar yang berfokus pada
masyarakat.
KK17 Mampu melaksanakan asuhan keperawatan komunitas pada
kelompok khusus.
KK18 Mampu melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan nilai-nilai
islam tanpa membedakan status sosial ekonomi dan golongan.

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 8


TATA TERTIB

1. Setiap peserta wajib mengikuti seluruh praktikum yang dijadwalkan.


2. Kehadiran mahasiswa harus 100% dalam praktikum.
3. Mahasiswa diharapkan hadir 10 menit sebelum waktu praktikum dimulai.
4. Sebelum masuk ruangan, mahasiswa diharapkan meletakkan tas dan barang-barang
yang tidak ada hubungan dengan praktikum pada tempat yang disediakan.
5. Selama melakukan praktikum, mahasiswa diwajibkan mengenakan jas laboratorium
yang telah ditentukan.
6. Di dalam laboratorium mahasiswa harus selalu bersikap sopan.
7. Selama mengikuti praktikum, mahasiswa tidak diperbolehkan makan, minum serta
meninggalkan laboratorium tanpa ijin terlebih dahulu kepada dosen.
8. Mahasiswa harus menjaga kebersihan dan ketenangan laboratorium, serta berhati-
hati dalam menggunakan peralatan karena setiap kerusakan alat yang disebabkan
oleh mahasiswa harus diganti oleh yang bersangkutan.
9. Pada setiap percobaan akan dilakukan test pada awal (pre test), praktikum, dan tes
akhir (post test), mahasiswa dengan nilai pre test kurang dari 50, tidak
diperkenankan mengikuti praktikum pada hari tersebut.
10. Bagi peserta yang tidak mentaati tata tertib tersebut akan dikenakan sangsi
akademik.

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 9


PENDAHULUAN

A. Deskripsi Mata Kuliah


Mata kuliah Keperawatan Dasar 2 mempelajari tentang Prosedur
pengkajian keperawatan, Persiapan pasien yang akan melakukan
pemeriksaan penunjang, Prinsip dan prosedur pengendalian infeksi dan
patient safety, Prosedur intervensi dalam pemberian medikasi, Prosedur
intervensi perawatan luka sederhana pada pasien simulasi. Praktikum
Keperawatan Dasar 2 dilakukan dengan menggunakan sarana laboratorium
ataupun wilayah binaan FIKES UMC.
Modul praktikum Keperawatan Dasar 2 ini disusun berdasarkan
kebutuhan untuk menunjang mahasiswa agar dapat menerapkan ilmu
Keperawatan Dasar 2 dalam dunia keperawatan. Penyusunan modul
praktikum Keperawatan Dasar 2 ini terdiri dari beberapa topik yaitu Tanda-
tanda Vital, Pemeriksaan Fisik, Asuhan Keperawatan, Pemeriksaan
Penunjang, Pengendalian Infeksi, Medikasi, dan Prinsip Perawatan Luka.

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 10


INFORMASI MATA KULIAH

A. Nama dan Bobot SKS, Kode Mata Kuliah dan Semester


Penawaran

Nama Mata Kuliah : Ilmu Keperawatan Dasar


Bobot SKS : 3 SKS (1 Teori, 1 Praktikum, 1 Klinik)
Kode Mata Kuliah : E1AX432T
Semester : III (Tiga)

B. Ketercapaian Pembelajaran Berdasarkan Sikap, Penguasaan


Pengetahuan, Keterampilan Umum, dan Keterampilan Khusus
melalui Mata Kuliah yang Bersangkutan

Capaian pembelajaran yang dimiliki oleh mahasiswa setelah


mengikuti Mata Kuliah Manajemen Keperawatan adalah :

Hard Skill Soft Skill


Pengetahuan 1. Menguasai Prosedur 1. Menjunjung tinggi
pengkajian keperawatan nilai kemanusiaan
2. Menguasai Persiapan pasien dalam menjalankan
yang akan melakukan tugas berdasarkan
pemeriksaan penunjang agaman, moral, dan
3. Menguasai teknik, prinsip da etika
prosedur pelaksanaan 2. Menginternalisasi
asuhan/praktek keperawatan nilai, norma, dan
yang dilakukan secara etika akademik
mandiri atau berkelompok, 3. Menunjukkan sikap
pada bidang keilmuan tolong menolong
keperawatan dasar dan mengajak
4. Menguasai konsep dan teknik dalam kebaikan dan
penegakan diagnosis asuhan mengingatkan serta
keperawatan mencegah
5. Menguasai Prinsip dan keburukan (Amar
prosedur pengendalian infeksi Ma’ruf Nahi Munkar)
dan patient safety
4. Mampu
6. Menguasai Prosedur mengembangkan
intervensi dalam pemberian potensi diri untuk
medikasi
meningkatkan
7. Menguasai Prosedur
kemampuan
intervensi perawatan luka
profesional
sederhana pada pasien
simulasi

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 11


8. Menguasai pengetahuan 5. Mampu
islam yang berkemajuan melaksanakan
praktik keperawatan
dengan prinsip etis
dan peka budaya
sesuai dengan
Kode Etik Perawat
Indonesia
Keterampilan 1. Bekerja dibidang keahlian 1. Menunjukkan sikap
Umum pokok untuk jenis pekerjaan bertanggung jawab
yang spesifik, dan memiliki atas pekerjaannya
kompetensi kerja yang di bidang
minimal setara dengan keahliannya
standar kompetensi kerja 2. Bertanggungjawab
profesinya atas pekerjaan
2. Membuat keputusan yang sesuai dengan
independen dalam kode etik
menjalankan pekerjaan profesinya
profesinya berdasarkan 3. Mampu
pemikiran logis, kritis, bertanggung gugat
sistematis, dan kreatif terhadap praktik
3. Bertanggungjawab atas profesional meliputi
pekerjaan di bidang kemampuan
profesinya sesuai dengan meneruma
kode etik profesinya tanggung gugat
terhadap
keputusan dan
tindakan
profesional sesuai
dengan lingkup
praktik dibawah
tanggungjawabnya
, dan
hukum/peraturan
perundangan
Keterampilan 1. Mampu memberikan asuhan 1. Mampu mengelola
Khusus keperawatan yang lengkap asuhan
dan berkesinambungan yang keperawatan
menjamin keselamatan klien dengan ikhlas,
sesuai standar asuhan jujur, amanah,
keperawatan dan tabligh, dan
berdasarkan perencanaan bertanggungjawab

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 12


keperawatan yang telah atau serta tidak
belum tersedia membeda-bedakan
2. Mampu memberikan status sosial
(administering) obat oral, ekonomi dan
topical, nasal, parenteral, dan golongan
supositoria sesuai standar 2. Menjunjung tinggi
pemberian obat dan nilai kemanusiaan
kewenagan yang dalam menjalankan
didelegasikan tugas berdasarkan
3. Mampu menegakkan agama, moral, dan
diagnosis dengan kedalam etika
dan keleluasan terbatas 3. Menghargai
berdasarkan analisis data, keanekaragaman
infirmasi, dan hasil kajian dari budaya,
berbagai sumber untuk pandangan,
menetapkan prioritas agama, dan
masalah keperawatan kepercyaan, serta
4. Mampu menyusun dan pendapat atau
mengimplementasikan temuan orang lain
perencanaan manajemen 4. Berkontribusi
keperawatan sesuai standar dalam peningkatan
dan kode etik perawat. mutu asuhan
5. Mampu melakukan tindakan keperawatan
asuhan keperawatan atas 5. Bekerjasama dan
perubahan kondisi klien yang memiliki kepekaan
tidak diharapkan secara cepat sosial serta peduli
dan tepat dan melaporkan terhadap
kondisi dan tindakan asuahan lingkungan
kepada penanggung jawab 6. Menunjukkan sikap
perawatan bertanggungjawab
6. Mampu melakukan evaluasi atas pekerjaannya
dan revisi rencana asuhan 7. Mampu
keperawatan secara reguler bertanggungjawab
dengan/atau tanpa tim terhadap praktik
kesehatan lain profesional meliputi
7. Mampu melakukan kemampuan
komunikasi terapeutik dengan menerima
tim sejawat maupun tim tanggung gugat
kesehatan lainnya terhadap keptusan
8. Mampu melakukan dan tindakan
komunikasi terapeutik dengan profesional sesuai
klien dan memberikan dengan lingkup

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 13


informasi yang akurat kepada praktik dibawah
klien dan/atau tanggungjawabnya,
keluarga/pendamping/penase dan
hat untuk mendapatkan hukum/peraturan
persetujuan keperawatan perundangan
yang menjadi 8. Mampu
tanggungjawabnya melaksanakan
9. Mampu melakukan praktik
pengkajian secara keperawatan
komprehensif dengan prinsip etis
10. Mampu mempersiapkan dan peka budaya
pasien yang akan melakukan sesuai dengan
pemeriksaan penunjang kode etik perawat
11. Mampu mengelola asuhan Indonesia
keperawatan dengan ikhlas,
jujur, amanah, tabligh, dan
bertanggungjawab serta
tidak membeda-bedakan
status sosial ekonomi dan
golongan

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 14


PETUNJUK SKILLS LAB
Keperawatan Dasar II

Koordinator :
Rully Annisa, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Program Studi Ilmu Keperawatan

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 15


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Cirebon
2018/2019

Bab I
PENDAHULUAN DAN TUJUAN
A. Deskripsi Mata Ajar

Praktikum Keperawatan Dasar 2 ini diberikan pada tahap


akademik. Praktikum Keperawatan Dasar 2 merupakan suatu bentuk
pembelajaran yang menekankan pada kemampuan mahasiswa
mengaplikasikan asuhan keperawatan dasar dengan menggunakan
sarana laboratorium keperawatan dasar. Pembelajaran
di laboratorium dalam bentuk praktek individu akan sangat
ditekankan dalam proses pembelajaran ini

B. Tujuan

1. Tujuan Instruksional Umum

Pada akhir praktikum ini diharapkan mahasiswa mempunyai


serangkaian pengetahuan dan keterampilan dalam
mengaplikasikan asuhan keperawatan untuk menunjang
pendidikan profesi konsep dasar keperawatan

2. Tujuan Instruksional Khusus


a. Mahasiswa mampu melakukan pemenuhan kebutuhan
aktivitas dan latihan
b. Mahasiswa mampu melakukan pemenuhan kebutuhan
oksigenasi
c. Mahasiswa mampu melakukan pemenuhan kebutuhan cairan,
elektrolit dan keseimbangan cairan-elektrolit
d. Mahasiswa mampu melakukan pemenuhan kebutuhan
istirahat dan tidur
e. Mahasiswa mampu melakukan pemenuhan kebutuhan nutrisi
Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 16
f. Mahasiswa mampu melakukan pemenuhan kebutuhan
eliminasi
g. Mahasiswa mampu melakukan pemenuhan kebutuhan rasa
nyaman dan aman
h. Mahasiswa mampu melakukan pemenuhan kebutuhan rasa
kebersihan dan perawatan diri.
C. Pelaksanaan Praktikum
Sesuai jadwal (terlampir)

D. Metode Evaluasi
Pre Test
Post Test
Sikap dan penampilan saat mengikuti skill lab
Ujian OSCE

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 17


Bab II
TATA TERTIB
A. Tata Tertib Akademik
 Mahasiswa tahap akademik yang telah menyelesaikan
dan lulus semester sebelumnya
 Mahasiswa telah lulus mata kuliah Keperawatan Dasar I

B. Tata Tertib Umum

1. Mahasiswa harus hadir 10 menit sebelum waktu praktikum


dimulai, terlambat 5 menit, tidak boleh memasuki ruang
praktikum
2. Mahasiswa harus menggunakan baju praktikum, rapi dan
sopan pada saat kegiatan praktikum
3. Didalam laboratorium mahasiswa harus selalu bersikap
sopan
4. Pada waktu praktikum tidak boleh meninggalkan tempat
praktek tanpa seijin pembimbing
5. Tidak diperkenankan mengambil alat laboratorium tanpa
seijin petugas
6. Setiap kegiatan praktikum, akan diadakan pre tes (10 menit)
sebelum pelaksanaan praktikum
7. Kehadiran kurang dari 100%, maka nilai praktikum ilmu
keperawatan dasar 2 tidak keluar.
8. Mengganti apabila menghilangkan atau merusak alat
laboratorium
9. Berpakaian rapi dan sopan, tidak diperkenakan memakai
baju ketat, memakai perhiasan berlebihan selama skill lab

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 18


Kebutuhan Aktivitas dan
Latihan (ROM)

Unit I

Banyak faktor yang mempengaruhi aktifitas pasien seperti


gangguan saraf, fungsisistem muscular, hambatan mobilitas,
kelemahan dan keletihan oleh penyakit tertentu Danain-lain, perawat
harus dengan tempat membantu latihan aktififitas baik aktif maupun
pasifdan melatih berjalan dengan aman sebelum pasien bisa mampu
melakukan aktifitasnyasecara mandiri.
Sebelum melakukan semua tindakan latihan range of movement
(ROM) dan latihanjalan, perawat harus melakukan persiapan
termasuk mengkaji kekuatan otot, sendi, adanyaparalisis, tingkat
kesadaran, tingkat kenyamanan, dan kemampuan untuk
mengikutiinstruksi.
Perawat harus juga menyiapkan alat sesuai kondisi pasien pada
waktu latihan jalanseperti tongkat atau kruk dan lain-lain. Karena
banyak klien dipulangkan ke rumah masihperlu belum mampu
melakukan aktifitas dan masih perlu asuhan berkelanjutan, maka
perlu bagi perawat menganjarkan kepada anggota keluarga klien
bagaimana melatih ROM danberjalan pada pasien dengan aman
dan tepat sehingga tidak menimbulkan cedera pada pasien.
A. Prinsip Dasar ROM
Range of movement (ROM) adalah suatu kegiatan yang
dilakukan untuk memenuhikebutuhan aktifitas. ROM dapat
dilakukan secara aktif atau pasif. Aktif jika pasien
dapatmelakukan secara mandiri. Pasif jika latihan dijalankan
oleh seseorang, atau aktif dengandengan bantuan jika pasien
melakukan sendiri , tetapi perlu bantuan orang lain. Pasien
dengan bed rest lama akan beresiko terjadi penurunan
pergerakan sendi dan massa otot.Latihan ROM memperbaiki
mobilitas ektemitas, mencegah kontraktur/atropi dan
memberikan kenyamanan.

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 19


B. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ROM

Pengertian Range of movement (ROM), merupkan


atihan gerak sendi yang dilakukan oleh
perawat kepada
pasien.
Indikasi Pasien yang bedrest lama dan beresiko
untuk terjadi kontraktur persendian .
Tujuan Memperbaiki tingkat mobilitas fungsional
ekstremitas klien, mencegah kontraktur dan
pengecilan otot dan tendon, serta
meningkatkan sirkulasi darah pada
ekstremitas, menurunkan komplikasi
vaskular immobilisasi dan meningkatkan
kenyamanan klien
Persiapan 1. Tempat tidur.
tempat 2. Bantal.
dan alat 3. Balok drop food.
4. Hanscoon.
Persiapan 1. Menjelaskan tujuan pelaksanaan
pasien 2. Mengatur posisi lateral lurus (terlentang
biasa).
Persiapan 1. Menutup pintu dan jendela.
Lingkungan 2. Memasang tabir dan tirai.
Pelaksanaan 1. Leher:
a. Letakkan tangan kiri perawat di bawah
kepala pasien dan tangan kanan pada
pipi/wajah pasien.
b. Lakukan gerakan:
1) Rotasi: tundukkan kepala, putar ke
kiri dan ke kanan.
2) Fleksi dan ekstensi: gerakkan
kepala menyentuh dada kemudian
kepala sedikit ditengadahkkan.
3) Fleksi lateral: gerakkan kepala ke
samping kanan dan kiri hingga
telinga dan bahu hampir
bersentuhan.

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 20


c. Observasi perubahan yang terjadi.

2. Bahu
 Fleksi/Ekstensi
a. Letakkan satu tangan perawat di
atas siku pasien dan pegang tangan
pasien denganangan lainnya.
b. Angkat lengan pasien pada posisi
awal.
c. Lakukan gerakan mendekati tubuh.
d. Lakukan observasi perubahan yang
terjadi. Misalnya: rentang gerak
bahu dan kekakuan.

 Abduksi dan Adduksi


a. Letakkan satu tangan perawat di
atas siku pasien dan pegang tangan
pasien dengan tangan lainnya.
b. Gerakkan lengan pasien menjauh
dari tubuhnya ke arah perawat (ke
arah samping).
c. Kembalikan ke posisi semula.
d. Catat perubahan yang terjadi. Misal:
rentang gerak bahu, adanya
kekakuan, dan adanya nyeri.

 Rotasi Bahu
a. Atur posisi lengan pasien menjauhi
dari tubuh (ke samping) dengan
siku menekuk.
b. Letakkan satu tangan perawat di
lengan atas dekat siku pasien dan
pegang tanganpasien dengan
tangan lainnya.
c. Lakukan rotasi bahu dengan lengan
ke bawah sampai menyentuh
tempat tidur.
d. Kembalikan lengan ke posisi awal.
e. Gerakkan lengan bawah ke
belakang sampai menyentuh
tempat tidur, telapak tangan

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 21


menghadap ke atas
f. Kembalikan ke posisi awal.
g. Catat perubahan yang terjadi. Misal,
rentang gerak bahu, adanya
kekakuan, dan adanya nyeri.

3. Siku
 Fleksi dan Ekstensi
a. Atur posisi lengan pasien dengan
menjauhi sisi tubuh dan telapak
mengarah ke tubuh pasien.
b. Letakkan tangan perawat di atas
siku pasien dan pegang tangan
pasien dengan tangan lainnya.
c. Tekuk siku pasien sehingga tangan
pasien mendekat ke bahu.
d. Lakukan dan kembalikan ke posisi
sebelumnya.
e. Lakukan observasi terhadap
perubahan yang terjadi. Misalnya,
rentang gerak pada siku, kekakuan
sendi, dan adanya nyeri.

4. Lengan bawah
 Pronasi dan Supinasi
a. Atur posisi lengan pasien dengan
siku menekuk/lurus.
b. Letakkan satu tangan perawat pada
pergelangan tangan pasien dan
pegang tanganpasien dengan
tangan lainnya.
c. Putar lengan bawah pasien ke arah
kanan atau kiri.
d. Kembalikan ke posisi awal sebelum
dilakukan pronasi dan supinasi.
e. Lakukan observasi terhadap
perubahan yng terjadi. Misal,
rentang gerak lenganbawah dan
kekakuan.

5. Pergelangan tangan
Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 22
 Fleksi dan Ekstensi
a. Atur posisi lengan pasien dengan
menjauhi sisi tubuh dan siku
menekuk.
b. Pegang tangan pasien dengan satu
tangan dan tangan yang lain
memegangpergelangan tangan
pasien.
c. Tekuk tangan pasien ke depan
sejauh mungkin.
d. Lakukan observasi terhadap
perubahan yang terjadi. Misalnya,
rentang gerak pergelangan dan
kekakuan sendi

6. Jari-jari
 Fleksi dan Ekstensi
a. Pegang jari-jari tangan pasien
dengan satu tangan sementara
tangan lain memegang
pergelangan.
b. Bengkokkan (tekuk/fleksikan) jari-
jari ke bawah.
c. Luruskan jari-jari (ekstensikan)
kemudian dorong ke belakang
(hiperekstensikan).
d. Gerakkan kesamping kiri kanan
(Abduksi-adduksikan).
e. Kembalikan ke posisi awal.
f. Catat perubahan yang terjadi. Misal,
rentang gerak, dan adanya
kekakuan sendi.

7. Paha
 Rotasi
a. Letakkan satu tangan perawat pada
pergelangan kaki pasien dan satu
tangan yanglain di atas lutut pasien.
b. Putar kaki kearah pasien.
c. Putar kaki ke arah pelaksana.
d. Kembalikan ke posisi semula.

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 23


e. Observasi perubahan yang terjadi.

 Abduksi dan Adduksi


a. Letakkan satu tangan perawat di
bawah lutut pasien dan satu tangan
pada tumit.
b. Angkat kaki pasien kurang lebih
8cm dari tempat tidur dan
pertahankan posisi tetap lurus.
Gerakan kaki menjauhi badan
pasien atau kesamping ke arah
perawat.
c. Gerakkan kaki mendekati dan
menjauhi badan pasien.
d. Kembalikan ke posisi semula.
e. Cuci tangan setelah prosedur
dilakukan.
f. Observasi perubahan yang terjadi.
Misal, rentang gerak dan adanya
kekakuan sendi.

8. Lutut
 Fleksi dan Ekstensi
a. Letakkan satu tangan di bawah lutut
pasien dan pegang tumit pasien
dengan tangan yang lain.
b. Angkat kaki, tekuk pada lutut dan
pangkal paha.
c. Lanjutkan menekuk lutut kea rah
dada pasien sejauh mungkin dan
semampu pasien.
d. Turunkan dan luruskan lutut dengan
tetap mengangkat kaki ke atas.
e. Kembalikan ke posisi semula.
f. Cuci tangan setelah prosedur
dilakukan
g. Observasi perubahan yang terjadi.
Missal, rentang gerak dan adanya
kekakuan sendi.
9. Pergelangan kaki
 Fleksi dan Ekstensi
Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 24
a. Letakkan satu tangan pada telapak
kaki pasien dan satu tangan yang
lain di atas pergelangan kaki, jaga
kaki lurus dan rileks
b. Tekuk pergelangan kaki, arahkan
jari-jari kaki ke arah dada atau ke
bagian atas tubuh pasien.
c. Kembalikan ke posisi awal.
d. Tekuk pergelangan kaki menjauhi
dada pasien. Jari dan telapak kaki
diarahkan kebawah
e. Observasi perubahan yang terjadi.
Misal, rentang gerak dan kekakuan.

 Infersi dan Efersi


a. Pegang separuh bagian atas kaki
pasien dengan tangan kita
(pelaksana) dan pegang
pergelangan kaki pasien dengan
tangan satunya.
b. Putar kaki dengan arah ke dalam
sehingga telapak kaki menghadap
ke kaki lainnya.
c. Kembalikan ke posisi semula.
d. Putar kaki keluar sehingga bagian
telapak kaki menjauhi kaki yang
lain.
e. Kembalikan ke posisi awal.
f. Observasi perubahan yang terjadi.
Misal, rentang gerak, dan adanya
kekakuan sendi.

10. Jari-jari
 Fleksi dan Ekstensi Jari-jari
a. Pegang jari-jari kaki pasien dengan
satu tangan sementara tangan lain
memegang kaki.
b. Bengkokkan (tekuk) jari-jari kaki ke
bawah.
c. Luruskan jari-jari kemudian dorong
ke belakang.
d. Gerakan kesamping kiri kanan
Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 25
(Abduksi-adduksikan).
e. Kembalikan ke posisi awal.
f. Observasi perubahan yang terjadi.
Misal, rentang gerak, dan adanya
kekakuan sendi.
11. Cuci tangan setelah prosedur
dilakukan.
12. Catat perubahan yang terjadi. Misal:
rentang gerak, dan adanya kekakuan
sendi.
Sikap Sikap selama pelaksanaan:
1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah.
2. Menjamin Privacy pasien.
3. Bekerja dengan teliti.
4. Memperhatikan body mechanism.
Evaluasi 1. Tidak terjadi cedera.
2. Tanyakan keadaan dan kenyamanan
pasien setelah tindakan.
3. Peningkatan rentang gerak sendi.

Gambar 1.1 Latihan ROM

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 26


Gambar 1.2 ROM Leher

Gambar 1.3 ROM Bahu

Gambar 1.4 ROM Siku

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 27


Gambar 1.5 ROM Paha dan Lutut

Gambar 1.6 ROM Jari-Jari

Gambar 1.7 ROM Pergelangan Lengan

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 28


Gamber 1.8 ROM Pergelangan Kaki dan Jari

Instrumen Penilaian Praktikum


Melatih ROM

Nama Mahasiswa :
NIM :

N Elemen Indikator Penilian Ya Tidak


o Kompetensi (1) (0)
1 Melakukan a. Salam terapeutik di
pengkajian kondisi sampaikan pada pasien.
dan kesiapan pasien b. Identifikasi tanda-tanda vital
pada klien.
c. Menjelaskan maksud dan
tujuan tindakan dengan
jelas.
d. Kontrak waktu dilakukan
dengan pasien.
e. Prinsip menyiapkan
lingkungan dengan nyaman
dan aman.
2 Melaksanakan a. Alat dan bahan dipersiapkan
persiapan alat dan sesuai kebutuhan.
bahan b. Alat dan bahan dibawa ke
dekat pasien.
3 Membantu latihan a. Tangan dicuci sampai
ROM bersih.
b. Posisi pasien diatur sesuai
kebutuhan.
c. Latihan bagian leher (sesuai
Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 29
SOP).
d. Latihan bagian bahu (sesuai
SOP).
e. Latihan siku (sesuai SOP)
f. Latihan lengan (sesuai
SOP).
g. Latihan paha dan lutut
(sesuai SOP).
h. Latihan pergelangan kaki
dan jari-jari.
i. Observasi perubahan
pasien.
j. Pasien diatur posisi semula.
k. k. Tangan dicuci dengan
bersih.
4 Mengevaluasi hasil a. Peningkatan rentang gerak
tindakan sendi.
b. Respon keadaan dan
kenyamanan pasien setelah
tindakan.
5 Mendokumentasika a. Respon klien setelah latihan
n dicatat.
tindakan b. Tindakan yang telah
dilakukan dicatat dengan
benar.
Jumlah
Catatan :
..................., ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Penilai

..........................................

Nilai = Nilai Perolehan x 100%


Ket: Nilai Maksimal (22)

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 30


Kebutuhan Aktivitas dan
Latihan (Melatih Berjalan)
Unit II
A. PRINSIP DASAR
Latihan berjalan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan aktifitas. Membantu pasien berjalan
memerlukan persiapan. Perawat mengkaji toleransi pasien terhadap
aktifitas, kekuatan, adanya nyeri, koordinasi. Latihan berjalan ini bisa
tanpamenggunakan alat atau mungkin memerlukan alat seperti
seperti tongkat, dan kruk,tergantung pengkajian yang ditemukan.

B. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


Pengertian Melatih jalan merupakan cara membantu klien
dalam aktifitas berjalan sebagai bentuk
kemampuan seseorang untuk bergerak dalam
upaya melatih aktififitas berjalan (tanpa alat atau
bantuan alat seperti tongkat).
Indikasi Pasien yang bed rest lama atau pasien cedera.
Persiapan 1. Menjelaskan tujuan pelaksanaan.
tempat dan alat 2. Mengadakan kontrak waktu pelaksanaan.
Persiapan Beri lingkungan aman dengan hindari lantai licin.
Lingkungan
Pelaksanaan 1. Mencuci tangan.
2. Mintalah pasien untuk meletakkan tangan
disamping badan atau memegang telapak
tangan perawat (bisa dua perawat).
3. Perawat berdiri disamping pasien dan
pegang telapak dan lengan tangan pada
bahupasien (bisa dua perawat).
Lihat Gambar 2.1.
4. Bantu pasien untuk berjalan dan ikuti sesuai
dengan langkah pasien sesuai kemampuan
(bisa dua perawat). Lihat Gambar 2.2.

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 31


5. Selalu observasi respon pasien saat berdiri
dari tempat tidur dan saat jalan (frekwensi
nadi dan tanda pusing kepala).
6. Mencuci tangan.
7. Catat tindakan dan respon pasien.
Sikap Sikap Selama Pelaksanaan :
1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah.
2. Menjamin Privacy pasien.
3. Bekerja dengan teliti.
4. Memperhatikan body mechanism.
Evaluasi 1. Tanyakan keadaan dan kenyamanan pasien
setelah tindakan.
2. Respon klien kooperatif.

Gambar 2.1 Perawat berdiri disamping pasien dan pegang telapak


dan lengan tangan pada bahu pasien.(bisa dua perawat).

Gambar 2.2 Bantu pasien untuk berjalan dan ikuti sesuai dengan langkah
pasien sesuai kemampuan(bisa dua perawat)

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 32


Instrumen Penilaian Praktikum
Melatih Pasien Berjalan

Nama Mahasiswa :
NIM :
Elemen Indikator Penilian Ya Tidak
Kompetensi (1) (0)
1 Melakukan a. Salam terapeutik di
pengkajian kondisi sampaikan pada pasien.
dan kesiapan pasien b. Identifikasi tanda-tanda vital
pada klien.
c. Menjelaskan maksud dan
tujuan tindakan dengan
jelas.
d. Kontrak waktu dilakukan
dengan pasien.
e. Prinsip menyiapkan
lingkungan dengan
nyaman dan aman.
2 Melaksanakan a. Alat dan bahan dipersiapkan
persiapan alat dan sesuai kebutuhan.
bahan b. Alat dan bahan dibawa ke
dekat pasien.
3 Membantu latihan a. Tangan dicuci sampai bersih.
jalan b. Pegangan telapak tangan
pasien
c. Berdiri disamping pasien
d. Langkah kaki seirama
dengan pasien
e. Selalu komunikasi
f. Observasi perubahan pasien
g. Pasien diatur posisi seperti
semula
h. Tangan dicuci dengan bersih
4 Mengevaluasi hasil a. Peningkatan latihan jalan
tindakan b.Respon keadaan dan
kenyamanan pasien setelah
tindakan.
5 Mendokumentasika a. .Respon klien setelah latihan
n dicatat.
tindakan b.Tindakan yang telah

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 33


dilakukan dicatat dengan
benar.
Jumlah
Catatan :

..................., ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Penilai

..........................................
Nilai = Nilai Perolehan x 100%
Ket:
Nilai Maksimal (19)

Pemenuhan Kebutuhan
Oksigenasi (Pemeriksaan
Fisik Sistem Pernafasan)
Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 34
Unit III
Pengkajian Fisik Sistem Pernapasan

1. Pengertian :
Pengkajian fisik sistem pernapasan adalah pemeriksaan dada dan
sistem pernapasan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, dan
auskultasi.
2. Tujuan :
Mendapatkan data obyektif dari bentuk dada dan fungsi pernapasan,
melalui inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
3. Peralatan :
Stetoskop
4. Langkah-langkah :
a. Tahap pra interaksi :
1) Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
2) Cuci tangan
3) Siapkan alat
b. Tahap orientasi :
1) Beri salam, panggil klien dengan namanya
2) Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3) Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
c. Tahap kerja :
1) Anjurkan klien untuk menanggalkan baju.
2) Atur posisi klien (duduk, berdiri, atau berbaring) sesuai
dengan pemeriksaan.
3) Beri penjelasan pada klien apa yang akan dilakukan
4) Lakukan pemeriksaan dari depan, samping, atau belakang,
meliputi dinding dada, paru dan pernapasan.
5) Lakukan inspeksi :
a) Perhatikan bentuk dada (iga, sternum, diafragma)
b) Lihat adanya deviasi
c) Perhatikan ruang interkostal : mencembung, mencekung,
atau adanya retraksi pada saat inspirasi
d) Perhatikan letak dan bentuk skapula (dari belakang)
e) Perhatikan jalan dan bentuk kolumna vertebralis (catat
adanya kifosis, skoliosis, dan lordosis).
6) Lakukan palpasi :
a) Letakkan kedua tangan pada bagian dada depan klien,
minta klien menarik napas, rasakan gerakan dada,
bandingkan kanan dan kiri

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 35


b) Berdiri di belakang klien, letakkan telapak tangan, klien
diminta menarik napas, rasakan dan bandingkan kanan
dan kiri
c) Rasakan fokal fremitus dengan cara klien diminta untuk
mengatakan tujuh-tujuh (77), kemudian letakkan kedua
tangan pada bagian belakang dada dan bandingkan baik
gerakan pernapasan maupun fremitus suara antara kanan
dan kiri
d) Ukur lingkaran dada pada saat inspirasi kuat dan ekspirasi
kuat.
7) Lakukan perkusi :
Tujuan :
 Menentukan batas, ukuran, posisi, dan kualitas jaringan
atau alat (paru, jantung)
 Mengetahui apakah organ berisi udara, cairan, atau
masa padat
a. Paru bagian depan
 Klien berbaring
 Bandingkan kanan dan kiri
 Perkusi secara sistematis dari atas ke bawah
 Perhatikan posisi jantung dan bandingkan hasil
perkusinya
 Perkusi secara dalam daerah fosa supra klavikula,
kemudian mintalah klien mengangkat kedua tangan
dan lakukan perkusi mulai dari ketiak
 Tentukan garis tepi hati
b. Batas paru dan hati
 Klien tetap berbaring, palpasi dari atas ke bawah
 Di daerah mana merupakan batas paru dan hati,
suara sonor akan berubah menjadi dullness
 Beri tanda pada batas tersebut. Pada orang normal
sehat, batas ini terletak antara kosta ke 5 dan 6
c. Paru bagian belakang
 Klien duduk tegak, mulai dari atas ke bawah secara
sistematis, bandingkan kanan dan kiri (biasanya
daerah perkusi paru kanan lebih tinggi hilangnya
dari daerah kiri, karena adanya hati)
 Tentukan pula gerakan pernapasan. Klien diminta
bernapas dalam, lanjutkan perkusi ke bawah. Pada
klien sehat, batas hilangnya suara sonor akan
bergeser ke bawah. Perbedaan daerah hilangnya

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 36


suara sonor merupakan besarnya perkembangan
paru
8) Lakukan auskultasi :
Tujuan : menentukan ada tidaknya perubahan saluran
pernapasan maupun paru
a) Klien diminta menarik nafas pelan-pelan dengan mulut
terbuka
b) Lakukan auskultasi secara sistematik. Dengarkan tiap kali
secara engkap satu periode inspirasi ekspirasi.
Bandingkan kanan dan kiri
c) Mulailah daerah depan di atas klavikula ke bawah
d) Lanjutkan auskultasi bagian punggung dari atas ke bawah
e) Perhatikan apabila ada perubahan suara, tentukan
lokasinya
f) Catat hasil auskultasi : vesikular, bronkhial, wheezing,
ronkhi, rales
9) Tahap terminasi :
a. Evaluasi hasil / respon klien
b. Dokumentasikan hasilnya
c. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
d. Akhiri kegiatan, bereskan alat-alat
e. Cuci tangan
5. Pelaporan
a. Laporan praktikum berisi tentang : pengertian, tujuan, peralatan,
dan langkahlangkah
b. Laporan praktikum dikumpulkan sesuai dengan jadual yang telah
ditentukan oleh instruktur.

Gambar. Area perkusi dada belakang Gambar. Area perkusi dada depan

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 37


Gambar. Palpasi dada belakang Gambar. Palpasai dada depan

INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIKUM


PENGKAJIAN FISIK SISTEM PERNAPASAN

Nama : ……………………………………
NIM : ……………………………………

No Aspek Yang Dinilai Ya Tidak


A Tahap Pra Interaksi
1 Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi pasien
2 Mencuci tangan
3 Menyiapkan alat
B Tahap Oreintasi
1 Memberikan salam, panggil klien dengan namanya
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3 Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya
Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 38
C Tahap Kerja
1 Menganjurkan klien untuk menanggalkan baju.
2 Mengatur posisi klien (duduk, berdiri, atau berbaring
sesuai dengan pemeriksaan.
3 Melakukan pemeriksaan dari depan, samping, atau
belakang, meliputi dinding dada, paru dan
pernapasan.
4 Melakukan inspeksi *
5 Melakukan palpasi *
6 Melakukan perkusi *
7 Melakukan auskultasi *
8 Merapikan pasien
D Tahap Terminasi
1 Mengevaluasi hasil / respon klien
2 Mendokumentasikan hasilnya
3 Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4 Mengakhiri kegiatan, membereskan alat-alat
5 Mencuci tangan
Total Nilai

Catatan :

......................., ..........................
.
Penilai

Nilai = Nilai Perolehan x 100% ...................................


Nilai Maksimal (19)
Tes

1. Apakah tujuan pemeriksaan fisik sistem pernapasan?


A. Mendapatkan data subyektif dari keluhan klien
B. Menentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan
C. Mendapatkan data penunjang dari tanda dan gejala yang
dirasakan
D. Mendapatkan data obyektif dari bentuk dada dan fungsi
pernapasan
2. Bagaimana seharusnya klien saat dilakukan pemeriksaan fisik
sistem pernapasan (pemeriksaan thorak)?
A. Menanggalkan baju
B. Memakai baju minimal
C. Memakai baju yang tipis
Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 39
D. idak perlu membuka baju
3. Apakah teknik pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui
adanya kifosis, skoliosis, dan lordosis?
A. Inspeksi
B. Palpasi
C. Perkusi
D. Auskultasi
4. Apakah teknik pemeriksaan yang digunakan untuk mengkaji taktil
fremitus?
A. Palpasi
B. Perkusi
C. Inspeksi
D. Auskultasi
5. Dimanakah batas paru dan hati pada orang normal sehat?
A. Antara kosta ke 2 dan 3
B. Antara kosta ke 3 dan 4
C. Antara kosta ke 4 dan 5D
D. Antara kosta ke 5 dan 6

Pemenuhan Kebutuhan
Oksigenasi (Batuk Efektif)

Unit IV
A. Pengertian
Batuk efektif adalah batuk untuk mengeluarkan sekret yang
terakumulasi dan menganggu di saluran pernafasan dengan cara
dibatukkan.
B. Tujuan :
1. Membebaskan jalan napas dan akumulasi sekret
Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 40
2. Mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan diagnostik
3. Mengurangi sesak napas akibat akumulasi sekret
C. Peralatan :
a. Kertas tissue
b. Bengkok
c. Perlak/pengalas
d. Sputum pot berisi desinfektan
e. Air minum hangat
D. Langkah-langkah :
a. Tahap pra interaksi :
1) Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
2) Cuci tangan
3) Siapkan alat
b. Tahap orientasi :
1) Beri salam, panggil klien dengan namanya
2) Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3) Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
c. Tahap kerja :
1) Atur posisi yang dirasa enak oleh klien (semi fowler) dengan
lutut ditekuk, punggung dan kepala diberi bantal atau posisi
supine dengan kepala diberi bantal dan lutut ditekuk, untuk
membantu otot abdomen rileks. Setelah penjelasan tentang
latihan, klien dapat mempraktekkan, pertama dengan posisi
supine atau semi fowler kemudian duduk, berdiri dan berjalan.
2) Anjurkan klien untuk minum air hangat untuk mengencerkan
sekret

3) Anjurkan klien meletakkan satu tangan di dada dan satu


tangan di abdomen untuk menambah kekuatan dan tahanan
pada otot perut
4) Latih pasien melakukan pernapasan perut (perintahkan klien
untuk menarik napas dalam melalui hidung dengan mulut
ditutup hingga 3 hitungan)
5) Anjurkan klien tetap rileks, jangan melengkungkan punggung
dan konsentrasi pada pengembangan abdomen sejauh yang
dapat dilakukan. Meminta klien menahan napas hingga 3
hitungan.
6) Anjurkan klien untuk mengerutkan bibir seperti sedang bersiul
dan mengeluarkan udara dengan pelan dan tenang hingga 3
hitungan.
7) Anjurkan klien merasakan mengempisnya abdomen dan
kontraksi otot

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 41


8) Pasang perlak/pengalas dan bengkok di pangkuan klien jika
klien duduk, dan di samping/dekat mulut jika klien tidur miring.
9) Anjurkan klien untuk melakukan napas dalam seperti di atas
dua kali, dan yang ke tiga, saat menarik napas, tahan napas
dan batukkan dengan kuat menggunakan kekuatan otot
abdomen.
10) Tampung sekret dalam sputum pot
11)Rapikan klien.
d. Tahap terminasi :
1) Evaluasi hasil / respon klien
2) Dokumentasikan hasilnya
3) Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4) Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
5) Cuci tangan

E. Pelaporan
1. Laporan praktikum berisi tentang : pengertian, tujuan, peralatan,
langkah-langkah
2. Laporan praktikum dikumpulkan sesuai dengan jadual yang telah
ditentukan oleh instruktur.

FORMAT PENILAIAN PRAKTIKUM


BATUK EFEKTIF

Nama : ……………………………………
NIM : ……………………………………

No Aspek Yang Dinilai Ya Tidak


A Tahap Pra Interaksi
1 Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi pasien
2 Mencuci tangan
3 Menyiapkan alat
B Tahap Orientasi
1 Memberikan salam, panggil klien dengan
namanya

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 42


2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3 Memberikan kesempatan pada klien untuk
bertanya
C Tahap Kerja
1 Mengatur posisi yang dirasa enak oleh klien
(semi fowler) dengan lutut ditekuk, punggung
dan kepala diberi bantal atau posisi supine
dengan kepala diberi bantal dan lutut
ditekuk.
2 Menganjurkan klien meletakkan satu tangan
di dada dan satu tangan di abdomen.

3 Melatih pasien melakukan pernapasan perut


(memerintahkan klien menarik napas dalam
melalui hidung dengan mulut ditutup hingga
3 hitungan) *
4 Menganjurkan klien tetap rileks, jangan
melengkungkan punggung dan konsentrasi
pada pengembangan abdomen sejauh yang
dapat dilakukan. Meminta klien menahan
napas hingga 3 hitungan. *
5 Memerintahkan klien untuk mengerutkan
bibir seperti sedang bersiul dan
mengeluarkan udara dengan pelan dan
tenang hingga 3 hitungan. *
6 Menganjurkan klien merasakan
mengempisnya abdomen dan kontraksi otot.
7 Menganjurkan klien untuk melakukan napas
dalam seperti di atas dua kali, dan yang ke
tiga, saat menarik napas, tahan napas dan
batukkan dengan kuat menggunakan
kekuatan otot abdomen. *
8 Menampung sekret dalam sputum pot
9 Membersihkan mulut dengan menggunakan
tisu
10 Merapikan klien
D Tahap Terminasi
1 Mengevaluasi hasil / respon klien
2 Mendokumentasikan hasilnya
3 Melakukan kontrak untuk kegiatan
selanjutnya
4 Mengakhiri kegiatan, membereskan alat-alat
Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 43
5 Mencuci tangan
Total Nilai

Catatan :

......................., ...........................
Penilai

...................................

Nilai = Nilai Perolehan x 100%


Nilai Maksimal (21)

Tes
1. Apakah tujuan batuk efektif?
A. Meningkatkan kapasitas paru
B. Menguatkan otot-otot pernapasan
C. Meningkatkan pangambilan oksigen
D. Membebaskan jalan napas dan akumulasi sekret
2. Manakah posisi yang paling efektif dan nyaman untuk melakukan
napas dalam?
A. Sim
B. Supinasi
C. Ekstensi
D. Semi fowler
3. Apakah pernapasan yang digunakan untuk batuk efektif?
A. Pernapasan leher
B. Pernapasan dada

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 44


C. Pernapasan perut
D. Kombinasi ketiganya
4. Kapankah klien harus membatukkan dengan kuat pada latihan batuk
efektif?
A. Saat menarik napas dalam yang pertama, tahan napas dan
batukkan
B. Saat menarik napas dalam yang ke dua, tahan napas dan
batukkan
C. Saat menarik napas dalam yang ke tiga, tahan napas dan
batukkan
D. Saat menarik napas dalam yang ke empat, tahan napas dan
batukkan
5. Apakah otot yang harus digunakan untuk membatukkan dengan kuat
pada latihan batuk efektif?
A. Otot leher
B. Otot thorak
C. Otot abdomen
D. Otot pinggang

Pemenuhan Kebutuhan
Oksigenasi (Fisioterapi Dada)
Unit V
A. Pengertian :
Fisioterapi dada adalah tindakan untuk melepaskan sekret dari
saluran pernapasan bagian bawah.
Fisioterapi dada terdiri dari :
1. Perkusi atau clapping yaitu tepukan tangan membentuk mangkuk
kepunggung klien.
2. Vibrasi yaitu tindakan penggetaran dengan kekuatan tangan
untuk pengeluaran skret.
Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 45
3. Postural drainage yaitu pengaturan posisi untuk mengalirkan
sekret jalan napas segmen paru dengan pengaruh gravitasi.
B. Tujuan :
1. Membebaskan jalan napas dari akumulasi sekret
2. Mengurangi sesak napas akibat akumulasi sekret
C. Peralatan :
1. Bantal 2 atau 3
2. Tempat penampung sekret berisi desinfektan
3. Tissue
4. Perlak/pengalas
5. Bengkok
6. Air minum hangat
7. Tempat tidur yang dapat diatur pada posisi trendelenburg
8. Pakaian/handuk.
D. Langkah-langkah :
1. Tahap pra interaksi :
a) Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
b) Cuci tangan
c) Siapkan alat
2. Tahap orientasi :
a) Beri salam, panggil klien dengan namanya
b) Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
c) Beri kesempatan pada klien untuk bertanya

3. Tahap kerja :
a) Siapkan klien dengan menjaga privacy dari pandangan dan
pendengaran, karena batuk dan sekret dapat mempersulit
klien dan gangguan lain
b) Lakukan auskultasi untuk mengetahui letak sekret
c) Atur posisi klien pada posisi yang tepat untuk postural
drainage (sesuai letak sekret)
d) Mulai melakukan tindakan postural drainage
e) Pengaliran dari lobus atas, lobus atas terdiri dari tiga segmen
apikal/segmen paling atas dan segmen posterior, anterior
dibawahnya.
1) Untuk mengalirkan segmen apikal lobus atas, tempatkan
klien terlentang pada sudut 30 derajat. Perkusi dan vibrasi
antara clavicula dan atas scapula
2) Untuk mengalirkan segmen posterior lobus atas,
tempatkan klien duduk diatas kursi/tempat tidur dengan
kepala sedikit kedepan. Perkusi dan vibrasi daerah antara

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 46


clavicula dan scapula
3) Untuk mengalirkan segmen anterior lobus atas, tempatkan
klien terlentang dipermukaan tempat tidur dengan bantal
di bawah lutut untuk fleksi, perkusi dan vibrasi dada atas
dan dibawah scapula, dibawah garis susu, kecuali
perempuan. Payudara perempuan tidak diperkusi karena
dapat menyebabkan nyeri. Pengaliran lobus tengah kanan
dan daerah bawah lobus atas kiri; lobus tengah kanan
mempunyai dua segmen lateral dan medial, daerah bawah
lobus atas kiri, disebut lobus lingula, mempunyai dua
segmen superior dan anterior.
4) Untuk mengalirkan dari segmen lateral dan medial,
miringkan kaki dari tempat tidur + 15º/40 cm, dan
tempatkan klien terlentang pada sisi kiri. Bantu klien untuk
sedikit memiringkan punggung (+ ¼ putaran), tempatkan
bantal dipunggung mulai pundak sampai pinggul. Jika
perempuan, letakkan tangan miring didepan axila, dengan
melengkung didepan bawah payudara untuk perkusi dan
vibrasi.
5) Untuk mengalirkan segmen lingular kiri, miringkan kaki
dari tempat tidur + 15º/40 cm, dan letakkan klien
terlentang pada sisi kanan. Lakukan perkusi dan vibrasi
seperti tindakan nomor 6.

f) Pengaliran lobus bawah; lobus bawah mempunyai empat


segmen: segmen superior, lateral basal, anterior basal dan
posterior basal.
1) Untuk mengalirkan segmen superior, tempatkan klien
tengkurap dipermukaan tempat tidur dan letakkan dua
bantal dibawah pinggul. Perkusi dan vibrasi daerah
tengah dada (dibawah scapula) pada kedua sisi spinal.
2) Untuk mengalirkan segmen anterior basal, tempatkan
klien terlentang pada sisi yang tidak efektif dengan kedua
tangan di atas kepala. Miringkan kaki dari tempat tidur
30º/40 cm atau setinggi kemampuan klien. Letakkan
bantal antara kedua lutut, perkusi dan vibrasi sisi yang
mempengaruhi dada diatas iga bawah, dibawah axila.
3) Untuk mengalirkan segmen lateral basal, tempatkan klien
miring sebagaian pada sisi yang tidak dipengaruhi dan
sebagaian pada abdomen. Miringkan kaki dari tempat
tidur 30º/40 cm atau miringkan pinggul klien dengan

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 47


bantal. Perkusi dan vibrasi sisi paling atas dari bawah
4) Untuk mengalirkan segmen posterior basal, tempatkan
klien pada posisi prone. Miringkan kaki dari tempat tidur +
45 cm dan miringkan pinggul klien dengan dua atau tiga
bantal untuk menghasilkan posisi jack-knife dari lutut
sampai bahu. Perkusi dan vibrasi diatas iga bawah pada
kedua sisi, tapi tidak langsung di atas spina dan ginjal

g) Lakukan perkusi/clapping dengan cara tangan perawat


membentuk mangkuk dan menepuk punggung klien secara
bergantian. Pastikan daerah yang diperkusi ditutup
baju/handuk, karena perkusi langsung ke kulit dapat
menyebabkan ketidaknyaman

h) Anjurkan klien melakukan ekshalasi, pada saat bersaman

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 48


perawat melakukan vibrasi.
i) Dorong klien untuk batuk efektif dan mengeluarkan sekret
kedalam tempat sputum.
j) Bersihkan mulut jika sudah selesai.
k) Lakukan auskultasi paru dan bandingkan ke data dasar
l) Observasi jumlah, warna dan karakteristik sekret.
4. Tahap terminasi :
a. Evaluasi hasil / respon klien
b. Dokumentasikan hasilnya
c. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
d. Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
e. Cuci tangan
E. Pelaporan
1. Laporan praktikum berisi tentang : pengertian, tujuan, peralatan,
langkah-langkah
2. Laporan praktikum dikumpulkan sesuai dengan jadual yang telah
ditentukan oleh instruktur.

FORMAT PENILAIAN PRAKTIKUM


FISIOTERAPI DADA

Nama : ……………………………………
NIM : ……………………………………

No Aspek Yang Dinilai Ya Tidak


A Tahap Pra Interaksi
1 Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi pasien
2 Mencuci tangan
3 Menyiapkan alat
B Tahap Orientasi
1 Memberikan salam, panggil klien dengan
namanya
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3 Memberikan kesempatan pada klien untuk
bertanya
C Tahap Kerja

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 49


1 Menyiapkan klien dengan menjaga privacy
2 Melakukan auskultasi untuk menentukan
letak sekret *
3 Mengatur posisi klien dengan tepat untuk
postural drainage (sesuai letak sekret) *
4 Mulai melakukan postural drainage *
5 Melakukan perkusi, pastikan daerah yang
diperkusi ditutup (baju/handuk), karena
perkusi langsung ke kulit dapat
menyebabkan ketidaknyamanan *
6 Melakukan vibrasi, selama exhalasi di atas
segmen yang dimaksud*
7 Mendorong klien untuk batuk dan
mengeluarkan sekret kedalam tempat
sputum *
8 Membersihkan mulut jika sudah selesai
9 Melakukan auskultasi paru dan bandingkan
ke data dasar *
10 Mengobservasi jumlah, warna dan
karakteristik sekret
D Tahap Terminasi
1 Mengevaluasi hasil / respon klien
2 Mendokumentasikan hasilnya
3 Melakukan kontrak untuk kegiatan
selanjutnya
4 Mengakhiri kegiatan, membereskan alat-alat
5 Mencuci tangan
Total Nilai

Catatan :

......................., ...........................
Penilai

Nilai = Nilai Perolehan x 100%


...................................
Nilai Maksimal (18)
Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 50
Tes
1. Disebut apakah tindakan penggetaran dengan kekuatan tangan
untuk pengeluaran sekret?
A. Vibrasi
B. Clapping
C. Fisioterapi dada
D. Postural drainase
2. Disebut apakah tindakan tepukan tangan membentuk mangkuk
kepunggung klien?
A. Vibrasi
B. Clapping
C. Fisioterapi dada
D. Postural drainase
3. Bagaimana posisi postural drainage untuk mengalirkan sekret pada
segmen apikal lobus atas?
A. Tempatkan klien terlentang pada sudut 30 derajat
B. Tempatkan klien duduk diatas kursi/tempat tidur dengan kepala
sedikit kedepan

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 51


C. Tempatkan klien tengkurap di permukaan tempat tidur dan
letakkan dua bantal dibawah pinggul
D. Tempatkan klien terlentang dipermukaan tempat tidur dengan
bantal di bawah lutut untuk fleksi
4. Bagaimana posisi postural drainage untuk mengalirkan sekret pada
segmen posterior lobus atas?
A. Tempatkan klien terlentang pada sudut 30 derajat
B. Tempatkan klien duduk diatas kursi/tempat tidur dengan kepala
sedikit kedepan
C. Tempatkan klien tengkurap di permukaan tempat tidur dan
letakkan dua bantal dibawah pinggul
D. Tempatkan klien terlentang dipermukaan tempat tidur dengan
bantal di bawah lutut untuk fleksi
5. Bagaimana posisi postural drainage untuk mengalirkan sekret pada
segmen segmen superior?
A. Tempatkan klien terlentang pada sudut 30 derajat
B. Tempatkan klien duduk diatas kursi/tempat tidur dengan kepala
sedikit kedepan
C. Tempatkan klien tengkurap di permukaan tempat tidur dan
letakkan dua bantal dibawah pinggul
D. Tempatkan klien terlentang dipermukaan tempat tidur dengan
bantal di bawah lutut untuk fleksi

Pemenuhan Kebutuhan
Oksigenasi (Nebulisasi)
Unit VI
A. Pengertian :
Nebulisasi adalah pemberian inhalasi uap dengan obat / tanpa obat
menggunakan nebulator.
B. Tujuan :
1. Mengencerkan sekret agar mudah dikeluarkan
2. Melonggarkan jalan napas
C. Peralatan :
1. Set nebulisasi
2. Obat bronkhodilator

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 52


3. Bengkok
4. Tissue
5. Spuit 5 cc
6. Aquades

D. Langkah-langkah :
1. Tahap pra interaksi :
a) Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
b) Cuci tangan
c) Siapkan alat
2. Tahap orientasi :
a) Beri salam, panggil klien dengan namanya
b) Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
c) Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
3. Tahap kerja :
a) Jaga privacy klien
b) Atur klien dalam posisi duduk
c) Tempatkan meja / troli yang berisi set nebulisasi di depan
pasien
d) Pastikan alat dapat berfungsi dengan baik
e) Isi nebulator dengan aquades sesuai takaran
f) Masukkan obat sesuai dosis
g) Pasang masker menutupi hidung dan mulut klien
h) Hidupkan nebulator dan minta klien napas dalam sampai obat
habis.
i) Bersihkan mulut dan hidung dengan tisu.
4. Tahap terminasi :
a. Evaluasi hasil / respon klien
b. Dokumentasikan hasilnya
c. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
d. Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
e. Cuci tangan

E. Pelaporan
1. Laporan praktikum berisi tentang : pengertian, tujuan, peralatan,
langkah-langkah
2. Laporan praktikum dikumpulkan sesuai dengan jadual yang telah
ditentukan oleh instruktur.

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 53


FORMAT PENILAIAN PRAKTIKUM
NEBULISASI

Nama : ……………………………………
NIM : ……………………………………

No Aspek Yang Dinilai Ya Tidak


A Tahap Pra Interaksi
1 Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi pasien
2 Mencuci tangan
3 Menyiapkan alat
B Tahap Orientasi
1 Memberikan salam, panggil klien dengan namanya
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3 Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya
C Tahap Kerja
1 Menjaga privacy klien
2 Mengatur klieen dalam posisi duduk *
3 Menempatkan meja / troli yang berisi set nebulisasi

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 54


didepan pasien
4 Mengisi nebulator dengan aquades sesuai takaran *
5 Memastikan alat dapat berfungsi dengan baik
6 Memasukkan obat sesuai dosis *
7 Memasang masker menutupi hidung dan mulut klien
*
8 Menghidupkan nebulator dan minta klien napas
dalam sampai obat habis.
9 Membersihkan mulut dan hidung dengan tisu.
D Tahap Terminasi
1 Mengevaluasi hasil / respon klien
2 Mendokumentasikan hasilnya
3 Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4 Mengakhiri kegiatan, membereskan alat-alat
5 Mencuci tangan
Catatan :
......................., ...........................
Penilai
Nilai = Nilai Perolehan x 100%
Nilai Maksimal (20) ..................................

Tes

1. Disebut apakah pemberian inhalasi uap dengan obat / tanpa obat


dengan menggunakan
alat?
A. Suction
B. Drainase
C. Nebulisasi
D. Positioning
2. Apakah kegunaan nebulizer?
A. Menambah uap air udara inspirasi
B. Memberi uap dengan obat ke klien
C. Membasahi oksigen sebelum dihisap
D. Menjaga selaput membran tidak kering
3. Apakah yang dilakukan setelah memastikan nebulator dapat
berfungsi dengan baik?
A. Masukkan obat sesuai dosis
B. Isi nebulator dengan aquades sesuai takaran

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 55


C. Pasang masker menutupi hidung dan mulut klien
D. Hidupkan nebulator dan minta klien napas dalam sampai obat
habis

Pemenuhan Kebutuhan
Oksigenasi (Suction)
Unit VII
A. Pengertian :
Suction adalah penghisapan sekret di jalan napas melalui
karet/polyethylene yang dihubungkan dengan mesin suction.
B. Tujuan :
1. Mengeluarkan sekret/cairan pada jalan napas
2. Melancarkan jalan napas
C. Peralatan :
1. Mesin suction
2. Bak instrumen steril berisi:
a. Kateter suction
b. Handschoon
c. Pinset anatomi 2 buah
d. Kasa
e. Kom
Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 56
3. NaCl atau air steril
4. Perlak/pengalas
5. Tempat sputum, jika spesimen dikumpulkan selama dilakukan
suction.
D. Langkah-langkah :
1. Tahap pra interaksi :
a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
b. Cuci tangan
c. Siapkan alat
2. Tahap orientasi :
a. Beri salam, panggil klien dengan namanya
b. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
c. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
3. Tahap kerja :
a. Posisi klien yang sadar dan mempunyai refleks muntah
adalah posisi semifowler dengan kepala klien diputar ke sisi
untuk suction oral dan leher ekstensi untuk suction nasal,
untuk memudahkan kateter masuk dan membantu mencegah
aspirasi.
b. Posisi klien yang tidak sadar adalah lateral, sehingga lidah
tidak jatuh dan tidak menutup pemasukan kateter. Posisi
lateral juga mengalirkan sekret dari faring dan mencegah
aspirasi.
c. Tempatkan handuk diatas bantal dibawah dagu klien
d. Beberapa suction mempunyai tiga daerah tekanan : tinggi
(120-150 mmHg), sedang (80-120 mmHg), rendah (0-80
mmHg). Umumnya tekanan 100-120 mmHg untuk orang
dewasa, dan 50-75 mmHg untuk anak-anak dan bayi.
e. Buka bak instrumen steril, masukkan NaCl/air steril pada
tempatnya
f. Pakai sarung tangan steril
g. Ambil kateter dan hubungkan dengan suction
h. Buat ukuran kedalaman, tandai selang dengan jari. Ukuran
tepat sepanjang hidung dan lobang telinga / 13 cm untuk
orang dewasa.
i. Basahi ujung kateter dengan air steril/saline, untuk
mengurangi hambatan dan memudahkan pemasukan
j. Suction di tes dan tempatkan jari tangan ke tempat ibu jari,
buka cabang Y connector (control suction) untuk
menimbulkan pengisapan
k. Masukkan kateter suction dengan hati-hati (nasopharing ± 5
cm, oropharing ± 10 cm), tanpa menutup kateter suction.

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 57


l. Hisap lendir dengan menutup lubang kateter suction, tarik
keluar perlahan sambil memutar (± 5 detik untuk anak-anak, ±
10 detik untuk dewasa). Penghisapan dilakukan hanya 15
detik.
m. Bilas kateter suction dengan air steril atau NaCl, sambil
memberi kesempataan pasien bernapas.
n. Ulangi penghisapan 3 – 5 kali
o. Dorong klien untuk bernafas dalam dan batuk diantara
suction. Nafas dalam dan batuk membantu mengeluarkan
sekret dari trachea dan bronchi ke faring, yang dapat
dijangkau kateter suction.
p. Observasi keadaan umum klien dan status pernapasannya.
q. Observasi sekret tentang jumlah, warna, bau, konsistensi.
r. Jika dibutuhkan pemeriksaan spesimen, tampung dalam
tempat sputum
s. Setelah selesai, bersihkan mulut dan hidung
t. Rapikan kateter, sarung tangan, air dan tempat sampah

4. Tahap terminasi :
a. Evaluasi hasil / respon klien
b. Dokumentasikan hasilnya
c. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
d. Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
e. Cuci tangan

E. Pelaporan
1. Laporan praktikum berisi tentang : pengertian, tujuan, peralatan,
langkah-langkah
2. Laporan praktikum dikumpulkan sesuai dengan jadual yang telah
ditentukan oleh instruktur.

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 58


FORMAT PENILAIAN PRAKTIKUM
SUCTION

Nama : ……………………………………
NIM : ……………………………………

No Aspek Yang Dinilai Ya Tidak


A Tahap Pra Interaksi
1 Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi pasien
2 Mencuci tangan
3 Menyiapkan alat
B Tahap Orientasi
1 Memberikan salam, panggil klien dengan namanya
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3 Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya
C Tahap Kerja
1 Mengkaji klien : status pulmonal, vital sign, SpO2,
dan tingkat kenyamanan
2 Mengobservasi : balutan selang dada dan sisi sekitar
insersi selang, selang dada, sistem drainase *

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 59


3 Mencatat jumlah drainase.
4 Memberikan dua hemostat berujung karet atau
penjepit yang dianjurkan untuk setiap selang dada. *
5 Mengatur posisi klien : *
 Posisi semi fowler untuk mengevakuasi udara
(pneumothorak)
 Posisi fowler tinggi untuk drainase cairan
(hemothorak, efusi)
6 Memastikan hubungan selang antara dada dan
selang drainase masih baik dan terikat
7 Mengatur selang untuk tergantung pada garis lurus
dari atas alas tidur sampai ruang drainase.
8 Mengurut dan memeras selang (jika diindikasikan)
9 Mengobservasi kepatenan selang dada, drainase,
fluktuasi, tanda-tanda vital, dan tingkat kenyamanan.
D Tahap Terminasi
1 Mengevaluasi hasil / respon klien
2 Mendokumentasikan hasilnya
3 Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4 Mengakhiri kegiatan, membereskan alat-alat
5 Mencuci tangan
Catatan :

......................., ...........................
Penilai

Nilai = Nilai Perolehan x 100% ..................................


Nilai Maksimal (20)

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 60


Tes

1. Bagaimana posisi klien yang sadar dan mempunyai refleks muntah


saat dilakukan suction nasal?
A. Supine
B. Lateral
C. Semi fowler
D. Leher ekstensi
2. Bagaimana posisi klien yang tidak sadar saat dilakukan suction?
A. Supine
B. Lateral
C. Semi fowler
D. Leher ekstensi
3. Berapakah tekanan yang digunakan pada saat melakukan suction
pada anak-anak?
A. 0-50 mmHg
B. 50-75 mmHg
C. 100-120 mmHg
D. 120-150 mmHg
4. Manakah pernyataan penghisapan pada saat tindakan suction
berikut ini yang benar?
A. Pipa suction diputar baik pada pemasukan maupun penarikan
B. Pipa suction menghisap dengan diputar pada saat dimasukkan
C. Pipa suction menghisap dengan diputar pada waktu penarikan
D. Pipa suction dimasukkan dan ditarik lurus pada saat menghisap
skret
Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 61
5. Berapa lama sekali penghisapan pada tindakan suction?
A. Maksimal 15 detik
B. Maksimal 20 detik
C. Maksimal 25 detik
D. Maksimal 30 detik

Pemenuhan Kebutuhan
Oksigenasi (Pemberian
Oksigen)
Unit VIII
A. Pengertian :
Pemberian oksigen adalah pemberian oksigen melalui hidung
dengan kanule nasal /kateter nasal / masker.
B. Tujuan :
Tujuan pemberian oksigen adalah untuk mempertahankan dan
memenuhi kebutuhan oksigen.
C. Peralatan :
1. Tabung oksigen (O2) lengkap dengan manometer
2. Pengukur aliran flow meter dan humidifier
3. Kanule nasal / Kateter nasal sesuai ukuran (anak 8-10 Fr,
dewasa wanita 10-12 Fr, dan dewasa laki-laki 12-14 Fr) / Masker
4. Selang oksigen
5. Jelly
6. Plester / pita

D. Langkah-langkah :
1. Tahap pra interaksi :

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 62


a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
b. Cuci tangan
c. Siapkan alat
2. Tahap orientasi :
a. Beri salam, panggil klien dengan namanya
b. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
c. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
3. Tahap kerja :
1. Bantu klien pada posisi semi fowler jika memungkinkan, untuk
memberikan kemudahan ekspansi dada dan pernafasan lebih
mudah.
2. Pasang peralatan oksigen dan humidifier.
3. Nyalakan oksigen dengan aliran sesuai advis.
4. Periksa aliran oksigen pada selang.
5. Sambung nasal kanule / kateter kanule / masker dengan
selang oksigen.
6. Pasang nasal kanule / kateter kanule / masker pada hidung :
a) Pemberian oksigen menggunakan kanule nasal :
 Letakkan ujung kanule ke dalam lobang hidung dan
selang mengelilingi kepala. Yakinkan kanule masuk
lubang hidung dan tidak ke jaringan hidung.
 Plester kanule pada sisi wajah, selipkan kasa di
bawah selang pada tulang pipi untuk mencegah
iritasi.
b) Pemberian oksigen menggunakan kateter nasal :
 Ukur jarak hidung dengan lubang telinga, untuk
menentukan antara hidung dan orofaring. Jarak
ditandai dengan plester.
 Lumasi ujung kateter dengan jelly, untuk
memasukkan dan mencegah iritasi mukosa nasal
bila diaspirasi.
 Masukkan kateter perlahan melalui satu lubang
hidung sampai ujung kateter masuk orofaring.
Lihat kedalam mulut klien, gunakan senter dan
tong spatel untuk melihat letak kateter. Ujung
kateter akan dapat dilihat disamping ovula. Tarik
sedikit ujung kateter sehingga tidak panjang.
 Plester kateter diwajah klien di sisi hidung. Jepit
selang ke baju klien, biarkan selang kendur untuk
memberikan kebebasan klien bergerak tanpa
tertarik selang.
c) Pemberian oksigen menggunakan masker hidung

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 63


(sederhana, reservoir, venturi) :
 Pasang masker hidung menutupi mulut dan hidung
dan fiksasi dengan menggunakan tali pengikat.
7. Kaji respon klien terhadap oksigen dalam 15-30 menit, seperti
warna, pernafasan, gerakan dada, ketidaknyamanan dan
sebagainya.
8. Periksa aliran dan air dalam humidifier dalam 30 menit.
9. Kaji klien secara berkala untuk mengetahui tanda klinik
hypoxia, takhikardi, cemas, gelisah, dyspnoe dan sianosis.
10. Kaji iritasi hidung klien. Beri air / cairan pelumas sesuai
kebutuhan untuk melemaskan mukosa membran.
11. Catat permulaan terapi dan pengkajian data.

4. Tahap terminasi :
a. Evaluasi hasil / respon klien
b. Dokumentasikan hasilnya
c. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
d. Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
e. Cuci tangan

E. Pelaporan
1. Laporan praktikum berisi tentang : pengertian, tujuan, peralatan,
langkah-langkah
2. Laporan praktikum dikumpulkan sesuai dengan jadual yang telah
ditentukan oleh instruktur.

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 64


Gambar. Kanul dan Kateter Gambar. Masker O2 sederhana

Gambar. Masker O2 reservoir

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 65


Gambar. Masker O2 venturi

FORMAT PENILAIAN PRAKTIKUM


PEMBERIAN TERAPI OKSIGEN

Nama : ……………………………………
NIM : ……………………………………

No Aspek Yang Dinilai Ya Tidak


A Tahap Pra Interaksi
1 Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi pasien
2 Mencuci tangan
3 Menyiapkan alat
B Tahap Orientasi
1 Memberikan salam, panggil klien dengan namanya
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3 Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya
C Tahap Kerja
1 Membantu klien pada posisi semi fowler.
2 Memasang peralatan oksigen dan humidifier. *
3 Menyalakan oksigen dengan aliran sesuai advis. *
4 Memeriksa aliran oksigen pada selang. *
5 Menyambung nasal kanule / kateter kanule / masker

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 66


dengan selang oksigen.
6 Memasang nasal kanule / kateter kanule / masker
pada hidung (sesuai indikasi ) : *
a. Memberikan oksigen menggunakan kanule nasal :
 Meletakkan ujung kanule ke dalaam lobang
hidung dan selang mengelilingi kepala.
meyakinkan kanule masuk lubang hidung dan
tidak ke jaringan hidung.
 Menempelkan berikan plester kanule pada sisi
wajah, selipkan kasa di bawah selang pada
tulang pipi untuk mencegah iritasi.
b. Memberikn oksigen menggunakan kateter nasal :
 Mengukur jarak hidung dengan lubang telinga,
untuk menentukan antara hidung dan
orofaring. Jarak ditandai dengan plester.
 Melumasi ujung kateter dengan jely, untuk
memasukkan dan mencegah mukosa nasal
bila diaspirasi.
 Memasukkan kateter perlahan melalui satu
lubang hidung sampai ujung kateter masuk
orofaring. Lihat kedalam mulut klien, gunakan
senter dan tong spatel untuk melihat letak
kateter. Ujung kateter akan dapat dilihat
disamping ovula. Tarik sedikit ujung kateter
sehingga tidak panjang.
 Menempelkan plester kateter diwajah klien di
sisi hidung. Jepit selang ke baju klien, biarkan
selang kendur untuk memberikan kebebasan
klien bergerak tanpa tertarik selang.
c. Memberikan oksigen menggunakan masker
hidung (sederhana, reservoir, venturi) :
 memasang masker hidung menutupi mulut dan
hidung dan fiksasi dengan menggunakan tali
pengikat.
7 Mengkaji respon klien terhadap oksigen dalam 15-30
menit.
8 Memeriksa aliran dan air dalam humidifier dalam 30
menit.
9 Mencatat permulaan terapi dan pengkajian data.
D Tahap Terminasi
1 Mengevaluasi hasil / respon klien
2 Mendokumentasikan hasilnya
3 Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4 Mengakhiri kegiatan, membereskan alat-alat
5 Mencuci tangan

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 67


Catatan :

......................., ...........................
Penilai

.................................
Nilai = Nilai Perolehan x 100%
Nilai Maksimal (20)

Tes

1. Berapakah ukuran kateter nasal pada anak-anak yang digunakan


dalam pemberian oksigen?
A. 8-10 Fr
B. 10-12 Fr
C. 12-14 Fr
D. 14-16 Fr
2. Bagaimana cara untuk mengetahui seberapa panjang kateter nasal
harus dimasukkan sampai orofaring dalam pemberian oksigen?
A. Mengukur jarak hidung dengan orofaring
B. Mengukur jarak hidung dengan lobang telinga
C. Mengukur jarak dahi dengan prosesus xypoidius
D. Mengukur jarak telinga dengan prosesus xypoidius
3. Kapan evaluasi respon klien dengan terapi oksigen dilakukan?
A. Setiap 5 – 10 menit
B. Setiap 10 – 15 menit
C. Setiap 15 – 30 menit
D. Setiap 30 – 45 menit
4. Apa yang dilakukan setelah memasang peralatan oksigen dan
Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 68
humidifier pada pemberian oksigen?
A. Memeriksa aliran oksigen pada selang
B. Menyalakan oksigen dengan aliran sesuai advis
C. Memasang nasal kanule / kateter kanule / masker pada hidung
D. Menyambung nasal kanule / kateter kanule / masker dengan
selang oksigen
5. Bagaimana posisi klien saat dipasang oksigen untuk memberikan
kemudahan ekspansi dada dan pernafasan lebih mudah?
A. Supine
B. Semi fowler
C. Trendelen berg
D. Kepala ekstensi

Pemenuhan Kebutuhan
Oksigenasi (Perawatan WSD)

Unit IX
A. Pengertian :
Perawatan WSD adalah perawatan pasien yang dipasang selang
dada.
B. Tujuan :
1. Mencegah infeksi tempat tusukan
2. Mencegah kerusakan kulit sekitar tempat tusukan
C. Peralatan :
1. Botol WSD beserta selang
2. Penjepit (klem/karet)
3. Handschoon
4. Pita/perekat
D. Langkah-langkah :
1. Tahap pra interaksi :
a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
b. Cuci tangan
c. Siapkan alat
2. Tahap orientasi :

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 69


a. Beri salam, panggil klien dengan namanya
b. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
c. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
3. Tahap kerja :
a. Kaji klien :
 Status pulmonal : respirasi, nyeri dada, suara napas pada
daerah paru yang terkena.
 Vital sign dan SpO2
 Tingkat kenyamanan
b. Observasi :
 Balutan selang dada dan sisi sekitar insersi selang.
Gunakan handschoon bersih jika terdapat drainase
 Kekakuan selang, ikatan yang tergantung, atau pembekuan
 Sistem drainase dada tetap tegak lurus dan berada di
bawah tingkat insersi selang. Catat jumlah drainase.
c. Berikan dua hemostat berujung karet atau penjepit yang
dianjurkan pada tiap selang dada, tempelkan pada bagian
atas tempat tidur klien dengan pita perekat. Selang dada
hanya dijepit pada waktu kondisi tertentu atas perintah dokter
atau kebijakan keperawatan dan prosedur :
 Untuk mengkaji kebocoran udara
 Untuk mengosongkan dengan cepat atau mengubah
sistem sekali pakai
 Jika terdapat putusnya hubungan selang drainase secara
tidak sengaja dari alat pengumpul drainase atau kerusakan
alat
 Untuk mengkaji apakah klien siap untuk dilakukan
pelepasan selang dada (yang dilakukan atas perintah
dokter).
d. Posisikan klien :
 Posisi semi fowler untuk mengevakuasi udara
(pneumothorak)
 Posisi fowler tinggi untuk drainase cairan (hemothorak,
efusi)
e. Pastikan hubungan selang antara dada dan selang drainase
masih baik dan terikat :
 Tentukan apakah lubang penutup air tidak tersumbat
 Pastikan lubang ruang kontrol pengisap tidak tersumbat
ketika menggunakan pengisap. Sistem tanpa air memiliki
katup pelepas tanpa penutup.
f. Hindari kelebihan selang : letakkan selang horisontal

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 70


berseberangan dengan tempat tidur atau kursi klien sebelum
menjatuhkan secara vertikal ke dalam botol drainase. Jika
klien berada pada kursi dan selang digulung, angkat selama
15 menit untuk meningkatkan drainase.
g. Atur selang tergantung pada garis lurus dari atas alas tidur
sampai ruang drainase.
h. Urut dan peras selang hanya jika diindikasikan :
 Selang dada mediastinal paska operasi dimanipulasi jika
pengkajian mengindikasikan adanya obstruksi sekunder
akibat adanya bekuan atau debris di dalam selang.
 Observasi paska operasi dilakukan tiap 15 menit dalam 2
jam pertama. Interval pengkajian ini kemudian berubah
sesuai dengan status klien.
i. Observasi kepatenan selang dada, drainase, fluktuasi, tanda-
tanda vital, dan tingkat kenyamanan.
4. Tahap terminasi :
a. Evaluasi hasil / respon klien
b. Dokumentasikan hasilnya
c. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
d. Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
e. Cuci tangan
E. Pelaporan
1. Laporan praktikum berisi tentang : pengertian, tujuan, peralatan,
langkah-langkah
2. Laporan praktikum dikumpulkan sesuai dengan jadual yang telah
ditentukan oleh instruktur.

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 71


Gambar : Water Seil Drainage / WSD

FORMAT PENILAIAN PRAKTIKUM


PERAWATAN WSD

Nama : ……………………………………
NIM : ……………………………………

No Aspek Yang Dinilai Ya Tidak


A Tahap Pra Interaksi
1 Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi pasien
2 Mencuci tangan
3 Menyiapkan alat
B Tahap Orientasi
1 Memberikan salam, panggil klien dengan
Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 72
namanya
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3 Memberikan kesempatan pada klien untuk
bertanya
C Tahap Kerja
1 Mengkaji klien
a. Status pulmonal, vital sign, SpO2, tingkat
kenyamanan
b. Balutan selang dan sisi sekitar insersi
selang, selang drainase, dan sistem
drainase.
2 Memberikan dua hemostat berujung karet atau
penjepit yang dianjurkan untuk setiap selang
dada. *
3 Mengatur posisikan klien : *
a. Posisi semi fowler untuk mengevakuasi
udara (pneumothorak)
b. Posisi fowler tinggi untuk drainase cairan
(hemothorak, efusi)
4 Memastikan hubungan selang antara dada dan
selang drainase masih baik dan terikat :
5 Mengatur selang untuk tergantung pada garis
lurus dari atas alas tidur sampai ruang
drainase.
6 Urut dan peras selang (jika diindikasikan)
7 Mengobservasi kepatenan selang dada,
drainase, fluktuasi, tanda-tanda vital, dan
tingkat kenyamanan.
D Tahap Terminasi
1 Mengevaluasi hasil / respon klien
2 Mendokumentasikan hasilnya
3 Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4 Mengakhiri kegiatan, membereskan alat-alat
5 Mencuci tangan

Catatan :

......................., ...........................
Penilai

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 73


..................................
Nilai = Nilai Perolehan x 100%
Nilai Maksimal (18)

Tes

1. Dimanakah Water Seil Drainage (WSD) dipasang pada klien?


A. Leher
B. Abdomen
C. Rongga dada
D. Rongga Peritoneal
2. Apakah tujuan perawatan WSD?
A. Mengurangi nyeri
B. Menambah rasa nyaman
C. Mengeluarkan penumpukan cairan
D. Mencegah infeksi tempat tusukan dan sekitarnya
3. Apa tujuan klien diposisikan semi fowler pada pemasangan WSD?
A. Untuk drainase pus
B. Untuk drainase darah

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 74


C. Untuk drainase cairan
D. Untuk mengevakuasi udara
4. Apakah posisi yang benar dalam pemasangan WSD untuk drainase
cairan?
A. Supinasi
B. Semi fowler
C. Fowler tinggi
D. Trendelen berg
5. Kapan Observasi paska operasi pemasangan WSD dilakukan?
A. Tiap 15 menit dalam 2 jam pertama
B. Tiap 15 menit dalam 4 jam pertama
C. Tiap 30 menit dalam 2 jam pertama
D. Tiap 30 menit dalam 4 jam pertama

Pemenuhan Kebutuhan
Cairan dan Elektrolit
(Menghitung Balance Cairan)
Unit X
A. Pengertian :
Menghitung balance cairan adalah menghitung keseimbangan
cairan masuk (intake) dan cairan keluar (output) tubuh.
B. Tujuan :
1. Mengetahui jumlah intake cairan

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 75


2. Mengetahui jumlah output cairan
3. Mengetahui balance cairan
4. Menentukan kebutuhan cairan
C. Peralatan :
1. Gelas atau gelas ukur untuk minuman
2. Gelas ukur untuk urine atau urine bag
3. Alat tulis
D. Langkah-langkah ;
1. Tahap pra interaksi :
a) Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
b) Cuci tangan
c) Siapkan alat
2. Tahap orientasi :
a) Beri salam, panggil klien dengan namanya
b) Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
c) Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
3. Tahap kerja :
a) Hitung intake cairan :
1) Oral (minum) : normal ± 1200 ml
2) Oral (makan) : normal ± 1000 ml
3) Hasil metabolisme : normal ± 300 ml
4) Parenteral : sesuai instruksi
b) Hitung output cairan :
1) Ginjal (urine) : normal 40-80 ml/jam (960-1680 ml/24
jam)
2) Gastro intesinal (feses) : normal 100-200 ml/24 jam
3) Pernapasan (paru) : normal 400 ml/24 jam
4) Insensible water loss (IWL) : tidak kasat mata (kulit) :
normal 6 ml/kg/24 jam (420 ml/24 jam)
5) Sensible water loss (SWL) : kasat mata (keringat) :
normal 1000 ml/24 jam
6) Abnormal (muntah, drain, perdarahan, dll) : sesuai
kondisi klien
c) Hitung balance cairan
1) Balance positif : intake > output
2) Balance negatif : output > input
4. Tahap terminasi :

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 76


a. Evaluasi hasil / respon klien
b. Dokumentasikan hasilnya
c. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
d. Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
e. Cuci tangan

E. Pelaporan
1. Laporan praktikum berisi tentang : pengertian, tujuan,
peralatan, langkah-langkah
2. Laporan praktikum dikumpulkan sesuai dengan jadual yang
telah ditentukan oleh
instruktur.

FORMAT PENILAIAN PRAKTIKUM


MENGHITUNG BALANCE CAIRAN

Nama : ……………………………………
NIM : ……………………………………

No Aspek Yang Dinilai Ya Tidak


A Tahap Pra Interaksi
1 Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi pasien
2 Mencuci tangan
3 Menyiapkan alat
B Tahap Orientasi
1 Memberikan salam, panggil klien dengan
namanya
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3 Memberikan kesempatan pada klien untuk

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 77


bertanya
C Tahap Kerja
1 Menghitung Balance Cairan :
a. Oral (minum)*
b. Oral (makan)*
c. Hasil metabolisme*
d. Parenteral*
2 Menghitung output :
a. Ginjal (urine)*
b. Gastro intesinal (feses)*
c. Pernapasan (paru)*
d. Insensible water loss (IWL) : tidak kasat
mata (kulit)*
e. Sensible water loss (SWL) : kasat mata
(keringat)*
f. Abnormal (muntah, drain, perdarahan, dll) :
sesuai kondisi klien*
3 Menghitung balance cairan*
a. Balance positif : intake > output
b. Balance negatif : output > input
D Tahap Terminasi
1 Mengevaluasi hasil / respon klien
2 Mendokumentasikan hasilnya
3 Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4 Mengakhiri kegiatan, membereskan alat-alat
5 Mencuci tangan

Catatan :

......................., ...........................
Penilai

..................................

Nilai = Nilai Perolehan x 100%


Modul
NilaiPraktikum
Maksimal Keperawatan
(14) Dasar II Page 78
Tes

1. Apakah salah satu intake cairan yang harus dihitung untuk


mengukur balance cairan?
A. Cairan dari hasil metabolisme
B. Cairan dari pernapasan (paru)
C. Cairan dari kulit (insensible water loss/IWL)
D. Cairan dari keringat (sensible water loss/SWL)
2. Berapakah normal cairan yang dihasilkan dari metabolisme
dalam 24 jam?
A. ± 100 ml
B. ± 300 ml
C. ± 400 ml
D. ± 1000 ml
3. Berapakah normal cairan dari pernapasan (paru) dalam 24 jam?
A. ± 100 ml
Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 79
B. ± 300 ml
C. ± 400 ml
D. ± 1000 ml
4. Apakah yang dimaksud dengan balance cairan positif?
A. Intake sama dengan output
B. Intake lebih kecil dari output
C. Intake lebih besar dari output
D. Intake lebih kecil atau sam dengan output
5. Apakah yang dimaksud dengan balance cairan negatif?
A. Intake sama dengan output
B. Intake lebih kecil dari output
C. Intake lebih besar dari output
D. Intake lebih kecil atau sam dengan output

Pemenuhan Kebutuhan
Cairan dan Elektrolit
(Pemasangan Infus)
Unit XI
A. Pengertian :
Memasang infus adalah pemasangan infus untuk memberikan
cairan atau obat melalui parenteral (intravena).
B. Tujuan :
1. Memperbaiki atau mencegah gangguan cairan dan elektrolit
pada klien yang sakit akut.
2. Mencegah ketidakseimbangan cairan dan elektrolit.
3. Memberikan akses intravena pada pemberian terapi intermitten
atau emergensi
C. Peralataan :
1. Cairan infus sesuai program
2. Jarum / kateter intravena / abbocath (ukuran bervariasi)
3. Set infus (selang mikrodrip untuk bayi dan anak dengan tetesan
60 tetes/ml, dewasa selang makrodrip dengan tetesan 15

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 80


tetes/ml atau 20 tetes/ml)
4. Selang ekstension
5. Alkohol atau povidone-iodine swabs atau sticks
6. Handschoon disposibel
7. Tourniquet
8. Spalk untuk tangan
9. Kasa dan povidone-iodine salep atau cairan
10. Plester/hipavik
11. Perlak dan pengalas
12. Bengkok
13. Tiang infus
D. Langkah-langkah :
1. Tahap pra interaksi :
a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
b. Cuci tangan
c. Siapkan alat
2. Tahap orientasi :
a. Beri salam, panggil klien dengan namanya
b. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
c. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
3. Tahap kerja :
a. Anjurkan pasien memakai baju yang mudah untuk masuk dan
keluarnya lengan.
b. Buka set steril dengan teknik aseptik.
c. Cek cairan dengan menggunakan prinsip 6 benar dalam
pemberian obat.
d. Buka set infus, letakkan klem 2-4 cm di bawah tabung drip
dalam keadaan off / terkunci.
e. Buka tutup botol, lakukan desinfeksi tutup botol cairan, dan
tusukkan set infus ke botol / kantong cairan dengan benar.
f. Gantungkan botol cairan infus pada tiang infus, isi tabung drip
infus ⅓-½ penuh.
g. Buka penutup jarum dan buka klem untuk mengalirkan cairan
sampai ke ujung jarum hingga tidak ada udara dalam selang,
klem kembali, dan tutup kembali jarum.
h. Pilih jarum intravena / abbocath.
i. Atur posisi pasien dan pilih vena.
j. Pasang perlak dan pengalas
k. Bebaskan daerah yang akan diinsersi, letakkan tourniquet 10-
15 cm proksimal tempat insersi.
l. Pakai handschoon
m. Bersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari dalam

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 81


ke luar).
n. Pertahankan vena pada posisi stabil
o. Pegang IV kateter (abbocath) dengan sudut 20-30º, tusuk
vena dengan lubang jarum menghadap ke atas, dan pastikan
IV kateter masuk intavena dengan tanda darah masuk ke
abbocath, kemudian tarik mandrin ± 0.5 cm
p. Masukkan IV kateter secara perlahan, tarik mandrin, dan
sambungkan IV kateter dengan selang infus
q. Lepas tourniquet, kemudian alirkan cairan infus
r. Lakukan fiksasi IV kateter, kemudian beri desinfektan daerah
tusukan dan tutup dengan kasa
s. Atur tetesan sesuai program
t. Lepaskan sarung tangan
4. Tahap terminasi :
a. Evaluasi hasil / respon klien
b. Dokumentasikan hasilnya
c. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
d. Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
e. Cuci tangan
FORMAT PENILAIAN PRAKTIKUM
PEMASANGAN INFUS

Nama : ……………………………………
NIM : ……………………………………

No Aspek Yang Dinilai Ya Tidak


A Tahap Pra Interaksi
1 Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi pasien
2 Mencuci tangan
3 Menyiapkan alat
B Tahap Orientasi
1 Memberikan salam, panggil klien dengan
namanya
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3 Memberikan kesempatan pada klien untuk
bertanya
C Tahap Kerja
1 Menganjurkan pasien memakai baju yang
mudah untuk masuk dan keluarnya lengan.
2 Membuka set steril dengan teknik aseptik.
3 Mengecek cairan dengan menggunakan
prinsip 6 benar dalam pemberian obat.*
Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 82
4 Membuka set infus, letakkan klem 2-4 cm di
bawahntabung drip dalam keadaan off /
terkunci.*
5 Membuka penutup botol, melakukan desinfeksi
botol cairan, dan menusukkan set infus ke
botol / kantong cairan dengan benar.*
6 Menggantungkan botol cairan infus pada tiang
infus, mengisi tabung drip infus ⅓-½ penuh.*
7 Membuka penutup jarum dan buka klem untuk
mengalirkan cairan sampai ke ujung jarum
hingga tidak ada udara dalam selang,
mengklem kembali, dan menutup kembali
jarum.*
8 Memilih jarum intravena / abbocath sesuai
ukuran.
9 Mengatur posisi pasien dan pilih vena.
10 Memasang perlak dan pengalas
11 Membebaskan daerah yang akan diinsersi,
memasang tourniquet 10-15 cm proksimal
tempat insersi.*
12 Memakai handschoon*
13 Membersihkan kulit dengan kapas alkohol
(melingkar dari dalam ke luar). *
14 Mempertahankan vena pada posisi stabil
15 Memegang IV kateter (abbocath) dengan
sudut 20-30º, tusuk vena dengan lubang jarum
menghadap ke atas, dan memastikan IV
kateter masuk intavena dengan tanda darah
masuk ke abbocath, kemudian menarik
mandrin ± 0.5 cm*
16 Memasukkan IV kateter secara perlahan,
menarik mandrin, dan menyambungkan IV
kateter dengan selang infus*
17 Melepas tourniquet, kemudian mengalirkan
cairan infus*
18 Melakukan fiksasi IV kateter, kemudian
memberi desinfektan daerah tusukan dan
menutup dengan kasa
19 Mengatur tetesan sesuai program
20 Melepaskan sarung tangan
D Tahap Terminasi
1 Mengevaluasi hasil / respon klien
Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 83
2 Mendokumentasikan hasilnya
3 Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4 Mengakhiri kegiatan, membereskan alat-alat
5 Mencuci tangan

Catatan :

......................., ...........................
Penilai
Nilai = Nilai Perolehan x 100%
Nilai Maksimal (31)

..................................
Tes
1. Berapa derajatkah posisi sudut IV kateter (abocath) saat ditusukkan
ke dalam vena?
A. 10-20°
B. 20-30°
C. 30-40°
D. 40-50°
2. Bagaimana posisi lubang jarum (abbocath) saat ditusukkan ke
dalam vena?
A. Menghadap ke atas
B. Menghadap ke bawah
C. Menghadap ke sisi kiri
D. Menghadap ke sisi kanan
3. Bagaimana cara memastikan IV kateter (abbocath) masuk intavena?
A. Vena menonjol
B. Cairan infus mengalir
C. Abbocath tidak bergerak
D. Darah masuk ke abbocath
4. Apakah yang dilakukan selanjutnya setelah darah masuk ke
abbocath saat memasang infus?
A. Melepas tourniquet
B. Menarik mandrin ± 0.5 cm
C. Memasukkan IV kateter secara perlahan
D. Menyambungkan abbocath dengan selang infus
5. Berapakah mengisi cairan infus pada tabung drip infus saat
memasang infus?

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 84


A. ¼
B. ½
C. ¾
D. Penuh

Pemenuhan Kebutuhan
Cairan dan Elektrolit
(Mengganti Balutan Intra
Vena Perifer)
Unit XII
A. Pengertian :
Mengganti balutan IV perifer adalah mengganti balutan pada tempat
pemasangan infus
B. Tujuan :
Menurunkan risiko plebitis dan infeksi pada tempat tusukan infus.
C. Perlengkapan :
1. Kasa steril
2. Balutan transparant steril
3. Povidone iodine solution 10%
4. Povidone iodine ointment
5. Alkohol 70% / Wash bensin dalam tempatnya
6. Plester/hipavik
7. Handschoon steril
8. Lidi kapas
9. Pinset anatomi steril 2 buah
10. Gunting plester
11. Perlak / pengalas
12. Bengkok 2 buah, satu berisi cairan desinfektan

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 85


D. Langkah-langkah :
1. Tahap pra interaksi :
a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
b. Cuci tangan
c. Siapkan alat
2. Tahap orientasi :
a. Beri salam, panggil klien dengan namanya
b. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
c. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
3. Tahap kerja :
a. Atur posisi pasien (tempat tusukan infus terlihat jelas)
b. Pakai handschoon
c. Basahi plester dengan alkohol/wash bensin dan buka balutan
dengan menggunakan pinset
d. Bersihkan bekas plester
e. Bersihkan daerah tusukan dan sekitarnya dengan povidone
iodine solution.
f. Olesi tempat tusukan dengan iodine povidone ointment
g. Tutup dengan kasa steril dengan rapi
h. Pasang plester penutup
i. Atur tetesan infus sesuai program
j. Tulis tanggal dan waktu mengganti balutan pada plester
penutup.
4. Tahap terminasi :
1. Evaluasi hasil / respon klien
2. Dokumentasikan hasilnya
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
5. Cuci tangan

E. Pelaporan
1. Laporan praktikum berisi tentang : pengertian, tujuan, peralatan,
langkah-langkah
2. Laporan praktikum dikumpulkan sesuai dengan jadual yang telah
ditentukan oleh instruktur.

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 86


FORMAT PENILAIAN PRAKTIKUM
MENGGANTI BALUTAN INTRA VENA PERIFER

Nama : ……………………………………
NIM : ……………………………………
No Aspek Yang Dinilai Ya Tidak
A Tahap Pra Interaksi
1 Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi pasien
2 Mencuci tangan
3 Menyiapkan alat
B Tahap Orientasi
1 Memberikan salam, panggil klien dengan namanya
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3 Memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya
C Tahap Kerja
1 Mengatur posisi pasien (tempat tusukan infus
terlihat jelas)*
2 Memakai handschoon*
3 Membasahi plester dengan alkohol/wash bensin dan
membuka balutan dengan menggunakan pinset
4 Membersihkan bekas plester
5 Membersihkan daerah tusukan dan sekitarnya
dengan povidone iodine solution.*
6 Mengolesi tempat tusukan dengan povidone iodine
ointment*
7 Menutup dengan kasa steril dengan rapi*
8 Memasang plester penutup*
Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 87
9 Mengatur tetesan infus sesuai program
10 Menulis tanggal dan waktu mengganti balutan pada
plester penutup.
D Tahap Terminasi
1 Mengevaluasi hasil / respon klien
2 Mendokumentasikan hasilnya
3 Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4 Mengakhiri kegiatan, membereskan alat-alat
5 Mencuci tangan
Catatan :
......................., ...........................
Nilai = Nilai Perolehan x 100% Penilai
Nilai Maksimal (21)
..................................
Tes

1. Apakah tujuan mengganti balutan IV perifer?


A. Terpasang infus sudah 3 hari
B. Tempat tusukan jarum infus bengkak
C. Cairan infus tidak dapat mengalir dengan lancar
D. Menurunkan risiko plebitis/infeksi pada tempat tusukan infus
2. Berapa prosentase povidone iodine solution yang digunakan pada
penggantian balutan IV perifer?
A. 2%
B. 5%
C. 10%
D. 25%
3. Berapa prosentase alkohol yang digunakan pada penggantian balutan IV
perifer?
A. 20%
B. 50%
C. 70%
D. 100%

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 88


Pemenuhan Kebutuhan Cairan
dan Elektrolit
(Menghentikan/Melepas Infus)

Unit XIII

A. Pengertian :
Menghentikan/melepas infus adalah menghentikan aliran infus dan
melepas selang infus yang dilakukan bila program terapi telah
selesai atau bila akan mengganti insersi yang baru.
B. Tujuan :
1. Mengakhiri pemberian cairan parenteral
2. Mengganti insersi yang baru
C. Perlengkapan :
1. Kapas alkohol
2. Plester
3. Perlak dan pengalas
4. Bengkok
D. Langkah-langkah :
5. Tahap pra interaksi :
d. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
e. Cuci tangan
Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 89
f. Siapkan alat
6. Tahap orientasi :
d. Beri salam, panggil klien dengan namanya
e. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
f. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
7. Tahap kerja :
a. Observasi tanda dan gejala flebitis
b. Jelaskan bahwa sensasi terbakar mungkin dirasakan saat
kateter dilepas, dan jelaskan bahwa lengan yang terpasang
IV line harus tetap diam.
c. Pasang perlak dan pengalas
d. Pakai handschoon
e. Tutup klem infus

f. Lepaskan balutan dan buka plester pada daerah tusukan


sambil memegang jarum
g. Letakkan kasa steril pada tempat tusukan, tekan secara
ringan, dan tarik jarum secara perlahan tapi pasti.
h. Inspeksi kateter untuk melihat keutuhannya sebelum dibuang
i. Beri penekanan pada daerah bebas tusukan dengan kapas
alkohol selama 2-3 menit untuk mencegah pendarahan
j. Letakkan kasa steril pada tempat tusukan dan fiksasi dengan
plester
k. Buang semua alat
l. Lepaskan sarung tangan
m. Pantau adanya kemerahan , edema, nyeri selama 48 jam

8. Tahap terminasi :
a. Evaluasi hasil / respon klien
b. Dokumentasikan hasilnya
c. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
d. Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
e. Cuci tangan

E. Pelaporan
a. Laporan praktikum berisi tentang : pengertian, tujuan, peralatan,
langkah-langkah
b. Laporan praktikum dikumpulkan sesuai dengan jadual yang telah
ditentukan oleh instruktur.

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 90


FORMAT PENILAIAN PRAKTIKUM
MENGHENTIKAN/MELEPAS INFUS

Nama : ……………………………………
NIM : ……………………………………

No Aspek Yang Dinilai Ya Tidak


A Tahap Pra Interaksi
1 Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi pasien
2 Mencuci tangan
3 Menyiapkan alat
B Tahap Orientasi
1 Memberikan salam, panggil klien dengan
namanya
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3 Memberikan kesempatan pada klien untuk
bertanya
C Tahap Kerja
1 Mengobservasi tanda dan gejala flebitis
2 Menjelaskan bahwa sensasi terbakar mungkin
dirasakan saat kateter dilepas, dan
menjelaskan bahwa lengan yang terpasang IV
line harus tetap diam.
3 Memasang perlak dan pengalas
4 Memakai handschoon
5 Menutup klem infus*
6 Melepaskan balutan dan buka plester pada
daerah tusukan sambil memegang jarum*
Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 91
7 Meletakkan kasa steril pada tempat tusukan,
tekan secara ringan, dan menarik jarum
secara perlahan tapi pasti.*
8 Mengobservasi kateter untuk melihat
keutuhannya sebelum dibuang.
9 Memberi penekanan pada daerah bebas
tusukan dengan kapas alkohol selama 2-3
menit untuk mencegah pendarahan*
10 Meletakkan kasa steril pada tempat tusukan
dan fiksasi dengan plester
11 Membuang semua alat
12 Melepaskan sarung tangan

13 Memantau adanya kemerahan, edema, nyeri


selama 48 jam
D Tahap Terminasi
1 Mengevaluasi hasil / respon klien
2 Mendokumentasikan hasilnya
3 Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4 Mengakhiri kegiatan, membereskan alat-alat
5 Mencuci tangan

Catatan :

......................., ...........................
Penilai

Nilai = Nilai Perolehan x 100% ..................................


Nilai Maksimal (24)

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 92


Tes

1. Apakah tujuan menghentikan aliran infus dan melepas selang infus?


A. Klien sudah mau makan
B. Akan dipasang transfusi
C. Hanya mendapatkan obat peroral
D. Mengakhiri pemberian cairan parenteral
2. Apakah kemungkinan sensasi yang dirasakan klien pada tempat
tusukan IV kateter saat IV kateter dilepas?
A. Bebal
B. Mati rasa
C. Kesemutan
D. Seperti terbakar
3. Apakah yang dilakukan setelah memakai handschoon pada tindakan
menghentikan atau melepas selang infus?
A. Menutup klem selang infus
B. Melepas balutan dan membuka plester daerah tusukan
C. Menekan daerah bebas tusukan dengan kapas alkohol 2-3 menit\
D. Menekan tempat tusukan dengan kasa steril dan menarik jarum
perlahan

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 93


Pemenuhan Kebutuhan
Cairan dan Elektrolit
(Memasang Transfusi Darah)
Unit XIV

A. Pengertian :
Memasang transfusi darah adalah memberikan darah dari flabot
darah ke dalam tubuh melalui intra vena.
B. Tujuan :
Memberikan terapi transfusi darah sesuai advis.
C. Peralataan :
1. Filter darah dan set transfusi
2. Cairan intravena (NaCl 0,9%)
3. Darah dalam kantong darah sesuai golongan darah
4. Handscoon
5. Infus pump
6. Plester
7. Perlak dan pengalas
8. Bengkok
9. Kapas alkohol dalam tempatnya

D. Langkah-langkah :
1. Tahap pra interaksi :
a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
b. Cuci tangan
c. Siapkan alat
2. Tahap orientasi :
a. Beri salam, panggil klien dengan namanya
Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 94
b. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
c. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
3. Tahap kerja :
a. Ukur vital sign 30 menit sebelum pemberian transfusi,
terutama suhu tubuh. Lapor dokter jika ada peningkatan suhu
tubuh.
b. Kosongkan urine bag
c. Buka set transfusi, letakkan klem 2-4 cm di bawah tabung drip
dalam keadaan off / terkunci.
d. Buka tutup botol, lakukan desinfeksi tutup botol cairan, dan
tusukkan set infus ke botol / kantong cairan dengan benar.
e. Gantungkan botol cairan infus pada tiang infus, isi tabung drip
infus ⅓-½ penuh.
f. Buka penutup jarum dan buka klem untuk mengalirkan cairan
sampai ke ujung jarum hingga tidak ada udara dalam selang,
klem kembali, dan tutup kembali jarum.
g. Pilih jarum intravena / abbocath.
h. Atur posisi pasien dan pilih vena.
i. Pasang perlak dan pengalas
j. Bebaskan daerah yang akan diinsersi, letakkan tourniquet 10-
15 cm proksimal tempat insersi.
k. Pakai handschoon
l. Bersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari dalam
ke luar).
m. Pertahankan vena pada posisi stabil
n. Pegang IV kateter (abbocath) dengan sudut 20-30º, tusuk
vena dengan ubang jarum menghadap ke atas, dan pastikan
IV kateter masuk intavena dengan tanda darah masuk ke
abbocath, kemudian tarik mandrin ± 0.5 cm
o. Masukkan IV kateter secara perlahan, tarik mandrin, dan
sambungkan IV kateter dengan selang infus
p. Lepas tourniquet, kemudian alirkan cairan infus
q. Lakukan fiksasi IV kateter, kemudian beri desinfektan daerah
tusukan dan tutup dengan kasa
r. Klem selang infus, lepaskan selang infus dari flabot infus dan
memindahkan ke kantong darah
s. Hitung jumlah tetesan sesuai program
t. Observasi vital sign dan reaksi pasien setiap 5 menit selama
15 menit, dan kemudian setiap 15 menit
4. Tahap terminasi :
a. Evaluasi hasil / respon klien
b. Dokumentasikan hasilnya

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 95


c. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
d. Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
e. Cuci tangan
E. Pelaporan
1. Laporan praktikum berisi tentang : pengertian, tujuan, peralatan,
langkah-langkah
2. Laporan praktikum dikumpulkan sesuai dengan jadual yang telah
ditentukan oleh instruktur.

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 96


FORMAT PENILAIAN PRAKTIKUM
MEMASANG TRANSFUSI DARAH

Nama : ……………………………………
NIM : ……………………………………

No Aspek Yang Dinilai Ya Tidak


A Tahap Pra Interaksi
1 Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi pasien
2 Mencuci tangan
3 Menyiapkan alat
B Tahap Orientasi
1 Memberikan salam, panggil klien dengan
namanya
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3 Memberikan kesempatan pada klien untuk
bertanya
C Tahap Kerja
1 Mengukur vital sign 30 menit sebelum
pemberian transfusi. Melapor dokter jika ada
peningkatan suhu tubuh.

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 97


2 Mengosongkan urine bag
3 Membuka set transfusi, meletakkan klem 2-4
cm dibawah tabung drip dalam keadaan off /
terkunci.*
4 Membuka tutup botol cairan infus, melakukan
desinfeksi tutup botol cairan, dan menusukkan
set infus ke botol / kantong cairan dengan
benar.*
5 Menggantungkan botol cairan infus pada tiang
infus, mengisi tabung drip infus ⅓-½ penuh.*
6 Membuka penutup jarum dan membuka klem
untuk mengalirkan cairan sampai ke ujung
jarum hingga tidak ada udara dalam selang,
mengklem kembali, dan menutup kembali
jarum.*
7 Memilih jarum intravena / abbocath.
8 Mengatur posisi pasien dan pilih vena.
9 Memasang perlak dan pengalas
10 Membebaskan daerah yang akan diinsersi,
meletakkan tourniquet 10-15 cm proksimal
tempat insersi.*
11 Memakai handscoon
12 Membersihkan kulit dengan kapas alkohol
(melingkar dari dalam ke luar).
13 Mempertahankan vena pada posisi stabil
14 Memegang IV kateter (abbocath) dengan
sudut 20-30º, tusuk vena dengan lubang jarum
menghadap ke atas, dan memastikan IV
kateter masuk intavena dengan tanda darah
masuk ke abbocath, kemudian menarik
mandrin ± 0.5 cm*
15 Memasukkan IV kateter secara perlahan,
menarik mandrin, dan menyambungkan IV
kateter dengan
selang infuse*
16 Melepas tourniquet, kemudian mengalirkan
cairan infuse*
17 Melakukan fiksasi IV kateter, kemudian
memberi desinfektan daerah tusukan dan
menutup dengan kasa
18 Mengklem selang infus, melepaskan selang
infus dari flabot infus dan memindahkan ke
Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 98
kantong darah*
19 Menghitung jumlah tetesan sesuai program*
20 Mengobservasi vital sign dan reaksi pasien
setiap 5 menit selamaa 15 menit, dan
kemudian setiap 15 menit*
D Tahap Terminasi
1 Mengevaluasi hasil / respon klien
2 Mendokumentasikan hasilnya
3 Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4 Mengakhiri kegiatan, membereskan alat-alat
5 Mencuci tangan
Catatan :
......................., ...........................
Nilai = Nilai Perolehan x 100% Penilai
Nilai Maksimal (31)
..................................
Tes

1. Apakah cairan infus yang digunakan sebelum pemasangan transfusi


darah?
A. Glukosa 5%
B. Dextrose 5%
C. Glukosa 10%
D. Natrium Chlorida 0,9%
2. Apakah pertama kali yang dilakukan sebelum pemasangan transfusi
darah?
A. Mengukur suhu tubuh
B. Menghitung output urine
C. Mengecek darah lengkap
D. Mengecek kadar hemoglobin darah
3. Apakah yang dilakukan setelah mengukur vital sign pada tindakan
pemasangan transfusi darah?
A. Mengosongkan urine bag
B. Membuka set transfusi darah
C. Membuka tutup botol dan menusukkan set infus ke botol cairan
D. Meletakkan klem 2-4 cm di bawah tabung drip dalam keadaan
terkunci

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 99


Pemenuhan Kebutuhan
Nutrisi (Pengukuran
Antropometri)

Unit XV
A. Pengertian :
Pengukuran antropometri adalah pengukuran ukuran tubuh yang
meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar pergelangan
tangan, lingkar lengan bagian tengah atas, lipatan kulit tricep, dan
lingkar otot lengan bagian tengah atas.
B. Tujuan :
1. Mengetahui batas normal atau tidak normal ukuran tubuh
2. Menentukan status gizi
C. Peralatan :
1. Timbangan berat badan
2. Pengukur tinggi badan
3. Pengukur lingkar lengan atas
4. Pita pengukur/metlin
5. Jangka skinfold
6. Kertas dan ballpoint

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 100


D. Langkah-langkah :
1. Tahap pra interaksi :
a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
b. Cuci tangan
c. Siapkan alat
2. Tahap orientasi :
a. Beri salam, panggil klien dengan namanya
b. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
c. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
3. Tahap kerja :
a. Pastikan standard fungsi alat sebelum digunakan
b. Timbang berat badan
1) Letakkan timbangan di tempat yang datar atau tidak
mudah bergoyang
2) Setel timbangan pada angka nol
3) Timbang klien (pakaian tipis atau minimal). Klien berdiri di
atas timbangan injak.
4) Lihat jarum timbangan sampai berhenti / di tengah-tengah
antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri, baca angka
yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka
timbangan.
5) Catat hasilnya
c. Ukur tinggi badan
1) Klien tidak memakai sandal / sepatu
2) Klien berdiri tegak menghadap ke depan, punggung,
pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur
3) Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-
ubun
4) Baca angka pada batas tersebut
5) Catat hasilnya
d. Ukur lingkar pergelangan tangan
1) Lingkarkan alat pengukur (metlin) pada pergelangan
tangan, tidak longgar dan tidak ketat.
2) Baca angka pada pertemuan dengan angka nol.
3) Untuk mengetahui perkiraan ukuran kerangka, bagi tinggi
badan dengan lingkar pergelangan tangan.
4) Catat hasilnya
e. Ukur lingkar lengan bagian tengah atas (MAC)
1) Relaksasikan lengan non dominan klien
2) Ukur lingkarnya pada titik tengah, antara ujung dari
prosesus akromial skapula dan prosesus olekranon ulna,
dengan menggunakan metlin, tidak longgar tidak ketat.

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 101


3) Baca angka pada pertemuan dengan angka nol.
4) Catat hasilnya.
f. Ukur lipatan kulit tricep (TSF)
1) Pegang lipatan panjang dari kulit dan lemak kira-kira 1 cm
dari titik tangah MAC dengan ibu jari dan jari tengah.
Jepitan dari jangka lengkungan lipatan kulit standar
ditempatkan pada sisi lain dari lipatan lemak.
2) Ukur area anatomi lain : bisep, skapula, dan otot
abdominal.
3) Catat hasilnya.
g. Ukur lingkar otot lengan bagian tengah atas
1) Hitung dari pengukuran antropometrik MAC dan TSF
2) MAMC = MAC – (TSF x 3,14).
3) Catat hasilnya.

E. Tahap terminasi :
1. Evaluasi hasil / respon klien
2. Dokumentasikan hasilnya
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
5. Cuci tangan

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 102


Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 103
FORMAT PENILAIAN PRAKTIKUM
MENGUKUR ANTROPOMETRI

Nama : ……………………………………
NIM : ……………………………………

No Aspek Yang Dinilai Ya Tidak


A Tahap Pra Interaksi
1 Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi pasien
2 Mencuci tangan
3 Menyiapkan alat
B Tahap Orientasi
1 Memberikan salam, panggil klien dengan
namanya
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3 Memberikan kesempatan pada klien untuk
bertanya
C Tahap Kerja
1 Memastikan standard fungsi alat sebelum
digunakan
2 Menimbang berat badan*
a. Meletakkan timbangan di tempat yang datar
atau tidak mudah bergoyang
b. Menyetel timbangan pada angka nol
c. Menimbang klien (pakaian tipis atau
minimal). Klien berdiri di atas timbangan
injak.
d. Melihat jarum timbangan sampai berhenti /
di tengahtengah antara gerakan jarum ke
kanan dan ke kiri, membaca angka yang
ditunjukkan oleh jarum timbangan atau
angka timbangan.
e. Mencatat hasilnya
3 Mengukur tinggi badan*
a. Menganjurkan klien untuk tidak memakai
sandal / sepatu
Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 104
b. Menganjurkan klien berdiri tegak
menghadap ke depan, punggung, pantat
dan tumit menempel pada tiang pengukur
c. Menurunkan batas atas pengukur sampai
menempel di ubun-ubun
d. Membaca angka pada batas tersebut
e. Mencatat hasilnya
4 Mengukur lingkar pergelangan tangan*
a. Melingkarkan alat pengukur (metlin) pada
pergelangan tangan, tidak longgar dan tidak
ketat.
b. Membaca angka pada pertemuan dengan
angka nol.
c. Membagi tinggi badan dengan lingkar
pergelangan tangan, untuk mengetahui
perkiraan ukuran kerangka,.
d. Mencatat hasilnya
5 Mengukur lingkar lengan bagian tengah atas
(MAC)*
a. Merelaksasikan lengan non dominan klien
b. Mengukur lingkaran pada titik tengah,
antara ujung dari prosesus akromial skapula
dan prosesus olekranon ulna, dengan
menggunakan metlin, tidak longgar tidak
ketat.
c. Membaca angka pada pertemuan dengan
angka nol.
d. Mencatat hasilnya.
6 Mengukur lipatan kulit tricep (TSF)*
a. Memegang lipatan panjang dari kulit dan
lemak kirakira 1 cm dari titik tangah MAC
dengan ibu jari dan jari tengah.
Menempatkan jepitan dari jangka
lengkungan lipatan kulit standar pada sisi
lain dari lipatan lemak.
b. Mengukur area anatomi lain : bisep,
skapula, dan otot abdominal.
c. Mencatat hasilnya.

7 Mengukur lingkar otot lengan bagian tengah


atas*
a. Menghitung dari pengukuran antropometrik

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 105


MAC dan TSF.
b. MAMC = MAC – (TSF x 3,14)
c. Mencatat hasilnya.

D Tahap Terminasi
1 Mengevaluasi hasil / respon klien
2 Mendokumentasikan hasilnya
3 Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4 Mengakhiri kegiatan, membereskan alat-alat
5 Mencuci tangan

Catatan :

......................., ...........................
Penilai

..................................

Nilai = Nilai Perolehan x 100%


Nilai Maksimal (18)

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 106


Tes

1. Apakah yang dimaksud dengan pengukuran antropometri?


A. Pengukuran ukuran tubuh
B. Pengukuran perkembangan
C. Pengukuran fungsi sel tubuh
D. Pengukuran perkembangan motorik
2. Apakah salah satu tujuan pengukuran antropometri?
A. Mengetahui fungsi tubuh
B. Mengetahui perkembangan
C. Mengetahui kesiapan mental
D. Menentukan status gizi/nutrisi
3. Apakah alat yang digunakan untuk mengukur lipatan kulit tricep?
A. Metlin
B. Timbangan
C. Jangka skinfold
D. Pengukur lingkar lengan atas
4. Dimanakah meletakkan alat pengukur untuk mengukur lingkar
lengan bagian tengah atas?
A. Pergelangan tangan
B. Pangkal lengan atas
C. Pertengahan lengan atas
D. Pertengahan lengan bawah
5. Bagaimana cara membaca jarum timbangan dalam menentukan
hasil penimbangan berat badan menggunakan timbangan injak?
A. Melihat jarum timbangan yang bergerak pertama kali ke arah kiri
B. Melihat jarum timbangan yang bergerak pertama kali ke arah
kanan
C. Melihat jarum timbangan yang bergerak pertama kali ke arah kiri
ditambah ke arah kanan
D. Melihat jarum timbangan sampai berhenti/di tengah-tengah
antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 107


Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
(Membantu Klien Yang Tidak
Mampu Makan Sendiri (Menyuap)

Unit XVI
A. Pengertian :
Membantu klien makan sendiri adalah membantu klien yang secara
fisik mampu untuk
makan nutrisi oral sendiri
B. Tujuan :
1. Untuk mempertahankan status nutrisi klien.
2. Klien berpartisipasi kooperatif dalam makan.
C. Peralatan :
1. Peralatan makan : sendok, garpu, piring, mangkok, gelas, sedotan
2. Serbet
3. Makanan dan minuman dalam tempatnya
4. Baki / Table stand
5. Air cuci tangan dalam tempatnya.
D. Langkah-langkah :
1. Tahap pra interaksi :
a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
b. Cuci tangan
c. Siapkan alat
2. Tahap orientasi :
a. Beri salam, panggil klien dengan namanya
b. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
c. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
3. Tahap kerja :
a. Siapkan baki atau table stand, letakkan peralatan makan
(sendok, garpu, sedotan, serbet), serta makanan dan
minuman dalam tempatnya di atas baki atau table stand.
b. Tanyakan apakah klien siap makan, dan potong makanan
kecil-kecil
c. Atur posisi klien (supinasi/semi fowler/fowler)
d. Tempatkan/atur makanan di meja atau di depan klien
e. Letakkan serbet di dada klien.

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 108


f. Beri cairan sesuai permintaan. Beritahu klien tidak minum
seluruh cairan di awal makan.
g. Suapi klien sedikit demi sedikit
h. Motivasi klien untuk menghabiskan porsi makannya
i. Bicara pada klien selama makan
j. Gunakan makanan sebagai kesempatan untuk memberi
pendidikan pada klien (topik yang berhubungan dengan
nutrisi, latihan post operasi, perencanaan pulang)
k. Bantu klien untuk perawatan mulut
l. Bantu klien pada posisi istirahat yang nyaman
4. Tahap terminasi :
a. Evaluasi hasil / respon klien
b. Dokumentasikan hasilnya
c. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
d. Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
e. Cuci tangan

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 109


FORMAT PENILAIAN PRAKTIKUM
MEMBANTU KLIEN YANG TIDAK MAMPU MAKAN SENDIRI
(MENYUAP)

Nama : ……………………………………
NIM : ……………………………………

No Aspek Yang Dinilai Ya Tidak


A Tahap Pra Interaksi
1 Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi pasien
2 Mencuci tangan
3 Menyiapkan alat
B Tahap Orientasi
1 Memberikan salam, panggil klien dengan
namanya
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3 Memberikan kesempatan pada klien untuk
bertanya
C Tahap Kerja
1 Menyiapkan baki atau table stand, meletakkan
peralatan makan (sendok, garpu, sedotan,
serbet), serta makanan dan minuman dalam
tempatnya di atas baki atau table stand.
2 Menanyakan apakah klien siap makan, dan
potong makanan kecil-kecil
3 Mengatur posisi klien (supinasi/semi
fowler/fowler)*
4 Menempatkan/mengatur makanan di meja
atau di depanklien
5 Meletakkan serbet di dada klien.
6 Memberi cairan sesuai permintaan.
Memberitahu klien tidak minum seluruh cairan
di awal makan
7 Menyuapi klien sedikit demi sedikit*
8 Memotivasi klien untuk menghabiskan porsi
makannya
9 Berbicara pada klien selama makan
10 Menggunakan makanan sebagai kesempatan
untuk memberi pendidikan pada klien (topik
yang berhubungan dengan nutrisi, latihan post
operasi, perencanaan pulang)

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 110


11 Membantu klien untuk perawatan mulut
12 Membantu klien pada posisi istirahat yang
nyaman
D Tahap Terminasi
1 Mengevaluasi hasil / respon klien
2 Mendokumentasikan hasilnya
3 Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4 Mengakhiri kegiatan, membereskan alat-alat
5 Mencuci tangan

Catatan :

......................., ...........................
Penilai

..................................

Tes

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 111


1. Apakah yang dimaksud dengan menyuap?
A. Memberikan makanan kepada klien melalui selang sonde
B. Membantu keluarga klien memberikan makanan melalui selang
sondei
C. Membantu klien yang secara fisik mampu untuk makan nutrisi
oral sendiri
D. Membantu klien yang secara fisik tidak mampu untuk makan
nutrisi oral sendiri
2. Bagaimana posisi klien yang secara fisik tidak mampu untuk makan
sendiri pada saat makan?
A. Semi fowler
B. Duduk di kursi
C. Berbaring tanpa bantal
D. Duduk, kaki di tepi tempat tidur

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 112


Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
(Memberikan Makan Lewat
Selang Sonde/Nasogastrik)
Unit XVII
A. Pengertian :
Memberikan makan lewat selang sonde (nasogastrik) adalah
memasukkan makanan cair atau obat melalui selang nasogastrik
B. Tujuan :
1. Mempertahankan status nutrisi
2. Memberikan obat
C. Peralatan :
1. Air matang
2. Makanan cair / obat
3. Corong
4. Spuit 5 cc atau 10 cc
5. Tisu
6. Perlak atau pengalas
7. Bengkok
8. Handschoon
D. Langkah-langkah :
1. Tahap pra interaksi :
a. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
b. Cuci tangan
c. Siapkan alat
2. Tahap orientasi :
a. Beri salam, panggil klien dengan namanya
b. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
c. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
3. Tahap kerja :
a. Jaga privacy pasien
b. Atur posisi pasien dalam posisi semi fowler / fowler (jika tidak
ada kontraindikasi).
c. Pakai handschoon
d. Pasang pengalas di atas dada
e. Pastikan letak nasogastrik tube dengan cara mengaspirasi
sekresi lambung dan cek residu lambung
f. Pasang corong atau spuit
g. Masukkan air matang, buka klem, tinggikan selang 30 cm dari
Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 113
hidung, klem kembali sebelum air habis atau isi kembali
sebelum habis. Jika air sulit masuk, bantu dengan mendorong
plunger spuit secara perlahan
h. Masukkan makanan cair, buka klem, tinggikan selang 30 cm
dari hidung, klem kembali sebelum makanan habis atau isi
kembali sebelum habis. Jika makanan sulit masuk, bantu
dengan mendorong plunger spuit secara perlahan.
i. Masukkan obat yang sudah diencerkan sesuai advis. Jika
obat sulit masuk, bantu dengan mendorong plunger spuit
secara perlahan.
j. Masukkan air matang, buka klem, tinggikan selang 30 cm dari
hidung, klem kembali sebelum air habis atau isi kembali
sebelum habis. Jika air sulit masuk, bantu dengan mendorong
plunger spuit secara perlahan.
k. Tutup ujung nasogastrik dengan spuit atau klem
l. Bersihkan sisa makanan pada pasien
m. Rapikan pasien
4. Tahap terminasi :
a. Evaluasi hasil / respon klien
b. Dokumentasikan hasilnya
c. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
d. Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
e. Cuci tangan

Gambar. Memberi makan lewat selang nasogastrik


FORMAT PENILAIAN PRAKTIKUM

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 114


MEMBERI MAKAN LEWAT SONDE (NASOGASTRIK)

Nama : ……………………………………
NIM : ……………………………………

No Aspek Yang Dinilai Ya Tidak


A Tahap Pra Interaksi
1 Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi pasien
2 Mencuci tangan
3 Menyiapkan alat
B Tahap Orientasi
1 Memberikan salam, panggil klien dengan
namanya
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3 Memberikan kesempatan pada klien untuk
bertanya
C Tahap Kerja
1 Menjaga privacy pasien
2 Mengatur posisi pasien dalam posisi semi
fowler /fowler (jika tidak ada kontraindikasi).
3 Memakai handschoon
4 Memasang pengalas di atas dada
5 Memastikan letak nasogastrik tube dengan
cara mengaspirasi sekresi lambung dan cek
residu lambung.*
6 Memasang corong atau spuit.*
7 Memasukkan air matang, membuka klem,
meninggikan selang 30 cm dari hidung,
mengklem kembali sebelum air habis atau isi
kembali sebelum habis. Jika air sulit masuk,
bantu dengan mendorong plunger spuit secara
perlahan
8 Memasukkan makanan cair, membuka klem,
meninggikan selang 30 cm dari hidung,
mengklem kembali sebelum makanan habis
atau isi kembali sebelum habis. Jika makanan
sulit masuk, bantu dengan mendorong plunger
spuit secara perlahan.*
9 Memasukkan obat yang sudah diencerkan
sesuai advis. Jika obat sulit masuk, bantu
dengan mendorong plunger spuit secara
perlahan.
Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 115
10 Memasukkan air matang, membuka klem,
meninggikan selang 30 cm dari hidung,
mengklem kembali sebelum air habis atau isi
kembali sebelum habis. Jika air sulit masuk,
bantu dengan mendorong plunger spuit secara
perlahan.*
11 Menutup ujung nasogastrik dengan spuit atau
klem*
12 Membersihkan sisa makanan pada pasien
13 Merapikan pasien
D Tahap Terminasi
1 Mengevaluasi hasil / respon klien
2 Mendokumentasikan hasilnya
3 Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4 Mengakhiri kegiatan, membereskan alat-alat
5 Mencuci tangan

Catatan :

......................., ...........................
Penilai

..................................

Tes
1. Bagaimana posisi klien saat pemberian makan lewat sonde jika tidak
ada kontra indikasi?

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 116


A. Semi fowler
B. Supine 30-40%
C. Berbaring tanpa bantal
D. Supine kepala diganjal bantal
2. Apakah cairan makanan yang pertama kali dimasukkan pada
pemberian makan lewat selang sonde?
A. Obat
B. Susu
C. Makanan cair
D. Air putih matang
3. Bagaimana posisi selang saat makanan dimasukkan melalui selang
sonde?
A. Sejajar dengan hidung
B. Ditinggikan 10 cm dari hidung
C. Ditinggikan 30 cm dari hidung
D. Ditinggikan 60 cm dari hidung
4. Bagaimana konsistensi makanan yang dimasukkan lewat selang
sonde?
A. Cair
B. Lunak
C. Setengah padat
D. Padat

Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi


(Memasang Pot Pasien BAB)

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 117


Unit XVIII

A. PRINSIP DASAR:
Buang Air Besar (BAB) adalah suatu kegiatan yang dilakukan yang
untuk memenuhi kebutuhan eleminasi fekal dengan membantu BAB
pada klein di tempat tidur. BAB merupakan kebutuhan setiap
manusia yang harus terpenuhi. Tindakan memberikan bantuan
pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan
dasar eleminasi fekal karena ketidakmampuan atau keterbatasan
untuk melakukan sendiri karena masalah imobilitas fisik atau
keadaan sakit.

B. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MEMASANG POT


PASIEN BAB
Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan yang untuk
memenuhi kebutuhan eliminasi fekal.
Indikasi Pasien dengan gangguan imobilitas fisik.
Tujuan Memenuhi kebutuhan eliminasi fekal.
Persiapan Alat-alat:
tempat dan alat 1. Pispot
2. Alas pispot.
3. Botol berisi air cebok.
4. Kertas kloset.
5. Selimut.
6. Sampiran/sketsel.
Persiapan 1. Memberitahu pasien dan menjelaskan tujuan
Pasien tindakan.
2. Mengatur pasien yang aman dan nyaman
Persiapan Memasang sketsel/sampiran.
Lingkungan
Pelaksanaan 1. Perawat cuci tangan.
2. Pakaian pasien bagian bawah ditanggalkan
dan bagian yang terbuka ditutup dengan
selimut.
3. Pasien dianjurkan menekuk lutut dan
mengangkat bokong.
Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 118
4. Pasang alas pispot.
5. Pispot diletakkan di bawah pasien.
6. Bila telah selesai anus dan daerah sekitar
genetalia dibersihkan dengan air dan kertas
kloset lalu dibuang ke dalam pispot, diulang
beberapa kali sampai bersih.
7. Pispot diangkat dan feses diamati, bila ada
kelaian segera lapor dan dicatat.
8. Bokong pasien dikeringkan dengan
pengalas.
9. Pasien dirapikan, alat-alat dibereskan dan
dikembalikan ke tempat semula.
10. Sampiran dibuka.
11. Perawat mencuci tangan.
12. Mencatat kegiatan dalam dokumen
perawatan.
Sikap Sikap Selama Pelaksanaan :
1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah.
2. Menjamin Privacy pasien.
3. Bekerja dengan teliti.
4. Memperhatikan body mechanism.
Evaluasi Tanyakan keadaan dan kenyamanan pasien
setelah tindakan.

Instrumen Penilaian Praktikum

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 119


Memberikan Memasang POT Pasien BAB

Nama Mahasiswa :
NPM :

N Elemen Indikator Penilian Ya Tidak


o Kompetensi (1) (0)
1 Melakukan 1. Salam terapeutik di
pengkajian kondisi sampaikan pada pasien
dan kesiapan pasien2. Validasi data dilakukan
3. Menjelaskan maksud dan
tujuan tindakan dengan
jelas
4. Menyiapkan lingkungan
dengan nyaman dan aman
2 Melaksanakan 1. Alat dan bahan
persiapan alat dan dipersiapkan sesuai
bahan kebutuhan
2. Alat dan bahan dibawa ke
dekat pasien
3 Membantu 1. Tangan dicuci sampai batas
Memasang POT siku sebelum dan sedudah
BAB Pasien tindakan
2. Posisi pasien diatur sesuai
kebutuhan
3. Privasi pasien dijaga
4. Pasien diberi kesempatan
untuk BAB dengan tuntas
5. Selalu berkomunikasi
4 Mengevaluasi hasil 1. Feses yang keluar
tindakan diperhatikan (konsistensi,
bau, dan warna)
2. Respon keadaan dan
kenyamanan pasien setelah
tindakan
3. Sikap selama pelaksanaan,
sabar. Hati-hati dan sopan
5 Mendokumentasika 1. Respon klien dan kelaianan
n BAB dilaporkan

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 120


tindakan 2. Tindakan yang telah
dilakukan dicatat dengan
benar.
Jumlah
Catatan :

..................., ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Penilai

..........................................

Ket:

Nilai = Nilai Perolehan x 100%


Nilai Maksima (23)

Pemenuhan Kebutuhan
Eliminasi (Memberikan Semprit
Gliserin)

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 121


Unit XIX
A. PRINSIP DASAR:
Memberikan semprit gliserin adalah suatu kegiatan yang dilakukan
yang untuk membantu memenuhi kebutuhan eleminasi fekal dengan
memberikan semprit gliserin. Tindakan ini memberikan bantuan
pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan
dasar eleminasi fekal karena feses yang keras. Kondisi ini terjadi
karena faces berada di intestinal lebih lama, sehingga banyak air
diserap. Biasanya disebabkan oleh pola defikasi yang tidak teratur,
penggunaan laksatif yang lama, stress psikologis, obat-obatan,
kurang aktifitas dan faktor usia. Bila hal ini tidak mendapatkan
perawatan dengan baik bisa terjadi fekal Impaksi.

B. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MEMBERIKAN SEMPRIT


GLISERIN
Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan yang untuk
memenuhi kebutuhan eliminasi bowel.
Indikasi 1. Pasien dengan gangguan eliminasi bowel
(Tidak bisa BAB).
2. Pasien sebelum pemeriksaan foto abdomen.
Tujuan Memenuhi kebutuhan eliminasi BAB.
Persiapan Alat-alat:
tempat dan alat 1. Spuit gliserin/gliserin kemasan.
2. Gliserin dalam tempatnya.
3. Bengkok.
4. Pengalas.
5. Sketsel.
6. Sarung tangan.
7. Tissu.
8. Pispot.
9. Sarung tangan.
Persiapan 3. Memberitahu pasien dan menjelaskan
Pasien tujuannya.
4. Menyiapkan pasien miring ke kiri.
Persiapan 1. Tutup pintu dan pasang sketsel.
Lingkungan 2. Pastikan ruangan dalam pencahayaan

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 122


cukup.
Pelaksanaan 1. Jelaskan prosedur pada pasien.
2. Cuci tangan.
3. Atur ruangan, tutup pintu dan pasang
sketsel.
4. Atur posisi pasien miring kekiri dan pasang
selimut.
5. Pasang pengalas di area gluteal.
6. Siapkan bengkok di dekat pasien.
7. Spuit diisi gliserin 10-20 cc (kemasan).
8. Gunakan sarung tangan.
9. Masukkan gliserin perlahan keadalam anus
ke arah umbilicus (7.5-10 cm untuk dewasa)
dengan cara tangan kiri meregangkan
daerah anus, tangan kanan memasukkan
spuit ke dalam anus sampai pangkal kanula
anjurkan pasien bernapas dalam.
10. Setelah selesai, cabut dan masukkan spuit
ke dalam bengkok.
11. Dekatkan bel dan Anjurkan pasien untuk
menahan sebentar rasa ingin defekasi dan
pasang pispot bila pasien tidak mampu ke
toilet.
12. Besihkan daerah perinium/anus dengan air
hingga bersih lalu keringkan dengan tissu,
lalu buang pada bengkok dan angkat pispot
dan pengalas.
13. Lepas sarung tangan.
14. Rapikan dan kembalikan pasien ke posisi
semula.
15. Angkat selimut esktra.
16. Rapikan alat dan buka sampiran.
17. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
18. Observasi keadaan pasien .
19. 19. Catat jumlah feses, warna, konsistensi
dan respon pasien.
Sikap Sikap Selama Pelaksanaan :
1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah.
2. Menjamin Privacy pasien.
3. Bekerja dengan teliti.
4. Memperhatikan body mechanism.
Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 123
Evaluasi 1. Tanyakan keadaan dan kenyamanan pasien
setelah tindakan.
2. Observasi pengeluaran urine.

Instrumen Penilaian Praktikum


Memberikan Semprit Gliserin

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 124


Nama Mahasiswa :
NPM :

N Elemen Indikator Penilian Ya Tidak


o Kompetensi (1) (0)
1 Melakukan 1. Salam terapeutik di
pengkajian kondisi sampaikan pada pasien
dan kesiapan pasien 2. Validasi data dilakukan
3. Menjelaskan maksud dan
tujuan tindakan dengan
jelas
4. Menyiapkan lingkungan
dengan nyaman dan aman
2 Melaksanakan 1. Set alat dan bahan
persiapan alat dan dipersiapkan dengan
bahan lengkap
2. Alat dan bahan dibawa ke
dekat pasien
3 Membantu 1. Tangan dicuci sampai batas
lMemberikan gliserin siku
2. Posisi pasien diatur miring
kiri
3. Alas dan selimut dipasang
4. Privasi pasien dijaga
5. Sarung tangan dipasang
6. Ujung semprit dimasukan
ke anus 7-10cm kearah
umbilikus dan diseprotkan
perlahan-lahan
7. Pasien dibantu untuk BAB
dengan tuntas
8. Daerah anus dan genetalia
dibersihkan
9. Pasien diatur kembali ke
posisi nyaman
10. Alat-alat dirapikan
11. Tangan dicuci
4 Mengevaluasi hasil 1. Feses yang keluar
tindakan diperhatikan

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 125


2. Respon keadaan dan
kenyamanan pasien setelah
tindakan
3. Sikap selama pelaksanaan,
sabar. hati-hati dan sopan
4. Selalu komunikasi
5 Mendokumentasika 1. Respon klien dan kelaianan
n BAB dilaporkan
tindakan 2. Tindakan yang telah
dilakukan dicatat dengan
benar.
Jumlah
Catatan :

..................., ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Penilai

..........................................

Ket:

Nilai = Nilai Perolehan x 100%


Nilai Maksima (23)

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 126


Pemenuhan Kebutuhan
Eliminasi (Memberikan
Huknah Rendah dan Tinggi)
Unit XX

A. PRINSIP DASAR:
Memberikan huknah adalah suatu kegiatan yang dilakukan yang
untuk membantu memenuhi kebutuhan eleminasi fekal dengan
memberikan huknah rendah atau tinggi. Tindakan ini memberikan
bantuan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan
kebutuhan dasar eleminasi fekal karena feses yang keras dan
persiapan tindakan pembedahan. Kondisi ini terjadi karena feses
berada di intestinal lebih lama, sehingga banyak air diserap.
Biasanya disebabkan oleh pola defikasi yang tidak teratur,
penggunaan laksatif yang lama, stress psikologis, obat-obatan,
kurang aktifitas dan faktor usia. Bila hal ini tidak mendapatkan
perawatan dengan baik bisa terjadi fekal Impaksi.

B. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MEMBERIKAN HUKNAH


RENDAH ATAU TINGGI

Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan untuk membantu


memenuhi kebutuhan eliminasi fekal.
Indikasi Pasien yang tidak bisa BAB dan persiapan
pembedahan.
Tujuan Melancarkan pengeluaran BAB dan
mengosongkan feses supaya tidak BAB saat
operasi.
Persiapan Alat-alat:
tempat dan alat 1. Selimut.
2. Irigator/slang karet.
3. Canul klem rectal.
4. Air hangat/ NaCl 0.9% (40,5-43,3 derajat
Celcius) sebanyak 500 cc untuk huknah

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 127


rendah dan 1000 cc untuk huknah tinggi.
5. Bengkok.
6. Tissu.
7. Vaselin.
8. Pispot.
9. Botol berisi air cebok.
10. Handuk.
11. Kertas kloset.
12. Sarung tangan.
13. Perlak.
14. Sketsel.
15. Standar infus.
Persiapan 1. Menjelaskan pasien tentang prosedur
Pasien tindakan yang akan dilakukan.
2. Mengatur posisi miring kiri (huknah rendah),
miring kanan untuk huknah tinggi.
Persiapan Menyiapkan lingkungan yang aman dan nyaman.
Lingkungan
Pelaksanaan 1. Pasang sampiran.
2. Perawat mencuci tangan.
3. Perawat memakai sarung tangan.
4. Menanggalkan pakaian bawah pasien dan
melepaskan sprei kecil lalu selimut
dipasang.
5. Meletakkan bengkok ke bawah pantat.
6. Gantung irigatur pada standart infuse
dengan ketinggian 15-20 cm (klisma rendah)
dan 45-50 cm (klisma tinggi) dari bokong
pasien.
7. Pasang kanul klem.
8. Mengisi irigator dengan air hangat/Nacl 1000
cc klisma tinggi dan 500 cc klisma rendah.
9. Dicoba dialirkan melalui kanule ke bengkok
dan klem kembali.
10. Mengolesi ujung kanule dengan slem/jelly.
11. Memasukkan kanule ke dalam rektum
dengan hati-hati dengan arah menuju
umbilicus (huknah rendah 7,5 cm dan
huknah tinggi 10 cm).
12. Mengatur cairan perlahan-lahan kurang lebih

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 128


100 cc/menit.
13. Klem selang karet bila cairan habis.

14. Mengeluarkan kanule bila cairan irigator


habis (atau bila pasien merasa tidak bisa
menahan lagi).
15. Menganjurkan pasien untuk menahan cairan
sampai betul-betul ingin BAB.
16. Membantu pasien untuk BAB dengan
menggunakan pispot atau ke kamar mandi.
17. Membersihkan daerah anus.
18. Angkat pispot dan dan selimut ektra dan
tutup.
19. Kembalikan ke posisi semula.
20. Membereskan alat-alat.
21. Sarung tangan dilepas.
22. Perawat mencuci tangan.
23. Observasi klien.
24. Catat tindakan yang dilakukan.
Sikap Sikap Selama Pelaksanaan :
1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah.
2. Menjamin Privacy pasien.
3. Bekerja dengan teliti.
4. Memperhatikan body mechanism.
Evaluasi 1. Tanyakan keadaan dan kenyamanan pasien
setelah tindakan.
2. Observasi pengeluaran urine.

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 129


Instrumen Penilaian Praktikum
Huknah Tinggi/Rendah

Nama Mahasiswa :
NPM :
N Elemen Indikator Penilian Ya Tidak
o Kompetensi (1) (0)
1 Melakukan 1. Salam terapeutik di
pengkajian kondisi sampaikan pada pasien
dan kesiapan pasien2. Validasi data dilakukan
3. Menjelaskan maksud dan
tujuan tindakan dengan
jelas
4. Menyiapkan lingkungan
dengan nyaman dan aman
2 Melaksanakan 1. Set alat dan bahan untuk
persiapan alat dan huknah rendah / tinggi
bahan dipersiapkan dengan
lengkap
2. Alat dan bahan dibawa ke
dekat pasien
3 Malakukan huknah 1. Tangan dicuci sampai batas
rendah/tinggi siku
2. Alas dan selimut dipasang
3. Privasi pasien dijaga
4. Irigator dan cairan
disiapkan/ dipasang
5. Kurang dari 500 cc cairan
untuk huknah rendah dan
ketinggian 15-20 cm
6. Kurang dari 1000 cc cairan
untuk huknah tinggi dengan
ketinggian irigator 45-50 cm
7. Sarung tangan dipasang
8. Ujung kanul diberi pelumas
dimasukan ke anus 7-10
Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 130
cm kearah umbilikus dan
dialirkan perlahan-lahan
9. Pasien dibantu untuk BAB
diatas tempat tidur
10. Daerah anus dan genetalia
dibersihkan
11. Sarung tangan dilepas
12. Pasien diatur kembali ke
posisi nyaman
13. Alat-alat dirapikan
14. Tangan dicuci
4 Mengevaluasi hasil 1. Feses yang keluar
tindakan diperhatikan
2. Respon keadaan dan
kenyamanan pasien setelah
tindakan
3. Sikap selama pelaksanaan,
sabar. hati-hati dan sopan
4. Selalu komunikasi
5 Mendokumentasika 1. Respon klien dan kelainan
n BAB dilaporkan
tindakan 2. Tindakan yang telah
dilakukan dicatat dengan
benar dan ditandatangani
Jumlah
Catatan :

..................., ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Penilai
Nilai = Nilai Perolehan x 100%
Nilai Maksima (23)

.........................................

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 131


Pemenuhan Kebutuhan Eliminasi
(Membantu Pasien Buang
Air Kecil (BAK) di Tempat Tidur)

Unit XXI

A. PRINSIP DASAR:
Buang Air Kecil (BAK) adalah suatu kegiatan yang dilakukan yang
untuk memenuhi kebutuhan eleminasi urin dengan membantu BAK
pada klein di tempat tidur. BAK merupakan kebutuhan setiap
manusia yang harus terpenuhi. Tindakan memberikan bantuan
pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan
dasar eleminasi urin karena ketidakmampuan atau keterbatasan
untuk melakukan sendiri karena masalah imobilitas fisik atau
keadaan sakit.

B. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MEMBERIKAN HUKNAH


RENDAH ATAU TINGGI

Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan yang untuk


memenuhi kebutuhan eliminasi urine.
Indikasi Pasien dengan gangguan imobilitas fisik dan
penyakit tetentu.
Tujuan Memenuhi kebutuhan eliminasi fekal urine.
Persiapan Alat-alat:
tempat dan alat
1. Pispot /urinal.
2. Alas.
3. Botol berisi air cebok.
4. Tissu.
5. Selimut ektra.
6. Sampiran/sketsel.

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 132


7. Bengkok.
Persiapan 1. Memberitahu pasien dan menjelaskan tujuan
Pasien tindakan.
2. Mengatur pasien yang aman dan nyaman.
Persiapan Memasang sketsel/sampiran.
Lingkungan
Pelaksanaan 1. Perawat cuci tangan.
2. Pakaian pasien bagian bawah ditanggalkan
dan bagian yang terbuka ditutup dengan
selimut.
3. Pasien dianjurkan menekuk lutut (dorsal
recumbent) dan angkat bokong serta pasang
pengalas.
4. Pasang pispot (wanita)/urinal (laki-laki).
5. Bila telah selesai anus dan daerah sekitar
genetalia dibersihkan dengan air dan
keringkan dengan tissu lalu dibuang ke
dalam bekong, diulang beberapa kali sampai
bersih.
6. Pispot diangkat atau urinal dan urine
diamati, bila ada kelaian segera lapor dan
dicatat.
7. Pasien dirapikan dan pakaian bawah
dipasang.
8. Pengalas dan selimut diangkat.
9. Bersihkan dan rapikan alat-alat dibereskan
dan dikembalikan ke tempat semula.
10. Sampiran dibuka.
11. Perawat mencuci tangan.
12. Observasi keadaan pasien.
13. Mencatat kegiatan dan hasil tindakan
(dokumen perawatan).
Sikap Sikap Selama Pelaksanaan :
1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah.
2. Menjamin Privacy pasien.
3. Bekerja dengan teliti.
4. Memperhatikan body mechanism.
Evaluasi 1. Tanyakan keadaan dan kenyamanan pasien

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 133


setelah tindakan.
2. Observasi pengeluaran urine.

Instrumen Penilaian Praktikum


MEMASANG POT/ URINAL UNTUK PASIEN BAK

Nama Mahasiswa :
NPM :
N Elemen Indikator Penilian Ya Tidak
o Kompetensi (1) (0)
1 Melakukan 1. Salam terapeutik di
pengkajian kondisi sampaikan pada pasien
dan kesiapan pasien 2. Validasi data dilakukan
3. Menjelaskan maksud dan
tujuan tindakan dengan
jelas
4. Menyiapkan lingkungan
dengan nyaman dan aman

2 Melaksanakan 1. Alat dan bahan


persiapan alat dan dipersiapkan sesuai
bahan kebutuhan
2. Alat dan bahan dibawa ke
dekat pasien

3 Membantu pasien 1. Tangan dicuci sampai batas


BAK di tempat tidur siku
2. Sampiran dipasang
3. Posisi pasien diatur sesuai
kebutuhan dan pakaian
dilepas privasi pasien dijaga
4. Memasang urinal (Pria ) /
pot ( wanita)
5. Pasien diberi kesempatan
untuk BAK dengan tuntas
lalu diangkat
6. Membersihkan genetalia
air / dengan tissu
7. Pakaian bawah dipasang

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 134


dan selimut diangkat
8. Pasien diatur posisi dan alat
dirapikan
9. Tangan dicuci dengan
bersih
10. Selalu berkomunikasi
4 Mengevaluasi hasil 1. Urine yang keluar
tindakan diperhatikan (Jumlah,
warna, bau, dan kejernihan)
2. Respon keadaan dan
kenyamanan pasien setelah
tindakan
3. Sikap selama pelaksanaan,
sabar. hati-hati dan sopan
5 Mendokumentasika 1. Respon klien dan kelainan
n BAK dilaporkan
tindakan 2. Tindakan yang telah
dilakukan dicatat dengan
benar
Jumlah
Catatan :

..................., ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Penilai

.........................................
Ke
Nilai = Nilai Perolehan x 100%
Nilai Maksima (23)

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 135


Pemenuhan Kebutuhan
Eliminasi (Pemasangan Kateter)

Unit XXII

A. PRINSIP DASAR:
Pemasangan kateter adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan eleminasi urin dengan melakukan
pemasangan kateter untuk membantu memenuhi kebutuhan BAK,
keadaan penyakit, preoperasi dan postoperasi, dan diagnostik. BAK
merupakan kebutuhan setiap manusia yang harus terpenuhi.
Tindakan memberikan bantuan pada pasien yang mengalami
gangguan pemenuhan kebutuhan dasar eleminasi urin karena
ketidakmampuan atau keterbatasan untuk melakukan BAK secara
spontan keadaan penyakit seperti retensio urine, coma dan lain-lain,
preoperasi dan postoperasi, dan diagnostik.

B. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMASANGAN


KATETER

Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan yang untuk


memenuhi kebutuhan eliminasi urine..
Indikasi 1. Pasien dengan gangguan eliminasi urine.
2. Pasien dengan pemantauan output.
3. Pasien post op.
Tujuan Memenuhi kebutuhan eliminasi urin
Persiapan Alat-alat:
tempat dan alat 1. Baki.
2. Kateter steril, ukuran disesuaikan dengan
pasien.
3. Kantong penampung urine (Urine Bag).
4. Kapas sublimat/kapas savlon steril dalam
tempatnya.
5. Kassa.
6. Korentang.
Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 136
7. Cairan pelumas/jelly.
8. Perlak dan alasnya.
9. Bengkok 2 buah (untuk kapas kotor dan
penampung urine.
10. Pinset anatomi atau sarung tangan steril.
11. Duk steril.
12. Spuit 20 cc dan aquades.
13. Sketsel.
14. Selimut ekstra.
15. Plester atau gunting.
Persiapan Psien 1. Memberitahu pasien dan menjelaskan
tujuannya.
2. Menyiapkan pasien dalam posisi dorsal
recumbent
Persiapan Memasang sketsel/tabir dan menutup pintu.
Lingkungan
Pelaksanaan 1. Pasang ekstra selimut.
2. Perlak dan alasnya dipasang di bawah
bokong dan lepas pakaian .
3. Meletakkan dua bengkok diantara kedua
tungkai.
4. Mencuci tangan.
5. Pakai sarung tangan.
6. Memasang duk steril.
Pada Pasien Perempuan
1. Membuka labia minora dengan ibu jari dan
telunjuk tangan kiri, dan tangan kanan
memengang kapas sublimat.
2. Membersihkan vulva dengan kapas
savlon/sublimat dari labia mayora dari atas
kebawah 1 kali usap, kapas kotor diletakkan
dibengkok, kemudian labia minora, dan
perineum sampai bersih (sesuai kebutuhan)
3. Dengan memakai sarung tangan atau
dengan pinset anatomis mengambil kateter
dan diberi pelumas pada ujungnya 2.5-5 cm
4. Perawat membuka labia minora dengan
tangan kiri.
5. Memasukkan kateter ke dalam orificium
Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 137
uretra perlahan-lahan (5-7.5 cm dewasa) dan
menganjurkan pasien untuk menarik nafas
panjang
6. Urine yang keluar ditampung dalam bengkok
atau botol steril dan masukan lagi (2.5-5
cm).
7. Bila kateter dipasang tetap/permanen maka,
isi balon 5-15 cc (kateter dikunci memakai
spuit dan aquades steril)
8. Tarik sedikit kateter untuk memeriksa bolan
sudah terfiksasi dengan baik.
9. Menyambung kateter dengan urobag/urine
bag.
10. Fiksasi kateter di paha dengan plester bila
untuk aktifitas
11. Pasien dirapikan dengan angkat pengalas
dan selimut.
12. Rapikan dan alat-alat dibereskan.
13. Lepas sarung tangan.
14. Mencuci tangan.
15. Buka sampiran.
Pada Pasien Pria
1. Tangan kiri perawat memegang penis atas.
2. Preputium ditarik sedikit ke pangkalnya dan
dibersihkan dengan kapas savlon minimal 3
kali.
3. Oleskan minyak pelicin pada ujung kateter
sepanjang 12.5-17.5 cm
4. Penis agak ditarik supaya lurus, dan kateter
dimasukkan perlahan-lahan (17.5-22 cm
(dewasa) dan menganjurkan pasien untuk
nafas panjang
5. Urine yang keluar ditampung dalam bengkok
atau botol steril lalu masukkan lagi 5 cm.
6. Bila kateter dipasang tetap/permanen maka
kateter dikunci memakai spuit dan
aquades steril (mengisi balon)
7. Menyambung kateter dengan urobag/urine
bag.
8. Fiksasi kateter di paha dengan plester bila
untuk aktifitas
Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 138
9. Pasien dirapikan dengan angkat pengalas
dan selimut/
10. Rapikan dan alat-alat dibereskan/
11. Mencuci tangan/
12. Buka sampiran/
Sikap Sikap Selama Pelaksanaan :
1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah.
2. Menjamin Privacy pasien.
3. Bekerja dengan teliti.
4. Memperhatikan body mechanism.
Evaluasi 1. Tanyakan keadaan dan kenyamanan pasien
setelah tindakan.
2. Observasi pengeluaran urine (jumlah, warna,
dan bau).

Instrumen Penilaian Praktikum

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 139


Memasang Kateter

Nama Mahasiswa :
NPM :
N Elemen Indikator Penilian Ya Tidak
o Kompetensi (1) (0)
1 Melakukan 1. Salam terapeutik di
pengkajian kondisi sampaikan pada pasien
dan kesiapan pasien2. Identifikasi tanda-tanda
kebutuhan BAK dilakukan
3. Maksud dan tujuan tindakan
dijelaskan dengan baik
4. Prinsip menyiapkan
lingkungan dengan nyaman
dan aman
2 Melaksanakan 1. Alat dan bahan
persiapan alat dan dipersiapkan sesuai
bahan kebutuhan dan secara steril
2. Alat dan bahan dibawa ke
dekat pasien
3 Membantu 1. Tangan dicuci sampai batas
pemasangan siku
kateter 2. Sampiran dipasang
3. Selimut ekstra dan pakaian
bawah dilepas, duk
dipasang
4. Posisi pasien diatur
5. Pria supine dengan kaki
abduksi
6. Wanita: dorsal recumben
kedua kaki di rentangkan
7. Ujung kateter diberi jelly
dan dimasukan secara
perlahanlahan sambil
pasien tarik nafas.
8. Kunci balon dengan
aquades 20 cc dengan
spuit pada kateter foley
secara perlahan
9. Selama pemasang prinsip
Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 140
steril
10. Kateter dihubungan dengan
urine bag dan kateter
difiksasi dengan benar
11. Pasien dirapikan dan alat-
alat dibereskan
12. Tangan dicuci dengan
bersih
13. Selalu jaga privasi pasien
4 Mengevaluasi hasil 1. Urine yang keluar
tindakan diperhatikan (Jumlah,
warna, bau, dan
kejernihan)
2. Respon keadaan dan
kenyamanan pasien
setelah tindakan
3. Sikap selama pelaksanaan,
sabar. hati-hati dan sopan.
5 Mendokumentasika 1. Respon klien dan kelaianan
n urine dilaporkan
tindkan 2. Tindakan yang telah
dilakukan dicatat dengan
benar dan ditandatangani
Jumlah
Catatan :

..................., ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Ket Penilai
Nilai = Nilai Perolehan x 100%
Nilai Maksima (23)

..........................................

Pemenuhan Kebutuhan Aman


dan Nyaman (Restraint Pada
Tangan dan Kaki)

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 141


Unit XXIII

A. PRINSIP DASAR
Restrain adalah suatu metode/cara pembatasan/restriksi yang
disengaja terhadap gerakan/perilaku seseorang. Restrain dalam
psikiatrik secara umum mengacu pada suatu bentuk tindakan
menggunakan tali untuk mengekang atau membatasi gerakan
ekstremitas individu yang berperilaku di luar kendali yang bertujuan
memberikan keamanan fisik dan psikologis individu.

B. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR RESTRAINT


Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan untuk membantu klien
dalam proses istirahat dan tidur
Indikasi Klien yang memiliki gangguan istirahat-tidur.
Tujuan Membantu klien dalam proses istirahat-tidur.
Persiapan Pasien Mengatur posisi pasien senyaman mungkin.
Persiapan Lingkungan yang tenang, pasang sketsel, kalau perlu
Lingkungan matikan lampu/pasang lampu tidur yang
redup.
Pelaksanaan 1. Siapkan restrain sesuai jenis pengikatan yang
akan dilakukan.
2. Jelaskan kepada pasien dan keluarga
mengenai:
a. Tujuan pemasangan restraint.
b. Perawatan yang akan diberikan.
c. Lama pemasangan.
3. Ajukan informed consent/nota persetujuan
tindakan kepada pasien/keluarga sebelum
tindakan.
4. Tutup pintu/jendela/tirai antar tempat tidur.
5. Cuci tangan.
6. Atur ekstremitas pasien dalam posisi anatomis.
7. Lindungi bagian tulang yang menonjol
menggunakan kapas atau bantalan lembut
lainnya.
8. Lakukan pengikatan pada pergelangan tangan
atau kaki, dan pastikan bahwa ikatan cukup
longgar dengan cara menyisipkan 2 jari di sela-
sela restrain.
9. Buat ikatan/simpul yang nantinya mudah
Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 142
dilepas oleh perawat (bukan ikatan mati).
10. Ikatkan ujung restraint pada bagian tempat
tidur yang memudahkan pasien untuk
menggerakkan tangan dan kakinya, dan
pastikan ikatan tidak dapat dijangkau pasien.
11. Lepaskan restraint sekurang-kurangnya tiap 2
jam atau sesuai dengan aturan rumah sakit dan
kebutuhan pasien, serta gerak-gerakkan
pergelangan tangan.
12. Selama pengikatan, lakukan hal-hal berikut:
a. Periksa tanda-tanda penurunan sirkulasi atau
gangguan integritas kulit.
b. Setelah ikatan dilepas, lakukan latihan pergerakan
sendi.
c. Observasi tanda-tanda gangguan sensori, yaitu:
tidur yang berlebihan, cemas, panik, dan
halusinasi.
13. Cuci tangan dengan prinsip bersih.
14. Catat/dokumentasikan hal-hal berikut:
a. Alasan pemasangan restraint.
b. Tindakan alternatif yang diberikan sebelum
pemasangan waktu pemasangan dan waktu
pelepasan.
c. Hasil pengkajian untuk setiap shift (termasuk hal-
hal yang dikaji dan hasilnya).
Sikap Sikap Selama Pelaksanaan:
1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah.
2. Menjamin Privacy pasien.
3. Bekerja dengan teliti.
Evaluasi 1. Tanyakan keadaan dan lain-laindan kenyamanan
pasien setelah tindakan.
2. Observasi tanda kegelisahan yang menyebabkan
gangguan istirahat-tidur.

Instrumen Penilaian Praktikum


Restraint Pada Tangan dan Kaki

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 143


Nama Mahasiswa :
NPM :
N Elemen Indikator Penilian Ya Tidak
o Kompetensi (1) (0)
1 Melakukan 1. Data subjektif dan objektif
pengkajian kondisi tentang keamanan dan
dan kesiapan pasien keselamatanpasien
teridentifikasi.
2. Sebelum pemasangan
restraint, beberapa
alternatif tindakantindakan
mempertahankan
keamanan dan
keselamatan dilakukan.
2 Melaksanakan 1. Alasan pemasangan
persiapan alat dan restraint dijelaskan dengan
bahan bahasa yang mudah
dimengerti.
2. Meminta tandatangan nota
persetujuan tindakan
dengan sopan.
3. Peralatan disiapkan.
4. Prinsip privasi diterapkan.
3 Melakukan 1. Cuci tangan dengan prinsip
Tindakan bersih dilakukan.
2. Posisi tubuh sesuai
anatomi normal dilakukan.
3. Bagian tulang yang
menonjol dilindungi.
4. Pengikatan dilakukan pada
pergelangan tangan atau
kaki dengan ikatan/simpul
yang mudah dilepas dibuat.
5. Pengikatan ujung restraint
pada tempat yang
memudahkan pasien
bergerak tetapi tidak dapat
dijangkau dilakukan.
6. Pelepasan restraint pada
waktu-waktu tertentu
dilakukan.

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 144


7. Kebutuhan dasar pasien
selama pengikatan
dipenuhi.
8. Tanda-tanda dampak
pemeriksaan restraint
diperiksa.
4 Mengevaluasi hasil 1. Keamanan dan
tindakan kenyamanan pasien dinilai.
2. Perkembangan kondisi
pasien yang berkaitan
dengan kenyamanan
dinilai.
5 Mendokumentasika 1. Alasan pemasangan
n restraint dituliskan.
tindakan 2. Tindakan yang diberikan
sebelum selama dan saat
pengikatan dicatat.
3. Perkembangan kondisi
pasien yang berkaitan
dengan keamanan dicatat.
Jumlah
Catatan :

..................., ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Ket: Penilai

Nilai = Nilai Perolehan x 100%


Nilai Maksima (23)
..........................................

Pemenuhan Kebutuhan Aman


dan Nyaman (Memakai Sarung
Tangan Steril)

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 145


Unit XIV

A. PRINSIP DASAR
Alat pelindung diri adalah seperangkat alat yang digunakan
oleh tenaga kerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya
terhadap kemungkinan adanya potensi bahaya atau kecelakaan
kerja. Standar alat pelindung diri seorang perawat adalah sarung
tangan steril. Untuk petugas bermanfaat mencegah kontak tangan
dengan darah, cairan tubuh, benda yang terkontaminasi. Sedangkan
untuk pasien bermanfaat mencegah kontak mikroorganisme dari
tangan petugas memakai sarung tangan steril.

B. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MEMAKAI SARUNG


TANGAN STERIL

Pengertian Suatu kegiatan untuk melindungi diri saat kontak


langsung dengan pasien.
Indikasi Perawatan pada pasien yang terdapat luka atau
peralatan keperawatan yang harus terjaga
kesterilannya.
Tujuan Melindungi diri saat kontk langsung dengan
pasien yang memiliki luka atau peralatan
medis yang steril.
Persiapan Alat-alat :
Tempat dan 1. Sarung tangan.
Alat 2. Piala ginjal yang berisi larutan desinfektan.
Persiapan Pastikan pasien nyaman dan saat memakai
Pasien sarung tangan pastikan tidak tersentuh pasien.
Persiapan Pastikan diletakan jauh dari alat non steril .
Lingkungan Sarung tangan steril tersedia.
Pelaksanaan 1. Mencuci tangan.
2. Mengambil sarung tangan hingga lipatan jari-
jari terlepas.
3. Memasukkan jari-jari tangan sesuai dengan
jari-jari sarung tangan.
4. Lakukan juga tangan yang lain sama seperti

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 146


atas.
5. Membuka sarung tangan, kemudian
dimasukkan ke piala ginjal yang berisi larutan
desinfektan.
6. Membereskan peralatan.
7. Mencuci tangan.
Sikap Sikap Selama Pelaksanaan:
1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah.
2. Menjamin Privacy pasien.
3. Bekerja dengan teliti.
4. Memperhatikan body mechanism.

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 147


Pemenuhan Kebutuhan Aman
dan Nyaman (Cuci Tangan
Biasa)
Unit XXV

A. PRINSIP DASAR
Mencuci tangan adalah menggosok kedua pergelangan tangan dengan
kuat secara bersamaan menggunakan zat pembersih yang sesuai dan
dibilas dengan air mengalir dengan tujuan menghilangkan mikroorganisme
sebanyak mungkin.

B. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MENCUCI TANGAN


BIASA

Pengertian Suatu kegiatan untuk membersihkan tangan dari


agent penyebab penyakit dengan membersihkan
jari,kuku, telapak tangan hingga pergelangan
tangan dilakukan dengan sabun antiseptik atau
alkohol paling tidak selama 10 sampai 15 detik.
Indikasi Sebelum dan sesudah melakukan asuhan
keperawatan secara langsung dan tidak
langsung pada pasien.
Tujuan Mencegah infeksi nosokomial dan melindungi diri
dari agen penyakit yang terdiri dari kuman.
Persiapan Alat-alat:
tempat dan alat 1. Sabun cair atau batang.
2. Kran dengan air mengalir.
3. Lap tangan bersih dan kering atau alat
pengering.
4. Hand lotion bila diperlukan.
Persiapan Pasang pengaman tempat tidur pasien,
Pasien posisikan pasien dengan nyaman.
Persiapan Terdapat hand sanitizer di bed pasien atau
Lingkungan wastafel, sabun dan tissu di ruang rawat.
Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 148
Pelaksanaan 1. Kedua tangan dibasahi di bawah air mengalir.
2. Sabun cair dituangkan dalam telapak tangan
(2-4ml), atau bila menggunakan sabun batang
digosokkan pada telapak tangan secukupnya.
3. Telapak tangan digosokkan dengan gerakan
memutar sebanyak 10 kali.
4. Punggung tangan digosok dengan telapak
tangan yang lain sambil meratakan sabun.
5. Membersihkan kuku dan jari-jari tangan
dengan mulai kelingking samapai ibu jari
dengan arah memutar masing-masing
sebayak 10 kali, kemudian kearah telapak
tangan, punggung telapak tangan dan
melingkari pergelangan tangan. Ulangi
prosedur untuk tangan yang lain.
6.Tangan dibersihkan mulai pergelangan tangan,
punggung dan telapak tangan sampai jari-jari
tangan.
7. Tangan dikeringkan dengan lap atau alat
pengering.
Sikap Sikap Selama Pelaksanaan:
Bekerja dengan teliti.
Evaluasi Pastikan perawat mencuci tangan dengan
tahapan yang benar dan lengkap.

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 149


Instrumen Penilaian Praktikum
Mencuci Tangan Biasa

Nama Mahasiswa :
NPM :

N Elemen Indikator Penilian Ya Tidak


o Kompetensi (1) (0)
1 Melakukan 1. Data subjektif dan objektif
pengkajian kondisi tentang keamanan dan
dan kesiapan pasien keselamatan pasien
teridentifikasi.
2. Setelah mencuci tangan
biasa.
2 Melaksanakan 1. Peralatan disiapkan.
persiapan alat dan 2. Prinsip privasi diterapkan.
bahan
3 Melakukan 1. Melepaskan semua
Tindakan aksesoris pada tangan dan
gulung lengan baju sampai
siku.
2. Melakuakn inspeksi tangan
dan jari, adanya
luka/sayatan.
3. Menjaga agar tangan dan
pakaian tidak menyentuh
wastafel (jika tangan
menyentuh wastafel cuci
tangan diulang).
4. Mengalirkan air, hindari
percikan pada pakaian.
5. Membasahi tangan dan
lengan bawah,
mempertahankannya lebih
rendah dari siku.
6. Menaruh sedikit
sabun/antiseptic (2-4 cc)
untuk sabun batang, pegang

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 150


dan gosok sampai berbusa.
7. Menggosok kedua lengan
dengan cepat selama 10-15
detik.
8. Menggosok punggung
tangan, sela-sela jari.
9. Menggosok ujung-ujung jari
ke telapak tangan yang lain.
10. Membilas lengan dan
tangan sampai bersih.
11. Menutup kran dengan
siku.
12. Mengeringkan tangan
dengan handuk atau
pengering.
4 Mengevaluasi hasil 1. Keamanan dan kenyamanan
tindakan pasien dinilai.
2. Perkembangan kondisi
pasien yang berkaitan
dengan kenyamanan dinilai.
5 Mendokumentasika 1. Alasan pemasangan
n restraint dituliskan.
tindakan 2. Tindakan yang diberikan
sebelum selama dan saat
pengikatan dicatat
3. Perkembangan kondisi
pasien yang berkaitan
dengan keamanan dicatat.
Jumlah
Catatan :

..................., ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Nilai = Nilai Perolehan x 100%
Ket: Penilai
Nilai Maksima (23)

..........................................

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 151


Pemenuhan Kebutuhan Aman
dan Nyaman (Disenfeksi dengan
Bahan Kimia)

Unit XXVI

A. PRINSIP DASAR
Desinfektan dengan bahan kimia adalah penggunaan bahan kimia atau
pengaruh fisika digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau
pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh
atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya

B. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DISINFEKSI DENGAN


BAHAN KIMIA
Pengertian Suatu kegiatan untuk mensucihamakan alat-alat
medis yang digunakan pada saat
pelaksanaan asuhan keperawatan dengan
menggunakan bahan kimia.
Indikasi Alat-alat medis yang digunakan saat
pelaksanaan asuhan keperawatan..
Tujuan Mencegah infeksi nosokomial yang berasal dari
alat-alat medis.
Persiapan Alat-alat:
tempat dan alat 1. Larutan desinfektan (klorin 1%, glutaraldehid
2%).
2. Desinfektan padat (formalin).
3. Peralatan yang akan didesinfeksi (dari kaca
atau plastik).
4. Air steril/aquabides.
Persiapan Manjauhkan pasien dari desinfektan berbahan
Pasien kimia, supaya tidak membahayakan klien.
Persiapan Desinfektan berbahan kimia tersedia,
Lingkungan tersediannya ruangan dan alat khusus untuk

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 152


mendesinfektan dengan bahan kimia dan
tersimpan dalam tempat yang aman.
Pelaksanaan 1. Peralatan yang sudah dipakai, direndam
dalam larutan desinfektan (lisol 0,5%)
selama 2 jam.
2. Kemudian dicuci bersih.
Desinfeksi dengan larutan kimia:
1. Peralatan yang bisa didesinfeksi dengan
larutan kimia, yaitu peralatan dari plastik
atau kaca.
2. Kemudian peralatan dimasukkan dalam
larutan desinfektan yang sudah dipersiapkan
(klorin 1% dalam aquabidest, glutaraldehid
2% dalam alkohol 90%), kemudian ditunggu
sampai 90 menit.
3. Peralatan dicuci dalam air steril (aquabidest)
dengan menggunakan korentrang steril.
4. Peralatan ditempatkan dalam bak instrumen
dan bisa digunakan.
Desinfeksi dengan bahan kimia (Formalin):
1. Peralatan yang bisa didesinfeksi dengan
formalin, yaitu kassa dan sarung tangan,
tetapi karena sifatnya iritatif, perlu
dipertimbangkan bila mengenai pasien secara
langsung.
2. Peralatan dumasukkan dalam dessing drum
yang sudah diberikan formalin yang
sebelumnya dibungkus kassa.
3. Dressing drum ditutup pori-porinya dan diberi
label tanggal dan jam proses dimulai.
4. Ditunggu sampai 24 jam, baru bisa digunakan.
Sikap Sikap Selama Pelaksanaan:
Bekerja dengan teliti.

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 153


Pemenuhan Kebutuhan
Kebersihan dan Perawatan Diri
(Memandikan Klien)
Unit XXVII

A. PRINSIP DASAR
Mandi adalah suatu kegiatan yang dilakukan yang untuk memenuhi
kebutuhan personal hygiene dengan memandikan pasien. Mandi
merupakan kebutuhan setiap manusia yang harus terpenuhi. Pasien
dengan masalah imobilitas fisik atau keadaan sakit mandi tidak selalu
diperhatikan untuk menjaga integritas kulit, karena kulit merupakan
pintu masuk utama kuman pathogen ke dalam tubuh. Kompetensi ini
mencakup upaya membersihkan seluruh permukaan kulit dari bagian
wajah, badan, ekstremitas, genetalia, menghilangkan kotoran,
mengontrol bau badan, menstimula sirkulasi, dan memberikan rasa
nyaman.

B. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MEMANDIKAN


Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan yang untuk
memenuhi memenuhi kebutuhan personal
hygene dengan memandikan pasien.
Indikasi Pasien dengan masalah imobilitas fisik.
Tujuan Memenuhi personal hygiene dengan
memandikan pasien.
Persiapan Alat-alat: Baki berisi:
tempat dan alat 1. 2 kom berisi air hangat.
2. 3 kantong pencuci.
3. 2 handuk.
4. Alas meja.
5. Sabun dalam tempatnya,
6. Kamfer spiritus dan dedak/talk.
7. Peralatan untuk menggosok gigi.
8. Pakaian bersih.
9. Sisir.
10. Botol berisi air untuk membilas sesudah

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 154


BAB/BAK.
11. Kertas kloset.
12. Selimut mandi.
13. Tempat pakaian kotor.
Persiapan Memberitahu pasien tentang tindakan yang akan
Pasiem dilakukan
Persiapan 1. Menutup pintu dan jendela.
Lingkungan 2. Memasang tabir dan tirai.
Pelaksanaan 1. Mencuci tangan.
2. Menutup selimut pada bagian kaki tempat
tidur.
3. Membantu pasien menyikat gigi.
4. Menawaarkan paien untuk BAB dan BAK.
5. Mencuci muka pasien.
 Handuk di bagian atas dibentangkan di
bawah kepala.
 Membersihkan mata pasien tanpa
menggunakan sabun.
 Mencuci muka dan telinga dengan
waslap, mengeringkan dengan handuk
atas.
6. Mencuci lengan
 Pakaian bagian atas ditanggalkan
 Handuk atas dibentangkan memanjang
di sisi kanan dan handuk bawah di sisi
kiri sehingga menutup bagian depan dan
kedua lengan di atas handuk.
 Mencuci lengan dan ketiak membilas
minimum 3 x
 Mengeringkan dengan handuk atas.
7. Mencuci dada dan perut
 Kedua lengan dikeataskan dan
diletakkan di samping kepala
 Merubah letak kedua handuk sehingga
leher, dada dan perut dapat dicuci
 Mencuci leher, dada dan perut
kemudian mengeringkannya dengan
handuk atas.
 Memberi bedak tipis-tipis pada leher,

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 155


dada ketiak dan perut.
8. Mencuci punggung
 Menutup bagian depan dengan handuk
bawah.
 Menanggalkan celana dalam.
 Menganjurkan pasien miring ke kiri.
 Membentangkan handuk atas
memanjang di bawah punggung.
 Mencuci punggung dengan waslap
 Mencuci paha dan bokong dengan
waslap.
 Mengeringkan punggung dengan
handuk atas, paha dan bokong dengan
handuk bawah.
 Menggosok kamfer spiritus dan memberi
bedak tipis-tipis.
 Mengenakan pakaian bagian atas
9. Mencuci paha dan kaki.
 Membentangkan handuk atas menutupi
bagian bawah.
 Handuk bawah memanjang di bawah
kaki
 Mencuci dengan kantong pencuci atas
 Mengeringkan dengan handuk bawah.
10. Mencuci bagian bawah depan.
 Menanggalkan pakaian bagian bawah.
 Handuk bawah melintang di bawah
bokong separuh menutupi bagian atas.
 Mencuci bagian bawah dengan waslap.
 Mengeringkan dengan handuk bawah.
 Memberi bedak tipis-tipis.
 Mengenakan pakaian bawah.
11. Menyisir rambut.
12. Membereskan peralatan.
13. Mencuci tangan.
Sikap Sikap Selama Pelaksanaan :
1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah.
2. Menjamin Privacy pasien.
3. Bekerja dengan teliti.
4. Memperhatikan body mechanism.
Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 156
Evaluasi Tanyakan keadaan dan kenyamanan pasien
setelah tindakan.

Instrumen Penilaian Praktikum


Memandikan Pasien

Nama Mahasiswa :
NPM :
N Elemen Indikator Penilian Ya Tidak
o Kompetensi (1) (0)
1 Melakukan 1. Salam terapeutik di
pengkajian kondisi sampaikan pada pasien
dan kesiapan pasien dan keluarga
2. Tanda-tanda kebersihan
kulit dan perubahan kulit
diidentifikasi
3. Dilakukan kontrak dengan
pasien
4. Maksud dan tujuan
tindakan dijelaskan dengan
baik
5. Menyiapkan lingkungan
dengan nyaman dan aman
2 Melaksanakan 3. Alat dan bahan
persiapan alat dan dipersiapkan sesuai
bahan kebutuhan dan secara steril
4. Alat dan bahan dibawa ke
dekat pasien
3 Membantu 1. Tangan dicuci sampai
memandikan pasien batas siku
2. Posisi pasien diatur sesuai
kebutuhan
3. Memasang selimut ekstra
sambil menarik selimut ke
arah kaki tempat tidur
4. Pakaian bawah dibuka dan
privasi pasien dijaga
5. Membersihkan seluruh
kulit, bagian muka dan

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 157


mendahulukan bagian yang
jauh dari perawat.
6. Berinteraksi selama
prosedur memandikan
7. Selama memandikan
permukaan kulit
diobservasi
8. Massage punggung
dengan tepat dan halus
selama 3-5 menit, dan sisa
lotion/minyak dikeringkan
9. Tawarkan dan bantu
menggunakan bedak/lotion
sesuai kebiasaan
10. Pakaian dikenakan dan
kembalikan posisi semula
11. Alat-alat dan sampiran
dibereskan
12. Cuci tangan dilakukan
4 Mengevaluasi hasil 4. Wajah dan seluruh tubuh
tindakan pasien bersih
5. Respon keadaan dan
kenyamanan pasien
setelah tindakan
6. Sikap selama pelaksanaan,
sabar. hati-hati dan sopan
5 Mendokumentasika 1. Respon klien dicatat
n 2. Tindakan yang telah
tindakan dilakukan dicatat dengan
benar
Jumlah
Catatan :

..................., ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Ket: Penilai

Nilai = Nilai Perolehan x 100%


Nilai Maksima (23)
Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 158
..........................................

Pemenuhan Kebutuhan
Kebersihan dan Perawatan Diri
(Oral Hygiene)

Unit XXVIII

A. PRINSIP DASAR
Membersihkan rongga mulut untuk memelihara mukosa dan
pertumbuhan bakteri. Sedang cara memberihkan dengan kassa
lembab atau menyikatnya dengan sikat. Tindakan
membersihkan mulut dan gigi dilakukan pada klien immobilisasi dan
masalah pada mulut.

B. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR MEMANDIKAN

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 159


Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan yang untuk
memenuhi memenuhi kebutuhan personal
hygiene dengan membersihkan daerah mulut
pasien.
Indikasi 1. Pasien dengan masalah imobilitas fisik.
2. Pasien dengan masalah di mulut.
3. Kesadaran menurun.
Tujuan Memenuhi personal hygene dengan
membersihkan mulut pasien
Persiapan Alat-alat: Baki berisi:
tempat dan alat 1. Larutan air garam.
2. Deppers.
3. Pinset.
4. Sudip lidah.
5. Borak gliserin.
6. Bengkok.
7. Pengalas dagu.
Persiapan Memberitahu pasien tentang maksud dan tujuan.
Pasien
Persiapan Mengatur ruangan/tempat yang aman dan
Lingkungan nyaman.
Pelaksanaan 1. Pasien diberitahu.
2. Alat-alat didekatkan pada pasien.
3. Perawat cuci tangan.
4. Memasang pengalas di bawah dagu pasien.
5. Mengambil deppres dengan pinset dan
dibasahi dengan air garam
6. Menekan lidah dengan sudip sehingga mulut
dibuka.
7. Mula-mula dibersihkan gusi dan lidah
kemudian dinding dalam yang terakhir gigi
dan bibir.
8. Mulut dikeringkan dengan dengan diulas
dengan borak gliserin (mencengah
kekeringan dan pecah).
9. Bengkok dan pengalas diangkat.
10. Membereskan peralatan.
11. Mencuci tangan.

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 160


Sikap Sikap Selama Pelaksanaan :
1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah.
2. Menjamin Privacy pasien.
3. Bekerja dengan teliti.
4. Memperhatikan body mechanism.
Evaluasi Tanyakan keadaan dan kenyamanan pasien
setelah tindakan.

Instrumen Penilaian Praktikum


Membersihkan Mulut Pasien

Nama Mahasiswa :
NPM :
N Elemen Indikator Penilian Ya Tidak
o Kompetensi (1) (0)
1 Melakukan 1. Salam terapeutik di
pengkajian kondisi sampaikan pada pasien
dan kesiapan pasien dan keluarga
2. Tanda-tanda kebersihan
kulit dan perubahan kulit
diidentifikasi

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 161


3. Dilakukan kontrak dengan
pasien
4. Maksud dan tujuan
tindakan dijelaskan dengan
baik
5. Menyiapkan lingkungan
dengan nyaman dan aman
2 Melaksanakan 1. Alat dan bahan
persiapan alat dan dipersiapkan sesuai
bahan kebutuhan dan secara steril
2. Alat dan bahan dibawa ke
dekat pasien
3 Membantu 1. Tangan dicuci sampai
memandikan pasien batas siku
2. Posisi pasien diatur sesuai
kebutuhan
3. Pengalas dipasang di dada
tepat di bawah dagu pasien
4. Mulut dibersihkan dengan
alat yang sesuai
5. Gleserin dioleskan ke bibir
sesuai kondisinya.
6. Daerah disekitar bibir
dibersihkan dan
dikeringkan.
7. Pengalas dilepas
8. Pasien dikembalikan pada
posisi semula dan dirapikan
9. Alat-alat dan sampiran
dibereskan
10. Cuci tangan dilakukan
4 Mengevaluasi hasil 1. Mulut dan bibir pasien
tindakan bersih
2. Respon keadaan dan
kenyamanan pasien terasa
lebih bersih setelah
tindakan
3. Sikap selama pelaksanaan,
sabar. hati-hati dan sopan
5 Mendokumentasika 1. Respon klien dicatat
n 2. Tindakan yang telah
tindakan dilakukan dicatat dengan

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 162


benar
Jumlah
Catatan :

..................., ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Ket: Penilai

Nilai = Nilai Perolehan x 100%


Nilai Maksima (23)
..........................................

Pemenuhan Kebutuhan
Kebersihan dan Perawatan
(Membersihkan Genitalia
Unit XXIX Wanita)

A. PRINSIP DASAR
Kebersihan genetalia wanita adalah suatu kegiatan yang
dilakukan yang untuk memenuhi kebutuhan personal hygiene dengan
membersihkan sekitar area perineum. Kebersihan genetalia wanita
merupakan kebutuhan setiap manusia yang harus terpenuhi. Upaya
membersihkan area perineum pada pasien wanita dengan masalah
imobilitas fisik
atau keadaan sakit untuk menghilangkan kotoran lendir, darah lokia,
bau, dan merangsang peredaran darah pada vulva. Perhatikan juga
pola pertumbuhan rambut pubis.

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 163


B. STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR MEMBERSIHKAN
GENETALIA WANITA

Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan yang untuk


memenuhi kebutuhan personal hygene di
daerah vulva.

Indikasi 1. Pasien dengan masalah imobilitas fisik.


2. Pasien yang terpasang kateter.
3. Pasien dengan masalah di daerah vulva

Tujuan Memenuhi personal hygene dengan


membersihkan daerah vulva.

Persiapan Alat-alat :
tempat dan alat 1. Kapas direndam NaCl/sublimat.
2. Bengkok.
3. Pispot.
4. Peralatan lain yang diperlukan.
5. Sarung tangan steril.
6. Tissu.
7. Celana dalam.
8. Pot.
9. Botol berisi air hangat.
10. Pembalut bila perlu.
Persiapan 1. Memberitahu pasien dan menjelaskan
Pasien tujuannya.
2. Mengatur posisi pasien
Persiapan 1. Tutup pintu dan jendela.
Lingkungan 2. Pasang sampiran.
3. Alat-alat di dekatkan ke pasien.
Pelaksanaan 1. Mencuci tangan.
2. Pakaian pasien bagian bawah di keataskan
atau dibuka.
3. Atur posisi pasien dorsal recumbent.
4. Memasang pispot.
5. Memakai sarung tangan.
6. Membersihkan genetalia dengan membuka

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 164


labia mayora dengan tangan kanan dan
kanan memengang kapas sublimat /NaCl.
7. Membersihkan mulai labia mayor dan minor 1
kali pemakaian dengan arah dari atas ke
bawah. Ulangi untuk labia yang lain sampai
bersih. Demikian dilanjutkan beberapa kali
sampai vulva bersih.
8. Basuh daerah genetalia dengan air hangat
9. Keringkan dengan tissu sekitar genetalia
taruh pada bengkok.\
10. Oleskan obat bila ada luka daerah
genetalia.
11. Pasang pembalut dan celana.
12. Pispot diangkat, pengalas dan selimut.
13. Melepas sarung tangan steril.
14. Merapikan pasien dan posisinya diatur
kembali.
15. Membereskan peralatan.
16. Mencuci tangan..
Sikap Sikap Selama Pelaksanaan :
1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah.
2. Menjamin Privacy pasien.
3. Bekerja dengan teliti.
4. Memperhatikan body mechanism.
Evaluasi 1. Tanyakan keadaan dan kenyamanan pasien
setelah tindakan.
2. Observasi keadaan pasien.
3. Catat tindakan yang dilakukan dan
hasilnya.Observasi pengeluaran urine
(jumlah, warna, dan bau).

Instrumen Penilaian Praktikum


Membersihkan Genitalia Wanita

Nama Mahasiswa :
NPM :

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 165


N Elemen Indikator Penilian Ya Tidak
o Kompetensi (1) (0)
1 Melakukan 1. Salam terapeutik di
pengkajian kondisi sampaikan pada pasien dan
dan kesiapan pasien keluarga
2. Tanda-tanda kebersihan
genetalia dan perubahan
diidentifikasi
3. Dilakukan kontrak waktu
dengan pasien
4. Maksud dan tujuan tindakan
dijelaskan dengan baik
2 Melaksanakan 1. Alat dan bahan
persiapan alat dan dipersiapkan sesuai
bahan kebutuhan dan secara steril
2. Alat dan bahan dibawa ke
dekat pasien
3 Membantu 1. Tangan dicuci sampai
membersihkan bersih
genitalia pasien 2. Posisi pasien diatur dorsal
wanita recumbent
3. Privasi dijaga dengan
memasang sampiran
4. Pengalas dipasang dan
selimut mandi
5. Celana dilepas
6. Sarung tangan dipasang
7. Memberihkan daerah
genetalia (SOP)
8. Pengobatan/pembalut bila
perlu
9. Celana dipasang
10. Pengalas dan selimut
diangkat
11. Prinsip kerapian
12. Pasien dikembalikan pada
posisi semula dan dirapikan
13. Alat-alat dan sampiran
dibereskan
14. Cuci tangan dilakukan
4 Mengevaluasi hasil 1. Genetalia tampak bersih
tindakan 2. Respon keaaan dan
Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 166
kenyamanan pasien terasa
lebih bersih setelah
tindakan
3. Alat kembali tersimpan
5 Mendokumentasika 1. Respon klien dicatat
n 2. Tindakan yang telah
tindakan dilakukan dicatat dengan
benar
Jumlah
Catatan :

..................., ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Ket: Penilai

Nilai = Nilai Perolehan x 100%


Nilai Maksima (23)
..........................................

Pemenuhan Kebutuhan
Kebersihan dan Perawatan
(Membersihkan Genitalia Pria)

Unit XXX

A. PRINSIP DASAR
Kebersihan genetalia pria adalah suatu kegiatan yang dilakukan
yang untuk memenuhi kebutuhan personal hygiene dengan
membersihkan sekitar area penis. Kebersihan genetalia pria
merupakan kebutuhan setiap manusia yang harus terpenuhi. Upaya
membersihkan area penis pada pasien dengan masalah immobilitas
fisik atau keadaan sakit untuk menghilangkan kotoran, lendir, darah,
bau, dan merangsang peredaran darah pada penis. Perhatikan juga

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 167


pola pertumbuhan rambut

B. STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR MEMBERSIHKAN


GENETALIA PRIA
Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan yang untuk
memenuhi kebutuhan personal hygene di
daerah genetalia pria.
Indikasi 1. Pasien dengan masalah imobilitas fisik.
2. Pasien yang terpasang kateter.
3. Pasien dengan masalah di daerah genitalia
pria
Tujuan Memenuhi personal hygene dengan
membersihkan daerah genitalia pria
Persiapan Alat-alat :
tempat dan alat 1. Kapas direndam NaCl/sublimat.
2. Bengkok.
3. Pispot.
4. Peralatan lain yang diperlukan.
5. Sarung tangan steril.
6. Tissu.
7. Celana dalam.
8. Pot.
9. Botol berisi air hangat.
10. Obat bila ada
Persiapan 1. Memberitahu pasien dan menjelaskan
Pasien tujuannya.
2. Mengatur posisi pasien (supine)
Persiapan 1. Tutup pintu dan jendela.
Lingkungan 2. Pasang sampiran.
3. Alat-alat di dekatkan ke pasien.
Pelaksanaan 1. Mencuci tangan.
2. Alas dan selimut dipasang.
3. Pakaian pasien bagian bawah di
keataskan atau dibuka.
4. Atur posisi pasien (supine).
5. Memakai sarung tangan.
6. Membersihkan genetalia dengan
memegang penis dengan tangan kiri,

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 168


sementara tangan kanan memegang
kapas sublimat/NaCl.
7. Membersihkan gland penis dari ujung ke
arah bawah ke arah bawah dengan cara
memutar (bagi pasien yang belum
disunat, tarik prepetium ke arah gland).
Bersihkan batang penis dari atas ke
bawah
Sikap Sikap Selama Pelaksanaan :
1. Menunjukkan sikap sopan dan ramah.
2. Menjamin Privacy pasien.
3. Bekerja dengan teliti.
4. Memperhatikan body mechanism.
Evaluasi 1. Tanyakan keadaan dan kenyamanan pasien
setelah tindakan.
2. Observasi keadaan pasien.
3. Catat tindakan yang dilakukan dan
hasilnya.Observasi pengeluaran urine
(jumlah, warna, dan bau).

Instrumen Penilaian Praktikum


Membersihkan Genitalia Pria

Nama Mahasiswa :
NPM :
N Elemen Indikator Penilian Ya Tidak
o Kompetensi (1) (0)
1 Melakukan 1. Salam terapeutik di
pengkajian kondisi sampaikan pada pasien dan
dan kesiapan pasien keluarga
2. Tanda-tanda kebersihan

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 169


genetalia dan perubahan
diidentifikasi
3. Dilakukan kontrak waktu
dengan pasien
4. Maksud dan tujuan tindakan
dijelaskan dengan baik
2 Melaksanakan 1. Alat dan bahan perawat
persiapan alat dan genetalia dipersiapkan
bahan lengkap
2. Alat dan bahan dibawa ke
dekat pasien
3 Membantu 1. Tangan dicuci sampai
membersihkan bersih
genitalia pasien pria 2. Posisi pasien diatur supine
3. Privasi dijaga dengan
memasang sampiran
4. Pengalas dipasang dan
selimut mandi
5. Celana dilepas
6. Sarung tangan dipakai
7. Daerah genetalia /penis
dibersihkan sesuai (SOP)
8. Pengobatan bila perlu
9. Celana dipasang
10. Pengalas dan selimut
diangkat
11. Prinsip kerapian
12. Pasien dikembalikan pada
posisi semula dan dirapikan
13. Alat-alat dan sampiran
dibereskan
14. Cuci tangan dilakukan
4 Mengevaluasi hasil 1. Genetalia tampak bersih
tindakan 2. Respon keaaan dan
kenyamanan pasien terasa
lebih bersih setelah
tindakan
3. Alat kembali tersimpan
5 Mendokumentasika 3. Respon klien dicatat
n 4. Tindakan yang telah
tindakan dilakukan dicatat dengan
benar

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 170


Jumlah
Catatan :

..................., ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Ket: Penilai

Nilai = Nilai Perolehan x 100%


Nilai Maksima (23)
..........................................

FORMAT EVALUASI PENILAIAN PRAKTIKUM LABORATORIUM


ILMU KEPERAWATAN DASAR

Nama Mahasiswa :
NIM :

No Indikator Bobot Skor Nilai Ket


A. PERSIAPAN 2
1. Persiapan Alat
2. Persiapan Lingkungan
3. Persiapan Pasien
B PELAKSANAAN 3
1. Penampilan
2. Sikap
3. Prosedur Kerja
C. TAHAP AKHIR 2
1. Evaluasi Pasien
2. Dokumentasi
D. PENGETAHUAN 3
1. Pengetahuan yang
terkait dengan
keterampilan
2. Pengetahuan yang
terkait dengan proses

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 171


keperawatan
10
TOTAL NILAI

Total Nilai = Nilai Akhir Cirebon,....................


X 100%
10 Penilai,

..............................
KRITERIA PENILAIAN
A = > 80
B = 65 – 79
C = 55 – 64
D = 50 – 55
E = < 50
Batas Kelulusan B

Daftar Pustaka

Alman. 2000. Fundamental & Advanced Nursing Skill. Canada: Delmar


Thompson, Learning Publisher.
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan, Konsep dan Aplikasi Kebutuhan
Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.
A. Azis Alimun. 2016. Kebutuhan Dasar Manusia I. Jakarta: Salemba Medika.
_____________. 2016. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Aplikasi Konsep dan
Proses Keperawatan. Jakarta: Buku 1, Buku 2, Salemba Medika.
_____________ . 2015. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Cut Sritanti, 2016. Praktikum Kebuthan Dasar I. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesi: Jakarta.
Craven,R.F., Hirnle,C.J., 2000., Fundamentals of Nursing : Human Health and
Function., Third Edition., Philadelphia : JB. Lippincott Company.
Elkin, et al. 2000. Nursing Intervention and Clinical Skills. Aecond edt.
Kozier, B. 1995. Fundamental of Nursing: Concept Process and Practice, Ethics
and Values. California: Addison Wesley
Potter,P.A., Perry.A,G., 1994., Clinical Nursing Skill & Techniques., Buku 1.,
Third Edition., St.Louis, Missouri : Mosby-Year. Book Inc.
----------------------------, 1994., Clinical Nursing Skill & Techniques., Buku 2.,
Third Edition., St.Louis, Missouri : Mosby-Year. Book Inc.
_________________, 2010., Fundamentals of Nursing : Fundamental
Keperawatan., Buku 3., Edisi 7., Jakarta : EGC.

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 172


_________________, 2000., Pocket Guide to Basic Skill and Procedures (3rd
ed)., Toronto : Mosby.
_________________, 2016., Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep,
Proses, dan Praktik., Edisi 4., Volume 2., Jakarta : EGC
Smeltzer, S.C., Bare, B.G., 2002, Keperawatan Medikal Bedah Brunner dan
Suddarth, Alih Bahasa : Monica Ester, Jakarta : EGC.
Smith, S.F. (2004). Clinical Nursing Skills. Basic To Advanced Skills. New
Jersey: Pearson Prentice Hall.
Sunarsih. 2016. Praktikum Kebuthan Dasar I. Kementrian Kesehatan Republik
Indonesi: Jakarta.
Tim Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang. 2012. Modul Pembelajaran KDM.
Malang.
Tim Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang. 2012. Modul Pemeriksaan Fisik dan
Implikasinya dalam Keperawatan. Malang.

Modul Praktikum Keperawatan Dasar II Page 173

Anda mungkin juga menyukai