Anda di halaman 1dari 32

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH dan

PENYIMPANAN BAWANG MERAH


VARIETAS BATU IJO

BPTP BALITBANGTAN JAWA TIMUR


www.jatim.litbang.deptan.go.id
PERMASALAHAN
• Stabilitas harga bawang merah
(konsumsi) fluktuatif dan ketersediaan
benih bermutu dan tingkat serangan
hama/penyakit tanaman
• Keterbatasan benih sumber, walaupun
varietas yang sudah dilepas relatif
banyak
• Terbatasnya pelaku bisnis di
perbenihan bawang merah
• Varietas yang sudah dilepas belum
banyak dimanfaatkan pelaku bisnis
perbenihan
Tantangan
VARIETAS ASAL JATIM
BATU IJO

• Asal lokal Ngantang, Pujon, Batu dan telah berkembang


puluhan tahun
• Umbi besar seperti bawang Bombay
• Ukuran umbi > 20 gram
• Tanaman kekar, berdaun lebar
• Jumlah anakan sedikit, 2-5 anakan/rumpun
• Sesuai ditanam di musim kemarau
• Sesuai ditanam di dataran rendah hingga dataran tinggi
(20-1300 m dpl)
• Produksi 15 t/ha
Super Philip

Sangat disukai produsen dan konsumen


Produktivitas tinggi (18 t/ha umbi kering)
Ukuran umbi sedang (8-10 g), warna merah
keunguan menarik, bentuk umbi bulat
Rasa dan aroma sedang
Sifat adaptasi luas , sesuai untuk lahan
sawah, lahan kering, lahan tegal
Sangat sesuai ditanam musim kemarau
Sesuai untuk dataran rendah dan tinggi
20-1000 m dpl)
Bauji

Sesuai untuk musim hujan


Merupakan varietas lokal Nganjuk
Produktivitas tinggi di musim hujan (14 t/ha umbi kering)
Ukuran umbi sedang (6-10 g), warna merah keunguan, bentuk
umbi bulat lonjong, daun tebal
Sesuai untuk lahan sawah di dataran rendah (20-400 m dpl)
Agak tahan terhadap serangan Fusarium
Cukup digemari oleh konsumen
RUBARU/SUMENEP

 Bawang merah var. Sumenep toleran pd Fusarium sp


dan Spodoptera exigua
 Rasa bawang enak, gurih, renyah dan aroma harum
(khas bawang merah), sesuai untuk bawang goreng
 Mampu beradaptasi di ketinggian 10-> 500 m dpl
 Produktivitas 14-17 t/ha umbi kering (lahan subur)
 Sesuai untuk MK dan MH
Biru Lancor
 
• Beradaptasi dengan baik di dataran rendah dengan altitude 3 – 240 m dpl
• Produktivitas tinggi di musim hujan (10,76 – 11,53 ton /ha) dan musim
kemarau (12,47 – 14,08 ton/ha)
• Berat per umbi kering panen (8,05 – 9,06 g)
• Warna umbi merah tua keunguan
• Aroma menyengat
• Ciri spesifik bentuk umbi bulat tinggi ujung lancip
• Bentuk penampang dan keadaan tengah daun bulat berongga
• Keadaan kulit umbi tipis dan mudah dikupas
• Umur panen 56 - 65 hari
• Daya simpan umbi 3- 4 bulan
KUOTA BENIH di Jatim = 37.500 ton
Perkiraan Kuota Per Kelas Benih

ES 37.500 t

1 : 8-10
3.750 t
SS
1:7

535 t
FS
1:5
107 t
BS 1:5
Pengembangan Sistem Perbenihan Bawang Merah
Kpts Dirjenhort No 101/SR.120/D/III/2008 tanggal 24-3- 2008

Posisi
saat ini
BS Pemulia - litbang/PT/Swasta

Benih Umbi FS BBI/Litbang/Swasta/Penangkar

Sumber Benih
SS BBI/Swasta/Penangkar

Benih TSS

ES BBI/Swasta/Penangkar
BPSBTPH ?
Lainnya Petani/Pengguna Benih
?
Promosi produk

Konsumen 4 bln Pesanan


(BBI, Swasta,
Dinas terkait) 1 bulan
Pendaftaran
Ke BPSB

Penanaman &
pemeliharaan
pemeliharaan
Pemeriksaan lapang Seleksi tanaman
20, 45, 1 mgg sbl panen 15, 30, 45 HST

Panen Pemulia/produsen

Lapor BPSB 7 hr Masuk gudang Seleksi 1


jadwal BPSB
Pemeriksaan I
Seleksi 2
BPSB tepat waktu Pemeriksaan I I

 
Sertifikasi
MUTU BENIH
MUTU FISIK
KADAR AIR
MUTU GENETIK
BENIH MURNI UMUR
BENIH TANAMAN LAIN / HABITUS TANAMAN
GULMA POTENSI HASIL
KOTORAN BENIH
MUTU FISIOLOGIS
VIGOR
VIABILITAS
KESEHATAN BENIH
STANDAR MUTU BENIH BAWANG MERAH
KLAS BENIH
PARAMETER
BS BD BP BR
Lapangan :
1. Isolasi jarak 10 m 10 m 10 m 10 m
2. Campuran varietas lain 0,0 0,0 0,5 1,0
3. Virus 0,0 0,1 0,5 2,0
4. Bercak ungu 0,0 0,5 0,5 0,5
5. Embun buluk 0,0 1,0 1,0 1,0

Gudang :
1. Campuran varietas lain 0,0 0,0 0,5 1,0
2. Bercak ungu 0,0 0,5 1,0 2,0
3. Busuk leher batang 0,0 0,5 1,0 2,0
4. Busuk pangkal batang 0,0 1,0 3,0 5,0
5. Antraknose 0,0 1,0 1,0 1,0
6. Bakteri busuk lunak 0,0 0,5 1,0 2,0
Benih Bersertifikat

Benih varietas unggul , diproduksi


dengan sistem pengawasan serta
standar sertifikasi benih

Prinsip :
Lahan subur
Benih sumber
Isolasi waktu dan jarak
Teknik budidaya produksi benih
PEMILIHAN BENIH
Benih adalah kunci utama keberhasilan usahatani
Umur simpan benih 2 bulan, umur panen untuk umbi benih
60
Ukuran benih sedang, sekitar 10-15 gram/umbi
Kebutuhan benih setiap hektar 1600-1800 kg, tergantung
besarnya
Umbi benih berwarna cerah dan kulit mengkilat
Umbi benih bernas, sehat, padat, tidak keropos dan tidak
lunak
Umbi benih tidak terserang hama dan penyakit
PENYIAPAN LAHAN
PEMBERSIHAN LAHAN & • PEMBUATAN BEDENGAN
PENGOLAHAN TANAH
• Ukuran bedengan
 Membersihkan lahan
Musim kemarau
dari gulma dan bebatuan
L=120-180 cm, T 25 cm, L
 Membuang sisa2 tanaman parit =50 cm, kedalaman parit
sebelumnya dan akar- 30-40 cm
akar tanaman
• Musim hujan
 Pengolahan dengan
L= 120-150cm, T 40 cm, L
dibajak beberapa kali (4-
parit 50 cm, kedalaman parit
5 x) hingga tanah benar-
benar gembur, dibiarkan 50 cm
2 minggu dan dibuat
bedengan
 Pupuk dasar 10-15 t/ha
pupuk kandang dan SP 36
150-200 kg/ha
Penanaman

• Sebelum tanam, tanah harus diairi agar


kondisi tanah gembur
• Benih sebelum ditanam dibersihkan dan diseleksi terlebih
dulu agar terhindar terutama dari serangan Fusarium
• Jarak tanam 20 cm x 15 cm, jika umbi besar jarak tanam 20
cm x 20 cm.
• Penanaman dilakukan dengan cara membenamkan 2/3
bagian umbi ke dalam tanah, sedangkan 1/3 bagian muncul
di atas tanah.
Pengairan

• Pada musim hujan pengairan yang dibutuhkan lebih sedikit


yaitu selang dua hari sekali.
• Setelah turun hujan, tanaman disirami dengan air bersih
• Cara pengairan dengan penggenangan/leb maupun dengan
cara disiram/disirat.
• Untuk cara leb sebaiknya dilakukan pada kondisi tanah yang
porous, sehingga air yang tergenang cepat habis (tuntas)
• Untuk cara siram membutuhkan tenaga lebih banyak dan
waktu lebih lama
PEMUPUKAN

• Pupuk dasar : pupuk organik 10 - 15 ton/ha atau bokashi 5-


7,5 ton/ha dan trichocompos 10 – 15 kg/ha + SP 36 150-
200 kg/ha diberikan 7 hari sebelum tanam dengan cara
disebar merata ke seluruh permukaan bedengan
• Pupuk susulan: diberikan pada tanaman saat umur 10–15
HST dan 25–30 HST masing-masing ½ dosis (sesuai Tabel).
• Pemberian pupuk dengan meletakkan pada larikan
kemudian ditutup dengan tanah dan selanjutnya diairi
PENGGUNAAN PERANGKAP KUNING UNTUK
MENGENDALIKAN HAMA (Liriomyza chinensis dan Thrips)
Penyakit Layu Fusarium
 Tanaman yang terserang segera dicabut
dan dimusnahkan
 Melakukan pergiliran tanaman dengan
tanaman yang bukan inangnya
 Drainase dan sanitasi lingkungan
 Benih direndam selama 15 menit dalam
larutan Trichoderma 10-20 ml/1 liter air.
 Menggunakan pupuk organik plus agensia
hayati Trichoderma sp atau Gliocladium sp
sebanyak 10-15 kg/ha ditabur di bedengan
Penyakit Becak Ungu dan Antraknose

 Bila tanaman terkena hujan


atau embun, segera disiram air
bersih untuk mengurangi
penularan spora penyakit yang
menempel pada daun
Becak Ungu /Trotol (Alternaria porri)  Pengendalian dengan
menggunakan fungisida selektif
atau dengan pestisida nabati
 Drainase dijaga dengan baik
agar kelembaban tanah dan
lingkungan pertanaman terjaga
Antraknose (Colletotrichum gloeosporioides)
Pengendalian dg Pestisida Nabati
• Pengendalian hama dan penyakit ramah lingkungan dapat
menggunakan pestisida nabati
• Bahan : serbuk biji mimba 2kg, daun serai 1 kg, bawang
putih 1kg, bunga cengkeh 500 g, tembakau 500 g, gula
merah 500 g, ragi tape 100 g dan cabai rawit 500 g.
• Semua bahan diblender lalu difermentasi dengan air bebas
clorin (20 l) diperam selama 30 hari, buat larutan dengan
konsentrasi 20-50 l
Panen dan Proses Pelayuan (Curing)

Masuk gudang setelah kering askip


Proses Pelayuan (Curing)

Masuk gudang setelah kering askip


Dirjen Hortikultura kunjungi perbenihan bawang merah di Ngantang
Gudang Komunal

Anda mungkin juga menyukai