Professional in Planning
Practice
DWI MARDYANTI
21/484483/PTK/14003
Process And
Appropriate Action 04
Competing Obligations 05
Arti Menjadi Profesional Perencanaan?
Sistem perencanaan di Inggris yang
menyoroti, khususnya cara di mana
konteks tersebut telah diubah secara
material oleh konfigurasi ulang
hubungan antara negara,
masyarakat dan individu yang terjadi Instrinsic Value and output
pada 1980-an dan 1990-an ketika
pekerjaan empiris mulai Process and appropriate
diperkenalkan. action
Mayoritas perencana
mengungkapkan asumsi dasar Ada anggapan yang diterima secara luas
yang menjadi kewajiban utama bahwa keahlian profesional dalam
adalah terkait konsep kompetensi perencanaan pada dasarnya adalah masalah
profesional, otonomi dan penilaian kompetensi teknis dan keahlian tersebut
independen. didukung oleh kumpulan pengetahuan dan
keterampilan khusus.
E
Akademis di bidang perencanaan juga terus melakukan penelitian lebih
serius untuk menghasilkan teori yang lebih kuat dan lebih dalam.
Karena perdebatan intelektual tidak membantu praktek perencanaan
Review Values And Professional Identities In Planning Practice
- Tanggapan Kritis
• Tradisi perencanaan di Inggris sangat erat kaitannya dengan konsep perencanaan sebagai reformasi sosial. Hal ini didasarkan pada pendekatan
yang dipakai yaitu korporatis (berdasarkan kelompok – kelompok tertentu dalam masyarakat). Manusia dikelompokkan menjadi klaster dan
kemudian diikuti ke dalam klaster sosial. Mengambil pandangan dari (Hoerning et al, 2005) yang berpendapat bahwa untuk mengintegrasikan
dimensi sosial ke dalam perencanaan membutuhkan tiga penekanan utama yaitu (1) masalah sosial (2) organisasi sosial dan (3) proses sosial dan
kemudian melihat ciri perencanaan di inggris salah satunya adalah pertimbangan terhadap ilmu sosial yang masih kecil, hal ini sangat relevan
sekali. Diperkuat dengan pendapat perencana di Inggris bahwa masalah keadilan sosial bukanlah hal yang dapat dan harus ditangani oleh
perencana. Meskipun dalam prakteknya bisa melakukan dialog / FGD dengan praktisi / ahli yang berkaitan dengan sosial buaya maupun perilaku
masyarakat. Karena perencanaan tidak bisa terlepas dari perilaku sosial. Isue – issue terkait kemiskinan, issue perempuan, ketidaksetaraan ras,
akan masuk ke dalam dimensi ekonomi, sosial dan politik dimana perencanaan berlangsung. Kemudian proses sosial seperti partisipasi, kolaborasi
dan manajemen konflik yang juga merupakan bagian dari dimensi sosial (Hoerning et al, 2005), tidak berlaku di Inggris saat itu karena pertisipasi
publik masih belum dianggap utama. Padahal partisipasi publik memainkan peranan yang penting, karena suara masyarakat sangat dibutuhkan
dalam penyusunan program perencanaan dan evaluasi implementasi perencanaan. Begitu juga dengan kebijakan multi – stakeholder yang
melibatkan partisipasi dari organisasi swasta, NGO, masyarakat dan komunitas. Meskipun perencana senior di Inggris menyarankan keterlibatan
rutin antara konsultan pengembang dan konsultan publik untuk meningkatkan keputusan dan kebijakan, namun kenyataannya masih muncul
“label” perencana publik vs perencana swasta
Review Values And Professional Identities In Planning Practice
- Tanggapan Kritis
• Stigma yang muncul tentang perencana, tidak hanya terlalu birokratis dan tidak kompeten namun juga dianggap tidak wajar, melakukan pelanggaran dan
korupsi (CSPL;1997) dalam (Heather Campbell and Robert Marshall;2000). Perencana ibarat dua sisi mata uang, mempunyai sisi gelap dan sisi terang. Sisi
gelap perencana sebagai konspirator korupsi bersama dengan pejabat publik dan perusahaan / kontraktor bisnis. Sedangkan sisi terangnya, perencana mampu
merancang mekanisme pengendalian internal dan manajemen risiko untuk mencegah dan mendeteksi korupsi karena mampu memprediksi dan
memproyeksikan faktor risiko korupsi. Oleh karena itu, perencana harus mempunyai integritas. Pembangunan integritas ini dengan memperkuat sisi
preventif yaitu nilai – nilai yang inklusif, transparan dan akuntabel sehingga akan tercipta kepercayaan masyarakat terhadap perencana (Zinnbauer,
Dieter;2019)
Selain itu menurut (Heather Campbell and Robert Marshall;2000), perencana harus
mempunyai kewajiban moral yang akan mempengaruhi arah dan tindakan
perencana
• Nilai individu : merupakan nilai yang dipengaruhi mulai dari masa kanak –
kanak, saat pemilihan karier dan pengalaman professional
• Nilai profesi : Ketika perencana menjadi anggota profesi harus tunduk pada
kode etik yang berlaku, bertindak secara professional harus memenuhi standar
yang dipersyaratkan
• Nilai organisasi tempat perencana bekerja : harus sesuai dengan norma, budaya
dan nilai organisasi yang berlaku
• Nilai masyarakat : harus berorientasi pada publik, mewakili masyarakat yang
pluralistik bukan monolitik
• Selain memgang teguh nilai – nilai etika, menurut RTPI (2017) perencana harus
mempunyai skil untuk mendukung perannya yaitu : (1) negosiasi dan manajemen
proyek (2) perencanaan strategis dan berbasis spasial (3) implementasi dan
pengembangan kebijakan (4) nasihat hukum (5) Analisa lokasi (6) menginterpretasi
peta, rencana dan kebijakan (7) memahami desain, lingkungan alam dan cagar budaya
(8) manajemen pengembangan (9) pemberdayaan komunitas (10) pelatihan dan
penelitian.
Review Values And Professional Identities In Planning Practice
- Tanggapan Kritis
• Profesi Perencana di Indonesia diwadahi oleh organisasi IAP (Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia) yang beranggotakan profesi perencanaan wilayah dan kota di
seluruh Indonesia. Sebagai seorang perencana selain bertanggung jawab terhadap nilai individu, apabila seorang perencana masuk kedalam organisasi tersebut
harus mematuhi kode etik yang telah ditetapkan. Merujuk pada kode etik yang dikeluarkan oleh IAP berdasarkan Ketetapan Kongres Istimewa IAP No.5 tahun
1994, menjabarkan nilai / tanggung jawab yang harus dipegang seorang perencana yaitu tanggung jawab terhadap masyarakat, tanggung jawab terhadap
pemberi kerja dan atasan serta tanggung jawab terhadap profesi, rekan sejawat dan diri sendiri.
Review Values And Professional Identities In Planning Practice
- Relevansi dengan kondisi di Indonesia
• Dalam profesionalitas perencana, telah disusun jenjang karier bagi perencana publik dan perencana swasta. Bagi perencana publik, aturan jabatan fungsional
Perencana yang diampu oleh Bappenas telah ditetapkan dalam Permen PAN-RB. Sedangkan untuk perencana swasta, dalam melaksanakan proyek perencanaan
dan pembangunan, seorang perencana harus mempunyai sertifikasi perencana.
Review Values And Professional Identities In Planning Practice
- Relevansi dengan kondisi di Indonesia
• Sifat kontrol perencanaan di Indonesia berbeda dengan di Inggris, dimana partisipasi publik dalam perencanaan dilibatkan secara penuh.
Diwujudkan dalam bentuk dialog / rembug antara masyarakat dan pemangku kepentingan. Contohnya adalah rembug desa di Jawa Tengah yang
merupakan bentuk pendekatan komunikasi tanpa jarak antara masyarakat dengan Gubernur Jawa Tengah. Selain mendengar aspirasi masyarakat,
dalam rembug tersebut juga disampaikan arahan dari pimpinan daerah. Selain itu, juga terdapat forum Musrenbang tingkat kelurahan, kecamatan
sebagai bahan penyusunan RKP Kabupaten/Kota. Kegiatan Musrenbang rutin dilakukan untuk membicarakan masalah dan potensi desa agar
teridentifikasi dengan baik, untuk memberikan arah yang jelas atas tindakan yang layak menurut skala prioritas dan dilaksanakan dalam mengatasi
masalah atau memaksimalkan potensi yang dimiliki sebagai dasar program kerja pemerintah desa melaksanakan penganggaran dan kegiatan tahunan
desa. Contoh lain adalah aplikasi QLUE yang dikembangkan oleh Pemda DKI, dimana masyarakat bisa melaporkan masalah perkotaan.
• Garis batas perencana publik dan perencana swasta juga tidak berlaku di Indonesia. Karena kenyataannya, ada kerjasama antara peran perencana
publik dan perencana swasta. Sebagai contoh: Bappeda sebagai Lembaga yang mempunyai fungsi perencanaan, pengendalian dan evaluasi
pembangunan daerah, pemerintahan dan pembangunan manusia, perekonomian dan sumber daya alam, serta infrastruktur dan kewilayahan. Karena
lingkup fungsinya yang luas, seringkali terkendala keterbatasan SDM secara jumlah dan kualifikasi kompetensi. Adanya konsultan swasta melalui
kerjasama / pengadaan tertentu sangat membantu perencana publik dalam menyusun program – program perencanaan. Karena konsultan swasta juga
mempunyai hubungan yang erat serta mampu menggerakkan masyarakat agar aktif terlibat dalam program perencanaan.
• Nilai perencanaan di Indonesia masih mengedepankan dimensi sosial, yang tidak hanya membahas issue sosial namun juga keterlibatan multi –
sektoral yaitu antara instansi publik – LSM – akademisi dan masyarakat. Dialog antara multi – sektoral masih sering terlihat di ruang publik / daring
seperti contoh Webinar antara Pemda – Universitas – Asosiasi – Praktisi untuk saling komunikasi dan berbagi informasi terkini terkait issue dan
kemajuan implementasi perencanaan.
Pertanyaan