Anda di halaman 1dari 74

TUJUAN PENGEMBANGAN SDM

Tujuan pengembangan pada hakikatnya menyangkut hal-hal berikut :


1. Produktivitas kerja
2. Efisiensi
3. Kerusakan
4. Kecelakaan
5. Pelayanan
6. Moral
7. Karier
8. Konseptual
9. Kepemimpinan
10. Balas jasa
11. konsumen

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 1
H.
METODE PENGEMBANGAN

Metode Pelatihan

Metode Pendidikan

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 2
H.
METODE PELATIHAN
Menurut H. Ranupandojo dan Suad Husnan (1993).
Pelatihan adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki
kemampuan kerja seseorang dalam kaitannya
dengan aktivitas ekonomi. Pelatihan membantu
karyawan dalam memahami suatu pengetahuan
praktis dan penerapannya, guna meningkatkan
keterampilan, kecakapan dan sikap yang diperlukan
organisasi dalam usaha mencapai tujuannya.

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 3
H.
JENIS METODE PELATIHAN
Jenis-jenis metode pelatihan diantaranya:
1. On The Job
2. Vestibule
3. Demonstration and example
4. Simulation
5. Apprenticeship
6. Classroom methods

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 4
H.
METODE PENDIDIKAN
Menurut H. Ranupandojo dan Suad Husnan (1993).
Pendidikan adalah suatu kegiatan untuk
meningkatkan pengetahuan umum seseorang
termasuk di dalamnya peningkatan penguasaan teori
dan keterampilan memutuskan terhadap persoalan-
persoalan yang menyangkut kegiatan mencapai
tujuan.

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 5
H.
JENIS METODE PENDIDIKAN
Jenis-jenis metode pendidikan diantaranya :
1. Training Methodes
2. Understudy
3. Job Rotation and planned progression
4. Coaching and counseling
5. Junior Board Executive or multiple management
6. Committee assigment
7. Business game
8. Sensivity training
9. Other methods

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 6
H.
INDIKATOR KEBERHASILAN PENGEMBANGAN

Tolak ukur metode pengembangan, adapun Indikator pengukurannya


yaitu :
1. Prestasi Kerja karyawan
2. Kedisiplinan karyawan
3. Absensi karyawan
4. Tingkat kerusakan produksi, dan mesin-mesin
5. Tingkat kecelakaan karyawan
6. Tingkat pemborosan bahan baku, tenaga, dan waktu
7. Prakarsa karyawan
8. Tingkah upah insentif karyawan
9. Kepemimpinan dan keputusan manager

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 7
H.
KENDALA PENGEMBANGAN
Didalam pengembangan SDM tidak luput dari kendala-
kendala yang menghambat pengembangan SDM
tersebut. Kendala-kendala pengembangan tesebut yaitu
1. Peserta
2. Pelatih atau instruktur
3. Fasilitas pengembangan
4. Kurikulum
5. Dana pengembangan

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 8
H.
KOMPENSASI
Kompensasi perlu diberikan, karena pada hakikatnya
orang bekerja adalah untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya, meliputi:
1. The desire to live (kebutuhan untuk hidup)
2. The desire for possession (kebutuhan memiliki
sesuatu)
3. The desire for power (kebutuhan kekuasaan)
4. The desire for recognition (kebutuhan pengakuan)

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 9
H.
PENGERTIAN KOMPENSASI
Menurut William B. Werther dan Keith Davis,
kompensasi adalah apa yang seseorang karyawan
terima sebagai balasan dari pekerjaan yang diberikan
nya, baik upah per jam ataupun gaji periodik yang
didesain dan dikelola oleh bagian personalia.
Kompensasi (compensation) juga merupakan pemberian
balas jasa langsung (direct) dan tidak langsung
(indirect) berupa yang atau barang kepada karyawan
sebagai balas jasa yang diberikan kepada perusahaan.

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 10
H.
JENIS KOMPENSASI
Direct compensation diberikan berdasarkan prestasi kerja
karyawan bisa berupa:
1. Upah, adalah balas jasa yang dibayarkan kepada karyawan
harian dengan berpedoman atas perjanjian yang disepakati
2. Gaji, adalah balas jasa yang diberikan secara periodik
kepada karyawan tetap serta mempunyai jaminan pasti.
3. Upah insentif, adalah tambahan balas jasa yang diberikan
kepada karyawan tertentu yang prestasinya di atas standar.

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 11
H.
JENIS KOMPENSASI
Indirect compensation diberikan berdasarkan kebijakan
perusahaan bisa berupa:
1. Benefit, meliputi program-program perusahaan
seperti jaminan hari tua, waktu lembur, tabungan
dll.
2. Service, kesejahteraan berupa fisik/barang seperti
mobil perusahaan, lapangan olah raga, mushola dll.

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 12
H.
PROSES KOMPENSASI
Proses kmpensasi adalah suatu jaringan berbagai sub
proses yang kompleks, yang bermaksud untuk
memberikan balas jasa kepada karyawan bagi
pelaksanaan pekerjaan dan memotivasi mereka agar
mencapai tingkat prestasi kerja yang diinginkan,
komponen-komponen dari proses ini dapat berupa
pembayaran upah dan gaji, pemberian kompensasi
pelengkap, pemberian asuransi, cuti sakit dan
sebagainya.

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 13
H.
TUJUAN KOMPENSASI

1. Ikatan kerjasama
2. Kepuasan kerja
3. Motivasi
4. Stabilitas
5. Disiplin

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 14
H.
ASAS KOMPENSASI
Menurut Casio ( 1995 ; 330 )
1. Memenuhi kebutuhan dasar
2. Mempertimbangkan adanya keadilan eksternal
3. Mempertimbangkan adanya keadilan internal
4. Pemberiannya disesuaikan dengan kebutuhan individu.

Sedangkan menurut Robins ( 1993 )


5. Mereka merasakan adanya keadilan dalam penggajian
6. Penghargaan yang mereka terima di kaitkan dengan kinerja mereka
7. Berkaitan dengan kebutuhan individu.

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 15
H.
SISTEM KOMPENSASI
SISTEM WAKTU besarnya kompensasi ditetapkan
berdasarkan standar waktu seperti jam, hari, minggu,
dan bulan.
SISTEM HASIL besarnya kompensasi didasarkan atas
kesatuan unit yang dihasilkan pekerja, seperti per
potong, meter, liter dan kilogram.
SISTEM BORONGAN besarnya kompensasi didasarkan
atas volume pekerjaan dan lama mengerjakannya.

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 16
H.
BESARAN KOMPENSASI
Besarnya kompensasi antara lain dipengaruhi oleh hal-hal sebagai
berikut:
1. Penawaran dan permintaan tenaga kerja
2. Kemampuan dan kesediaan perusahaan
3. Produktivitas kerja karyawan
4. Pemerintah dengan undang-undang dan Keppresnya
5. Biaya hidup/Cost Living
6. Posisi jabatan karyawan
7. Pendidikan dan pengalaman karyawan
8. Jenis dan sifat pekerjaan.

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 17
H.
PENGINTEGRASIAN
Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan
kepentingan perusahaan dan kebutuhan karyawan,
agar tercipta kerjasama yang sesuai dan saling
menguntungkan. Perusahaan memperoleh laba,
karyawan dapat memenuhi kebutuhan dari hasil
pekerjaannya. Pengintegrasian merupakan hal yang
penting dan sulit, karena mempersatukan dua
kepentingan yang bertolak belakang.

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 18
H.
LANGKAH-LANGKAH PENGINTEGRASIAN
Pengintegrasian dapat dilakukan antara lain dengan cara
sebagai berikut:
1. Human relation; jalinan kemitraan yang harmonis, tercipta atas kesadaran dan
kesediaan melebur keinginan individu demi tercapainya kepentingan bersama
2. Motivasi; mengarahkan potensi bawahan, agar mau bekerjasama secara
produktif
3. Leadership; mempengaruhi bawahan agar mau bekerjasama secara sukarela
untuk mencapai tujuan bersama
4. Kesepakatan Kerja Bersama; musyawarah mufakat dalam memutuskan
masalah yang menyangkut kebutuhan karyawan dan kepentingan perusahaan.
5. Collective Bargaining; adanya perundingan antara pihak perusahaan dengan
karyawan untuk memecahan masalah (adanya adu kekuatan)

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 19
H.
TUJUAN DAN PRINSIP PENGINTEGRASIAN

Menurut Hasibuan (2007:136) tujuan utama dari


pengintegrasian adalah memanfaatkan karyawan
agar bersedia bekerja keras dan berpartisipasi aktif
dalam menunjang tercapainya tujuan perusahaan,
serta terpenuhinya kebutuhan karyawan
Prinsip pengintegrasian menurut Hasibuan
(2007:136 )adalah menciptakan kerjasama yang baik
dan saling menguntungkan

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 20
H.
METODE PENGINTEGRASIAN
1. Hubungan antar Manusia (Human Relation)
2. Motivasi (Motivation)
3. Kepemimpinan (Leadership)
4. Kesepakatan kerja bersama
5. Collective Bargaining

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 21
H.
MOTIVASI
Menurut Filippo ( Hasibuan, 2007:143 ) motivasi
merupakan suatu keahlian dalam mengarahkan
pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara
berhasil, sehingga keinginan para pegawai dan
tujuan organisasi sekaligus dapat tercapai.
Menurut Yuniarsih dan Suwatno ( 2008 :140 ) motivasi
adalah suatu cara mengarahkan potensi bawahan
agar mau bekerjasama secara produktif.

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 22
H.
TUJUAN MOTIVASI
Tujuan utama dari motivasi bagi karyawan adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.
2. Meningkatkan produktifitas kerja karyawan
3. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan
4. Meningkatkan kedisiplinan karyawan
5. Mengefektifkan pengadaan karyawan
6. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik
7. Meningkatkan loyalitas, kreatifitas, dan partisipasi karyawan
8. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya
9. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat alat dan bahan baku

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 23
H.
ASAS MOTIVASI

Asas motivasi terdiri dari :


1. Asas mengikutsertakan
2. Asas komunikasi
3. Asas pengakuan
4. Asas wewenang yang didelegasikan
5. Asas perhatian timbal balik

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 24
H.
MODEL MOTIVASI
Model motivasi terbagi kedalam tiga model, yaitu :
1. Model tradisional
2. Model hubungan manusia
3. Model sumber daya manusia

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 25
H.
PROSES MOTIVASI

Kebutuhan
Yang tidak
terpenuhi
Kebutuhan Cari jalan
yang tidak untuk
terpenuhi memenuhi
kebutuhan

Karyawa
n
Prilaku yang
Imbalan atau
berorientasi
hukuman
dan bertujuan

Hasil karya
an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 26
H.
TEORI KEBUTUHAN
Kebutuhan adalah suatu kesenjangan atau pertentangan yang dialami
antara suatu pernyataan denagn dorongan yang ada dalam diri. Teori
Hierarki kebutuhan di perkenalkan oleh Abraham Maslow. Didalam
teori ini menyebutkan bahwa individu termotifasi untuk berprilaku
dalam pekerjaannya untuk memenuhi kebutuhannya. Tingkat
kebutuhan itu terdiri dari :
1. Physiological needs ( kebutuhan yang bersifat biologis )
2. Safety needs ( kebutuhan rasa keamanan )
3. Social needs ( kebutuhan-kebutuhan sosial )
4. Esteem needs ( kebutuhan akan harga diri )
5. Needs for self actualization ( kebutuhan untuk aktualisasi diri )

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 27
H.
KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan adalah seni seorang pemimpin
mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerja
sama dan bekerja secara produktif untuk mencapai
tujuan organisasi(Malayu S.P Hasibuan).

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 28
H.
FUNGSI KEPEMIMMPINAN
1. Pimpinan selaku penentu arah yang akan ditempuh
dalam usaha pencapaian tujuan
2. Wakil dan juru bicara oraganisasi dalam hubungan
dengan pihak-pihak diluar organisasi
3. Pimpinan selaku komunikator yang efektif
4. Mediator yang andal, khususnya dalam hubungan
kedalam, terutama dalam menangani situasi konflik.
5. Pimpinan selaku integrator-integrator yang efektif,
rasional, objektif dan netral.

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 29
H.
PRINSIP DASAR KEPEMIMPINAN

1. Seseorang yang belajar seumur hidup


2. Membawa energi yang positif
3. Berorientasi pada pelayanan

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 30
H.
TIPE KEPEMIMPINAN
Berikut tipe-tipe kepemimpinan :
1. Tipe yang otokratik
2. Tipe yang paternalistik
3. Tipe yang kharismatik
4. Tipe yang laissez faire
5. Tipe yang demokratik

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 31
H.
PEMELIHARAAN ( MAINTENANCE )
Menurut Malayu S.P. Hasibuan (2001) mengemukakan
pemeliharaan adalah upaya mempertahankan dan
meningkatkan kondisi fisik, sikap dan mental karyawan,
agar mereka tetap loyal dan bekerja produktif untuk
menunjang tercapainya tujuan perusahaan.
Sedangkan menurut Muhammad Agus Tulus (1996)
memaparkan, pemeliharaan adalah mempertahankan
pekerja agar tetap mau bersama organisasi dan
memelihara sikap kerjasama dan kemampuan kerja para
karyawan tersebut.

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 32
H.
ASAS –ASAS PEMELIHARAAN

1. Asas manfaat dan efisiensi


2. Asas kebutuhan dan kepuasan
3. Asas keadilan dan kelayakan
4. Asas peraturan legal
5. Asas kemampuan perusahaan

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 33
H.
TUJUAN PEMELIHARAAN
1. Meningkatkan disiplin karyawan
2. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan
3. Meningkatkan loyalitas karyawan
4. Memberikan ketenangan, keamanan, dan kesehatan karyawan
5. Meningkatkan kesejahteraan
6. Memperbaiki kondisi fisik, mental dan sikap karyawan
7. Mengurangi konflik serta menciptakan suasana yang harmonis
8. Mengefektifkan pengadaan

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 34
H.
METODE PEMELIHARAAN

Komunikasi
Insentif
Kesejahteraan Karyawan
Kesadaran dan Keselamatan Kerja

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 35
H.
KOMUNIKASI
Komunikasi adalah hubungan lisan atau tulisan dua orang
lebih yang dapat menimbulkan pemahaman dalam suatu
masalah. Dalam prakteknya menurut Rivai
( 2005:427 ) terdapat arus komunikasi dalam suatu
perusahaan, yaitu :
1. Komunikasi vertikal kebawah
2. Komunikasi vertikal keatas
3. Komunikasi horizontal
4. Komunikasi diaginal

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 36
H.
INSENTIF
Insentif merupakan suatu strategi yang dilakukan oleh suatu
organisasi yang bertujuan untuk meningkatkan
produktifitas dan efisiensi dalam menghadapi persaingan
yang semakin ketat dalam dunia bisnis. Terdapat beberapa
prinsip dasar dalam penerapan pemberian insentif, prinsip
tersebut antara lain :
1. Tidak ada sistem kompensasi yang terbaik
2. Penggunaannya adalah kombinasi dari beberapa bentuk
3. Gaji bukan merupakan satu-satunya yang memotivasi
pekerja

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 37
H.
PEMBERIAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN

Kesejahteraan yang di berikan hendaknya bermanfaat


dan mendorong ketercapaian tujuan perusahaan,
karyawan, dan masyarakat serta tidak melanggar
peraturan legal pemerintah. Jenis-jenis
kesejahteraan yang di berikan adalah finansial dan
non finansial yang bersifat ekonomis, serta
pemberian fasilitas dan pelayanan. Tujuan utama
dari pemberian kesejahteraan adalah untuk
meningkatkan kesetiaan dan keterikatan karyawan
terhadap perusahaan.

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 38
H.
KESADARAN DAN KESELAMATAN KERJA
Keselamatan kerja menunjukan kondisi aman atau selamat dari
penderitaan, kerusakan dan kerugian di tempat kerja. Resiko
kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan yang
dapat membantu stress emosi dan gangguan fisik.
Menurut Mangkunegara ( 2002:158 ) tujuan keselamatan dan
kesehatan kerja diantaranya, debagai berikut :
1. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya
2. agar meningkatkan kegairahan keserasian kerja dan partisipasi
kerja
3. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 39
H.
PEMBERHENTIAN ( SAPARATION )
Pemberhentian (Separation) adalah putusnya hubungan
kerja seseorang dari perusahaan. Pemberhentian
atau pemutusan hubungan kerja (PHK) kerap
diidentikkan dengan pemecatan. Anggapan tersebut
tidak seluruhnya benar sebab tidak setiap PHK
berupa pemecatan.

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 40
H.
PRINSIP –PRINSIP PEMBERHENTIAN

1. Sesuai dengan Hukum


2. Adil
3. Terukur
4. manusiawi

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 41
H.
ALASAN-ALASAN PEMBERHENTIAN
1. Undang-undang ( UU No.12 tahun 1964 KHAP )
2. Keinginan perusahaan
3. Keinginan karyawan
4. Pensiun
5. Kontrak kerja berakhir
6. Kesehatan karyawan
7. Meninggal dunia
8. Perusahaan di likuidasi

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 42
H.
SIFAT-SIFAT PEMBERHENTIAN
Dalam pemutusan hubungan kerja antar perusahaan dengan
karyawan tidak selamanya berada di tangan manager
perusahaan, namun juga harus mengikuti pedoman ketentuan
pemerintah, seperti peraturan pemerintah, undang-undang,
serta badan-badan yang berwenang.
Menurut sifatnya, pemutusan hubungan kerja dapat di bedakan
menjadi 3 yaitu :
1. Pemutusan hubungan kerja secara hormat
2. Pemutusan hubungan kerja secara tidak hormat
3. Pemutusan hubungan kerja sementara

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 43
H.
BENTUK–BENTUK PEMBERHENTIAN

1. Pensiun
2. Pemberhentian atas permintaan sendiri
3. Pemberhentian oleh pihak perusahaan
4. Pemberhentian sementara

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 44
H.
PROSES PEMBERHENTIAN
1. Musyawarah karyawan dengan pemimpin
perusahaan
2. Musyawarah pimpinan serikat buruh dengan
pimpinan perusahaan
3. Musyawarah pimpinan serikat buruh, pimpinan
perusahaan, dan P4D
4. Musyawarah pimpinan serikat buruh, pimpinan
perusahaan dan P4P
5. Pemutusan berdasarkan keputusan pengadilan
negeri
an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 45
H.
ALTERNATIF PEMBERHENTIAN
Banyak organisasi telah menyusun cara sistematis untuk membentu para karyawan
yang diberentikan dalam mencari kerja. Alternatif pemecatan ini dilakukan
perusahaan untuk mempertahankan citra positif perusahaan di pasar tenaga
kerja, di mata pelanggan, di masa depan, agar perusahaan dapat dipandang
sebagai perusahaan yang bermurah hati.
Berikut adalah beberapa alternatif pemecatan yang dilakukan oleh perusahaan pada
karyawannya :
1. Outplacement ( penempatan keluar )
2. Transfer dan mutasi
3. Job posting program
4. Job sharing
5. Pemberhentian karena kondisi perusahaan

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 46
H.
KINERJA
Kinerja juga dipandang sebagai fungsi dari interaksi antara kemampuan, motivasi dan
kesempatan, sehingga kinerja seseorang dipengaruhi oleh kepuasan kerja
(Robbins,1996:98).
Carver and Sergiovanni (dalam Rahardja, 2004) menyatakan bahwa kinerja merupakan
tindakan yang menunjukkan bahwa dia adalah anggota kelompok. Pernyataan tersebut
menunjukkan bahwa kinerja menunjuk (mengacu) pada perbuatan atau tingkah laku
seseorang di dalam suatu kelompok (organisasi).
Pengertian lain dikemukakan Gibson(1993)sebagai hasil karya timbul dari suatu
kombinasi usaha, kemampuan/keterampilan dan pengalaman seseorang.
Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah penampilan
yang melakukan, menggambarkan, dan menghasilkan sesuatu hal. Hal tersebut secara
kualitatif atau yang bersifat fisik dan non fisik yang sesuai dengan petunjuk, fungsi
dan tugasnya yang didasari oleh pengetahuan, sikap dan keterampilan.

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 47
H.
TEORI KINERJA

Prawirosentono (1999:2) yang mengartikan kinerja sebagai, Hasil kerja yang dapat
dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan
wewenang adan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mendapai
tujuan organisasi bersangkutan secara ilegal, tidak melanggar hukum dan sesuai
dengan moral maupun etika.
Sementara Rivai (2005:14) mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil atau tingkat
keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam
melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar
hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu
dan telah disepakati bersama.
Robbins (2001:187) berpendapat bahwa kinerja karyawan adalah sebagai fungsi dari
interaksi antara kemampuan dan motivasi, yaitu kinerja = f(A x M). Jika ada yang
tidak memadai, kinerja itu akan dipengaruhi secara negatif.

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 48
H.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA

Tinggi rendahnya kinerja pegawai tergantung kepada faktor-faktor yang


mempengaruhinya. Dalam hal ini Jones (2002:92) mengatakan bahwa “Banyak
hal yang menyebabkan terjadinya kinerja yang buruk, antara lain:
1. Kemampuan pribadi
2. Kemampuan manajer
3. Kesenjangan proses
4. Masalah lingkungan
5. Situasi pribadi
6. Motivasi

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 49
H.
UNSUR-UNSUR KINERJA
Unsur-unsur yang dinilai dalam penilaian kinerja, diantaranya :
1.Kesetiaan
2.Prestasi kerja
3.Kejujuran
4.Kedisiplinan
5.Kreativitas
6.Kerjasama
7.Kepemimpinan
8.Kepribadian
9.Prakarsa
10.Kecakapan, dan
11.Tanggung jawab

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 50
H.
MANAJEMEN KINERJA
Manajemen kinerja (performance Management) adalah
suatu upaya untuk memperoleh hasil terbaik dari
organisasi, kelompok dan individu melalui pemahaman dan
penjelasan kinerja dalam suatu kerangka kerja atas tujuan-
tujuan terencana, standard dan persyaratan-persyaratan
atribut atau kompetensi yang disetujui (Amstrong, 1998)

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 51
H.
DISIPLIN KERJA
Disiplin sangat penting untuk pertumbuhan organisasi,
digunakan terutama untuk memotivasi pegawai agar
dapat mendisiplinkan diri dalam melaksanakan
pekerjaan baik secara perorangan maupun
kelompok. Disamping itu disiplin bermanfaat
mendidik pegawai untuk mematuhi dan menyenangi
peraturan, prosedur, maupun kebijakan yang ada,
sehingga dapat menghasilkan kinerja yang baik.

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 52
H.
PENGERTIAN DISIPLIN KERJA
Keith Davis (1985-366) juga mengemukakan bahwa “Disiplin kerja diartikan sebagai
pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi.”
Menurut Drs. H. Malayu Hasibuan:
“Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan
perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kedisiplinan harus ditegakkan
dalam suatu organisasi perusahaan. Tanpa dukungan disiplin karyawan yang baik,
sulit bagi perusahaan untuk mewujudkan tujuannya. Jadi, kedisiplinan adalah kunci
keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya.”
Sedangkan menurut Veithzal Rivai disiplin kerja adalah:
“Suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar
mereka bersediauntuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk
meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan
perusahaan dan norma-norma yang sosial yang berlaku. “

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 53
H.
TUJUAN KEDISIPLINAN
Kedisplinan difokuskan untuk mengoreksi penampilan kerja agar peraturan kerja
dapat diberlakukan secara konsisten. Tidak bersifat menghakimi dalam
memberlakukan hukuman atas tindakan indisipliner.
 

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 54
H.
INDIKATOR-INDIKATOR KEDISPLINAN
1. Tujuan dan kemampuan
2. Teladan pimpinan
3. Balas jasa
4. Keadilan
5. Waskat
6. Sanksi hukum
7. Ketegasan
8. Hubungan kemanusiaan

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 55
H.
MACAM-MACAM DISIPLIN KERJA
Ada dua bentuk disiplin kerja menurut A.A. Anwar Prabu yaitu:
1. Disiplin Preventif
Disiplin preventif merupakan suatu upaya untuk menggerakkan
pegawai mengikuti dan mematuhi pedoman kerja, aturan yang telah
digariskan oleh perusahaan. Tujuannya adalah untuk
menggerakkan pegawai berdisiplin diri.
2. Disiplin Korektif
Disiplin korektif adalah suatu upaya menggerakkan pegawai dalam
menyatukan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap
mematuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada
perusahaan.

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 56
H.
PENDEKATAN DISIPLIN KERJA
1. Pendekatan disiplin modern
2. Pendekatan disiplin tradisi
3. Pendekatan sisiplin bertujuan

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 57
H.
PELAKSANAAN SANKSI PELANGGARAN
1. Pemberian peringatan
2. Pemberian sanksi harus segera
3. Pemberian sanksi harus konsisten
4. Pemberian sanksi harus impersonal

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 58
H.
TEKNIK-TEKNIK PELAKSANAAN
1. Teknik disiplin pertimbangan sedini mungkin
2. Teknik disiplin pencegahan yang efektif
3. Teknik disiplin dengan mendisiplinkan diri
4. Teknik disiplin inventori penyelia
5. Teknik disiplin menegur pegawai primadona
6. Teknik disiplin menimbulkan kesadaran diri
7. Teknik sandwich (menyelipkan)

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 59
H.
PERSAINGAN DAN KONFLIK KERJA
Persaingan dan konflik merupakan sesuatu keadaan yang
sering terjadi diantara para karyawan suatu perusahaan
dan hal ini bias disebabkan karena beberapa hal, bisa
mungkin karena mempunyai tujuan yang sama, latar
belakang yang heterogen, sikap perasaan yang sensitive,
perbedaan pendapat dan salah paham.
Konflik terjadi diantara individu karyawan kelompok degan
kelompok, vertikal (atasan-bawahan) maupun horizontal
diantara sesama karyawan. Konflik yang tidak teratasi
akan menimbulkan konfrontasi, perkelahian dan frustasi.

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 60
H.
PENGERTIAN PERSAINGAN
Persaingan adalah kegiatan yang berdasarkan atas siap
rasional dan emosional dalam mencapai prestasi
kerja yang terbaik. Persaingan dimotivasi oleh
ambisi untuk memperoleh pengakuan, penghargaan
dan status social yang terbaik

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 61
H.
PENGERTIAN KONFLIK KERJA
Konflik adalah suatu pertentangan yang terjadi tentang apa yang diharapkan oleh
seseorang terhadap dirinya, orang lain, organisasi dengan kenyataan yang
diharapkan.
Menurut Hasibuan(2005:199) Konflik adalah persaingan yang kurang sehat
berdasarkan ambisi dan sikap emosional dalam memperoleh kemenangan. Konflik
akan menimbulkan ketegangan, konfrontasi, perkelahian, dan frustrasi jika tidak
dapat diselesaikan.
Sedangkan menurut Veithzal Rivai (2001:507) Konflik kerja adalah ketidaksesuaian
antara dua atau lebih anggota-anggota atau kelompok (dalam suatu
organisasi/perusahaan) yang harus membagi sumber daya yang terbatas atau
kegiatan-kegiatan kerja dan atau karena kenyataan bahwa mereka mempunyai
perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi. Konflik juga dapat diartikan sebagai
perilaku anggota organisasi yang dicurahkan untuk beroposisi terhadap anggota
yang lain

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 62
H.
BENTUK-BENTUK KONFLIK
1. Konflik hierarki
2. Konflik fungsional
3. Konflik staf dengan kepala unit
4. Konflik formal-informal

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 63
H.
FAKTOR PENYEBAB PERSAINGAN DAN
KONFLIK
1. Tujuan
2. Ego Manusia
3. Kebutuhan
4. Perbedaan Pendapat
5. Salah Paham
6. Perasaan Dirugikan
7. Perasaan Sensitif

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 64
H.
KEBAIKAN PERSAINGAN DAN
KEBURUKAN KONFLIK
Kebaikan Persaingan:
1. Evaluasi diri/introspeksi diri demi kemajuan.
2. Moral kerja atau prestasi kerja akan meningkat.
3. Mengembangkan diri demi kemajuan karena dorongan persaingan.
4. Memotivasi dinamikam organisasi dan kreativitas karyawan.
Keburukan Konflik:
5. Kerja sama kurang serasi dan harmonis di antara para karyawan.
6. Memotivasi sikap-sikap emosional karyawan.
7. Menimbulkan sikap apriori karyawan.
8. Meningkatkan absen dan turnover karyawan.
9. Kerusakan produksi dan kecelakaan semakin meningkat.

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 65
H.
KONSEP PRODUKTIVITAS KERJA
Produktivitas kerja menunjukkan tingkat kemampuan
pegawai dalam mencapai hasil (ouput), terutama
dilihat dari sisi kuantitasnya. Oleh karena itu,
tingkat produktivitas pegawai bisa berbeda, bisa
tinggi atau bisa juga rendah, bergantung pada
tingkat kegigihan dalam menjalakan tugasnya.
Dalam hal ini, semakin tinggi produk yang dihasilkan
dalam waktu yang semakin singkat dapat dikatakan
bahwa tingkat produktivitas mempunyai nilai yang
tinggi.

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 66
H.
PENGERTIAN PRODUKTIVITAS KERJA
Produktivitas kerja adalah hasil kongkrit (produk) yang dihasilkan oleh individu
atau kelompok selama satuan waktu tertentu dalam suatu proses kerja.

Menurut Laeham dan Wexley (1982:2) mengemukakan: performance appraisals are


crucial to the effectivity management of an organization’s human resources and
proper management of human resources is a critical variable effecting are
organizaion’s prouktivity.

Sedangkan menurut Fischer, schoenfeldt, dan shaw yang dikutip Muchdarsyah


(2003:22) menyimpulkan bahwa produktivitas tenaga kerja bukan sekedar
merupakan fungsi dari seberapa keras karyawan bekerja, melainkan juga
sangat tergantung pada lingkungan kerja dan alur proses yang dilewatinya.

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 67
H.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PRODUKTIVITAS KERJA
Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu:

Faktor internal

Faktor eksternal

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 68
H.
FAKTOR INTERNAL
1. komitmen kuat terhadap visi dan misi institusional
2. struktur dan desain pekerjaan
3. motivasi,disiplin, dan etos kerja yang mendukung ketercapaian target
4. dukungan sumberdaya yang bisa digunakan untuk menunjang kelancaran
pelaksanaan tugas
5. kebijakan perusahaan yang bisa merangsang (trigger) kreativitas dan inovasi
6. perlakuan menyenangkan yang bisa diberikan pimpinan dan/atau rekankerja
7. praktik manajemen yang diterapkan oleh pimpinan
8. lingkungan kerja yang ergonomis
9. kesesuaian antara tugas yang diemban dengan latar belakang pendidikan,
pengalaman, minat, keahlian dan keterampilan yang dikuasai
10. komunikasi inter dan antar individu dalam membangun kerjasama

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 69
H.
FAKTOR EKSTERNAL

1. peraturan perundangan, kebijakan pemerintah dan


situasi politis
2. kemitraan (networking) yang dikembangkan
3. kultur dan mindset lingkungan disekitar organisasi
4. dukungan masyarakat dan stakeholders secara
keseluruhan
5. tingkat persaingan
6. dampak globalisasi

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 70
H.
PENGUKURAN PRODUKTIVITAS

Produktivitas dapat diukur dengan dua standar utama,


yaitu produktivitas fisik dan produktivitas nilai.
Secara fisik produktivitas diukur secara kuantitas
seperi banyaknya keluaran (panjang, berat, lamanya
waktu, jumlah). Sedangkan berdasarkan nilai
produktivitas diukur atas dasar-dasar nilai,
kemampuan, sikap, perilaku, displin, motivasi dan
komitmen terhadap pekerjaan/tugas.

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 71
H.
MANFAAT PENGUKURAN PRODUKTIVITAS KERJA

Gasperesz (2000:24) menyatakan bahwa terdapat beberapa manfaat pengukuran


produktivitas dalam suatu organisasi, antara lain:
1. Organisasi dapat menilai efisiensi, konversi penggunaan sumber daya agar dapat
meningkatkan produktivitas
2. Perencanaan sumber daya akan menjadi lebih efektif dan efisien melalui
pengukuran produktivitas baik dalam perencanaan jangka panjang maupun
jangka pendek.
3. Tujuan ekonomis dan non ekonomis organisasi dapat diorganisasikan kembali
dengan cara memberikan prioritas yang tepat dipandang dari sudut
produktivitas.
4. Nilai-nilai produktivitas yang dari suatu pengukuran dapat menjadi informasi
yang berguna untuk merencanakan tingkat keuntungan organisasi.

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 72
H.
STRATEGI MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS

Ada beberapa strategi repositioning perilaku SDM yang


dapat dipertimbangkan untuk mencapai keunggulan
kompetitif yaitu sebagai berikut:
1. Strategi inovasi
2. Strategi kualitas
3. Strategi pengurangan biaya

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 73
H.
Wassalammu’alaikum Wr. Wb
Terima Kasih

an
m
ris
a da
K
di
ei
m
Su M A N A J E M E N S U M B E R D AYA M A N U S I A 2 0 1 4 74
H.

Anda mungkin juga menyukai