Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU TERHADAP KEJADIAN

MALARIA DI KECAMATAN BUKIT MALINTANG KABUPATEN


MANDAILING NATAL TAHUN 2016

Oleh
EKA NOPRIYANTI
7113080143

Dosen pembimbing : AULIA Ssi, M.sc


Dosen penguji : dr. H. SUWARNO USMAN, MKT

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
Latar Belakang

Malaria merupakan salah satu penyakit tropik yang


menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia
maupun di Indonesia dan salah satu penyakit
pembunuh terbesar sepanjang sejarah umat manusia.
Setiap tahunnya penyakit malaria dapat
menyebabkan kematian sebanyak satu juta manusia
di seluruh dunia terutama pada anak anak sebanyak
80% (Santjaka, 2013).
Sumatera Utara adalah salah satu
Provinsi di Indonesia yang termasuk
dalam wilayah endemis malaria
dengan populasi yang beresiko
malaria 8.872.054 jiwa dengan klinis
malaria 108.895 jiwa dan yang positif
di periksa sebanyak 5.337 jiwa
(Dalimunthe, 2008).
Menurut Harya (2015) dalam Dinkes Prov.
Sumatera Utara Kejadian malaria mudah di jumpai
di Kabupaten Tapanuli Selatan, Mandailing Natal,
Asahan, Labuhan Batu, Nias dan Kabupaten Karo.
Tahun 2013 kasus penyakit malaria di Kabupaten
Mandailing Natal merupakan kejadian penyakit
malaria terbanyak dari beberapa kabupaten yang
ada di Sumatera Utara dengan kasus sebanyak
8.311 orang dengan 9 orang meninggal dunia.
Kemudian di Kecamatan Bukit Malintang
termasuk 10 terbesar kejadian malaria terbanyak di
Kabupaten Mandailing Natal dengan
ditemukannya sebanyak 80 kasus malaria pada
bulan februari 2015.
Rumusan Masalah

Adakah pengaruh faktor lingkungan dan


perilaku terhadap kejadian malaria di Kecamatan
Bukit Malintang Kabupaten Mandailing Natal
tahun 2016.
Definisi Malarai

Malaria adalah suatu penyakit yang


disebabkan oleh parasit sporozoa
plasmodium yang penularannya melalui
gigitan nyamuk anopheles betina infektif.
P. Vivax menyebabkan
malaria tertiana

P. Falcifarum
menyebabkan malaria
tropika

P. Malariae
menyebabkan malaria
Etiologi quartana

P. Ovale (di Irian dan


Nusa Tenggara)
menyebabkan malaria
ovale.

P. Knowlesi mirip P.
Malariae
1. Fase pada tubuh nyamuk (Fase seksual)
nyamuk menghisap darah manusia (+) malaria 
parasit masuk bersama darah ke dalam tubuh nyamuk
 mengandung gametosit jantan dan betina
menghasilkan zigot (12-24 jam stelah menghisap
darah)  berubah menjadi oocyt oocysta
mengandung sporozoit oocysta pecah  sporozoit
lepas  nyamuk siap menularkan sporozoit

Siklus Hidup
Plasmodium
2. Fase pada tubuh manusia (fase aseksual)
nyamuk menularkan sporozoit dengan menggigit
manusia  sel hati  tropozoit hati  berkembang
menjadi skizon hati yang mengandung 10.000-30.000
merozoit (siklus eksoeritrositer)  siklus eritrositer,
merozoit masuk ke sel darah merah  berkembang
menjadi skizon matang  skizon pecah dan merozoit
keluar  menginfeksi sel darah merah lainnya.
Patogenesis

1. Penghancuran eritrosit

2. Mediator endotoksin-makrofag

3. Sekuestrasi eritrosit yang terluka


Gejala yang klasik pada penyakit malaria
Manifestasi Klinis yaitu terjadinya “trias malaria ” secara
berurutan yaitu :
Periode dingin
Periode
dingin mulai menggigil, penderita sering
membungkus diri dengan selimut atau
Periode sarung dan pada saat menggigil, sering
panas seluruh badan bergetar dan diikuti dengan
meningkatnya temperatur tubuh.
Periode
berkeringat Periode panas
muka merah, nadi cepat, dan suhu badan
tetap tinggi beberapa jam, diikuti dengan
keadaan berkeringat.

Periode berkeringat:
penderita berkeringat banyak, temperatur
tubuh turun, dan penderita merasa sehat.
Faktor Lingkungan dan Perilaku terhadap penyakit
malaria
Faktor Lingkungan
1. Lingkungan Fisik :
Kawat kasa ventilasi, Keadaan dinding, dan Langit langit rumah
2. lingkungan biologi :
Lingkungan biologi adalah tumbuh-tumbuhan dan hewan yang
berpengaruh pada perkembang biakan nyamuk.
3. Lingkungan sosial ekonomi budaya :
Lingkungan sosial ekonomi adalah status kepemilikan rumah,
status pendidikan, penghasilan, gizi dan tempat perindukan buatan
manusia (pembangunan bendungan, penambangan, pemukiman
baru). Sedangkan faktor lingkungan sosial budaya adalah berkaitan
dengan perilaku dan gaya hidup atau kebiasaan berada di luar rumah
pada malam hari, penggunaan kelambu, dan pemasangan kawat kasa
pada ventilasi.
Faktor perilaku
1. Pengetahuan
pengetahuan yang rendah tentang malaria, sikap yang tidak waspada
terhadap malaria, serta tindakan di lingkungan pemukiman akan
mendukung adanya vektor malaria
2. Sikap
sikap merupakan reaksi atau respon emosional seseorang terhadap
stimulus atau objek di luarnya, respon ini lebih bersifat penilaian yang
dapat di lanjutkan dengan kecenderungan untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu misalnya : setuju atau tidak setuju seseorang
menggunakan kelambu saat tidur di malam hari.
3. Tindakan
Tindakan adalah respon atau reaksi konkrit seseorang terhadap stimulus
objek. Tindakan ini melibatkan psikomotor atau seseorang telah
mempraktekkan apa yang diketahui misalnya memelihara kebersihan
lingkungan (Saragih, 2009)
Faktor lingkungan Faktorperilaku
Lingkungan fisik dalam
rumah: kawat kasa rumah, •Pengetahuan
kerapatan dinding rumah •Sikap
dan langit langit rumah. •Tindakan
Lingkungan fisik luar
rumah: genangan air, parit
/ selokan dan kandang
ternak

Kejadian malaria

Kerangka Konsep
Metode Penelitian

Jenis Variabel
Penelitian Peneltian

Tehnik
Instrumen
Pengambil
Penelitian
an Sampel
Jenis Penelitian

penelitian analitik dengan studi


observasional yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh faktor lingkungan dan
perilaku terhadap kejadian malaria di
Kecamatan Bukit Malintang Kabupaten
Mandailing Natal tahun 2016. Penelitian ini
dibuat dengan pendekatan cross-sectional
dimana peneliti melakukan observasi atau
pengukuran variabel pada satu saat tertentu
atau hanya di observasi 1 kali.
Variabel Penelitian

1. Variabel dependen :
kejadian malaria
2. Variabel independen :
lingkungan fisik dalam rumah (kawat
kasa pada ventilasi, kerapatan dinding
rumah, langit langit rumah),
lingkungan fisik luar rumah
(genangan air, parit/selokan, kandang
ternak) dan perilaku (pengetahuan,
sikap, dan tindakan).
Instrumen Penelitian
Tehnik Pengambilan
Untuk mendapatkan
Sampel
Tehnik pengambilan informasi dari subyek
sampel pada penelitian penelitian dilakukan
ini adalah total sampling wawancara terstruktur
dimana jumlah seluruh terhadap sampel
sampelnya adalah 86 penelitian dengan
orang.
menggunakan
kuesioner.

Anda mungkin juga menyukai