Anda di halaman 1dari 9

METROLOGI GEOMETRI

Dodi Sofyan Arief


Proses pengukuran secara umum dapat diartikan
sebagai suatu proses membandingkan suatu parameter
atau variabel dengan suatu parameter atau variabel
yang dianggap sebagai acuan (Patokan) dan acuan
inilah yang biasa disebut orang sebagai “standar”

Sebagai contoh pada pengukuran panjang, sebagai


satuan adalah meter.

Definisi satu meter yang disepakati secara internasional


tahun 1960 adalah panjang yang sama dengan
1650763,73 kali panjang gelombang dalam ruang
hampa dari radiasi (sinar) yang timbul akibat perubahan
tingkat energi antara 2p10 dan 5d5 dari atom kripton 86.

Satuan Pengukuran
Pada Tahun 1889 oleh Badan
Internasional atas Timbangan
dan Ukuran (CIPM; Comite
Internasional des Poidset
Mesures).
Untuk Memberikan kepastian
atas kondisi dimana standar
panjang ini “diaktifkan”,
batang berpegangan X ini
ditumpu pada dua lokasi/titik
yang simetrik (“Bessel
Points”). Jika diukur pada
temp 0˚C, jarak antara dua
garis tanda pada bidang
netral di dekat ke ujungnya
adalah 1 meter
Pada Tahun 1892 Albert Michelson (Jerman) berhasil mengukur panjang
gelombang cahaya (spektrum merah yang dipancarkan lampu Cadmium)
dengan menggunakan Interferometer ciptaannya.
Definisi ini berubah lagi pada tahun 1983 setelah ditemukan laser
sebagai berikut :
“satu meter adalah jarak yang ditempuh oleh sinar laser
merah (yang berasal dari gas argon yang distabilkan
panjang gelombangnya) pada ruang hampa selama 1 /
299 792 458 sekon”.

Pada definisi 1 meter di atas tercatat bahwa standar panjang


dikaitkan dengan standar waktu (sekon).

Besaran waktu ditetapkan (pada sidang ke 1 3 CGPM, 1 967)


sebagai berikut:
“Satu sekon adalah selang waktu yang dibutuhkan oleh
9 192 631 770 periode dari radiasi yang setara dengan
perubahan dua tingkat hiperfine pada kondisi ground
bagi atom Caesium-133”.

Satuan Pengukuran
Berdasarkan definisi satu meter ini dapat dibayangkan betapa susahnya
melakukan pengukuran panjang sesuai dengan definisi pengukuran
sebagaimana yang diterangkan diatas. Untuk mengatasi kondisi seperti yang
diceritakan diatas maka diperlukan suatu media yang dapat menjadi wakil
“standar” diatas yang bersifat praktis sehingga dapat dibawa kemanapun atau
dapat digunakan sebagai pembanding untuk segala macam kebutuhan akan
pengukuran.
Wakil standar inilah yang pada akhirnya disebut orang sebagai alat ukur.

Alat ukur yang berfungsi sebagai wakil dan standar harus diuji kebenarannya
apakah benar benar mewakili apa yang diwakilkan padanya atau tidak dengan
kata lain apakah alat ukur tersebut dapat berfungsi seperti yang diinginkan ?.
Proses pengujian inilah yang dikenal sebagai proses Kalibrasi.

Uraian di atas juga menggambarkan bagaimana usaha manusia untuk


menyempurnakan proses pengukuran. Mengapa hal ini perlu dilakukan?
Penguasaan ilmu & teknologi sebenarnya terletak pada kemampuan orang
dalam menyatakan besarnya sesuatu dalam bentuk angka yang diyakini
“kebenarannya”. ltulah hakekat menyempurnakan takaran dan
timbangan.

Satuan Pengukuran
Metrologi Dimensi adalah kegiatan pengukuran untuk
menentukan karakteristik geometik suatu produk /
komponen mesin dengan alat dan metode yang tepat,
sehingga hasil ukur dapat dianggap mendekati kebenaran
dengan geometrik sesung guhnya dari produk tersebut.

Kalibrasi dimensi adalah memperbandingkan nilai


kebenaran skala suatu alat ukur dimensi terhadap standar
ukur dimensi yang mempunyai tingkat akurasi lebih tinggi
yang tertelusur (traceable) ke standar nasional dan atau
internasional.

Definisi :
Tulang punggung metrologi /kalibrasi dimensi adalah
standar panjang sebagai landasan disiplin kerja menurut
besaran dasar standar SI (System International) adalah
meter (m).

Standar kerja (Working Standard)


Digunakan diindustri sebagai acuan untuk memeriksa kebenaran alat ukur .
Standar Acuan (Reference Standard)
Digunakan di Lab.Kalibrasi untuk mengkalibrasi alat-alat ukur setingkat
standar kerja
Standar Nasional (National Standard)
Standar tertinggi disuatu negara digunakan sebagai pem banding standar
acuan ( di Lab.NMI).
Standar Internasional (International Standard)
Standar tertinggi sebagi acuan standar nasional suatu negara. BIPM
sebagai badan internasional yang bertanggung jawab terhadap setandar
tersebut.

Klasifikasi Standar Pengukuran/Kalibrasi


STANDAR INTERNASIONAL  International Intercompa
1. Standar Primer  (0,03 + 0,0005.L) m ration Stabilized Laser Iodin
(Primary Std)   International
STANDAR NASIONAL Laser Interferometer
 (0,05 + 0,001.L) m Intercomparation
 kalibrasi 
Gauge Block Interferometer
STADAR KALIBRASI Gauge block
2. Standar sekunder  (0,1 + 0,002.L) m Kelas 00, K
(Secondary Std)  kalibrasi 
Gauge Block Comparator
STANDAR LABORATORIUM
 (0,2+ 0,005.L) m Gauge Block
Kelas 0
 kalibrasi  Gauge Block Comparator
3. Standar kerja STANDAR KERJA
(Working Std) Gauge Block Kelas 1, 2
 (0,5 + 0,01.L) m Caliper Checker
 kalibrasi  Microchecker
Dial Tester
4. Instrument Industri ALAT UKUR PRESISI Mikrometer (inspection equip)
(Industrial Inst)  (1,0 + 0,05.L) m Dial Indikator

ALAT UKUR RUTIN Jangka Sorong (measuring eq)


 (5,0 + 0,1.L) m Mistar Ukur

Anda mungkin juga menyukai