ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts
A. PENGERTIAN PROMOSI KESEHATAN Menurut WHO Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatanya. Selain untuk mencapai de- rajat Kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan so- cial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya dan mampu men- gubah atau mengatasi lingkunganya (lingkungan fisik, social budaya dsb). B. Peran Bidan Dalam Promosi Kesehatan 1. Peran sebagai advokator, advokasi adalah suatu pendekatan kepada seseorang/badan organisasi yang di duga mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan suatu program atau kelancaran suatu kegiatan. • Bentuk kegiatan advocator : - Seminar - Bidan menyampaikan masalah Kesehatan menggu- nakan media dalam bentuk lisan, artikel, berita. 2. Peran sebagai edukator memberikan Pendidikan Kesehatan dan konseling dalam asuhan dan pelayanan kebidanan di setiap tatanan pelayanan Kesehatan agar mereka mampu memelihara dan meningkatkan Kesehatan mereka. 3. Peran sebagai fasilitator Bidan mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan, mengkondisikan, iklim kelompok yang harmonis serta menfasilitasi terjadinya proses saling belajar dalam kelompok. 4. Peran sebagai motivator Upaya yang dilakukan bidan sebagai pendamping adalah menyadarkan mendorong kelompok untuk mengenali potensi dan masalah dan dapat mengembangkan potensinya untuk memecahkan itu. C. Perempuan berkebutuhan Khusus (Disabilitasi) a. Berkebutuhan khusus (Disabilitasi) Hallahan (2009) menjelaskan semua disabilitas adalah inabilitas (ketidakmampuan) dalam melaksanakan sesuatu, tetapi tidak semua inabilitas tersebut termasuk disabilitas. Sebagai contoh, Sebagian besar anak usia 6 bln tidak dapat berjalan atau berbicara, tetapi hal ini bukan disablitas melainkan inabilitas (ketidakmampuan) usia yang belum sesuai dengan tahap perkembangan tersebut. b. Kelompok rentan UU No.39 Tahun 1999 Pasal 5 ayat (3) yang menyatakan bahwa setiap orang termasuk kelompok yang rentan berhak memperoleh perlakuan dan perlindungan lebih berkenaan dengan kekhususannya. c. Kelompok Perempuan Rentan Pasal 5 ayat (3) UU No.39 tahun 1999 disebutkan bahwa yang termasuk kelompok rentan adalah lansia, anak-anak, fakir miskin, Wanita hamil dan penyandan cacat. Beberapa aspek dan contoh dalam perempuan berkebutuhan khusus a) Kebutuhan khusus pada permasalahn psikologis • Kehamilan akibat pemerkosan • KDRT • Rauma persalinan yang sebelumnya • Kelainan mental/jiwa • Riwayat kehilangan dan kematian • Kehamilan yang tidak diinginkan b) Kebutuhan khusus pada masalah geografi • Lingkungan berpolusi • Lingkungan dataran tinggi dan dataran rendah • Lingkungan radiasi c) Kebutuhan khusus pada permasalahan ekonomi • Kemiskinan • Banyak anak d) Kebutuhan khusus pada masalah social • Kehamilan dalam penjara • Single parent • LGBT • Ibu pengganti (surrogate mother) • Pekerja seks komersial e) Kebutuhan khusus pada permasalahan budaya • Pemilihan jenis kelamin anak • Persiapan persalinan dan kelahiran pada kebutuhan khusus • Perawatan anak pada ibu berkebutuhan khusus • Promosi kenormalan pada ibu berkebutuhan khusus f) Kebutuhan khusus pada permasalahan system eproduksi • Kasus abortus/illegal di kalangan masyarakat • Angka kematian (AKI) yang masih tinggi Asuhan berkelanjutan (COC) pada ibu berkebutuhan khusus Asuhan intervensi yang dapat diberikan seorang bidan kepada ibu berkebutuhan khusus : • Menciptakan lingkungan teraupetik • Menggali permasalahan pasien dan membantu mengatasi masalah yang ada • Memberikan ibu aktivitas positif • Melibatkan keluarga lain dalam proses perawatan • Melaksanakan program terapi dokter. TERIMA KASIH