Anda di halaman 1dari 11

KEBUTUHAN KHUSUS PADA PERMASALAHAN BU-

DAYA SERTA ASUHAN BERKELANJUTAN (CONTINU-


ITY OF CARE) PADA IBU BERKEBUTUHAN KHUSUS

Putri Indar Jeilani


NIM : 2281A0067

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


A. PENGERTIAN PROMOSI KESEHATAN
Menurut WHO Promosi Kesehatan adalah proses untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara
dan meningkatkan kesehatanya. Selain untuk mencapai de-
rajat Kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan so-
cial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta
mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya dan mampu men-
gubah atau mengatasi lingkunganya (lingkungan fisik, social
budaya dsb).
B. Peran Bidan Dalam Promosi Kesehatan
1. Peran sebagai advokator, advokasi adalah suatu
pendekatan kepada seseorang/badan organisasi
yang di duga mempunyai pengaruh terhadap
keberhasilan suatu program atau kelancaran suatu
kegiatan.
• Bentuk kegiatan advocator :
- Seminar
- Bidan menyampaikan masalah Kesehatan menggu-
nakan media dalam bentuk lisan, artikel, berita.
2. Peran sebagai edukator
memberikan Pendidikan Kesehatan dan konseling dalam asuhan
dan pelayanan kebidanan di setiap tatanan pelayanan Kesehatan
agar mereka mampu memelihara dan meningkatkan Kesehatan
mereka.
3. Peran sebagai fasilitator
Bidan mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan,
mengkondisikan, iklim kelompok yang harmonis serta
menfasilitasi terjadinya proses saling belajar dalam kelompok.
4. Peran sebagai motivator
Upaya yang dilakukan bidan sebagai pendamping adalah
menyadarkan mendorong kelompok untuk mengenali potensi dan
masalah dan dapat mengembangkan potensinya untuk
memecahkan itu.
C. Perempuan berkebutuhan Khusus (Disabilitasi)
a. Berkebutuhan khusus (Disabilitasi)
Hallahan (2009) menjelaskan semua disabilitas adalah
inabilitas (ketidakmampuan) dalam melaksanakan sesuatu,
tetapi tidak semua inabilitas tersebut termasuk disabilitas.
Sebagai contoh, Sebagian besar anak usia 6 bln tidak dapat
berjalan atau berbicara, tetapi hal ini bukan disablitas
melainkan inabilitas (ketidakmampuan) usia yang belum
sesuai dengan tahap perkembangan tersebut.
b. Kelompok rentan
UU No.39 Tahun 1999 Pasal 5 ayat (3) yang menyatakan
bahwa setiap orang termasuk kelompok yang rentan berhak
memperoleh perlakuan dan perlindungan lebih berkenaan
dengan kekhususannya.
c. Kelompok Perempuan Rentan
Pasal 5 ayat (3) UU No.39 tahun 1999
disebutkan bahwa yang termasuk kelompok
rentan adalah lansia, anak-anak, fakir miskin,
Wanita hamil dan penyandan cacat.
 Beberapa aspek dan contoh dalam perempuan
berkebutuhan khusus
a) Kebutuhan khusus pada permasalahn psikologis
• Kehamilan akibat pemerkosan
• KDRT
• Rauma persalinan yang sebelumnya
• Kelainan mental/jiwa
• Riwayat kehilangan dan kematian
• Kehamilan yang tidak diinginkan
b) Kebutuhan khusus pada masalah geografi
• Lingkungan berpolusi
• Lingkungan dataran tinggi dan dataran rendah
• Lingkungan radiasi
c) Kebutuhan khusus pada permasalahan ekonomi
• Kemiskinan
• Banyak anak
d) Kebutuhan khusus pada masalah social
• Kehamilan dalam penjara
• Single parent
• LGBT
• Ibu pengganti (surrogate mother)
• Pekerja seks komersial
e) Kebutuhan khusus pada permasalahan budaya
• Pemilihan jenis kelamin anak
• Persiapan persalinan dan kelahiran pada kebutuhan
khusus
• Perawatan anak pada ibu berkebutuhan khusus
• Promosi kenormalan pada ibu berkebutuhan khusus
f) Kebutuhan khusus pada permasalahan system eproduksi
• Kasus abortus/illegal di kalangan masyarakat
• Angka kematian (AKI) yang masih tinggi
Asuhan berkelanjutan (COC) pada ibu berkebutuhan
khusus
Asuhan intervensi yang dapat diberikan seorang
bidan kepada ibu berkebutuhan khusus :
• Menciptakan lingkungan teraupetik
• Menggali permasalahan pasien dan membantu
mengatasi masalah yang ada
• Memberikan ibu aktivitas positif
• Melibatkan keluarga lain dalam proses perawatan
• Melaksanakan program terapi dokter.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai