Anda di halaman 1dari 10

Retelling the

Sentani Airport

Presented by: Septina Wulandari - 21A301001011


Agenda
• Sejarah Bandara Sentani

• Budaya Kebersihan
• Fasilitas Dulu dan Sekarang
Sejarah Bandara Sentani: Dibuat Jepang,
Direbut AS, Dikuasai Belanda

Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura,


Budaya Kebersihan
Di Bandar Udara Sentani, terdapat tanda larangan khas disamping tanda
larangan merokok, yaitu "Dilarang makan buah pinang". Ini dikarenakan
seringnya orang Papua mengunyah buah pinang dan langsung membuang
sari buahnya sembarangan. Sehingga sari buahnya bercecer di mana-mana.
Hal ini sering disebut "meludah merah-merah"
Sejarah
Dibuat Jepang
Bandara Sentani juga menjadi homebase Oleh Jepang, lapangan terbang
maskapai penerbangan perintis ke pedalaman bandara Sentani dibuat dengan cara
Papua. Dalam sejarahnya, Bandara Sentani dikeringkan secara buruk dan sulit
berawal dari lapangan terbang militer Jepang bagi pesawat pengebom bermuatan
yang dibuat pada Perang Dunia II atau penuh untuk tidak mengenai
Perang Pasifik. Pasukan Jepang pada waktu perbukitan Cycloops pada saat
itu menempatkan 139 pesawat pengebom dan lepas landas.
125 pesawat tempur di lapangan terbang
Sentani. Pesawat-pesawat Jepang ini
dibariskan berjajar dengan ujung-ujung
sayap berdekatan.
Di rebut As Lapangan terbang Sentani berhasil direbut oleh pasukan
Sekutu di bawah komando Jenderal Douglas Mac Arthur
pada 22 April 1944. Pada pertempuran ini, pesawat tempur
Amerika berhasil menghancurkan 199 pesawat Jepang yang
terparkir di landasan tersebut. Amerika hanya kehilangan
empat pesawat tempurnya. Oleh Jepang, sisa pesawat yang
selamat diterbangkan ke lapangan terbang Pulau Wakde,
Sarmi.

Setelah lapangan terbang itu berhasil dikuasai, Mac Arthur


menugaskan insinyur teknik untuk mengecek permukaan
lapangan terbang bandara Sentani yang ditinggalkan
Jepang. Mereka sangat kecewa, karena Jepang membuat
landasan terbang dalam waktu singkat di lahan rawa sagu,
dan hanya dikhususkan untuk pesawat Zero milik Jepang
yang memiliki berat sekitar 2,7 ton
Para insinyur Amerika lalu ditugaskan untuk membuat
landasan baru di areal bekas lapangan terbang Jepang.
Landasan baru ini harus lebih baik dan mampu
dipergunakan oleh pesawat Amerika yang beratnya
sepuluh kali lipat pesawat Zero Jepang. Landasan ini
diperkeras dan dibuat lebih luas agar bisa didarati oleh
pesawat pengebom berbadan panjang B29
Superfortress.

Setelah Perang Pasifik, lapangan terbang Sentani dikuasai


Belanda hingga 1962. Lapangan terbang ini oleh Belanda
dipergunakan sebagai lapangan terbang pesawat komersil
maupun pesawat tempur. Setelah Belanda meninggalkan Papua,
pemerintah Indonesia mengelola bandara Sentani. Landasan
terbang diperpanjang serta dibuat fasilitas-fasilitas pendukung
bandara.
Sentani dikelola AP 1
Angkasa Pura Airports mulai efektif mengelola operasional
Bandara Sentani Jayapura pada 1 Januari 2020 seiring dengan
penunjukkan Antonius Widyo Praptono sebagai pelaksana tugas
sementara (PTS) General Manager Bandara Sentani Jayapura
oleh Direksi Angkasa Pura Airports.Penunjukkan PTS GM ini
merupakan tindak lanjut dari penandatanganan dokumen kerja
sama pemanfaatan (KSP) Bandara Sentani Jayapura dengan
Kementerian Perhubungan pada 13 Oktober 2019 lalu yang
menandakan telah resminya Angkasa Pura Airports mengelola
bandara di ujung timur Indonesia tersebut.
Fasilitas Dulu dan Sekarang
Pelapisan landas pacu (tapering) untuk
Toilet umum yang masih meningkatkan kekuatan landas pacu
sehingga pesawat Boeing B737 800 NG
kotor dan Boeing B737 900ER dapat
mendarat mulus

Perbaikan apron, perbaikan


Di bagian Airside yang taxiway, signage di sisi udara
masih kurang memadai, (airside).
seperti runway yang
tertutup rumput beautifikasi terminal dilakukan
dengan mengatur ulang lay out
area komersial dan merenovasi
Fasilitas yang masih interior dengan mengadopsi
Traditional kearifan lokal batik dan motif
ukir khas Sentani.
Thank you
for listening!

Anda mungkin juga menyukai