Anda di halaman 1dari 28

PENGKAJIAN MANAJEMEN

KEPERAWATAN DI RUANG BOUGENVILE


RUMKIT TK III SLAMET RIYADI

Anggit Caroko (SN212006)


Ike Nurohma (SN212024)
Syafa’at Ichwan Nurwara (SN212043)
Purnama Sariningsih (SN212034)
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Manajemen keperawatan adalah suatu proses menyelesaikan suatu pekerjaan
melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dengan
menggunakan sumber daya secara efektif, efisien dan rasional dalam
memberikan pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif pada
individu, keluarga, dan masyarakat, baik yang sakit maupun yang sehat melalui
proses keperawatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Asmuji,
2012).
Berdasarkan hasil pengkajian awal pada tanggal 15 November 2022 di Ruang
Bougenvile didapatkan bahwa model asuhan keperawatan yang digunakan oleh
ruangan adalah model tim. Ruang Bougenvile memiliki 14 orang pegawai,
dengan struktur organisasi, 1 orang Kepala Ruangan, 1 Wakil Kepala Ruang
merangkap Katim, 1 Kepala Tim, dan 13 perawat pelaksana.
•Tujuan
•Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan selama 4 minggu di bangsal Bougenvile Rumkit
TK III Slamet Riyadi Surakarta diharapkan mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah manajemen,
mengimplementaskan masalah manajemen sesuai standar manajemen keperawatan di bangsal
Bougenvile. Mengusulkan dan menerapkan kepada kepala ruang, mengevaluasi hasil dari
implementasi yang dilakukan di bangsal Bougenvile Rumkit TK III Slamet Riyadi.
• Tujuan Khusus
Setelah mahasiswa selesai mengikuti praktik profesi pada stase manajemen keperawatan, mahasiswa
mampu :
• Mengetahui pelaksanaan timbang terima/komunikasi efektif di Bangsal Bougenvile
• Mengetahui pelaksanaan pre post conference di Bangsal Bougenvile
• Mengetahui keadaaan sarana dan prasarana yang ada di Bangsal Bougenvile
BAB II
PENGKAJIAN

A.PROFIL RUANGAN
• Ruang Bougenvile adalah salah satu bagian dari ruangan yang ada di RS Slamet Riyadi Surakarta ruangan ini dipimpin
oleh seorang Kepala Ruang dan ruangan ini merupakan ruangan dewasa untuk penyakit paru, dalam dan syaraf, kelas
III dan II. Jumlah kamar yang ada bangsal Bougenvile ada 22 TT,antara lain kelas II berjumlah 3 kamar dengan total 6
tempat tidur , kelas III berjumlah 3 kamar dengan 12 tempat tidur, dan 2 kamar isolasi dengan 4 tempat tidur.
• Visi Misi dan Tujuan Rumkit TK III Slamet Riyadi Surakarta
• Visi Rumkit TK III Slamet Riyadi Surakarta
"Menjadi Rumah Sakit Kebanggan Prajurit dan Pilihan Masyarakat Surakarta dan Sekitarnya"
• MISI Rumkit TK III Slamet Riyadi Surakarta
“Melayani dengan tulus, ikhlas, profesional, bermutu dan terjangkau”
• Motto Rumkit TK III Slamet Riyadi Surakarta
"Senyum Sapa Sopan Sentuh Sembuh”
• Tujuan
• Memberikan pelayanan yang profesional, terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
• Menjunjung tinggi kode etik masing – masing profesi dibidang kesehatan
• Memberikan pelayanan tanpa membedakan suku, agama, warna kulit dan status sosial ekonomi.
B.INPUT
• Man
• Tenaga kesehatan
Berdasarkan data struktur organisasi, jumlah tenaga kesehatan di ruang
Bougenvile 14 orang. Dengan kriteria pendidikan S1 Keperawatan satu
perawat, Ners sebanyak 3 perawat, D3 keperawatan sebanyak 11 perawat
Kainstal watnap

Kasub Instal Watnap A


Kapten Ckm Sardoyo
A.Md Kep

Bagan 2.1 Struktur Organisasi Bangsal


Bougenvile
Kasub instal watnap B

Kepala Ruang
Intan Verawati, S.Kep

Katim I Katim I
Tri Joko H P, Amd. Kep Dwi Puji L, Amd. Kep

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana


1. Nela Sari, Amd. Kep 1. Nisa Nur Laela, S.Kep., Ns.
2. Diana Fatmawati, Amd. 2. Pangesti Anjarsari, Amd. Kep
Kep 3. Rini Kusumadewi, S.Kep., Ns
3. Dita Nenden, Amd. Kep 4. Dian Novitasari, Amd. Kep
4. Achmad Yani, Amd. Kep 5. Adinda Wayahyanti, Amd. Kep
5. Siti Sofiati, S.Kep., Ns 6. Endri Siti Khodijah, S.Kep.,
6. Ardia Pramesti R, Amd. NS
Kep 7. Meisy Suryaningsih, Amd. Kep
• Kasus yang sering ditemukan (15 November 2022 s.d 17 November 2022)
No Diagn Jumlah
osa
medis
1 DHF dan TF 2

2 Penyakit Paru (TB, 4


Bronchitis, Asma)
3 SNH 2

4 CKD 2

5 DM 5

6 Penyakit Lain 4

Jumlah pasien (16 November 2022)


• 20 pasien.
Akumulasipasien selama tanggal 1-16 bulan November
• 69 pasien
pasien laki-laki 39 orang dan perempuan 30 orang.
• Tingkat ketergantungan pasien
Ruang Bougenvile di Rumkit Tingkat III Slamte Riyadi merupakan ruang perawatan untuk kasus umum dengan kapasitas 22 tempat
tidur. Menurut Standar Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit ( Depkes, 2001 ) kriteria asuhan keperawatan untuk setiap klasifikasi
pasien adalah sebagai berikut :
• Asuhan keperawatan minimal
• Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
• Makan minum dilakukan sendiri - Ambulasi dengan pengawasan
• Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift
• Pengobatan minimal, status psikologis stabil.
• Asuhan keperawatan sedang
• Kebersihan diri dibantu
• Observasi tanda-tanda vital setiap 4 jam
• Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
• Asuhan keperawatan agak berat
• Sebagian besar aktivitas dibantu
• Observasi tanda-tanda vital setiap 2-4 jam sekali
• Terpasang folley chateter, intake output di catat
• Terpasang infuse - Pengobatan lebih dari sekali
• Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
• Asuhan keperawatan maksimal
• Segala aktivitas dibantu oleh perawat
• Posisi diatur, observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam
• Makan memerlukan NGT, terapi intra vena
• Penggunaan suction
• Gelisah/ disorientasi
• Kebutuhan perawat
Direktorat Pelayanan Keperawatan, Departemen Kesehatan RI tahun 2012 memberikan rumus menghitung
kebutuhan sumber daya manuasi (SDM) perawat berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan sebagai berikut:
Jumlah Perawat + Loss day + Faktor Koreksi 25%
Maka untuk melihat kebutuhan sumber daya manusia (SDM) perawat di ruang bougenvile Rumkit TK III
Slamet Riyadi dapat dimasukan rumus sebagai berikut:
a.Jumlah perawat
jumlah jam kerja
Jam Kerja Efektif Perawat/shift
= 60/7 = 9

Tingkat Rata-Rata Jumlah Jam


ketergantungan Rata-rata jam Perawatan
pasien Px/hari perawatan per Hari
Px/hari
Minimal care 9 2,5 22,5

Moderate care 4 4,5 18

Total care 3 6,5 19,5

Jumlah     60
• Loss Day
Untuk menghitung lossday dapat dengan rumus sebagai berikut:
Jmlh Minggu dlm 1 th + cuti + hari besar X jmlh perawat tersedia
Jumlah hari kerja efektif
=52+12+14x16= 4,3
286

• Faktor Koreksi
Untuk menghitung faktor koreksi dapat dengan rumus sebagai berikut
(Jumlah perawat + Loss Day) X 25%
= (16 + 4,3) X 25%
= 5,75

Dari perhitungan diatas dapat dihitung sebagai berikut:


Jumlah Perawat + Loss day + Faktor Koreksi 25%
9 + 4,3 + 5,75 = 19,05 Pembulatan = 19
B.Money
• Sumber pemasukan
Sumber pemasukan untuk Ruang Bougenvil karena Rumah Sakit menggunakan sistem
1 pintu melalui bendahara Rumah Sakit.
Terdapat uang kas ruangan
• Pengeluaran
Ruang Bougenvile menerima pemberitahuan tentang dana pengeluaran yang dikeluarkan
oleh ruangan karena adanya timbang terima informasi dari staf pengelola sistem 1 pintu
melalui bagian keuangan Rumah Sakit

• Sistem evaluasi anggaran


• Kendala dalam anggaran
C.Methods
• Pelaksanaan timbang terima (15-17 November 2022 )
Timbang terima ini dilakukan oleh perawat di nurse station, dilakukan pagi hari
pukul 07.20 WIB
Analisa data : Berdasarkan hasil rata-rata pelaksanaan operan jaga/ timbang terima
di ruang Bougenvile selama 3 hari didapatkan hasil sebesar 88% dalam kategori
baik. Timbang terima dilakukan oleh perawat shift sebelumnya dengan perawat shift
selanjutnya. Masih perlu di tingkatkan dalam hal kehadiran peserta operan jaga
untuk bisa hadir lebih awal, dan jam operan bisa lebih tepat waktu 07.00 WIB,
masalah keperawatan yang muncul belum di operkan saat pergantian shift .
Penggunaan komunikasi efektif dalam operan jaga sudah menggunakan SBAR.
• Metode penugasan
metode tim.
Seluruh perawat pelaksana bertanggung jawab atas semua pasien
• Alur penerimaan pasien
a. Poli → TPPRI → Bangsal → Lembar Tranfer
b. b. IGD → Bangsal → Lembar Tranfer

• Pendokumentasian asuhan keperawatan


 Sudah SOAP
• Discharge planning
 Kesimpulannya discharge planning telah terlaksana dengan baik.
• Ronde keperawatan
 ronde keperawatan ketika berkelilig operan pasien dan pasien selalu dilibatkan
• Komunikasi efektif dan terapeutik
 sudah baik.
• Cara memperkenalkan ruangan kepada pelanggan
Berdasarkan hasil observasi, saat pasien baru datang petugas telah menyampaikan ruang inap tempat
perawatan dan memperkenalkan ruangan dan fasilitas yang ada diruangan.
• Penjamin mutu
 sudah dibuatkan monitoring mutu PMKP dan PPI
 tiap ruang ada IPCLN
• SOP
 SOP dan SAK terletakjadi satu dalam map dan bisa diakses dengan mudah oleh perawat
 ada beberapa tindakan yang belum sesuai dengan SOP karena kurang sosialisasi secara berulang tentang
SOP yang sudah dibuat,
 dan kurangnya kesadaran dan kepatuhan untuk menjalankan sesuai SOP.
 Untuk beberapa tindakan perawat belum menerapkan cara cuci tangan sebelum ke pasien.
 Dalam pemberian obat hanya menanyakan nama dan kamar pasien tanpa melihat gelang identitas
D.Materials
• Denah Ruangan Bougenfil

RUANG NURS
OBAT STATION

G
12 A
1234
U

B T

F
B
12
1234
S

E
C
12
1234
• Sterilisasi alat
Strerilisasi di bangsal Bougenvile dilakukan di CSSD (Central Sterile Supply Departement). Fasilitas
kamar pasien
Kelas 3
No Nama Jumlah Kondisi

1 tempat tidur 12 Baik

2 bed site cabinet 12 Baik

3 Tiang infus 12 Baik

4 Tirai 12 Baik

5 Handscrub 12 Baik

6 AC 24 Baik

7 Kursi penunggu 12 Baik

8 Kamar mandi 4 Baik


Kelas 2

No Nama Jumlah Kondisi


1 tempat tidur 6 Baik
2 bed site cabinet 6 Baik
3 Tiang infus 6 Baik
4 Tirai 6 Baik
5 Handscrub 9 Baik
6 AC 6 Baik
7 Kursi penunggu 6 Baik
8 Kamar mandi 3 Baik

Ruang Isolasi Airbone


No Nama Jumlah Kondisi
1 tempat tidur 2 Baik
2 bed site cabinet 2 Baik

3 Tiang infus 2 Baik

4 Tirai 2 Baik

5 Handscrub 3 Baik

6 AC 1 Baik

7 Kursi penunggu 2 Baik

8 Kamar mandi 1 Baik


Ruang Isolasi Immunocompromized
No Nama Jumlah Kondisi
1 tempat tidur 2 Baik
2 bed site cabinet 2 Baik
3 Tiang infus 2 Baik
4 Tirai 2 Baik
5 Handscrub 3 Baik
6 AC 1 Baik
7 Kursi penunggu 2 Baik
8 Kamar mandi 1 Baik

• Fasilitas staf
• 2 meja perawat berbentuk persegi panjang
• 6 kursi
• 2 loker
• 1 TV
• 1 jam dinding
• 1 blower
• 1 lampu baca rontgen
• 1 table phone
• 1 meja komputer
• 1 komputer
• Perawat mendapatkan tunjangan gaji, BPJS dan pensiunan.
• Kesimpulan
Dari hasil observasi didapatkan hasil :
• Tempat pembuangan sampah berada di ruang obat
• Belum ada poster 6 sasaran keselamatan pasien,
• Belum ada ruang pantry
• Belum ada ruang edukasi dan konsultasi
• Ada sebagian ruangan yang belum terpasang jam dinding
• Lantai antara koridor sama kamar AB dan BC masih ada sikunya.

D.Machine
• Jumlah tempat tidur
Jumlah tempat tidur diruang Bougenvile total 20 TT, terdiri kelas 3: 12 TT, kelas
2 terdiri dari 4 TT, dan isolasi 4 TT
• Pelayanan unggulan yang terkait dengan Machine
Ruang Bougenvil pelayanan sudah memadahi dengan visi misi rumah sakit.
C.PROSES
• Planning
Seuai dengan visi misi rumah sakit tk. III slamet riyadi surakarta
b. Pre conference
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 15-17 November 2022 didapatkan bahwa pre
conference dan Operan jaga yang dilakukan di ruang Bougenvile menggunakan catatan
laporan pasien, jaga shift pagi,siang, malam operan jaga dengan keliling ke ruang
pasien. Selama berkeliling perawat juga melakukan perkenalan dan menginformasikan
pergantian shhift kepada pasien dan keluarga. Kemudian perawat melakukan program
kegiatan serta mengobservasi keadaan pasien.
• Bimbingan mahasiswa
No Istitusi Jumlah Stase
1 Universitas Kusuma Husada 4 Manajemen
Surakarta
2 Universitas Kusuma Husada 6 KDP
Surakarta

.
• Jadwal shift
 Penjadwalan shift dibuat satu oleh perawat pelaksana yang ditunjuk oleh kepala ruang untuk membuat
jadwal shift tersebut dan disetujui oleh kepala ruangan
• Rapat
 jika ada hal penting atau insiden diadakan rapat.
 Rapat dipimpin oleh kepala ruang.
• Orgainizing
Struktur Organisasi TIM Ruang Bougenvile RS. Slamet Riyadi (seperti yang dipaparkan slide
didepan)
• Pergantian staf
• Cara meminimalisir ketidakhadiran pegawai
• Actuiating
• Reward
• Punishment
Punishment tidak diberikan dari kepala ruang selaku koordinator ruangan dan sebagai pengontrol mutu
pelayanan kesehatan kepada pegawai yang melakukan pelanggaran di ruangan, seperti melakukan kesalah yang
fatal.
• Motivasi

• Wewenang kepala ruang dalam pengambilan keputusan


Setiap keputusan di ruangan Bougenvile dibuat oleh kepala ruang berdasarkan pertimbanganya, akan tetapi jika
ada masalah yang lebih kompleks maka kepala ruang akan membicarakan bersama dengan semua perawat di
ruangan.
• Konflik dan cara mengatasi
kepala ruang terkadang mengambil keputusan untuk mengatasi dengan dengan musyawarah
• Controlling
• Kinerja perawat
 Daftar Penilaian Pegawai yang dilakukan setiap 1 tahun sekali.
 Hasil observasi juga ditemukan tidak ada perawat yang hanya duduk diam tidak bekerja.
 Perawat mampu berkoordinasi dengan baik satu sama lain
• Supervisi
• OUTPUT
1. Pasien safety

Pelaksanaan
NO Komponen yang dinilai (n=6)
Ya (1) Tidak (0) Analisa Data :
1 Ketepatan identifikasi 5 1 Pada ruangan Bougenvile semua perawat sudah
2 Ketepatan lokasi, prosedur operasi 6 0 mampu mengidentifikasi resiko jatuh, identifikasi
3 Komunikasi efektif 5 1 dikubitus, identifikasi cidera, identifikasi resiko
4 Ketepatan pemberian obat 3 3 infeksi pada from pemantauan dan bekas rekam
5 Pencegahan infeksi 2 4 medis pasien.
6 Pencegahan resiko jatuh 6 0
JUMLAH 27 9
Total 27/36x100%=75%
1. Ketepatan identifikasi
• Tidak melakukan pencocokan dengan gelang pasien saat memberikan obat kepada pasien.
• Perawat hanya melihat nama dan kamar pasien.
• didapatkan terdapat kekurangan identifikasi pasien ketika melakukan tindakan missal: nebulezer
2. Ketepatan lokasi, prosedur operasi
• Selama observasi dilakukan tidak diteukan adanya pasien pre operasi
3. Ketepatan pemberian obat
• pemberian obat injeksi tidak sesuai dengan 6 benar pemberian obat
• Penggunakan aquabidest (contoh; omeprazole injeksi) secara bersamaan untuk mengoplos obat-obatan
serbuk dalam vial
4. Pencegahan resiko jatuh
• secara umum penerapan pencegahan pasien jatuh di ruang Bougenvile sudah baik
• dari pengamatan yang didaptkan terdapat bentuk bangunan yang beresiko menimbulkan cidera. Lantai pintu
masuk dari lorong menuju ke ruang perawatan kelas 3 terdapat perbedaan dengan tinggi ±2 cm dengan
lorong dan belum diberikan penanda (warna)
4. Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan

Dari hasil observasi selama 3 hari   Pelaksanaan 5 moment cuci tangan


Observasi
didapatkan bahwa perawat di ruang No (n=6) Ya Tidak
bougenvile mencuci tangan 5 momen
dengan baik namun, sebelum kontak 1 Sebelum bersentuhan dengan pasien 2 4
dengan pasien perawat sering tidak 2 Sebelum melakukan tindakan aseptik
melakukan cuci tangan. 20% dari 4 2
sampel yang diambil tidak melakukan 3 Setelah bersentuhan dengan cairan
cuci tangan sebelum ke pasien dan tubuh pasien
6 0
sebelum melakukan tindakan aseptik. 4 Setelah bersentuhan dengan pasien
6 0
5 Setelah bersentuhan dengan lingkungan
6 0
pasien
  Jumlah
24 6
  Prosentase
80% 20%
2. Perawatan diri
pasien tidak terlalu bergantung pada perawat dalam perawatan diri.
3. Kepuasaan pasien
Berdasarkan data diatas diketahui bahwa nilai kepuasan pasien yang diberikan
kepada pasien yang minimal dirawat selama 3 hari didapatkan nilai 85% (n=20) yang
berarti masuk dalam kategori puas
4. Kecemasan
Dari hasil wawancara yang dilakukan pada pasien dan keluarga di ruang Bougenvile
didapatkan bahwa sebagian besar pasien merasakan cemas dengan penyakitnya.
5. Kenyamanan
Pada saat dilakukan pengkajian sebagian besar pasien merasa kurang
nyaman dan mengatakan keluhan nyeri
6. Pengetahuan
Pengetahuan pasien dan keluarga tentang cuci tangan sebesar 48% (kurang)
belum mengerti tentang penjelasan perawat

Anda mungkin juga menyukai