Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL

PADA KORBAN PELECEHAN SEKSUAL


DAN PEMERKOSAAN

KELOMPOK 9
BAMBANG PRIHATIN
JOKO SETIAWAN
RIKO RAHMAN
PENGERTIAN

• Pelecehan seksual pada dasarnya adalah setiap bentuk perilaku yang memiliki muatan
seksual yang dilakukan seseorang atau sejumlah orang namun tidak disukai dan tidak
diharapkan oleh orang yang menjadi sasaran sehingga menimbulkan akibat negatif, seperti:
rasa malu, tersinggung, terhina, marah, kehilangan harga diri, kehilangan kesucian, dan
sebagainya, pada diri orang yang menjadi korban (Supardi, S.& Sadarjoen, 2006).
• Pemerkosaan adalah tindakakn kriminal kekerasan dan penghinaan terhadap korban baik
perempuan atau laki-laki yang dilakukan dengan cara seksual,diluar keinginan dan tanpa
persetujuan korban,baik secara paksa,obat-obatan,minuman keras atau korban tidak
mampu melakukan penilaian rasional karena defisiensi mental/dibawah umur. Dalam KUHP
pasal 285 disebutkan perkosaan adalah kekerasan atau ancaman kekerasan, memaksa
seseorang perempuan bersetubuh dengan dia (laki-laki) diluar pernikahan.
ETIOLOGI

• Faktor kelalaian orang tua. Kelalaian orang tua yang tidak


memperhatikan tumbuh kembang dan pergaulan anak yang
membuat subyek menjadi korban kekerasan seksual
• Faktor rendahnya moralitas dan mentalitas pelaku. Moralitas
dan mentalitas yang tidak dapat bertumbuh dengan baik,
membuat pelaku tidak dapat mengontrol nafsu atau
perilakunya.
• Faktor ekomoni. Faktor ekonomi membuat pelaku dengan
mudah memuluskan rencananya dengan memberikan
imingiming kepada korban yang menjadi target dari pelaku.
MANIFESTASI KINIK

• Gangguan Perilaku, ditandai dengan malas untuk melakukan aktifitas


sehari-hari
• Gangguan Kognisi, ditandai dengan sulit untuk berkonsentrasi, tidak
fokus ketika sedang belajar, sering melamun dan termenung sendiri
• Gangguan Emosional, ditandai dengan adanya gangguan mood dan
suasana hati serta menyalahkan diri sendiri
LANJUT….

• Gejala seorang anak yang mengalami pelecehan seksual tidak selalu jelas. Ada anak-anak yang menyimpan
rahasia pelecehan seksual yang dialaminya dengan bersikap "manis" dan patuh, berusaha agar tidak menjadi
pusat perhatian.Meskipun pelecehan seksual terhadap anak tidak memperlihatkan bukti mutlak, tetapi jika
tanda-tanda di bawah ini tampak pada anak dan terlihat terus- menerus dalam jangka waktu panjang, kiranya
perlu segera mempertimbangkan kemungkinan anak telah mengalami pelecehan seksual (minangsari, 2007)
• Balita (mamar pada alat kelamin,iritasi kencing,takut pada siap saja atau pada tempat tertentu )
• Anak usia prasekolah ( kelaukan yang tiba2 berubah, mengeluh sakit karena perlakukan seksual)
• Anak usia sekolah ( perubahan kemampuan belajar)
• Remaja (kelakuan merusak diri sendiri : pikiran bunuh diri,melarikan diri,melacur,penggunaan obat2
terlarang/alkohol
BATASAN KARAKTERISTIK

1.Fase akut
a. Respons somatic
b. Respons psikologis
c. Respons seksual
2.Fase jangka Panjang
Setiap respons pada fase akut dapat berlanjut jika tidak pernah terjadi resolusi
a. Respons psikologis
 Fobia
 Mimpi buruk atau gangguan tidur
 Ansietas
 Depresi
PERMASALAHAN-PERMASALAHAN YANG BERKAITAN
DENGAN KORBAN PEMERKOSAAN

• Panic attack (serangan panik)


• Perilaku menghindar
• Depresi
• Membunuh pikiran dan perasaan
• Merasa disisihkan dan sendiri
• Merasa tidak percaya dan dikhianati
• Mudah marah
• Gangguan yang berarti dalam kehidupan sehari-hari
• Persepsi dan kepercayaan yang aneh
BEBAN PSIKOLOGIS DAN KESEHATAN KORBAN
PEMERKOSAAN

1. Beban Psikologis
• Menyalahkan diri sendiri
• Bunuh diri
• Kriminalisasi korban pemerkosaan

2. Efek terhadap Fisik Korban


• Penyakit menular seksual
• Penyakit lain
• Kehamilan yang tidak diinginkan
PENGOBATAN

• Farmakoterapi
• Psikoterapi
PERAN PERAWAT

1. Pentingnya mengkomunikasikan empat ucapan berikut ini pada korban perkosaan :


a. Saya prihatin hal ini terjadi padamu
b. Anda aman disini
c. Saya senang anda hidup
d. Anda tidak bersalah. Anda adalah koban. Ini bukan kesalahan anda. Apapun
keputusan yang anda buat pada saat pengorbanan adalah hak seseorang karena
anda hidup. Korban yang telah diperkosa secara seksual takut terhadap kehidupannya
dan harus diyakinkan kembali keamanannya. Ia mungkin juga sangat ragu-ragu
dengan dirinya dan menyalahkan diri sendiri, dan penyataan-pernyataan ini
membangkitkan rasa percaya secara bertahap dan memvalidasi harga diri.
LANJUT

• Jelaskan setiap prosedur pengkajian yang akan dilakukan


• Pastikan bahwa pasien memiliki privasi yang adekuat
• Diskusikan dengan pasien siapa yang dapat dihubungi untuk memberikan dukungan atau
bantuan
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN

• Identitas pasien • Status mental


• Alasan masuk • Kebutuhan persiapan pulang
• Faktor predisposisi • Mekanisme koping
• Faktor presipitasi • Masalah psikososial dan
• Pemeriksaan fisik lingkungan

• Psikososial • Pengetahuan
• Aspek medik
DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Ansietas b.d ancaman terhadap konsep diri d.d Klien merasa bingung dan
merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi.
b. Harga diri rendah kronis b.d terpapar situasi traumatis
c. Risiko Bunuh Diri b.d Gangguan psikologis
INTERVENSI KEPERAWATAN
SDKI SLKI SIKI
Ansietas (0080) b.d ancaman Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi :
terhadap konsep diri d.d Klien
merasa bingung dan merasa diharapkan tingkat Ansietas (L09093) dapat 1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis.kondisi, waktu, stressor)
khawatir dengan akibat dari teratasi dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
kondisi yang dihadapi. 3. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
 Verbalisasi kebingungan menurun
   Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang Terapeutik
dialami menurun
Perilaku gelisah menurun 4. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan

 Perilaku tedang menurun 5. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan jika memungkinkan
Pola tidur membaik 6. Pahami situasi yang membuat ansietas

 Kontak mata membaik 7. Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
  8. Tempatkan barang pribadi yg memberikan kenyamanan
9. Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
10. Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang
Edukasi
11. Jelaskan prosedur termasuk sensasi yang mungkin dialami
12. Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis
13. Anjurkan keluarga untuk Bersama pasien jika perlu
14. Anjurkan melakukan kegiatan yg tidak kompetitif sesuai kebutuhan
15. Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
16. Latih kegiatan penglihatan untuk mengurangi ketegangan
17. Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
18. Latih tehnik relaksasi

Kolaborasi
19. Kolaborasi pemberian obat antiansietas jika perlu
 
SDKI SLKI SIKI
Harga diri rendah kronis b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan Promosi Harga Diri (I. 09308)
terpapar situasi traumatis ditandai
diharapkan Harga diri rendah (L.09069) dapat Tindakan :
dengan :
teratasi dengan kriteria hasil :
Observasi :
• menilai diri negative,
• penilaian diri positif meningkat
• merasa malu/bersalah, • identifikasi budaya, agama, ras, jenis kelamin, dan usia terhadap harga diri
• perasaan bersalah/malu menurun
• merasa tidak mampu • monitor verbalisasi yg rendahkan diri sendiri
• perasaan memiliki kelebihan atau
melakukan apapun • monitor tingkat harga diri setiap waktu sesuai kebutuhan
kemampuan positif meningkat
• melebih-lebihkan penilaian
• penerimaan penilaian positif terhadap diri Terapeutik
negative tentang diri sendiri
sendiri meningkat
• motivasi terlibat dalam verbalisasi positif untuk diri sendiri
• diskusikan pernyataan tentang harga diri
• diskusikan kepercayaan terhadap penilaian diri
• diskusikan pengalaman yg meningkatkan harga diri
• diskusikan persepsi negative diri
• diskusikan alasan mengkritik diri atau rasa bersalah
• diskusikan Bersama keluarga untuk menetapkan harapan dan Batasan yg jelas
• berikan umpan balik positif atas peningkatan mencapai tujuan
• fasilitasi lingkungan dan aktivitas yang meningkatkan harga diri
Edukasi
• jelaskan kepada keluarga pentingnya dukungan dalam perkembangan konsep positif
diri pasien
• anjurkan mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki
• anjurkan mempertahankan kontak mata saat berkomunikasi dengan orang lain
• anjurkan mengevaluasi perilaku
• latih peningkatan tanggung jawab untuk diri sendiri
• latih cara berfikir dan berperilaku positif
• latih meningkatkn kepercayaan pada kemampuan dalam menangani situasi.
SDKI SLKI SIKI
Risiko Bunuh Diri b.d Gangguan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Observasi
psikologis
diharapkan Kemampuan untuk  identifikasi gejala resiko bunuh diri
mengendalikan atau mengatur emosi, pikiran  identifikasi keinginan dan pikiran rencana buhun diri
dan perilaku dalam menghadapi masalah  monitoring lingkungan bebas bahaya secara rutin
meningkat dengan kriteria hasil :  monitor adanya perubahan mood atau perilaku
• perilaku melukai diri sendiri menurun Terapeutik
• verbalisasi isyarat bunuh diri menurun
 libatkan dalam perencanaan mandiri
• verbalisasi ancaman bunuh diri menurun
 libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan
• verbalisasi rencana bunuh diri menurun
 lakukan pendekatan langsung dan tidak menghakimi saat membahas bunuh diri
• perilaku merencanakan buhun diri
 berikan lingkungan dengan pengamanan ketat dan mudah dipantau
menurun
 tingkatkan pengawasan pada kondisi tertentu
   lakukan intervensi perlindungan
 hindari diskusi berulang tentang bunuh diri sebelumnya
 pastikan obat ditelan
Edukasi
 ajarkan mendiskusikan perasaan yang dialami kepada orang lain
 anjurkan menggunakan sumber pendukung
 jelaskan Tindakan pencegahan bunuh diri kepada keluarga atau orang terdekat
 informasikan sumber daya masyarakat dan program yang bersedia
 Latihan pencegahan risiko bunuh diri
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian obat antiansietas atau antipsikotik
 Kolaborasi Tindakan keselamatan kepada PPA
 Rujuk ke pelayanan Kesehatan mental
IMPLEMENTASI

• Fase orientasi ( Salam terapeutik, Evakuasi validasi, Kontrak)


• Fase kerja
• Fase Terminasi
Evaluasi Subjektif dan Objektif
Rencana tindak lanjut
Kontrak
EVALUASI

• Klien merasa senang, percaya diri, percaya terhadap perawat, keluarga


• Klien kooperatif dalam terapi
• Klien mau beradaptasi dan beriteraksi terhadap perawat, teman dan kelompok
KESIMPULAN

• Ketika seseorang mengalami kekerasan atau pelecehan secara seksual baik itu secara
fisik maupun psikologis, maka kejadian tersebut dapat menimbulkan suatu trauma yang
sangat mendalam dalam diri seseorang tersebut terutama pada anak-anak dan remaja.
Dan kejadian traumatis tersebut dapat mengakibatkan gangguan secara mental, yaitu Post
Traumatic Stress Disorder (PTSD). Tingkatan gangguan stress pasca trauma berbeda-
beda bergantung pada seberapa parah kejadian tersebut mempengaruhi kondisi psikologis
dari korban.
• Untuk menyembuhkan gangguan stress pasca trauma pada korban kekerasan atau
pelecehan seksual diperlukan bantuan baik secara medis maupun psikologis, agar korban
tidak merasa tertekan lagi dan bisa hidup secara normal kembali seperti sebelum kejadian
trauma. Dan pendampingan itu sendiri juga harus dengan metode-metode yang benar
sehingga dalam menjalani penyembuhan atau terapi korban tidak mengalami tekanan-
tekanan baru yang diakibatkan dari proses pendampingan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

• Suda,I.K,(2006) Topik Interaktif : “Membedah penyebab kekerasan seksual terhadap


anak”
http://www/dradio1034fm.or.id/detail.php?id+4269 Diakses 28 februari 2015
• Jeanne Wess,and videbeck (2008)Metode penelitian pengetahuan sosial.Alih bahasa :
sulistia,mujiono,sofwan,Ahmad dan suharjito. Semarang : IKIP semarang Press.
• Tim Pokja SDKI,SLKI,SIKI, DPP PPNI.(2017,2018,2019) Standar
Diagnosis,Luaran ,intervensi, Edisi I, Jakarta : Dewan Pengurus PPNI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai