Anda di halaman 1dari 23

Laporan Kasus II

ASTROCYTOMA PADA HUMAN


IMUNODEFICIENCY VIRUS (HIV)

Dolly Jazmi
NPM. 2107601020009

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS


BAGIAN/SMF ILMU PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UNVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2023
PENDAHULUAN
Astrocytoma merupakan sebuah tumor yang berasal dari sel astrosit, salah satu jenis
sel glia pada serebrum yang berbentuk bintang

Astrocytoma merupakan glioma yang paling sering ditemukan, dimana biasanya


terjadi pada otak dan terkadang pada medulla spinalis

HIV merupakan virus yang menyebabkan terjadinya acquired immunodeficiency


syndrome (AIDS) pada stadium akhir penyakit HIV

Hampir 40-60% pasien dengan AIDS akan mengalami gangguan neurologis, dimana
sekitar 10% pasien dengan AIDS ditemukan memiliki kanker otak

Hubungan antara infeksi HIV dan tumor glioma seperti astrocytoma belum dimengerti
secara baik

2
PENDAHULUAN

Infeksi HIV mendukung perkembangan sel


glia melalui beberapa faktor yang meliputi
pengaktivasian onkogen, perusakan
pertahanan imun, dan pembentukan faktor-
faktor pertumbuhan dan sitokin yang dapat
menginduksi terjadinya astrocytosis

3
DESKRIPSI KASUS
Identitas
 Nama : Tn. MY
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Usia : 32 tahun
 Pekerjaan : Wiraswasta
 Alamat : Bireun

4
DESKRIPSI KASUS
Alloanamnesis

• Penurunan kesadaran sejak 3 hari, dialami secara perlahan.


• Demam 2 bulan terakhir, bersifat terus menerus
• Batuk sesekali, tidak berdahak.
• Sariawan disertai nyeri sejak 1 bulan terakhir.
• Penurunan nafsu makan. Nyeri menelan dijumpai.
• Benjolan di leher kanan
• Penurunan berat badan >10 kg dalam 1 tahun
• Bintik-bintik kemerahan gatal di kaki
• BAB cair selama 2 bulan terakhir
• Pasien tinggal sendiri, hubungan keluarga tidak harmonis. Riwayat
bekerja di luar kota.

5
DESKRIPSI KASUS
Riwayat Pemakaian Obat : Riwayat Penyakit Keluarga :
Obat-obatan dari RSUD Pidie Jaya: Tidak ada anggota keluarga yang menderita sakit
kuning
 IV Cefotaxime 1 g/12 jam
Tidak ada anggota keluarga yang menderita HIV
 IV Omeprazole 40 mg/12 jam

 As. Folat 2 x 0,4 mg


Riwayat Pribadi, Sosial Ekonomi dan
 Paracetamol 3 x 500 mg Kebiasaan :
 Vitamin B Kompleks 1 x 1 tab Pasien tinggal sendiri jauh dari keluarga, terakhir
mengunjungi keluarga 1 tahun yll
 Nystatin drop 3 x 100.000 IU
Keluarga tidak mengetahui pekerjaan pasien
Riwayat minum alkohol atau penggunaan
narkoba jarum suntik tidak diketahui dengan
Riwayat Penyakit Dahulu : pasti.
 Riwayat TB tidak diketahui Sepengetahuan keluarga, pasien memiliki
kecenderungan suka sesama jenis.
 Riwayat sakit kuning sebelumnya tidak
Pasien berobat menggunakan BPJS.
diketahui
 Riwayat transfusi darah sebelumnya tidak
diketahui

6
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik
 Mata : Konjungtiva palpebra inf pucat (+/+)
 Wajah : Simetris
 Mulut : Plak berwarna putih di mukosa lidah dan buccal
 Leher : Massa di leher kanan, permukaan rata, batas tegas, immobile,
konsistensi padat, nyeri tekan (-), ukuran 10 x 13 cm. Massa di leher kiri,
VITAL SIGN permukaan rata, batas tegas, immobile, konsistensi padat, nyeri tekan (-),
ukuran 5 x 3 cm
 KU : Sakit berat  Thorax :
 Kesadaran : GCS E3M5V4 = 12 • I : simetris, pernapasan tertinggal (-/-)
 TD : 100/60 mmHg • P : SF kanan < SF kiri
 FN : 88 x/menit, reguler, tekanan dan • P : redup di 1/3 tengah paru kiri
volume cukup • A : bronkovesikuler di 1/3 tengah paru kiri, ronkhi basah kasar di 1/3
 RR : 20 x/menit tengah
 Temp : 37,8°C paru kiri
 SpO2 : 96 % room Air  Jantung :
 BB : 48 kg • I : Simetris, bentuk dada normal, iktus kordis terlihat di proyeksi apeks
 IMT : 17,6 kg/m2 (underweight) • P : Ictus kordis teraba di ICS V LMCS, thrill (-), heaving (-), lifting (-),
tapping (-)
• P : Batas kiri jantung : ICS V LMCS
Batas pinggang jantung : ICS III Linea parasternalis sinistra
Batas kanan jantung : ICS IV linea parasternal dextra
• A : Aorta : BJ1 < BJ2, murmur (-)
Pulmonal : BJ1 < BJ2, murmur (-)
Trikuspidal : BJ1 > BJ2, murmur (-)
Mitral : BJ1 > BJ2, murmur (-)
 Abdomen:
• I : Simetris, Distensi (-)
• A : Peristaltik (+)
• P : Timpani (+), shifting dullness (-), area traube tidak terisi
• P : Hepar/Lien/Renal : tidak teraba
 Ext superior : Pucat (+/+), edema (-/-), ikterik (-/-), KGB axila tidak teraba
7
Ext inferior : Pucat (+/+), edema (-/-), ikterik (-/-), KGB inguinal tidak
teraba, ruam maculopapular, dasar eritem, multiple, dengan ekskoriasi
STATUS NEUROLOGIS
 GCS: E3M5V4 = 12

 Kaku kuduk (-)

 Motorik: kesan lateralisasi sinistra

 Refleks fisiologis +4/+3

 Refleks patologis: Babinski (+)

 Sensoris belum dapat dinilai

 Otonom belum dapat dinilai

8
PEMERIKSAAN LAB
Hasil Nilai Normal Satuan
Hemoglobin 7,6 12-15 g/dl
Hematokrit 24 37-47 %
Leukosit 10,5 4,5-10,5 103/mm3
Trombosit 151.000 150-450 103/mm3
Eritrosit 2,8 4,2-5,4 106/mm3
MCV 84 80-100 Pg
MCH 28 27-31 fL
MCHC 33 32-36 %
Albumin 2,6 3,5-5,2 g/dl
HIV 3 Metode REAKTIF Non reaktif
SGOT 22 < 31 U/L
SGPT 8 < 34 U/L

9
PEMERIKSAAN LAB
Hasil Nilai Normal Satuan
HbSAg Negatif Negatif
IgM Anti HCV Negatif Negatif
INR 0,98 < 1,5
Ureum 22 13-43 mg/dL
Kreatinin 1,0 0,67-1,17 mg/dL
Natrium 134 132-146 mmol/L
Kalium 3,9 3,7-5,4 mmol/L
Klorida 106 98-106 mmol/L

10
CT SCAN KEPALA KONTRAS/NON KONTRAS

Kesimpulan : Low grade astrocytoma 11


DIAGNOSIS
1) Penurunan kesadaran ec dd/ intracranial space
occupying lesion (low grade astrocytoma) dd sepsis dd
ensefalitis toksoplasma;
2) HIV stadium IV dengan IO candidiasis oral, diare kronis,
neuro-AIDS, dan wasting syndrome.

12
PENATALAKSANAAN
 Tirah baring
 NGT, kateter
 O2 4 lpm via nasal canul
 Diet sonde 6 x 200 cc/hari, diet ekstra putih telur
 IVFD NaCl 0,9% 20 tpm
 IVFD Clinimix (Cairan asam amino, glukosa, elektrolit) 1000 cc/24 jam
 IV Ceftriaxone 1 g/12 jam
 IV Citicolin 500 mg/12 jam
 Cotrimoxazole 1 x 960 mg
 Attapulgite 2 tab/BAB cair, maksimal 12 tab/hari
 Curcuma 3 x 1 tab
 N-acetylcistein 3 x 200 mg
 Paracetamol 500 mg (k/p)
 Nystatin drop 4 x 200.000 IU
 Transfusi PRC  (10 – 7,4) x 48 kg x 4 = 500 cc (2 kolf @250 cc)

13
DISKUSI
Teori Pasien

HIV
o Stadium III replikasi virus terus berlanjut • Penurunan kesadaran sejak 3 hari, dialami secara
dan sel CD4 terus berkurang, dan berujung perlahan.
pada sistem imun host yang semakin lemah. • Demam 2 bulan terakhir, bersifat terus menerus
• Batuk sesekali, tidak berdahak.
Stadium ini disebut juga fase simptomatik
• Sariawan disertai nyeri sejak 1 bulan terakhir.
dengan gejala: • Penurunan nafsu makan. Nyeri menelan dijumpai.
o Penurunan berat badan >10% • Benjolan di leher kanan
o Diare kronis lebih dari 1 bulan • Penurunan berat badan >10 kg dalam 1 tahun
o Kandidiasis orofaringeal • Bintik-bintik kemerahan gatal di kaki
o TB paru, • BAB cair selama 2 bulan terakhir
o Stadium IV, atau disebutnya fase AIDS, • Pasien tinggal sendiri, hubungan keluarga tidak
pasien mulai menunjukkan tanda-tanda harmonis. Riwayat bekerja di luar kota.
infeksi oportunistik :
o Toksoplasmosis otak
o TB ekstra paru
o Wasting syndrome1,5

14
DISKUSI
Teori Pasien

o Komplikasi neurologis sering ditemukan Pasien dengan penurunan kesadaran dengan


pada pasien HIV/AIDS, dimana sekitar 40- status neurologis:
60% pasien dengan AIDS diprediksi akan
mengalami sekuel neurologis. • GCS: E3M5V4 = 12
o Saat ini, Sekitar 10% pasien dengan AIDS • Kaku kuduk (-)
juga didiagnosis dengan tumor otak4 • Motorik: kesan lateralisasi sinistra
• Refleks fisiologis +4/+3
• Refleks patologis: Babinski (+)
• Sensoris belum dapat dinilai
• Otonom belum dapat dinilai

15
HUBUNGAN HIV -
GLIOMA
Perkembangan pada tatalaksana HIV telah
secara signifikan menurunkan kejadian infeksi
oportunistik dan meningkatkan angka harapan
hidup. Namun hal ini juga berakibat pada
peningkatan populasi yang bertahan hidup
cukup panjang untuk mengalami kejadian-
kejadian non-AIDS defining malignancies,
seperti glioma6,8

16
DISKUSI
Teori Pasien

o Infeksi HIV menyebabkan stimulasi pada o CT Scan Pada Pasien dengan Hasil:
perkembangan tumor glioma telah o Lesi hipodens tentacle pada hemisphere
diasosiasikan dengan penurunan sistem serebri kanan dan kiri, sulci dan gyri normal,
imun. tak tampak deviasi mid line struktur dengan
o Inkompetensi imun saja tidak secara jelas kesimpulan Low Grade Astrocitoma
melatarbelakangi perkembangan dan
progresi tumor glioma, menimbang bahwa
insidensi keganasan pada pasien dengan HIV
yang diterapi dengan ARV masih tetap lebih
tinggi dibandingkan individu tanpa HIV.

17
ASTROCYTOMA

Glioma adalah tumor primer pada otak


dan medulla spinalis yang paling agresif
dan paling sering ditemukann pada
populasi orang dewasa. Astrocytoma dan
glioblastoma multiforme (GBM)
merupakan kelompok glioma yang berasal
dari sel-sel astrosit

18
19
DISKUSI
Teori Pasien

o Telah diketahui juga bahwa GBM o IVFD Clinimix (cairan asam amino, glukosa,
mengekspresikan vascular endothelial growth elektrolit) 1000 cc/24 jam, IV ceftriaxone 1 g/12
factors (VEGFs) yang tinggi, dan pilihan jam,
o Telura (Tenovofir 300 mg + Lamivudine 300 mg
untuk menggunakan protease inhibitor (PI)
+ Efavirenz 600 mg) 2 x1 tab,
untuk tatalaksana HIV juga dapat memberikan o cotrimoxazole 1 x 960 mg,
manfaat sebagai terapi tambahan untuk tumor o IV asam traneksamat 500 mg/8 jam,
o IV vitamin K 10 mg/8 jam,
o attapulgite 2 tab/BAB cair, maksimal 12
tab/hari,
o curcuma 3 x 1 tab, N-acetylcistein 3 x 200 mg,
paracetamol 500 mg (k/p), drip omeprazole 8
mg/jam, sucralfate 3 x 1 gr,
o nystatin drop 4 x 200.000 IU, dan transfusi PRC
500 cc.
o konsultasi dengan departemen neuroinfeksi dan
bedah onkologi.

20
Sebuah review dari kasus-kasus GBM tahun 2009
yang menunjukkan 21 kasus GBM dengan HIV
tidak menemukan bukti bahwa pasien-pasien
tersebut perlu ditatalaksana berbeda dengan
pasien-pasien lain dengan glioma, dan
rekomendasi saat ini meliputi tindakan bedah
yang diikuti radioterapi dan kemoterapi
(temozolomide), dan prognosis ditentukan oleh
progresi tumor.

21
KESIMPULAN
Hampir 40-60% pasien dengan AIDS akan mengalami
gangguan neurologis, dimana sekitar 10% pasien dengan AIDS
ditemukan memiliki kanker otak

Pemahaman mengenai hubungan antara infeksi HIV dan


kejadian Astrocytoma perlu dipahami untuk menunjang
diagnosis yang cepat dan tepat di kemudian hari sehingga
dapat meningkatkan kualitas terapi dan memperbaiki angka
harapan hidup pasien.

22
Terima Kasih…

23

Anda mungkin juga menyukai