Anda di halaman 1dari 12

Pertemuan 4 (Keempat)

Rekayasa Irigasi
A n a l i s i s H i d ro l o g i - K e b u t u h a n A i r I r i g a s i
& P o l a Ta t a Ta n a m

SELASA, 21 MARET 2023

Dr. Ir. Dandy Ahmad Yani, MM., MT

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
Pro s e s P e m b a n g u n a n I r i g a s i : S - I - D - L A - C - O MIde
Studi Awal
Survey

Umumnya 1 paket Studi Identifikasi


pekerjaan (SID) yang
Investigation terdiri dari Tahap Studi Studi Pengenalan
dan Tahap Perencanaan
Studi Kelayakan Perencanaan Pendahuluan

Design
Perencanaan Detail
Pekerjaan LA dilakukan
ketika pada suatu
Land Acquisition proyek diperlukan
adanya pelaksanaan
pengadaan tanah

Construction Construction

Operation & Maintenance


Operation & Maintenance
Sumber : KP Irigasi - 01
Contoh Diagram Alir Pekerjaan SID

Studi
Kelayakan

Perencanaan
Pendahuluan

Output
SID
Studi
ldentifikasi

Studi
Pengenalan

Perencanaan
Detail
Studi Awal
A. KEBUTUHAN AIR IRIGASI
Jenis Tanaman
Kebutuhan air irigasi tanaman di Indonesia
umumnya dibagi menjadi kebutuhan tanaman Sawah Padi – Musim Pertama
Padi dan Palawija. (Tersedia air yang cukup)

Tanaman Palawija merupakan definisi dari


tanaman panen pada musim kedua setelah Padi.
Umumnya, musim panen di Indonesia terdiri
dari 2 sampai 3 musim panen.

Tanaman Palawija terdiri dari :


- Sorghum
- Kacang – kacangan
- Singkong
- Ubi – ubian (kentang, gembili, wortel) Palawija – Musim Kedua
- Mentimum (Air kurang mencukupi)
- Oyong
- Jagung
- Kedelai
A. KEBUTUHAN AIR IRIGASI
Faktor – Faktor Kebutuhan Air

1. Penyiapan lahan (IR) Kebutuhan total air sawah (GFR) mencakup faktor 1 sampai 4.
2. Penggunaan konsumtif (ETc) Kebutuhan bersih air sawah (NFR) juga memperhitungkan curah
hujan efektif. Kebutuhan air sawah dinyatakan dalam mm/hari atau
3. Perlokasi dan rembesan (P) l/dt/hr. Tidak disediakan kelonggaran untuk efisiensi irigasi di
4. Pergantian lapisan air (WLR) jaringan tersier dan utama. Efisiensi juga memperhitungkan
kebutuhan pengambilan irigasi (m3/dt)
5. Curah hujan efektif (Re)

Kebutuhan Air Tanaman


Penyiapan lahan hanya dilakukan apabila petani
hendak melakukan tanam padi. Sehingga, NFR
padi dan palawija dapat dirumuskan sebagai
berikut :
Padi : Palawija :
NFR = IR + ETc + P – Re + WLR NFR = ETc - Re
A. KEBUTUHAN AIR IRIGASI
Penyiapan Lahan

Keterangan :
IR = kebutuhan air saat penyiapan lahan
M = kebutuhan air karena kehilangan air akibat
evaporasi dan perkolasi
Eo = Evaporasi air terbuka = 1,1 ET0
P = Perkolasi
K = MT/S
T = Lama waktu penyiapan lahan
S = kebutuhan air untuk penjenuhan
dan penggenangan.

Untuk tanah bertekstur berat tanpa retak-retak kebutuhan air untuk penyiapan lahan (S) diambil 200 mm
ditambah penggenangan di 50 mm. Bila lahan telah dibiarkan berat selama jangka waktu yang lama (25 bulan
atau lebih), maka lapisan air yang diperlukan untuk penyiapan lahan (S) diambil 300 mm, termasuk yang 50
mm untuk penggenangan setelah transpalantasi (penanaman).
A. KEBUTUHAN AIR IRIGASI
Penggunaan Konsumtif
Hasil ET0 dari Penman yang dimodifikasi, nilai
Penggunaan konsumtif digunakan rumus-rumus sebagai tersebut disesuaikan dengan jenis tanaman
berikut: berdasarkan albedo – nya (Kc). Albedo 0,25
(rerumputan pendek) biasa dirumuskan untuk Padi
yang terbagi menjadi varietas biasa dan unggul.

Penilaian koefisien tanaman (Kc) menurut metode Nedco dan FAO


Nedco/Prosida FAO
Bulan
  Varietas Varietas Varietas Varietas
Biasa Unggul Biasa Unggul
0,5 1,20 1,20 1,10 1,10

Evapotranspirasi tanaman acuan (ET0) adalah 1 1,20 1,27 1,10 1,10


kondisi evaporasi berdasarkan keadaan – keadaan 1,5 1,32 1,33 1,10 1,05
meteorologi seperti :
2 1,40 1,30 1,10 1,05
- Sinar matahari
- Kelembapan 2,5 1,35 1,30 1,10 0,95
- Angin 3 1,24 0 1,05 0
Untuk perhitungan evaporasi, dianjurkan untuk
menggunakan rumus penman yang sudah 3,5 1,12   0,95  
dimodifikasi.
4. 0   0  
Sumber : KP Irigasi -
A. KEBUTUHAN AIR IRIGASI

Perlokasi (P)
Perkolasi dapat diartikan sebagai kecepatan air yang
meresap ke bawah atau ke samping tanah. Curah Hujan Efektif (Re)

Laju perkolasi sangat bergantung pada sifat-sifat tanah. Untuk irigasi padi curah hujan efektif bulanan
Pada tanah-tanah lempung berat dengan karakteristik diambil 70 persen dari curah hujan minimum
pengolahan (puddling) yang baik, laju perkolasi dapat tengah-bulanan dengan periode ulang 5 Tahun
mencapai 1 sampai 3 mm/hari. Pada tanah yang lebih
ringan, laju perkolasi bisa lebih tinggi.

Pergantian Lapisan Air (WLR)


Pergantian lapisan air dilakukan setelah :
di mana:
• Setelah pemupukaan dengan penjadwalan. Re = curah hujan efektif, mm/hari
• Jika tidak ada penjadwalan, maka dlakukan R = curah hujan minimum tengah bulanan
penggantian sebanyak 2 kali, masing-masing 50 mm dengan periode ulang 5 tahun./mm
(atau 33 mm/hari per setengah bulan) yang
berlangsung selama sebulan atau dua bulan setelah
transplantasi.
B. POLA TATA TANAM
Suatu pola tata tanam merupakan dasar dalam
Varietas Padi menurut BALAI BESAR PENELITIAN
merencanakan eksploitasi pengairan.
TANAMAN PADI BALITBANGTAN KEMENTERIAN
PERTANIAN :
Air Pengairan diberikan ditambah atau dikurangi
- Inbrida Padi Sawah Irigasi (INPARI)
berdasarkan kebutuhan air pada tata tanam yang telah
- Hibrida Padi (HIPA)
disesuaikan dengan faktor-faktor berikut :
- Inbrida Padi Gogo (INPAGO) -> lahan kering
- Iklim - Inbrida Padi Rawa (INPARA
- Kesukaran lahan
Inbrida Padi Sawah Irigasi (INPARI) merupakan
- Cara bercocok tanam varietas unggul yang terdiri dari jenis :
- Luas areal tanam CIHERANG (umur 116 – 125 hari)
- Topografi MEKONGGA (umur 116 – 125 hari)
- Periode pertumbuhan INPARI 1 (umur 108 hari) dan 40 jenis lainnya.
- Jenis tanaman. Tanaman Jagung memiliki masa tanam 86 – 96 hari

Jenis tanaman dipilih berdasarkan kondisi lahan dan Pola tanam yang dianjurkan umumnya sebagai berikut :
iklim nya.
a. Air Cukup : Padi – Padi – Palawija
Ketiga faktor tersebut menjadi bahan pertimbangan
dalam menentukan musim tanam dan panen dalam b. Air Terbatas: Padi – Padi – Palawija (sebagian areal ), atau
setahun. Padi – Palawija – Palawija
c. Air Sangat Terbatas : Padi – Palawija – Palawija
TUGAS INDIVIDU DIKUMPULKAN TANGGAL 4
APRIL 2023
H i t u n g P e n g g u n a a n K o n s u m t i f u n t u k Va r i e t a s P a d i J e n i s U n g g u l

Apabila diketahui data klimatologi sebagai berikut:


Tabel Data Klimatologi Provinsi Jawa Barat

No. Uraian Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Jumlah Hari 30 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31
1 Temperatur, t(a) (C) 23,X0 23,10 23,X0 23,60 23,4X 23,10 23,X0 23,60 23,80 24,50 23,90 23,70
2 Kecepatan Angin, U (knot) 4,00 5,00 5,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00
3 Kelembaban relatif, RH (%) 7X,00 80,00 7X,00 81,00 77,X0 74,00 7X,00 66,00 64,00 63,00 79,00 82,00
4 Lama penyinaran, n/N (%) 5X,00 55,00 6X,00 49,00 66,X0 81,00 8X,00 87,00 86,00 80,00 53,00 48,00

X = NIM terakhir

Metode
Penman
REFERENSI DAN PUSTAKA
UTAMA
1. Standar Perencanaan Irigasi – Kriteria Perencanaan (KP) 01, Jaringan Irigasi. Bandung.
2. Standar Perencanaan Irigasi – Kriteria Perencanaan (KP) 03, Saluran. Bandung.
3. Standar Perencanaan Irigasi – Kriteria Perencanaan (KP) 07, Bagian Standar
Penggambaran. Bandung.

PENDUKUNG
1. Chow, VT, Open Channel Hydraulics, Mc Graw Hill, New York, 1997.
2. Soemarto, CD. 1986. Hidrologi Teknik. Surabaya : Penerbit Usaha Nasional.
3. Soewarno. 1995. Hidrologi Jilid I, Aplikasi Metode Statistik untuk Analisa Data. Bandung: Penerbit Nova.
4. Sosrodarsono, Suyono dan Kensaku Takeda. 1976. Hidrologi untuk Pengairan.
Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Anda mungkin juga menyukai