Anda di halaman 1dari 14

TEKNIK PENANGANAN LARVA RAJUNGAN (Portunus pelagicus)

DI BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU (BPBAP) TAKALAR DESA


MAPPAKALOMPO KECAMATAN GALESONG KABUPATEN TAKALAR SULAWESI
SELATAN

SINDY PRAMUDITA
G0219509
TUJUAN DAN MANFAAT PRAKTIK KERJA

• Tujuan

• Tujuan dari Praktik Kerja Lapangan yaitu

• Mengetahui teknik penanganan larva rajungan

• Mengetahui pengelolaan air pada teknik penanganan larva

• Manfaat

• Manfaat dari Praktik Kerja Lapangan yaitu

• Mendapat pengalaman kerja yang nantinya bisa diterapkan di masyarakat.

• Mengetahui teknik yang dilakukan untuk penangann larva

• Mengetahui pengelolaan air sebelum dijadikan media penanganan larva rajungan .


METODE PRAKTEK

• Adapun metode praktek yang dilakukan dalam kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah :

• Observasi merupakan kegiatan langsung dengan melihat lokasi kerja yang bertujuan untuk mengetahui keadaan umum
lokasi.

• Interview/wawancara meruakan kegiatan dilakukan dengan bertanya langsung kepada teknisi dan karyawan yang
bertugas guna mendapatkan pengetahuan sesuai tujuan praktek.

• Koasistensi merupakan aktivitas yang dilakukan oleh penulis dengan melibatkan diri dalam berbagai pekerjaan bersama
teknisi.

• Pencatatan data dilakukan dengan melakukan kegiatan pencatatan data sesuai kegiatan dan pengamatan di lokasi praktik
(data primer), dan pengumpulan data yang telah ada mengenai lokasi praktik dengan menggunakan pendekatan literatur.
LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Takalar merupakan suatu unit pembenihan dan
pelaksana teknik (UPT) Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Kementrian Kelautan dan
Perikanan. Balai ini sebelumnya dikenal dengan nama Loka Budidaya Air Payau (LBAP) Takalar
yang terletak di desa Mappakalompo, Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar

Balai ini terletak ± 30 km kearah selatan kota Makassar dan berbatasan sebelah selatan dengan
Binanga Sabata, sebelah timur dengan Polongbangkeng Selatan dan sebelah utara dengan
Kecamatan Galesong Utara. Secara astronomis balai ini terletak pada 119º 26’ 44’’ BT dan 05º 25’
45’’ LS
Gambar 6. Tata Letak BPBAP Takalar ket: a) Lokasi 1 (Kantor), b) Lokasi 2 (Pembesaran udang), c)
Lokasi 3 (Lab. Kultur jaringan)
1. LATAR BELAKANG

Rajungan merupakan salah satu biota perairan yang tergolong krustasea dengan habitat alami di laut.
Rajungan tersebar di daerah pasang surut dari Samudera Hindia, Samudra Pasifik, Timur Tengah hingga laut
mediterania

Apa pentingnya penanganan larva Rajungan ?

Penangan larva rajungan hal yang sangat penting di lakukan dikarenakan rajungan menjadi salah satu
komoditas ekspor perikanan yang masih mengandalkan hasil tangkapan di laut, sehingga dikhawatirkan akan
mempengaruhi populasi di alam. Penangkapan induk dan benih yang berlebihan dapat mengakibatkan
berkurangnya kelimpahan benih di alam.
2. TINJAUAN PUSTAKA

1. Klarifikasi Rajungan

Rajungan adalah salah satu anggota filum Crustacea yang memiliki tubuh beruas-ruas. Menurut Linnaeus
dalam Devie (2015) Menurut Hariyani (2018) ukuran rajungan yang ada di alam bervariasi tergantung wilayah
dan musim. Berdasarkan lebar karapasnya, tingkat perkembangan rajungan dapat dibagi menjadi tiga kelompok
yaitu:

• larva dengan lebar karapas 20-80 mm

• menjelang dewasa dengan lebar 70-150 mm

• dewasa dengan lebar karapas 150-200 mm


2. Siklus Hidup

Secara umum siklus hidup rajungan melalui beberapa fase yaitu telur, zoea, megalopa,

Larva, rajungan muda dan rajungan dewasa

• Zoea tebagi beberapa bagian, zoea 1 hingga zoea 4

• Megalopa

• Larva

• Rajungan muda hingga dewasa


3.Kebiasaan Makan

• Pada fase awal, larva akan memanfaatka nutrient dan energi pakan yang tersedia dalam tubuhnya
yaitu kuning telur dan butiran minyak. Setelah larva dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya dan perkembangan alat pencernaan sudah memadai, larva akan mulai
mengkonsumsi pakan dari luar tubuhnya. Meskipun kuning telur dan butiran minyak masih
tersedia, Larva kepiting membutuhkan pakan dalam jumlah tertentu untuk menunjang aktivitas
pertumbuhannya
4. Perkembangan Larva Rajungan

Induk yang matang gomad saat ovulasi akan mengeluarkan telur. Sebelum dilepaskan keluar
tubuh, telur tersebut akan dan melalui spermateka, yaitu kantung sperma yang ada pada bagian
pleopod betina,

bahwa tingkat perkembangan larva rajungan melalui 4 fase Zoea dan satu fase Megalopa.
Selanjutnya dinyatakan bahwa pada fase Zoea 1 akan berkembang ke Zoea 2 dalam waktu 2 – 3 hari.
Sedangkan Zoea 2, Zoea 3 dan Zoea 4 berturut-turut berkembang dalam selang waktu 2 hari.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Teknik Penanganan Larva

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, serta output pengambilan data dalam kegiatan praktik kerja
lapangan. Data serta informasi yang diperoleh mengenai teknik penanganan larva di BPBAP Takalar sebagai
berikut:

a) Dilakukan observasi lokasi,

b) dilakukan pengambilan induk

a. Persiapan bak pemeliharaan

b. Pengisian Air Pada Bak

c. Penebaran Larva
c) Pengelolaan air pada bak pembenihan

a. Pengelolaan air pada bak pemeliharaan larva

b. Pemberian pakan

c. Monitoring perkembangan larva


4. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil Praktek kerja Lapang maka dapat di simpulkan bahawa ada beberapa metode
yang biasa di lakukan untuk penangan larva rajungan seperti yang saya jelaskan sebelumnya
sehingga saya simpulkan bahawa rajungan salah satu sumber perikanan yang menunjang
perekonomian Indonesia yang sangat berpotensi akan tetapi ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kebutuhan benih yang masih sangat bergantung di alam sehingga dapat mengurangi populasi
rajungan secara perlahan lahan dan salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut adalah melakukan
kegiatan pembenihan.

Anda mungkin juga menyukai