Anda di halaman 1dari 14

KONSEp IJTIHAD DAN BERMAZHAB

Dalam pelaksanaan hukum islam

Kelompok 2

• Desy Kurnia Dwi Utami


• Dilla Puspita Sari
• Muh. Marzuk Kahfi
• Nur Intan
Kata ijtihad berasal dari kata “Al-Jadh” atau “Al-Juhd”, yang memiliki arti “Al-Masyoqot” (kesulitan
atau kesusahan) dan “Athoqot” (kesanggupan dan kemampuan) atas dasar firman Allah SWT dalam Q.S
Yunus ayat 9 yang artinya:
“....dan (mencela) orang yang tidak memperoleh (sesuatu untuk disedekahkan)
selain kesanggupan”

o l o g i
Etim
Pengertian
Ijtihad
Termi
no logi
ETIMOLOGI
Pengerahan segala kemampuan untuk mengerjakan
sesuatu yang sulit.

TERMINOLO
GI
Penelitian dan pemikiran untuk mendapatkan sesuatu
yang terdekat pada kitabullah (syara) dan sunnah Rasul
atau yang lainnya untuk memperoleh nash yang ma’qu;
agar maksud dan tujuan umum dari hikmah syari’ah
yang terkenal dengan maslahat.
Wajib ‘Ain Sunnah Mubah

Fardu
Kifayah Haram
Secara umum hukum ij
tihad itu wajib bagi seor
mencapai tingkat faqih ang yang sudah
atau mujtahid. Jika belu
faqih maka dianjurkan be m mencapai kedudukan
rmazhab. Bertaqlid kepa
diperbolehkan bagi sese da orang lain tidak
orang yang sudah menca
pai derajat mujtahid.

Dalam kedudukan
nya sebagai faqih
diikuti dan amalka yang pendapatnya
n oleh orang lain y akan
sesuatu, hukum be ang meminta fatw
rijtihad tergantung a tentang
sekitarnya. k o n disi mujtahid dan
umat
Wajib ‘Ain
Apabila seorang faqih ditanya tentang hukum suatu kasus yang telah
berlaku, sedangkan ia hanya satu-satunya faqih yang dapat melakukan
ijtihad dan merasa kalau tidak melakukan ijtihad pada saat itu akan
berakibat kasus tersebut luput dari hukum.

Fardu
Kifayah
Apabila seorang faqih ditanya tentang hukum suatu kasus
yang dilakukan sedang ia adalah satu-satunya faqih waktu
itu, tetapi ia tidak khawatir akan luputnya kasus tersebut dari
hukum, atau pada waktu itu ada beberapa orang faqih yang
mampu melakukan ijtihad.
Sunnah
Apabila keadaan yang ditanyan kepada faqih tersebut belum terjadi
secara praktis, tetapi tetapi umat menghendaki ketetapan hukumnya
untuk mengantisipasi timbulnya kasus tersebut.

Haram

Untuk kasus yang telah ada hukumnya dan


ditetapkan berdasarkan dalil sharih dan qath’i
atau apabila orang mengerjakan ijtihad itu
belum mencapai tingkat faqih atau mujtahid.
Mubah

Dalam menghadapi suatu kasus yang sudah terjadi dalam


kenyataan atau belum terjadi dan kasus tersebut belum diatur
secara jelas dalam nash Al-Qur’an maupun As-Sunnah,
sedangkan kualifikasi sebagai mujtahid ada beberapa orang.
Al-Ruju’ (kembali)
Mengembalikan ajaran-ajaran
islam kepada Al-Qur’an dan
sunnah dari segala interprestasi
yang kurang relevan.

Al-Ihya (kehidupan)
Menghidupkan kembali bagian-
bagian dari nilai dan semangat
islam agar mampu menjawab
tantangan zaman
Al-Inabah (pembenahan)
Mengenai ajaran-ajaran islam yang
telah diijtihadi oleh ulama
terdahulu dan dimungkinkan
adanya kesalahan menurut
konteks zaman dan kondisi yang
dihadapi
Al-Waqi
Yaitu adanya kasus yang
terjadi atau diduga akan
terjadi tidaj diterangkan
oleh nash
Mujtahid
Ialah orang yang Dalil Syara
melakukan ijtihad dan
Untuk menentukan suatu
mempunyai kemampuan
hukum bagi mujtahid fill
untuk berijtihad dengan
syarat-syarat tertentu

Mujtahid Fill
Ialah hukum-hukum
syariah yang bersifat
amali (taklifi)
• Islam dan merdeka
• Baliq dan berakal
• Mengetahui dalil naqliyahdan kehujjahanya
• Mengetahui bahasa arab dengan berbagai macam ilmu yaitu
nahwu, sorof, balaghoh, dll
• Mengetahui ayat dan hadits tentang hukum
• Mengetahui ilmu ushul fiqih
• Mengetahui nasikh dan mansukh
• Mengetahui hukum yang telah ditetapkan melalui ijma
• Mengetahui asbabun nuzul dan asbabul wurud
• Mengetahui mana hadits shahih, hasan, dhoif, maupun maudhu
Mazhab menuruh bahasa adalah pendapat, kelompok, aliran, yang
bermulai dari pemikiran. Menurut istilah adalah ijtihad seorang
imam dalam memahami suatu hukum fikih.
Mazhab Syafi’iyah
Imamnya Muhammad
Mazhab Hanafiyah
Ibnu Idris Al-Syafi’i
Imamnya Abu Hanifah
(150 – 204 H)
(80 – 150 H)
Mazhab Hambaliyah
Imamnya Ahmad Ibnu
Hambal (164 – 241 H)
Mazhab Malikiyah
Imamya Malik Ibnu
Anas (93 - 179 H)

Anda mungkin juga menyukai