Anda di halaman 1dari 42

PEMBANGUNAN INKLUSIF DISABILITAS PADA PROGRAM PENYEDIAAN AIR

MINUM DAN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT (PAMSIMAS)


PADA PELATIHAN STBM
AMANAT RPJMN 2015 - 2019

Tercapainya 100% pelayanan air minum,


yakni 85% terlayani akses sesuai prinsip 4K
(Kuantitas, Kualitas, Kontinuitas, dan Keterjangkauan) dan 15% sesuai kebutuhan dasar
ARAH KEBIJAKAN

1 2 3 4
Effektifitas
Menjamin Penyediaan Sinergi Air Minum
dan Effisiensi Pendanaan
Ketahanan Air Infrastruktur Produktif dan Sanitasi

Sumber: Perpres no. 2 tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019


CAPAIAN DAN TARGET AKSES AIR MINUM
LAYAK

2019

2017 100%
Perkotaan Pedesaa

2016 72,04%
100% n
100%

2015 71,14% Perkotaan Pedesaan


80,82% 62,58%
Perkotaan Pedesaan
2014 71,05% 81,05% 60,72%

Perkotaan Pedesaan

2011 67,73% 81,30% 60,58%


Gap 27,96%
Perkotaan Perdesaan
55,04% 79,34% 56,17%

Perkotaan Perdesaan
52,16% 57,87%

Sumber: BPS
4 RAGAM PENYANDANG DISABILITAS (UU NO 8/2016)

1. PD FISIK adalah terganggunya fungsi gerak, Al: Amputasi; Lumpuh layuh atau


kaku; Paraplegi; Celebral palsy (CP); Akibat stroke; Akibat kusta; dan orang dengan kretinisme atau
achondroplasia
2. PD INTELEKTUAL adalah terganggunya fungsi pikir karena tingkat kecerdasan di bawah rata-rata,
antara lain: Lambat belajar; Disabilitas grahita; dan Down syndrom.
3. PD MENTAL adalah terganggunya fungsi pikir, emosi, dan perilaku yang meliputi:  Psikososial (al.
skizofrenia, bipolar, depresi, anxietas, dan gangguan kepribadian); dan Disabilitas perkembangan
yang berpengaruh pada kemampuan interaksi sosial (Autis dan Hiperaktif).
4. PD SENSORIK adalah terganggunya salah satu fungsi dari panca indera, Al.: Disabilitas
netra; Disabilitas Tuli; dan/atau Disabilitas wicara.
5. PD GANDA/MULTI adalah Penyandang Disabilitas yang mempunyai dua atau lebih ragam disabilitas,
Al: disabilitas Tuli-wicara dan disabilitas netra-tuli.
SPAM PERKOTAAN vs SPAM PERDESAAN

Karakteristik Kawasan Perkotaan Karakteristik Kawasan Perdesaan

Modul SPAM Perkotaan Modul SPAM Perdesaan


PRINSIP SPAM BERBASIS MASYARAKAT

Direncanakan Dilaksanakan Dikelola


Oleh Masyarakat Oleh Masyarakat Oleh Masyarakat

Pendampingan/Pemberdayaan & Penyaluran Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM)


TUJUAN PAMSIMAS

Meningkatkan jumlah
penduduk di kawasan
perdesaan dan ‘peri urban’
yang mendapatkan akses
pelayanan air minum dan
sanitasi yang berkelanjutan

Termasuk mereka yang mempunyai


keterbatasan yaitu Masyarakat Disabilitas
PROGRAM PAMSIMAS YANG INKLUSIF DISABILITAS
Kebijakan Inklusif Disabilitas di Indonesia

UU No. 4/1997 tentang Penyandang Cacat

UU No. 28/2002 tentang Bangunan Gedung

UU No. 19/2011 tentang Tentang Pengesahan Konvensi Internasional mengenai Hak-Hak


Penyandang Disabilitas: Penghormatan, Perlindungan, & Pemenuhan hak-hak Penyandang
Disabilitas

UU No. 8/2016 tentang Penyandang Disabilitas, Pasal 74:


- Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menjamin akses bagi Penyandang Disabilitas
terhadap pelayanan air bersih
- Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menjamin akses terhadap fasilitas sanitasi layak

Peraturan Menteri PUPR No. 14/PRT/M/2017 tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan


Gedung

10
KETERLIBATAN MASYARAKAT DISABILITAS
DALAM SIKLUS PROGRAM PAMSIMAS

OPERASIONAL &
PEMELIHARAAN
PELAKSANAAN

PERENCANAAN Penyandang Disabilitas terlibat aktif sebagai :


Pengusul, Pengambil Keputusan,
PERSIAPAN Pelaksana Kegiatan, Pemantau dan
Penerima Manfaat
TAHAP PERSIAPAN DAN
PERENCANAAN
 Tujuan : Mengangkat isu disabilitas di dalam pembangunan air minum
dan sanitasi melalui Program Pamsimas
 Output : menyadarkan semua pihak bahwa ada orang dengan
disabilitas di wilayah mereka
 Kegiatan :
o Pengumpulan data dan mengidentifikasi keberadaan masyarakat
disabilitas
o Memastikan pendekatan praktik terbaik untuk mengidentifikasi
dan melibatkan masyarakat disabilitas dalam kegiatan persiapan
dan perencanaan
o Melibatkan OPD (Organisasi Penyandang Disabilitas)
TAHAP PELAKSANAAN
KEGIATAN PELATIHAN &
PEMBANGUNAN SARANA
PROMOSI KESEHATAN
• Adanya keterlibatan dari • Memastikan desain secara teknis dapat
penyandang disabilitas pada diakses oleh penyandang disabilitas,
kegiatan yang dilaksanakan dan dibangun sesuai desain tersebut
• Tentukan lokasi kegiatan yang • Memastikan penyandang disabilitas
telah mendapat akses air minum dan
mudah dijangkau oleh masyarakat
sanitasi sesuai perencanaan
disabilitas sehingga mereka tidak • Penyandang Disabilitas mempunyai
menemui hambatan untuk dapat hak yang sama dengan masyarakat
hadir lainnya untuk terlibat dalam setiap
• Buat metode kegiatan yang dapat kegiatan pelaksanaan sesuai
diikuti oleh semua lapisan kemampuan dan kondisinya
masyarakat
TAHAP OPERASI DAN
PEMELIHARAAN
 KONDISI :
Orang-orang penyandang disabilitas dan rumah tangga mereka pada
umumnya mengalami kesulitan keuangan yang lebih besar /keluarga
miskin
 STRATEGI :
 Mempertimbangkan rumah tangga dengan orang-orang penyandang
disabilitas dalam subsidi tarif air, serta mensubsidi biaya yang
terkait dengan pelaksanaan sambungan rumah ke rumahnya.
 Dimusyawarahkan lebih lanjut oleh warga dan anggota di
KPSPAMS.
PRINSIP PEMBANGUNAN INKLUSIF DISABILITAS dalam
PROGRAM PAMSIMAS

• Membangun pemahaman bersama untuk meningkatkan kepekaan


KESADARAN masyarakat terhadap inklusif disabilitas

• Mengikutsertakan orang dengan disabilitas dalam pengambilan


PARTISIPASI keputusan program, terutama yang berhubungan dengan
kebutuhan mereka
• Terdapat aksesibilitas di dalam masyarakat dan hambatan untuk
AKSES MENYELURUH mendorong terciptanya masyarakat yang inklusif dapat
dihilangkan

PENDEKATAN DUA ARAH Kegiatan khusus untuk memberdayakan orang dengan disabilitas; dan
pengarusutamaan isu disabilitas pada seluruh sektor pembangunan .

Sumber: POB Pembangunan Inklusi Disabilitas dalam Program Pamsimas


INDIKATOR PEMBANGUNAN INKLUSIF DISABILITAS DALAM
PROGRAM PAMSIMAS

Tahap Perencanaan Kelembagaan Masyarakat

Keterlibatan masyarakat dis- Masyarakat disabilitas ter-


abilitas dalam kegiatan wakilkan pada organisasi di
sosialisasi dan penyusunan masyarakat
RKM

Desain Infrastruktur Penerima Manfaat

Desain untuk Sarana Air Jumlah masyarakat dis-


Minum dan Sanitasi yang di- abilitas yang memiliki ak-
gunakan oleh masyarakat ses terhadap sarana air
disabilitas minum dan sanitasi

13
PERSYARATAN TEKNIS DAN AKSESIBIITAS SARANA
ASAS KETENTUAN TEKNIS DAN AKSESBILITAS

1) Keselamatan, yaitu setiap sarana SPAMS yang bersifat umum (digunakan


untuk public) dalam suatu lingkungan terbangun, harus memperhatikan
keselamatan bagi semua orang.
2) Kemudahan, yaitu setiap orang dapat mencapai semua tempat atau sarana
umum yang bersifat umum dalam suatu lingkungan.
3) Kegunaan, yaitu setiap orang harus dapat mempergunakan semua sarana
yang bersifat umum dalam suatu lingkungan.
4) Kemandirian, yaitu setiap orang harus bisa mencapai, masuk dan
mempergunakan semua sarana SPAMS yang bersifat umum dalam suatu
lingkungan dengan tanpa membutuhkan bantuan orang lain.
KERAN UMUM

Sumber: PERMENPU No. 30 Tahun 2016


JAMBAN SEKOLAH

Sumber: PERMENPU No. 30 Tahun 2016


JAMBAN SEKOLAH

Sumber: PERMENPU No. 30 Tahun 2016


SARANA CTPS

Sumber: PERMENPU No. 30 Tahun 2016


DOKUMENTASI: HU/KU
DOKUMENTASI: JAMBAN SEKOLAH
DOKUMENTASI: SARANA CTPS SEKOLAH
Ministry of Public
Works & Housing

20
PENCEGAHAN STUNTING
suatu komunitas (1 desa) jika belum dinyatakan desa tersebut STBM
(sanitasi total berbasis masyarakat), atau minimal tercapai desa Stop
Buang air besar sembarangan, maka masyarakat rentan (ibu hamil
dan anak baduta 0-2 tahun) akan beresiko tinggi terkena
sunting………………
STUNTING?
Menurut WHO, Stunting adalah hambatan tumbuh
kembang anak yang disebabkan oleh kekurangan gizi
secara kronis, infeksi penyakit yang berulang dan
kurangnya stimulasi psikososial (psychosocial
stimulation). Stunting terjadi mulai dari dalam
kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua
tahun, dimana anak secara fisik terlihat lebih pendek
daripada anak lain seumurnya.
PENCEGAHAN STUNTING PENTING……………..
1. Indonesia merupakan negara terbesar kelima dengan
jumlah anak stunting di dunia
2. Studi Pemantauan Status Gizi (PSG) Kementerian
Kesehatan tahun 2017 mencatat terdapat 29,6% balita
stunting di Indonesia diatas batasan yang ditetapkan
WHO (20%).
3. Dapat mengancam pertumbuhan anak di Indonesia
tidak optimal, karena dampak stunting dapat
menghambat prestasi anak dan kesejahteraan
masyarakat di masa depan.
4. Penelitian Ricardo dalam Bhutta tahun 2013
menyebutkan balita stunting berkontribusi terhadap
1,5 juta (15%) kematian anak balita di dunia dan
menyebabkan 55 juta anak kehilangan masa hidup
sehat setiap tahun
INTERVENSI PRIORITAS PENCEGAHAN STUNTING
Intervensi Gizi-Spesifik Intervensi Sensitif Study Lancet, 2008
1. Ibu Hamil 1. Akses air minum yang aman
intervensi spesifik hanya mendukung 20%
a) Makanan Tambahan 2. Akses sanitasi yang layak upaya pencegahan/penurunan stunting,
b) Suplemen FE 3. Akses terhadap fasilitasi kebersihan sementara intervensi sensitif berkontribusi
c) Garam Beriodium
d) Pencegahan kecacingan 4. Penyampaian Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) hingga 80%. Sementara itu berbagai studi yang
e) Perlindungan dari malaria 5. Penyampaian Jaminan Persalinan (Jampersal) dilakukan oleh WHO, UNICEF, World Bank, dan
2. Ibu menyusui dan bayi berusia 0-6 bulan 6. Penyediaan konseling untuk orang tua dari kalangan akademisi menemukan bahwa
a) Promosi Inisiasi Menyusui Dini (IMD) 7. Penyediaan akses pendidikan dasar untuk semua
b) Promosi ASI Ekslusif 8. Penyediaan konseling kesehatan dan reproduksi ketersediaan akses air minum yang aman dan
c) Melahirkan dengan bantuan tenaga kesehatan remaja sanitasi yang layak merupakan kunci untuk
d) Imunisasi Dasar 9. Penyediaan bantuan rumah untuk rumah tangga
e) Promosi dan Pemantauan Bulanan Tubuh-kembang miskin mencegah paparan penyakit-penyakit berbasis
anak 10. Meningkatkan ketahanan pangan bergizi lingkungan yang menjadi penyebab terjadinya
3. Ibu meyusui dan bayi berusia 6-23 bulan diare, cacingan, infeksi saluran pernafasan, dan
a) ASI Lanjutan dan Makanan Pelengkap
b) Pencegahan Kecacingan stunting
c) Suplemen seng
d) Tablet Tambah Darah (TTD)
e) Imunisasi Lengkap
f) Perlindungan dari malaria
g) Pencegahan diare
h) Pengelolaan penyakit anak yang terintegrasi
(Integrated Management of Child Illness atau IMCI)
i) Peningkatan Fortifikasi Makanan
j) Penyediaan Konseling Gizi
 

PAMSIMAS
KONVERGENSI PROGRAM
STRANAS PENCEGAHAN STUNTING

PAMSIMAS
BERKONTRIBUSI DALAM PENINGKATAN AKSES AIR MINUM, SANITASI
(KOLABORASI ANGGARAN, STRATEGI PERUBAHAN PERILAKU, PEMBANGUNAN INFRASTRUKTURNYA,
PENINGKATAN KAPASITAS PELAKU, PROSES PERENCANAAN HINGGA KEBERLANJUTAN)

100% AIR MINUM 100% SANITASI STBM 5 PILAR


PENCEGAHAN STUNTING dalam PAMSIMAS
Memperkuat intervensi Pamsimas dalam menyediakan akses ke fasilitas air dan sanitasi yang lebih baik
terhadap rumah tangga risiko stunting (kelompok rentan) dan mengadopsi perilaku kebersihan (hygiene
sanitasi)

Memastikan kelompok rentan/RISIKO


Menciptakan kesadaran STUNTING berakses terhadap:
Memastikan peningkatan akses
masyarakat, KKM dan KP-SPAMS 1. Sarana Jamban Sehat (JSP)
kelompok rentan terhadap
dan pemerintah desa tentang 2. Sarana Cuci tangan (SCT)
fasilitas air dan sanitasi, dan
pentingnya akses ke air bersih, 3. Air yang dikonsumsi teruji kualitasnya
mempraktekkan perilaku
sanitasi dan berperilaku hidup (Pengujian kualitas air)
higienis di Desa Pamsimas
bersih sehat untuk mengurangi 4. Sarana pengelolaan sampah (Tempat
risiko stunting; Sampah terpilah di Rumah Tangga)
5. Sarana SPAL Rumah tangga

Sasaran Pencegahan Stunting di PAMSIMAS adalah semua masyarakat (Universal), Prioritas bagi Ibu hamil dan
ibu yang memiliki baduta (0-2 tahun)
AKSI PAMSIMAS dalam PENCEGAHAN STUNTING

1. Identifikasi data Stunting, penetapan desa stunting, tidak hanya given dari menko PMK,
tetapi PAMSIMAS dapat membantu update data stunting melalui proses IMAS dan
pendataan sekunder yang dilakukan tim Fasilitator.
2. Penerapan 5 pilar STBM di semua desa prioritas yang beresiko stunting tinggi
3. Fasilitasi kolaborasi program dan pendanaan untuk pembiayaan pemenuhan penyediaan
100% akses air minum aman dan infrastruktur sanitasi layak yang diidentifikasi melalui
kegiatan lima pilar STBM
Platform Program Pamsimas III- pencegahan stunting

1. Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan kelembagaan daerah dan Ditjen Bangda,


Ditjen PPMD, Ditjen
desa BPD, Ditjen CK

2. Peningkatan perilaku higienis dan pelayanan Sanitasi Total Berbasis


Ditjen Kesmas
Masyarakat (STBM)

5 Komponen
3. Penyediaan prasarana air minum dan sanitasi umum Ditjen CK
Program PAMSIMAS

4. Hibah Insentif (yang mendukung pengembangan air minum, sanitasi) Ditjen CK,
Ditjen PK

5. Dukungan manajemen pelaksanaan program Ditjen CK


PILOT PENCEGAHAN STUNTING

488 Desa lokasi


Stunting - 2018

129 Desa stunting_2018


(Pilot upaya pencegahan stunting)

KEGIATAN SUDAH DILAKUKAN:


1. Koordinasi awal dengan pokja AMPL di 3
NTT JATENG JABAR JATIM prov pilot
6 Kab 2 Kab 11 Kab 11 kab 2. Penentuan desa lokasi pilot intervensi
44 desa 4 desa 58 desa 27 desa pencegahan stunting
3. Persiapan pertemuan penyiapan rencana
aksi upaya pencegahan stunting di 3 prov
untuk mendapatkan pembelajaran dalam
Sasaran : Kelompok rentan yang memiliki risiko tinggi stunting. penerapan 5 pilar STBM dan penyediaan
Indikator orang atau rumah tangga yang berisiko stunting akan ditentukan sarananya
berdasarkan kriteria lokal yang mencakup unsur-unsur generik seperti gizi buruk,
tingkat kemiskinan, akses yang buruk terhadap air dan sanitasi yang lebih baik, dan
risiko diare atau penyakit terkait air / sanitasi lainnya karena kebersihan yang kurang
SIKLUS PROGRAM PAMSIMAS

Memasukkan isu pencegahan stunting di setiap proses dalam


siklus PAMSIMAS

suatu komunitas (1 desa) jika belum dinyatakan desa tersebut STBM


(sanitasi total berbasis masyarakat), atau minimal tercapai desa Stop
Buang air besar sembarangan, maka masyarakat rentan (ibu hamil dan
anak baduta 0-2 tahun) akan beresiko tinggi terkena sunting.
SANITARIAN/PETUGAS PUSKESMAS
DIBANTU BIDAN “HARUS” TERLIBAT
LANGSUNG DALAM SEMUA TAHAPAN
SIKLUS
TAHAPAN PROSES PENCEGAHAN STUNTING
KPI PENCEGAHAN STUNTING
APBN,
APBD,
APBDES

Dana • Jumlah tambahan orang rentan risiko stunting


CSR Masyarak
at memiliki akses ke fasilitas air dan sanitasi yang
lebih baik

Pembiayaan
Kegiatan di • Jumlah RKM dan PJM Proaksi yang
Masyarakat memprioritaskan kelompok rentan sebagai
Perbankan Dana Hibah sasaran penerima manfaat melalui berbagai
sumber pembiayaan

DAK • Jumlah Desa prioritas stunting, masyarakatnya


Dana NGO sudah mempraktikkan perilaku hidup bersih
(DAK sehat dengan penerapan 5 pilar STBM
SANITASI)
RENCANA KERJA
PELAKSANAAN PENCEGAHAN STUNTING MELALUI PAMSIMAS III

Anda mungkin juga menyukai