Anda di halaman 1dari 13

Sejarah madzhab

fiqih
Created by Kelompok 4:
1.Naf’an David ferdiansah(04)
2.Widi cahya f.(19)
3.Siti humairah(17)
Rumusan Masalah
1. Pengertian Madzhab
2. Asal makna Madzhab
3. Sebab terjadinya Madzhab
4. Penjelasan secara umum tentang macam-macam Madzhab
dan tokoh-tokohnya.
Pengertian Madzhab
1. Kata mazhab adalah isim makan (kata yang
menunjukkan kata tempat) yang diambil dari fi’il madhi
(kata dasar) dzahaba yang berarti pergi. Dapat juga
berarti al-ra’yu yang artinya pendapat.
2. Pengertian mazhab dalam istilah fiqh atau ilmu fiqh
setidaknya meliputi dua pengertian, yaitu :
• Jalan pikiran atau manhaj yang digunakan
seseorang mujtahid dalam menetapkan hukum
suatu kejadian.
• Pendapat atau fatwa seorang mujtahid atau mufti
tentang hukum suatu kejadian.
Latar Belakang Timbulnya
Mahdzab
1. Adanya usaha pembekuan pendapat para iman;
2. Adanya pengikut-pengikut yang menyebarluaskan,
mempertahankan dan membela pendapat mereka;
3. Adanya kecenderungan ulama untuk menyarankan
enggunaan mazhab-mazhab tersebut oleh para hakim dan umat
ecara umum.
Sebab terjadinya Madzhab
Sebab terjadinya sebagai berikut:
1. Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, sebagian dari para
sahabatnya pergi ke beberapa wilayah atau negeri dengan
maksud untuk menyiarkan agama islam.
2. Para tabi’in yang tinggal di wilayah yang berbeda-beda yang telah
menerima hadis dari para sahabat tersebut, mereka
menyampaikan pula kepada tabi’it-tabi’in yang tinggal di wilayah
yang berbeda-beda pula. Imam yang empat yaitu Syafi’i, Maliki,
Hanafi, dan Hambali adalah golongan tabi’in dan tabi’it-tabi’in,
tempat tinggal mereka berbeda-beda.
3. Dengan demikian hadis yang sampai kepada Imam Maliki belum
tentu sampai kepada Imam Hanafi, begitu pula sebaliknya. Hadis
yang sampai pada imam-imam tersebut juga belum tentu sampai
kepada Imam Syafi’i atau Imam Hambali. Oleh karena itu masing-
masing Imam hanya bisa mencatat hadis-hadis yang sampai
kepadanya, dan dia beramal serta berfatwa dengan hadis-hadis
yang diterimanya saja.
Macam-macam Madzhab serta
Tokoh-tokohnya
Madzhab Hanafi
1. Pendiri : Imam Abu Hanifah (703-767 M).
2. Metode pengajaran: metode pengajarannya pada prinsip Syuro
(Musyawarah). Ia menyodorkan problem hukum pada murid-
muridnya untuk dibahas dan didiskusikan dan meminta mereka
untuk mencatat solusinya setelah ada kesepakatan pemahaman.
Melalui pendekatan yang interaktif dalam membuat keteteapan
hukum ini, bisa dikatakan bahwasanya Mahzab Hanafi sebagian
besar adalah hasil usaha murid-muridnya dan hasil usahanya
sendiri. Mereka juga sering mendiskusikan problem hipotesis
dan mencarikan solusi-solusinya, Karena mengarah pada fiqh
hipotesis, yang sering mengedapankan sebuah persoalan lewat
pertanyaan “bagaimana seandainya hal demikian terjadi?”,
mereka akhirnya dikenal sebagai kaum “bagaimana jika” atau
Ahlul-Ra’yu.
Madzhab Hanafi (lanjutan)
3. Sumber Hukum:
a. Al-Qur’an
b. Sunnah
c. Ijma’ Sahabat
d. Pendapat Sahabat Pribadi
e. Qiyas (Deduksi Analogis)
f. Istihsan (Prefensi)’
g. ‘Urf (Tradisi Lokal)
Madzhab Maliki
1. Pendiri : Imam Malik (717-801).
2. Metode Pengajaran: Metode pengajaran Imam Malik
didasarkan pada ungkapan hadis dan pembahasan atas
makna-maknanya kemudian dikaitkan dengan konteks
permasalahan yan ada saat itu. Setelah penyusunan Al-
Muwatta’ selesai, Imam Malik menjelaskan kitab tersebut
kepada murid-muridnya sebagai mazhabnya, namun ia akan
selalu menambahkan didalamnya ketika ada informasi baru
yang sampai kepadanya. Imam Malik sangat menghidari
spekulasi dan fiqh hipotesis, sehingga mazhabnya dan para
pengikutnya dikenal sebagai Ahlul-Hadis.
Madzhab Maliki (lanjutan)
3. Sumber Hukum:
a. Al-Qur’an
b. Sunnah
c. Praktik Masyarakat Madinah
d. Ijma’ Sahabat
e. Pendapat Individu Sahabat
f. Qiyas
g. Tradisi Masyarakat Madinah
h. Istislah (kemaslahatan)
i. ‘Urf (Tradisi)
Madzhab Syafi’i
1. Imam Syafi’i (769-820 M).
2. Metode Pengajaran: Imam Syafi’i mengkombinasikan fiqh
Hijaz (Mazhab Maliki) dengan fiqh Iraq (Mazhab Hanafi) dan
menciptakan mazhab baru yang ditekan pada murid-
muridnya dalam bentuk buku yang dinamakan al-Hujjah
(bukti). Imam Syafi’i banyak mereferensi pendapat-
pendapat hukumnya yang ia tetapkan saat berada di Iraq.
Imam Syafi’i memiliki perbedaan dengan periode keulamaan
yang pertama dalam keulamaan yang pertama dalam
mensistematisasikan prinsip-prinsip dasar fiqh yang ia tulis
dalam bukunya yang berjudul Ar-Risallah.
Madzhab Syafi’I (lanjutan)
3. Sumber Hukum:
a. Al-Qur’an
b. Sunnah
c. Ijma’
d. Pendapat individu sahabat
e. Qiyas
f. Istishab
Madzhab Hambali
1. Imam Ahmad (778-855 M).
2. Metode Pengajaran: Perhatian utama Imam Ahmad bin
Hanbali adalah pengumpulan, periwayatan, dan interpretasi
hadis. Metode pengajaran melalui pediktean hadis-hadis dari
dari koleksi lengkapanya yang dikenal sebagai Al-Musnad, yang
memuat lebih dari 30.00 hadis, dan juga berdasarkan berbagai
pendapat dari sahabat berkaitan dengan interpretasi mereka.
3. Sumber Hukum:
a. Al-Quran
b. Sunnah
c. Ijma’ Sahabat
d. Penadapat Individu Sahabat
e. Hadis Daif
f. Qiyas

Anda mungkin juga menyukai