Anda di halaman 1dari 23

Oleh:

Obing Katubi
Peneliti Utama pada Pusat Penelitian
Kemsyarakatan dan Kebudayaan
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
Pengertian Keterbacaan
Keterbacaan berkaitan dengan hal mudah atau
sukarnya teks dipahami kelompok pembaca
tertentu yang menjadi sasaran teks tersebut.

Semakin tinggi keterbacaan teks, teks tersebut


semakin mudah dipahami pembaca. Namun,
perlu diingat bahwa sifat keterbacaan itu
melekat pada teks, bukan pada diri pembaca.
Unsur yang Memengaruhi Keterbacaan Teks
(Harrison 1984)
(1) sifat mudahnya dibaca (aspek tipografi),
(2) ilustrasi dan warna,
(3) kesulitan konseptual,
(4) sintaksis,
(5) kosakata,
(6) organisasi teks.
Robinson (1989): jika struktur sintaktik dan
semantik teks bersesuaian dengan
pengetahuan sintaktik dan semantik
pembaca, pemahaman pembaca atas teks
tersebut akan tinggi.

Akan tetapi, jika terdapat rentangan jarak


latar pengalaman, emosional, dan
kebahasaan antara penulis teks dan
pembaca, pemahaman pembaca akan
rendah dan teks tersebut menjadi sulit.
Flesch (1960): Rerata Panjang Kalimat dan
Tingkat Keterbacaannya
Jumlah Kata Per Tingkat Keterbacaan
Kalimat
26< Sangat sukar
25--22 Sukar
21--18 Agak Sukar
17--15 Standard
14--12 Agak mudah
11--9 Mudah
8> Sangat Mudah
Contoh Kalimat Tidak Terkendali
Panjangnya
Saya khawatir bahwa kakek percaya akan
kebenaran ucapan nenek yang menuduh
paman mengetahui bahwa temannya mengira
bibi menilai bapak tahu akan maksud ibu yang
mengatakan bahwa ia memahami
kekhawatiran saya bahwa kakek percaya akan
kebenaran ucapan nenek yang …
BANGUN KALIMAT DAN KETERBACAAN
1) Informasi Lama Mendahului Informasi Baru
 Informasi lama: frasa nominal/benda yang
menyebutkan konsep atau benda yang sudah
dikenal oleh pembaca dari kalimat
sebelumnya atau yang diperkirakan dapat
dipahami dari tautannya.

 Informasi baru: frasa nominal/benda yang


menyebutkan konsep atau benda yang belum
dibahas sebelumnya atau diperkirakan tidak
dipahami dari tautannya.
Rencana lima tahun itu tidak dengan tegas
merumuskan program penelitian lingkungan
jangka panjang. Dalam pasal mengenai
penelitian jangka panjang, rencana itu,
misalnya, hanya menguraikan pengembangan
teknik saja, sedangkan masalah berjangka
panjang yang penting-penting tidak
disinggung.
2) Bagian yang Pendek Mendahului Bagian yang
Panjang (Pola dari Pendek ke Panjang)
Contoh yang menyulitkan pembaca:
 Kami menerima permintaan perlengkapan dari
berbagai kantor cabang dan semuanya telah kami
penuhi. Antara lain, kami/telah mengirim/kantor
penelitian, pengembangan, dan pengkajian di
Surabaya/sebuah penganalisis gas.
Alih bangun:
 Antara lain, kami/telah mengirimkan/sebuah
penganalisis gas/ke kantor penelitian, pengembangan,
dan pengkajian di Surabaya
3) Frasa
nominal/benda yang panjang
dapat menyulitkan pembaca
Contoh:
Gagasan untuk merancang dan memproduksi
penerima AM/FM yang ekonomis sehingga terbeli
oleh konsumen rata-rata dan menguntungkan
perusahaan / diperkenalkan/ kepada para insinyur
perusahaan.
Alih bangun:
Kepada para insinyur perusahaan/ diperkenalkan/
gagasan untuk …
4) Ketaksaandapat menurunkan tingkat
Keterbacaan

Contoh:
Orang dewasa ini kurang memiliki jiwa
nasionalis sejati.
Kalimat

Frasa Nominal/Benda Klausa


Verbal/Kerja

Orang dewasa ini kurang memiliki


jiwa
nasionalis sejati
Kalimat

Kelompok Nominal/ Kelompok Verbal/Kerja


Benda
Frasa Prep Frasa V Frasa N

Frasa N

Orang dewasa ini kurang memiliki jiwa


nasionalis
sejati
5) Perhatikan penggunaan kalimat pasif
dan aktif sewajarnya
Pokok kalimat/subjek pada kalimat pasif tidak
selamanya menderita
Contoh:
1) Gubernur Maluku dianugerahi bintang
kesetiaan oleh pemerintah.
2) Pemuda itu diciumi para pengagumnya
karena berhasil memenangi pertandingan.
Penggunaan bentuk aktif dan pasif yang tidak
wajar
Contoh:
Setelah terikat keempat kaki kerbau kurban
itu, dengan sigap ia menggorok lehernya.
6) Paralelkan predikat kalimat pada kalimat kompleks untuk
memudahkan pembaca
Bandingkan:
1)Secara tegas dan konsekuen, pemerintah menindak para
pelaku penyelundupan karena industri dalam negeri
dijatuhkan, merusak aparatur pemerintah, dan
kewibawaan pemerintah dirongrong.

2) Secara tegas dan konsekuen, pemerintah


menindak para pelaku penyelundupan karena mereka
menjatuhkan industri dalam negeri, merusak aparatur
pemerintah , dan merongrong kewibawaan pemerintah.
• 7) Variasikan kalimat dalam KTI. Kelincahan pikiran
dan bahasa dinyatakan juga oleh variasi bentuk
kalimat yang berurutan. Caranya ialah:
1) Pemakaian berbagai jenis kalimat menurut struktur
gramatikal dan bentuk retorik
2)Pemakaian kalimat yang panjangnya berbeda-beda
3) Pemakaian urutan unsur kalimat yang berselang-
seling
8) Hindari penggunaan kata mubazir dalam
kalimat.
Perhatikan contoh ini dan bandingkan
1) Perampok itu melakukan pembunuhan
terhadap pemilik rumah
2) Perampok itu membunuh pemilik rumah.
Contoh Variasi Kalimat dalam Paragraf
(1) Jangan menganggap bahasa Indonesia itu mudah. (2)
Yang mudah ialah penggunaan bahasa Indonesia ragam
santai, bahasa tutur yang kita gunakan sehari-hari,
karena bahasa itu tidak terikat pada kaidah-kaidah
bahasa yang berlaku. (3) Bahasa Indonesia ragam resmi
tidak mudah. (4) Karena itu, jika kita ditempatkan pada
suatu situasi resmi, yang harus menggunakan bahasa
Indonesia ragam resmi yang terjaga, kita akan
merasakan bahwa pekerjaan itu itu tidaklah mudah. (5)
Misalnya, kita tiba-tiba harus berpidato atau harus
membuat tulisan ilmiah. (6) Dalam situasi seperti itu,
barulah akan terasa pada diri kita bahwa menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan teratur tidak semudah
yang disangka orang.
9) Gunakan EYD dalam KTI dengan tepat

MARI BERLATIH MENGGUNAKAN EYD


Butir-butir Saran dalam Menulis KTI agar
Berketerbacaan Tinggi (Ringkasan)

1)Pertimbangkan tingkat kesukaran kata


 Kata pendukung kalimat mudah dipahami pembaca
 Kata, istilah, frasa yang sukar, tetapi perlu digunakan untuk
menyampaikan gagasan harus diterangkan maknanya

2) Pertimbangkan tingkat kesukaran kalimat

3) Pergunakan bahasa (kata dan kalimat)


yang standard/baku
4) Sampaikan gagasan secara teratur dan terpadu
 Gagasan dalam paragraf harus berurutan secara logis
 Gagasan dalam setiap paragraf merupakan kesatuan
yang utuh
 Peralihan gagasan antarparagraf harus tampak
pautannya dan halus.
 KTI sebagai wacana harus merupakan satu kesatuan
gagasan
5) Kalimat tumpuan/kalimat utama dalam paragraf
bervariasi untuk menghindari kebosanan pembaca

Anda mungkin juga menyukai