Anda di halaman 1dari 23

Universitas Borneo

Tarakan
Djuanda Hatta
L/O/G/O
Revolusi Teori
Ekonomi Mikro

L/O/G/O
1. Revolusi teori ekonomi mikro
2. Pasar persaingan tidak sempurna
3. Teori perusahaan neo klasik
4. Pemikiran Sraffa dan Robinson
5. Persaingan monopoli dari Chemberlin
Pasar persaingan tidak sempurna
 Perkembangan pemikiran Neoklasik menerima
berbagai kritik yang dikemukakan tajam dari para
ahli ekonomi sejarah, dan kelembagaan. Kritik itu
senantiasa tidak setuju dengan asumsi-asumsi yang
digunakan oleh pemikir ekonomi klasik dan neo-
klasik, Kritik itu mendapat peluang untuk dikaji oleh
pemikir Neoklasik, yang akhirnya melahirkan teori-
teori persaingan tidak sempurna, seperti
dikemukakan oleh Sraffa dan Robinson.
TEORI PERUSAHAAN NEO KLASIK

Dengan meningkatnya harga akan menciptakan laba


maksimum. Oleh karena itu akan dapat mengundang saingan
sendiri untuk masuk ke pasar, sehingga tingkat laba menjadi
normal kembali.
Bagi perusahaan-perusahaan yang telah established, telah
sukses dan telah berdiri lama mempunyai good-will terhadap
langganan-langganannya, sehingga merupakan rintangan bagi
yang baru atau yang akan memasuki pasar. Di samping itu
perusahaan yang sukses ini akan selalu menciptakan
rintangan-rintangan masuk, seperti :
memperbanyak produksi,
menurunkan harga,
pelayanan yang memuaskan,
kredit dan sebagainya.
Cont,
 Struktur pasar yang oligopoli, mengakibatkan
George Stigler menyusun teori tentang kurva
permintaan yang patah (kinky demand curve). Hal
ini terjadi, antara lain disebabkan oleh tingkat harga
yang stabil. Harga yang stabil ini dapat juga
disebabkan selera dan teknologi yang stabil,
kelemahan administrasi, faktor terjadinya kolusif.
PEMIKIRAN SRAFFA DAN ROBINSON
Analisis neoklasik yang dikemukakan Sraffa, bahwa pada kurva
biaya rata-rata ada bagian yang menurun, maka tidak mungkin
terjadi dalam kenyataan struktur pasar persaingan sempurna.
Justru struktur monopoli banyak ditemukan dalam
kenyataannya. Dengan demikian andaian-andaian yang
digunakan dalam struktur pasar persaingan sempurna tidak
realistik.
Robinson memperkuat argumantasi sraffa baik dalam berbagai
tulisannya, maupun pada bukunya yang berjudul The Economic
of Imperfect Competation. Perusahaan skalanya semakin besar,
dijumlahnya pun tidak banyak, sehingga mereka dapat
mempengaruhi jumlah produksi di pasar, dan sekaligus
menetapkan harga yang tinggi.
PERSAINGAN MONOPOLI DARI
CHEMBERLIN
Pembatasan struktur pasar monopoli murni telah
berlangsung sejak masa ekonomi Klasik, tetapi
struktur pasar oligopoli relatif baru. Kenyataan
ekonomi telah berubah selama akhir abad ke-19
sampai dengan 1930-an, sehingga lahir teori
persaingan tidak sempurna, dan secara lebih khusus
timbul struktur pasar persaingan monopoli dan
oligopoli. Dalam hal tertentu, struktur pasar oligopoli
dapat dikatakan sebagai persaingan monopoli
terutama untuk oligopoli yang berdiferensiasi.
Cont,
 Hubungan antara struktur dengan perilaku yang
dikaitkan dengan kinerja industri semakin mantap
digunakan dalam pembahasan-pembahasan oligopoli
khususnya, persaingan tidak sempurna umumnya,
karena telah ditemukannya cara-cara pengukuran
tingkat konsentrasi.
 Dengan ukuran ini, dapat ditentukan tidak hanya
tingkat atau derajat oligopoli, tetapi derajat
monopoli dalam suatu barang-barang atau jasa.
Misalnya, semakin tinggi konsentrasi, akibat
terjadinya akumulasi modal yang semakin tinggi,
dan di pihak lain terjadi perolehan
Revolusi Teori
Ekonomi Makro

L/O/G/O
1. Ruang lingkup revolusi teori ekonomi makro
2. Depresi ekonomi dan relevansi teori
3. Kesempatan kerja dengan intervensi pemerintah
4. Kontroversi teori moneter
Setelah ekonomi mikro populer, sejarah kembali memunculkan
urgensi akan kajian ilmu baru berupa ilmu ekonomi makro. Teori
ekonomi makro ini dipicu oleh peristiwa Great Depression yang
pertama kali terjadi di Amerika Serikat. Great Depression (1929-1933)
membuat perekonomian di berbagai negara besar mengalami berbagai
masalah besar. Rentetan masalah ekonomi terjadi seperti angka
pengangguran yang meningkat, output perekonomian yang berkurang
drastis, serta investasi yang merosot tajam.
Kelesuan ekonomi menimpa negara-negara besar karena
penerapan liberalisasi ekonomi. Depresi yang berlangsung lama ini pun
membuyarkan keyakinan dunia terhadap hipotesis ekonomi klasik
yang beranggapan bahwa invisble hand akan bertindak secara
otomatis untuk menyeimbangkan pasar. Nyatanya, asumsi ekonomi
klasik ini tidak terbukti.
General Theory yang diungkapkan Keynes terdiri dari dua
hal pokok, yakni :
1. kritik terhadap kelemahan Teori Klasik yang idealis
(utopian) mengenai asumsi pasar, dan terlalu
ditekankannya masalah ekonomi pada sisi penawaran.
2. usulan untuk pemulihan perekonomian dengan
memasukkan peran Pemerintah dalam perekonomian
sebagai langkah untuk menstimulir sisi permintaan.
Kedua pokok pikiran Keynes inilah yang kemudian membawa
pembaruan radikal dalam ilmu ekonomi. Adapun
pembaharuan ilmu ekonomi tersebut meliputi :
1. Mulai diperhatikannya dimensi global atau AGREGAT (MAKRO)
dalam analisis ilmu ekonomi. Hal inilah yang memicu
perkembangan ilmu ekonomi menjadi ilmu ekonomi Makro.
2. Dimasukkannya peranan pemerintah ke dalam analisis ilmu
ekonomi sehingga hal ini telah menimbulkan asumsi terhadap
pentingnya peranan analis kebijakan (Policies Analysis).
3. Diperlukannya analisis kebijakan, maka diperlukan pula studi-studi
empiris terkait, dalam hal ini adalah terkait kajian kebijakan
ekonomi makro.
Dari sejarah inilah, Keynes kemudian dikenal seabgai
“Bapak” Ilmu Ekonomi Makro sekaligus sebagai ekonom
perintis studi induktif. Sebab, dasar pemikiran analisa
ekonomi disempurnakan menjadi tidak hanya pada analisa
deduktif, melainkan juga pada analisa induktif.
Pengertian Ekonomi Makro

Pengertian ekonomi makro adalah ilmu ekonomi yang dalam


pendekatannya terhadap besaran-besaran ekonomi
menggunakan besaran-besaran secara keseluruhan atau
agregat.

Teori ekonomi makro dapat juga disebut sebagai analisis


pendapatan nasional atau teori pendapatan nasional karena
fokus kajiannya yang berada dalam lingkup negara.
Alasan Pentingnya Kajian Ilmu Ekonomi
Makro
Selain itu, awal mula perkembangan Makroekonomi ini juga
didorong dari beberapa kondisi ekonomi yang tidak bisa
dijelaskan dengan menggunakan analisis mikroekonomi.
Adapun hal -hal seperti :
1. faktor-faktor yang menentukan tingkat kegiatan ekonomi suatu
negara;
2. alasan terjadinya masalah pengangguran di setiap negara;
3. alasan terjadinya kenaikan harga-harga yang sering diikuti masalah
pengangguran yang serius;
4. alasan terjadinya perlambatan ekonomi di suatu negara.
Masih ada berbagai pokok permasalahan yang tidak bisa
dijawab dengan menggunakan kajian ekonomi mikro. Itu
sebabnya dibutuhkan penyempurnaan ilmu ekonomi dengan
kajian ekonomi makro.
Adapun fokus pembahasan Ilmu Ekonomi Makro meliputi :
1. Proses penentuan tingkat kegiatan dalam perekonomian dilihat dari
segi demand dan supply;
2. Masalah-masalah utama yang seringkali dihadapi dalam setiap
perekonomian
3. Peranan policy dan campur tangan pemerintah dalam upaya
mengatasi masalah ekonomi yang dihadapi negara;
4. Perilaku para agen ekonomi dalam konteks agregat (keseluruhan).
Pemerintah dalam Ekonomi Makro
Dalam tata kelola ekonomi makro, pemerintah memegang
kendali utama. Adapun fungsi pemerintah dalam tata kelola
ekonomi makro, meliputi :
1. Fungsi stabilisasi, yakni dalam upaya menciptakan stabilitas
ekonomi, sosial, politik, hukum, pertahanan dan keamanan.
2. Fungsi alokasi, yakni dalam rangka menyediakan barang dan jasa
publik, sebagai contoh pembangunan jalan raya, penyediaan
fasilitas penerangan, gedung sekolah, dan infrasturktur lain.
3. Fungsi distribusi, yakni dalam upaya mewujudkan pemerataan atau
distribusi pendapatan masyarakat.
Secara lebih khusus, terdapat beberapa peran pemerintah
dalam ekonomi makro, yang meliputi :
Kebijakan Fiskal
Kebijakan Moneter
Kebijakan bukan fiskal dan bukan moneter
Kebijakan Anggaran
Kebijakan Keuangan Internasional
Kebijakan Perdagangan
Kebijakan Penyederhanaan Debirokrasi
Kebijakan Deregulasi
Thank you

L/O/G/O

Anda mungkin juga menyukai