Anda di halaman 1dari 37

Filsafat Ilmu

Puri Ratna Kartini, S.KM., M.Epid.

Program Studi Farmasi


Filsafat Ilmu
Filsafat : philos = cinta dan
shophia= kearifan

Ilmu : kumpulan pengetahuan yang disusun secara konsisten dan


kebenaranya telah terbukti secara empiris (pengamatan dan
eksperimen)

Filsafat Ilmu adalah studi tentang


asumsi, landasan berpikir, dan
implementasi dari ilmu
Pengertian
Robert Ackerman dalam The Liang Gie
(1999)
• Filsafat Ilmu adalah tinjauan kritis tentang
pendapat ilmiah dewasa ini dengan perbandingan
terhadap pendapat lampau yang telah terbukti
Lewis White Beck dalam The Liang Gie
(1999)
• Filsafat ilmu mempertanyakan dan menilai metode
pemikiran ilmiah serta mencoba menetapkan nilai
dan pentingnya usaha ilmiah sebagai suatu
keseluruhan
• Filsafat ilmu merupakan bagian dari
filsafat yang menjawab beberapa
pertanyaan mengenai hakikat ilmu dan
mempelajari dasar-dasar filsafat, asumsi
dan implikasi dari ilmu
pengertian filsafat ilmu itu mengandung konsepsi
dasar yang mencakup hal-hal sebagai berikut:

sikap kritis dan evaluatif


terhadap kriteria-kriteria ilmiah

sikap sistematis berpangkal


pada metode ilmiah

sikap analisis obyektif, etis dan


falsafi atas landasan ilmiah

sikap konsisten dalam bangunan


teori serta tindakan ilmiah
Substansi yang dipelajari dalam Filsafat

1. Sejarah , konsep, term, metode dan logika yang digunakan dalam


ilmu saat ini
2. Mempelajari tipe pemebenaran untuk menuju kesimpulan ilmiah
(deduksi, induksi, verifikatif, dan falsifikasi)
3. Impikasi metode imliah dan model dari ilmu yang terkait dengan
teknologi ( applied science)
4. Pembenaran yang menghubungkan hipotesis dan kesimpulan
(metode ilmiah)
5. Perilaku dimana ilmu menjelaskan fenomena alamiah dan
meramalkannya melalui pengamatan, asumsi, teori, probabilitas,
logika dan teori pengukuran
Makna Filsafat Ilmu
Filsafat meletakkan dasar-dasar suatu
pengetahuan

Filsafat Ilmu adalah pengetahuan yang membahas dasar-


dasar wujud keilmuan yang merupakan pengembangan
dari filsafat pengetahuan (ilmu) dan merupakan cabang
filsafat dengan sasarannya ilmu (pengetahuan) dan tiang
penyangga bagi eksistensi ilmu yakni ontology,
epistemology dan aksiologi ilmu.
Objek Filsafat Ilmu
Objek material adalah apa yang dipelajari dan dikupas
sebagai bahan (materi) pembicaraan.
Objek material adalah objek yang di jadikan sasaran menyelidiki
oleh suatu ilmu, atau objek yang dipelajari oleh ilmu itu. Objek
material filsafat illmu adalah pengetahuan itu sendiri, yakni
pengetahuan ilmiah (scientific knowledge) pengetahuan yang
telah di susun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu,
sehingga dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya secara
umum.

Objek formal adalah cara pendekatan yang


dipakai atas obyek material, yang sedemikian
khas sehingga mencirikan atau mengkhususkan
bidang kegiatan yang bersangkutan. Jika cara
pendekatan itu logis, konsisten dan efisien, maka
dihasilkanlah sistem filsafat ilmu.
Manfaat Belajar Filsafat Ilmu
• Sebagai sarana pengujian penalaran
ilmiah, sehingga menjadi kritis terhadap
kegiatan ilmiah
• Merupakan metode untuk merefleksi,
menguji, mengkritisi, memberikan asumsi
keilmuan
• Memberikan pendasaran logis terhadap
metode keilmuan
Ruang Lingkup Filsafat Ilmu
(S.Supriyanto, 2014)

Ontologi Ilmu
Ontologi ilmu meliputi apa hakikat ilmu, kebenaran dan
kenyataan yang koheren dengan pengetahuan ilmiah.

Epistemologi ilmu Aksiologi ilmu


Epistemologi ilmu meliputi sumber, Aksiologi ilmu meliputi nilai manfaat
sarana, dan tatacara menggunakan yang bersifat normative dalam
sarana tersebut untuk mencapai memberikan makna dalam hasil
pengetahuan ilmiah kajian epistemology.
Ruang Lingkup Filsafat Ilmu

Ontologi
Ontologi membahas apa yang ingin kita ketahui

Epistemologi Aksiologi ilmu


Epistemologi meliputi bagaimana cara kita Aksiologi meliputi nilai manfaat yang
menjawab pertanyaan ontologi misal bersifat normative dalam
dengan studi pustaka, wawancara, memberikan makna dalam hasil
observasi dll. kajian epistemology.
Ruang Lingkup Filsafat Ilmu
Ontologi Ilmu meliputi Obyek apa yang ditelaah ilmu ?
Bagaimana ujud yang hakiki dari obyek tersebut?
Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya
tangkap manusia yang membuahkan pengetahuan ?

Aksiologi ilmu meliputi Untuk apa


Epistemologi ilmu meliputi Bagaimana pengetahuan yang berupa ilmu itu
proses yang memungkinkan ditimbanya dipergunakan? Bagaimana kaitan
pengetahuan yang berupa ilmu? antara cara penggunaan tersebut
Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa dengan kaidah-kaidah moral?
yang harus diperhatikan agar mendakan Bagaimana penentuan obyek yang
pengetahuan yang benar? Apakah ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan
kriterianya? Apa yang disebut kebenaran moral ? Bagaimana kaitan antara
itu? Adakah kriterianya? teknik prosedural yang merupakan
Cara/teknik/sarana apa yang membantu operasionalisasi metode ilmiah
kita dalam mendapatkan pengetahuan dengan norma-norma
yang berupa ilmu? moral/profesional ?
Filsafat Ilmu sebagai metode
• Filsafat ilmu merupakan metode atau tata cara penulisan
karya ilmiah atau penelitian
• Filsafat ilmu merupakan refleksi filsafat yang tidak
pernah mengenal titik henti dalam menjelajahi kawasan
ilmiah untuk mencapai kebenaran atau kenyataan
• Filsafat ilmu memberi landasan berpikit bagaimana ilmu
dikembangkan, keterjalinan antar cabang ilmu, dan
memberikan sikap mental untuk selalu bertindak arif,
terhindar dari kecongkakan intelektual, terhindar dari
arus memandang kebenaran ilmiah sbg barang jadi
• Filsafat ilmu melakukan kajian kritis konsep/teori ilmu
dan memeriksa asumsinya untuk memperoleh kearifan
dan keakuratan, sehingga diperoleh landasan kebenaran
yang kuat
Metodologi, Metodologi
Kuantitatif dan Kualitatif
Metodologi adalah suatu kajian dalam
mempelajari metode

Penelitian Kuantitatif : masalah penelitian


→penelusuran teori → kerangka pikir →
hipotesis → dibuktikan kebenarannya

Penelitian Kualitatif : kejadian/fenomena yang


diobservasi → disusun pola berupa teori, konsep
prinsip yang sifatnya hipotesis → diuji kebenarannya
Prinsip Logiko-Hipotetiko-
Verifikatif
• mengandung makna bahwa: suatu penalaran ilmiah
harus mempergunakan logika tertentu sehingga prinsip
tersebut
• (a) konsisten dengan teori sebelumnya sehingga tidak
memungkinkan terjadinya pertentangan dengan teori lain
secara keseluruhan.
• (b) harus cocok dengan fakta-fakta empiris sebab teori
yang bagaimanapun konsistennya jika tidak didukung
oleh pengujian empiris tidak dapat diterima
kebenarannya secara ilmiah..
Format standar Penelitian
• Kebenaran
Dalam filsafat ada cabang filsafat yaitu
epistemologi, yg mempelajari hal2 yg
bersangkutan dg pengetahuan dan kebenaran
• Sifat Kebenaran
• 1. Deskriptif → kebenaran dalam pernyataan,
proposisi atau keyakinan (sebagai kata sifat)
• 2. Instrumental → yang terdapat dalam
keyakinan menjadi pembimbing bagi pemikiran
dan tindakan ( sebagai kata keterangan)
• 3. Substantif/ontologis → didasarkan pada
kenyataan ( sebagai kata benda)
• 4. Eksistensial → kebenaran berdasar pada
salah satu jalan hidup (sebagai kata kerja)
Kriteria Kebenaran
• Salah satu kriteria kebenaran adalah
adanya konsistensi dengan pernyataan
terdahulu yang dianggap benar.
Kriteria Kebenaran
1. Teori Koherensi (Konsisten)
suatu pernyataan dianggap benar bila
pernyataan itu bersifat koheren dan
konsisten dengan pernyataan-pernyataan
sebelumnya yang dianggap benar.

Contohnya ialah matematika yang bentuk


penyusunannya, pembuktiannya
berdasarkan teori koheren.
1+1 = 2, 1+8 = 9
2. Teori Korespondensi (Pernyataan sesuai
kenyataan)
Dalam teori ini suatu pernyataan dianggap
benar apabila materi pengetahuan yang
dikandung berkorespondensi dengan objek
yang dituju (objek aktual/fakta yg ada) oleh
pernyataan tersebut.
Contohnya ialah apabila ada seorang yang
mengatakan bahwa ibukota Inggris adalah
London, maka pernyataan itu benar.
• 3. Teori Pragmatis (Kegunaan di lapangan)
Teori pragmatis mengatakan bahwa kebenaran
suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah
pernyataan tersebut bersifat fungsional dan
mempunyai kegunaan. Sesuatu itu benar jika dpt
dimanfaatkan sec praktis.

Kriteria kebenaran didasarkan atas kegunaan


teori tersebut. Disamping itu aliran ini percaya
bahwa suatu teori tidak akan abadi, dalam
jangka waktu tertentu itu dapat diubah dengan
mengadakan revisi.
Berpikir Inovatif
Judgement:
Analisis : kemampuan
kemampuan untuk
untuk mengurai suatu
memutuskan perlu
makna dan mencoba
tidaknya disimpan
memahami hakekat
dalam ingatan atau
makna tsb
tidak

Pengorganisasian : Sintesis :kemampuan


melakukan organisasi membuat ide/kerangka
terhadap judgemnet pikir kreatif dan inovatif
Berpikir Pragmatis dalam
Pemecahan Masalah
• Ada Tiga pertanyaan yang harus dijawab
dalam pemecahan masalah

WHAT WHY

HOW
Berpikir Reflektif

Berpikir reflektif adalah perpaduan dari berpikir filsafat,


pragmatis, dan proses berpikir kreatif
Berpikir Reflektif
• Alur Berpikir Reflektif (Descartes)
1. Pemahaman masalah
2. Meragukan dan menguji secara rasional
3. Memeriksa penyelesaian terdahulu
4. Menyarankan hipotesis
5. Pengujian Konsekuensi/ Verifikasi
Hipotesis
6. Menarik Kesimpulan
Berpikir Reflektif (Supriyanto)

ONTOLOGI
PERISTIWA ALAM/
SOSIAL

WHAT

EPISTEMOLOGI
ANALISIS ANALISIS
INDRAWI TEORI

WHY HOW
ROOT OF CAUSE

AKSIOLOGI
NILAI KEGUNAAN TINDAKAN
• Penjelasan gejala yang muncul
kemudian dengan menggunakan faktor
Genetik
yang timbul sebelumnya
• Penjelasan yang meletakkan sebuah
unsur dalam kaitannya dengan sistem Fungsional
secara keseluruhan yang mempunyai
karakteristik tertentu
• Kesimpulan dari sejumlah kasus yang
mencoba menyimpulkan menjadi
Induktif
umum dan universal
• Penarikan kesimpulan dari yang bersifat
umum kedalam hal yang bersifat khusus.
Deduktif
Sumber Ilmu Pengetahuan
Tambahan

TOKOH-TOKOH
ALIRAN ILMU
PENGETAHUAN
Rasionalisme

Rasionalisme berpendapat bahwa


sumber pengetahuan yang dapat
• Tokoh-tokoh aliran
dipercaya adalah rasio atau akal.
rasionalisme, antara lain: Rene
Metode yang digunakan adalah Descartes (1596 -1650),
metode deduktif, yaitu suatu Nicholas Malerbranche (1638 -
penalaran yang mengambil 1775), B. De Spinoza (1632 -
kesimpulan dari suatu kebenaran 1677 M), G.W.Leibniz (1946-
yang bersifat umum untuk
1716), Christian Wolff (1679 -
diterapkan kepada hal-hal yang
bersifat khusus 1754) dan Blaise Pascal (1623
-1662 M).
Empirisme
Empirisme berpendapat bahwa empiri atau pengalamanlah
yang menjadi sumber pengetahuan, baik pengetahuan
lahiriah maupun batiniah.

Metode yang dipercayai adalah induktif, yaitu suatu


penalaran yang mengambil kesimpulan dari suatu
kebenaran yang bersifat khusus untuk diterapkan kepada
hal-hal yang bersifat umum

• Tokoh-tokoh aliran empirisme, antara lain: Francis Bacon


(1210 -1292), Thomas Hobbes ( 1588 -1679), John Locke
( 1632 -1704), George Berkeley ( 1665 -1753), David Hume
( 1711 -1776), dan Roger Bacon ( 1214 -1294).
Pragmatisme
• Pragmatisme mengajarkan bahwa yang benar adalah
apa yang membuktikan dirinya sebagai benar dengan
membawa akibat yang bermanfaat secara praktis

• Pedoman pragmatisme adalah logika pengamatan.


Pragmatisme bersedia menerima segala sesuatu, asal
saja membawa akibat yang praktis.

• Pragmatisme adalah pemikiran filsafat ilmu yang


dipelopori oleh C.S Peirce, William James, John Dewey,
George Herbert Mead, F.C.S Schiller dan Richard Rorty.
Tradisi pragmatism muncul atas reaksi terhadap tradisi
idealis yang dominan yang menganggap kebenaran
sebagai entitas yang abstrak, sistematis dan refleksi dari
Idealisme
• Idealisme adalah aliran filsafat yang
menganggap bahwa realitas ini terdiri dari ide-
ide, pikiran-pikiran, akal (mind) atau jiwa (self)
dan bukan benda material dan kekuatan
• Tokoh-tokoh aliran idealisme, antara lain:
Plato (477 -347 Sb.M), B. Spinoza (1632 -
1677), Liebniz (1685 -1753), Berkeley (1685 -
1753), J. Fichte (1762 -1814), F. Schelling
(1755 -1854) dan G. Hegel (1770 -1831).
Positivisme
• Positivisme berpendapat bahwa pemikiran filsafat
berpangkal dari apa yang telah diketahui, yang faktual,
yang positif. Sehingga sesuatu yang sifatnya metafisik
ditolak.
• Menurut positivisme, pengetahuan tidak boleh melebihi
fakta. Positivisme hanya menyelidiki fakta-fakta dan
hubungan yang terdapat antara fakta-fakta. Tokoh aliran
positivisme,
• Tokoh-tokoh : Auguste Comte ,Thomas Kuhn, Paul K.
Fyerabend, W.V.O. Quine, and filosof lainnya. Pikiran-
pikiran para tokoh ini membuka jalan bagi penggunaan
berbagai metodologi dalam membangun pengetahuan
dari mulai studi etnografi sampai penggunaan analisa
statistik.
Kritisisme
• Kritisisme merupakan aliran filsafat yang
menyelidiki batas-batas kemampuan rasio
sebagai sumber pengetahuan manusia. Oleh
karena itu, kritisisme sangat berbeda corak
dengan rasionalisme yang mempercayai
kemampuan rasio secara mutlak.
• Kritisisme menjebatani pandangan rasionalisme
dan empirisme, yang intinya ilmu
pengetahuannya berasal dari rasio dan
pengalaman manusia. Tokoh aliran kritisisme,
yaitu: Immanuel Kant (1724-1804).
Naturalisme
• Naturalisme merupakan paham yang berpendirian
bahwa setiap bayi lahir dalam keadaan suci dan
dianugerahi dengan potensi insaniyah yang dapat
berkembang secara alamiah. Karena itu, pendidikan
pada dasarnya sekedar merupakan suatu proses
pemberian kemudahan agar anak berkembang sesuai
dengan kodrat alamiahnya. Pandangan ini
diidentifikasikan sebagai konsepsi pendidikan yang
cenderung pesimistik. Tokoh aliran naturalisme antara
lain. J.J. Rousseau (1712-1778) dan Schopenhauer
(1788-1860 M).
pustaka
• Anwar, Saeful. 2007. Filsafat Ilmu Al-Ghazali: Dimensi Ontologi dan
Aksiologi. Bandung: Pustaka Setia.
•  
• Soetriono dan SRDm Rita Hanafie. 2007. Filsafat Ilmu dan Metodologi
Penelitian. Yogyakarta: Andi
•  
• Supriyanto. 2014. Filsafat ilmu. Jakarta : prestasi pustaka

Anda mungkin juga menyukai