Anda di halaman 1dari 59

Prinsip – Prinsip Asuransi

/agt-md
PRINSIP – PRINSIP ASURANSI

 Insurable Interest
 Utmost Good Faith
 Proximate Cause
 Indemnity
 Subrogation
 Contribution
INSURABLE INTEREST
INSURABLE INTEREST
Definisi :

The legal right to insure arising out of financial


relationship recognized at law between the
insured and the subject matter of insurance

Hak untuk mempertanggungkan sesuatu yang


timbul dari adanya hubungan/kepentingan
keuangan yang secara sah diakui oleh hukum
antara tertanggung dan objek pertanggungan
INSURABLE INTEREST
 Subject Matter of Contract
Merupakan pokok perjanjian asuransi
Adalah kepentingan keuangan tertanggung
atas SMOI yang dipertanggungkan

 Subject Matter of Insurance


Merupakan objek pertanggungan asuransi
Berupa objek fisik atau non-fisik, maupun
peristiwa yang dapat mengakibatkan
timbulnya tanggung jawab secara hukum
INSURABLE INTEREST
Konsep :
 Tidak semua risiko dapat diasuransikan
 Risiko yang dapat diasuransikan harus memenuhi kriteria
sebagai berikut:
Nilainya dapat diukur secara finansial (financial value)
Merupakan risiko murni (pure risk)
Merupakan risiko partikular/fundamental
(particular/fundamental risk)
Terjadi secara tiba-tiba (fortuituos)
Adanya sejumlah risiko sejenis (homogenous exposure)
Premi yang memadai (reasonable premium)
Tidak bertentangan dengan kepentingan umum (not
against public policy)
Kepentingan yang dapat diasuransikan (insurable interest)
INSURABLE INTEREST
Insurable Interest mengandung 4 hal
penting:

 Adanya harta benda, hak, kepentingan, jiwa, anggota tubuh,


atau kemungkinan timbulnya tanggung jawab hukum yang
kesemuanya dapat diasuransikan
 Harta benda, hak, kepentingan, jiwa, anggota tubuh, atau
kemungkinan timbulnya tanggung jawab hukum tersebut harus
merupakan objek pertanggungan
 Tertanggung harus memiliki hubungan dengan objek
pertanggungan – mendapatkan manfaat bila objek tidak rusak
dan menderita kerugian bila objek rusak
 Hubungan antara tertanggung dengan objek pertanggungan
tersebut sah menurut hukum
INSURABLE INTEREST
Perkembangan perundang-undangan:
 Di Indonesia:
 Pasal 250 KUHD
Apabila seseorang yang telah mengadakan suatu pertanggungan
untuk diri sendiri, atau apabila seseorang, yang untuknya telah
diadakan suatu pertanggungan itu tidak mempunyai suatu
kepentingan terhadap barang yang dipertanggungkan itu, maka si
penanggung tidaklah diwajibkan memberikan ganti rugi

 Pasal 268 KUHD


Suatu pertanggungan dapat mengenai segala kepentingan yang
dapat dinilaikan dengan uang, dapat diancam oleh suatu bahaya,
dan tidak dikecualikan dengan undang-undang
• INSURABLE INTEREST

Timbulnya Insurable Interest:


At common law
By contract
By statute
• INSURABLE INTEREST
Aplikasi Insurable Interest dalam polis asuransi:
Property Insurance (Asuransi Harta Benda)
Part atau joint owners
Mortgagees dan Mortgagors
Executors dan Trustees
Bailees
Agen
Suami dan Istri

Liability Insurance (Asuransi Tanggung Gugat)


Life Insurance (Asuransi Jiwa)
Suami – istri
Partnership
Kreditor – debitor
INSURABLE INTEREST
Aplikasi Insurable Interest dalam polis asuransi – Kapan
Insurable Interest harus ada?

 Marine Insurance
 Pada saat kerugian terjadi

 Life Insurance (Asuransi Jiwa)


 Pada saat polis atau asuransi diadakan

 Jenis asuransi lainnya


 Pada saat awal dan selama periode asuransi
INSURABLE INTEREST
Assignment of insurance policy (pengalihan polis):
 Personal Contract
 Assignment of personal contract
 Hanya dapat dilakukan dengan persetujuan Penanggung
 Not freely assignable; novation
 Transfer of interest by operation of law
 Penanggung menyetujui pengalihan atas dasar adanya
persyaratan undang-undang
 Duty of disclosure

 Marine Policies
 Marine Hull Insurance  not freely assignable
 Marine Cargo Insurance  freely assignable
INSURABLE INTEREST
Assignment of subject matter of insurance:
 Pasal 263 KUHD
Apabila barang yang dipertanggungkan atau berpindah hak
miliknya, maka pertanggungan berjalan terus guna
keuntungan si pembeli atau pemilik baru, biarpun
pertanggungan tidak dioperkan, kecuali telah diperjanjikan
hal yang sebaliknya antara penanggung dan tertanggung
awal

 Ketentuan dalam Polis Standar Asuransi Kebakaran


Indonesia
Apabila harta benda atau kepentingan yang
dipertanggungkan berpindah tangan, baik berdasarkan suatu
persetujuan maupun karena tertanggung meninggal dunia,
maka menyimpang dari Pasal 263 KUHD polis ini batal
dengan sendirinya 10 hari kalender sejak pindah tangan
tersebut, kecuali apabila penanggung setuju melanjutkannya
UTMOST GOOD FAITH
UTMOST GOOD FAITH
Definisi:

A positive duty to voluntarily disclose,


accurately and fully all facts material to the
risk being proposed whether asked for them
or not

Suatu kewajiban positif untuk secara


sukarela mengungkapkan fakta-fakta
material, secara tepat dan lengkap
mengenai risiko yang diajukan baik hal
tersebut ditanyakan maupun tidak
UTMOST GOOD FAITH
Definisi “fakta penting” (material fact) :

Pasal 251 KUHD:


Setiap keterangan yang keliru atau tidak benar,
ataupun setiap tidak memberitahukan hal-hal yang
diketahui oleh si tertanggung, betapapun itikad baik
ada padanya, yang demikian sifatnya sehingga
seandainya si penanggung telah mengetahui
keadaan yang sebenarnya, perjanjian itu tidak akan
ditutup atau tidak ditutup dengan syarat-syarat
yang sama, mengakibatkan batalnya
pertanggungan
UTMOST GOOD FAITH
Definisi “fakta penting” (material fact) :
 Rivaz v. Gerussi (1880)
A material fact is defined as one which would
influence the judgment of a prudent underwriter
in assessing a risk

 Section 18 (2) MIA 1906


Every circumstance is material which would
influence the judgment of a prudent insurer in
fixing the premium or determining whether he will
take the risk
UTMOST GOOD FAITH
Fakta-fakta yang HARUS diungkapkan:
 Fakta-fakta yang menunjukkan bahwa risiko yang hendak
dipertanggungkan itu lebih besar dari yang biasanya, baik
karena pengaruh faktor internal maupun faktor eksternal
risiko itu sendiri
 Fakta-fakta yang menunjukkan kemungkinan/potensi
jumlah kerugian yang lebih besar daripada jumlah
kerugian yang normal
 Pengalaman kerugian dan klaim (pada polis) sebelumnya
 Fakta bahwa risiko pernah ditolak oleh penanggung lain,
atau penutupannya dikenai persyaratan yang ketat
 Fakta-fakta yang membatasi hak subrogasi (penanggung
maupun tertanggung)
 Fakta-fakta lengkap yang berkenaan dengan objek
pertanggungan
 Fakta mengenai adanya polis non-indemnitas
UTMOST GOOD FAITH
Fakta-fakta yang TIDAK PERLU diungkapkan:
 Fakta-fakta hukum (facts of law)
 Fakta-fakta yang dianggap telah diketahui oleh
penanggung
 Fakta-fakta yang memperkecil risiko
 Fakta-fakta yang tidak diketahui oleh tertanggung karena
keterbatasan tingkat pengetahuannya
 Fakta-fakta yang dapat dilihat dan dicatat surveyor pada
saat melakukan survey risiko
 Fakta-fakta yang sudah tercantum dalam/menjadi syarat
polis
UTMOST GOOD FAITH
Representation dan Warranty:
 Representation
Pengungkapan fakta-fakta material/non-material, baik secara lisan
maupun tertulis, yang dilakukan selama proses negosiasi
pembuatan kontrak asuransi berkaitan dengan risiko yang akan
dipertanggungkan

 Warranty
 Merupakan persyaratan yang bersifat fundamental dalam
perjanjian asuransi
 Suatu janji yang selama periode polis harus dilaksanakan
dengan penuh tanggung jawab oleh tertanggung; tidak
dipenuhinya janji ini membuat pihak yang dirugikan dapat
menyangkal (repudiate) kontrak
 Janji tersebut adalah bahwa:
 Suatu hal tertentu akan dilakukan, atau
 Suatu hal tertentu tidak akan dilakukan, atau
 Suatu hal tertentu ada, atau
 Suatu hal tertentu tidak ada
UTMOST GOOD FAITH
Dua alasan utama diberlakukannya warranty:

 Menjamin bahwa Tertanggung menjaga/mengelola


objek pertanggungan/risiko secara baik

 Menjamin bahwa hal-hal tertentu yang dapat


mempertinggi tingkat risiko tidak dilakukan tanpa
sepengetahuan atau seijin Penanggung, karena
premi yang telah dikenakan didasarkan pada
keadaan/fakta bahwa risiko-risiko yang lebih besar itu
tidak ada
UTMOST GOOD FAITH
Dua jenis warranty :

 Express Warranty
 Secara tegas dinyatakan dalam polis

 Implied Warranty
 Tidak secara tegas tertulis/dinyatakan dalam
polis
UTMOST GOOD FAITH
Perbedaan antara representation dan warranty:

REPRESENTATION WARRANTY

Substantially true atau true to


Harus sungguh-sungguh
the best knowledge or belief
dilakukan atau dipenuhi
of the insured sudah cukup

Pelanggaran yang terjadi Setiap pelanggaran memberi


(misrepresentation) harus hak untuk membatalkan
material, baru kontrak dapat kontrak (kepada pihak yang
dibatalkan dirugikan)

Umumnya tidak terdapat atau Tertulis di dalam polis,


tertulis di dalam polis kecuali implied warranty
UTMOST GOOD FAITH
Pelanggaran terhadap Utmost Good Faith:
 Misrepresentation
 Secara substansial keliru
 Berkaitan dengan fakta-fakta yang material terhadap penilaian risiko
ataupun keuntungan yang dapat diperoleh tertanggung
 Mendorong penerimanya untuk memasuki kontrak asuransi
 Terdiri atas dua:
 Innocent Misrepresentation
 Fraudulent Misrepresentation
 Non-disclosure
 Suatu fakta ada dengan sepengetahuan pihak pertama
 Suatu fakta yang tidak diketahui atau diduga tidak diketahui oleh pihak
kedua
 Suatu fakta digunakan untuk mendorong pihak kedua menolak
kontrak asuransi atau memasukinya dengan syarat dan ketentuan
yang lebih baik baginya
 Terdiri atas dua:
 Innocent Non-disclosure
 Fraudulent Non-disclosure
UTMOST GOOD FAITH
Konsekuensi (remedy) atas pelanggaran terhadap Utmost
Good Faith:
 Menurut MIA 1906 Section 17 dan 18 (1), pihak yang dirugikan mempunyai
hak/opsi sebagai berikut:
 Avoid the contract:
 Menolak kontrak ab initio, atau
 Menolak tanggung jawab atas klaim
 Menuntut ganti rugi (damages) jika terdapat concealment atau fraudulent
misrepresentation
 Tidak menggunakan satupun dari dua opsi tersebut di atas
 Menurut Pasal 251 KUHD perjanjian pertanggungan menjadi batal
 Secara umum opsi bagi pihak yang berkontrak adalah:
 Klaim dibayar, kontrak tetap berjalan
 Klaim dibayar, kontrak lalu dibatalkan
 Klaim ditolak, namun kontrak tetap berjalan
 Klaim ditolak, kontrak lalu dibatalkan
 Klaim ditolak, kontrak dianggap batal sejak awal (kontrak dianggap tidak
pernah ada)
 Klaim ditolak, kontrak dianggap batal sejak awal, pihak yang dirugikan
mengajukan tuntutan ganti rugi
PROXIMATE CAUSE
PROXIMATE CAUSE
Definisi:

The active, efficient cause that sets in motion a


train of events which brings about a result,
without the intervention of any force started and
working actively from a new and independent
source
Suatu penyebab aktif, efisien yang
menimbulkan suatu rangkaian kejadian yang
menyebabkan suatu akibat, tanpa adanya
interfensi dari suatu kekuatan yang berawal dan
secara aktif bekerja dari sumber yang baru dan
berdiri sendiri
PROXIMATE CAUSE
Penyebab terjadinya kerugian dalam kontrak
asuransi dibedakan atas 3, yaitu:

 Single Cause
Yaitu timbulnya kerugian sebagai akibat dari satu
penyebab

 Chain of Events
Yaitu timbulnya kerugian sebagai akibat dari suatu
rangkaian kejadian/peristiwa

 Concurrent Causes
Yaitu timbulnya kerugian sebagai akibat dari dua
penyebab independen yang terjadi secara
bersamaan
PROXIMATE CAUSE
Bahaya yang menjadi penyebab terjadinya
kerugian dibedakan atas 2, yaitu:

 Insured Perils
 Tercantum di dalam polis
 Merupakan bahaya-bahaya yang dijamin oleh polis

 Excepted atau Excluded Perils


 Tercantum di dalam polis
 Merupakan bahaya-bahaya yang tidak dijamin
(dikecualikan) oleh polis
PROXIMATE CAUSE
Single Cause:

Insured Perils In full


SINGLE
CAUSE
Uninsured/
Excepted No liability
Perils
PROXIMATE CAUSE
Chain of Events:
With no excepted Everything after insured
perils involved perils
Unbroken
Sequence If excepted peril occurs first
No liability
With an excepted
peril involved
If insured peril occurs first
Up to excepted peril only
CHAIN OF
EVENTS If excepted peril occurs first
From insured peril
With an excepted
peril involved
If insured peril occurs first
Broken Up to excepted peril only
Sequence

With no excepted
Loss from insured peril only
perils involved
PROXIMATE CAUSE
Concurrent Causes:

Effects can be
Insured perils only
separated
With no
excepted perils
involved
Effects cannot be
In full
separated
CONCURRENT
CAUSES
Effects can be
Insured perils only
With an separated
excepted peril
involved
Effects cannot be
No liability
separated
PROXIMATE CAUSE

 Remote Cause
Dalam kasus dimana kerusakan terjadi namun tanda-
tanda akan timbulnya kerugian yang lebih besar tidak
muncul, maka, seiring dengan berjalannya waktu,
posisi sebab pertama sebagai penyebab kerugian
menjadi semakin lemah
 Last Straw Cases
Adalah kasus-kasus dimana suatu keadaan yang sulit
dan datang belakangan membuat keadaan-keadaan
sulit yang telah terjadi sebelumnya menjadi tidak
tertahankan lagi
INDEMNITY
INDEMNITY
Definisi:
The exact financial compensation sufficient to
place the insured in the same financial position
after a loss as he enjoyed immediately before it
occurred

Kompensasi keuangan/finansial yang eksak,


cukup untuk menempatkan tertanggung pada
posisi keuangan setelah kerugian (pasca-
kerugian) yang sama dengan posisi keuangan
yang dinikmatinya sesaat sebelum kerugian
terjadi (pra-kerugian)
INDEMNITY
Posisi keuangan pasca-kerugian
=
Posisi keuangan pra-kerugian
Tertanggung tidak boleh memperoleh
penggantian lebih dari jumlah kerugian yang
dideritanya
INDEMNITY

Bagaimanakah hubungan antara


Indemnity dan Insurable Interest?
Pasal 246 KUHD
Menyatakan bahwa asuransi merupakan suatu
perjanjian ganti rugi (contract of indemnity)
Artinya penanggung berjanji akan membayar
ganti rugi seimbang dengan kerugian yang
diderita oleh tertanggung apabila objek telah
dipertanggungkan dengan nilai penuh
INDEMNITY
Metode ganti rugi dalam asuransi:

 Cash (tunai)
 Repair (perbaikan)
 Replacement (penggantian)
 Reinstatement (pembangunan kembali)
INDEMNITY
Perhitungan jumlah ganti rugi:
 Marine Insurance
Unvalued policy  ganti rugi dihitung dengan cara tertentu (Pasal 16
MIA 1906)
Valued policy  ganti rugi maksimum sebesar agreed value tanpa
memperhatikan faktor over atau under-insured
 Liability Insurance
Besarnya ganti rugi ditentukan berdasarkan keputusan pengadilan
atau kesepakatan dua pihak, ditambah ongkos perkara
 Pecuniary Insurance
Besarnya ganti rugi adalah sesuai dengan besarnya kerugian
keuangan yang diderita tertanggung karena ketidakjujuran
karyawannya
 Personal Accident Insurance
Besarnya ganti rugi telah diketahui di awal penutupan asuransi, yaitu
sebesar limit atau prosentase limit dalam polis
Polis ini tidak dikategorikan sebagai polis indemnitas, melainkan
benefit policy
INDEMNITY
Perhitungan jumlah ganti rugi:
 Property Insurance
Ganti rugi dihitung sesuai dengan nilai harta benda yang rusak pada
sesaat sebelum terjadi kerugian
Bangunan  biaya perbaikan/pembangunan kembali dikurangi wear
and tear/betterment
Mesin  jika mesin 2nd-hand tersedia di pasar maka ganti rugi adalah
biaya penggantian (2nd-H) ditambah biaya transportasi dan
instalasi/pemasangan; jika mesin 2nd-hand tidak tersedia di pasar
maka ganti rugi adalah biaya perbaikan/penggantian (N) dikurangi
wear and tear
Stok produsen
RM  cost of replacement + transportation cost
WIP  RM cost + labor cost + overhead incurred
FG  COGS
Stok distributor dan pengecer
Distributor  biaya penggantian (harga pabrik) ditambah biaya
transportasi, dikurangi obsolescence jika ada
Pengecer  biaya penggantian (harga distributor) ditambah biaya
transportasi, dikurangi obsolescence jika ada
INDEMNITY
Hal-hal yang dapat membatasi ganti rugi:
 Sum Insured (harga pertanggungan)
Merupakan batas maksimum penggantian atas kerugian
Merupakan batas maksimum tanggung jawab penanggung
 Average
Diberlakukan atas pertanggungan di bawah harga (under-insurance)
Rumusnya adalah: Sum Insured
------------------ x Loss
 Excess/deductible Value at Risk
Merupakan suatu jumlah dalam setiap kerugian, yang tidak dijamin oleh polis
Jumlah tersebut ditanggung sendiri oleh tertanggung
 Franchise
Dengan diberlakukannya franchise, maka penanggung baru memberikan ganti
rugi apabila kerugian yang diderita tertanggung melebihi jumlah franchise
tersebut
Franchise dapat tampil dalam satuan uang, prosentase, atau waktu
 Limit
Merupakan pembatasan jumlah ganti rugi atas suatu objek pertanggungan
atau jaminan tertentu dalam polis
INDEMNITY
Hal-hal yang dapat memperbesar ganti rugi:
 Reinstatement
Umumnya digunakan dalam Property Insurance
Pemberian ganti rugi tidak memperhitungkan wear and tear, namun
bertanggung harus berkontribusi apabila ada betterment
SI tidak lebih kecil dari biaya reinstatement penuh saat reinstatement tersebut
dilakukan
 New for Old
Serupa dengan reinstatement, umumnya digunakan dalam Household
Content Insurance
Pemberian ganti rugi tidak memperhitungkan wear and tear
Batasan waktu dapat dilekatkan, dapat pula tidak dilekatkan
 Agreed Additional Costs
Umumnya digunakan dalam Property Insurance
Berupa penggantian atas biaya-biaya tambahan yang timbul setelah terjadinya
kerugian
 Valued Policies
Umumnya digunakan dalam Marine dan Property Insurance
Berupa pemberian ganti rugi sebesar agreed value atas terjadinya total loss
SUBROGATION
SUBROGATION
Definisi:

A right one person, having indemnified another


under legal obligation to do so, to stand in the
place of the other and avail himself of all rights,
and remedies of that other, whether already
enforced or not
Hak seseorang, yang oleh karena kewajiban
hukumnya telah memberikan ganti rugi kepada
orang lain, untuk menggantikan posisi orang
lain itu serta menanggung segala hak dan
kewajibannya, apakah hal itu sudah
dilaksanakan ataupun belum
SUBROGATION
Pasal 284 KUHD:

Seorang penanggung yang telah membayar


kerugian atas barang yang dipertanggungkan,
menggantikan si tertanggung dalam segala hak
yang diperolehnya dari orang/pihak ketiga yang
menerbitkan kerugian tersebut; dan tertanggung
bertanggung jawab untuk setiap perbuatan
yang dapat merugikan hak si penanggung
terhadap orang-orang ketiga itu
SUBROGATION
Mengapa Prinsip Subrogasi harus ada?
 Mencegah tertanggung memperoleh indemnitas ganda:
Jika penanggung telah memberikan ganti rugi kepada
Tertanggung, maka ganti rugi yang diterima dari pihak
ketiga menjadi hak penanggung
Jika sebelumnya tertanggung telah menerima ganti rugi
dari pihak ketiga, maka penanggung berhak untuk
menyesuaikan jumlah ganti rugi yang akan diberikannya
dengan pembayaran dari pihak ketiga tersebut

 Merupakan corollary of indemnity:


Hanya berlaku atas kontrak asuransi yang merupakan
contract of indemnity
Dimaksudkan agar Prinsip Indemnitas dapat dilaksanakan,
sehingga mencegah tertanggung mengambil keuntungan
dari adanya suatu kerugian yang dijamin polis
SUBROGATION
Besarnya Hak Subrogasi:
 Penanggung hanya berhak menikmati recovery sebesar
jumlah ganti rugi yang telah ia bayarkan kepada
tertanggungnya

 Jika recovery yang diperoleh penanggung melebihi jumlah


ganti rugi yang telah ia bayarkan kepada tertanggungnya,
maka jumlah kelebihannya menjadi hak tertanggung
 Excess dan Average  bila tertanggung tidak menerima
ganti rugi secara penuh karena diberlakukannya excess dan
average, maka ia berhak memperoleh kekurangannya
tersebut dari recovery

 Ex-gratia Payment  jika ganti rugi diberikan secara ex-


gratia maka penanggung tidak memiliki hak untuk melakukan
subrogasi, dan tertanggung tidak berhak memperoleh
recovery dari pihak ketiga
SUBROGATION
Empat cara timbulnya Hak Subrogasi:

 Tort (perbuatan melawan hukum)


 Kontrak atau perjanjian
 Undang-undang (statute)
 Subject Matter of Insurance
Salvage
Abandonment
SUBROGATION
Modifikasi pelaksanaan Subrogasi:
 Knock-for-knock Agreement
 Subrogation Waiver Clause
 Ex-gratia Payment
CONTRIBUTION
CONTRIBUTION
Definisi:

The right of an insurer to call upon other,


similarly, but not necessarily equally liable to the
same insured to share the cost of an indemnity
payment

Hak seorang penanggung untuk


mengajak/meminta penanggung lain, yang
memiliki tanggung jawab serupa, namun tidak
harus sama persis atas tertanggung yang sama
untuk turut menanggung kerugian tertentu yang
ganti rugi penuhnya telah ia bayar
CONTRIBUTION
Pasal 277 KUHD:
Apabila berbagai pertanggungan, dengan itikad
baik, telah diadakan mengenai satu-satunya
barang, sedangkan dalam pertanggungan yang
pertama harga sepenuhnya telah
dipertanggungkan, maka hanya pertanggungan
pertama yang mengikat, penanggung berikutnya
dibebaskan
Apabila dalam pertanggungan yang pertama itu
tidak dipertanggungkan harga sepenuhnya, maka
para penanggung yang berikutnya bertanggung
jawab untuk harga yang selebihnya
CONTRIBUTION
Timbulnya Kontribusi:
 Menurut Pasal 277 KUHD:
Ada dua polis atau lebih
Polis-polis tersebut menutup SMOI yang sama
Dalam polis pertama SMOI tidak dipertanggungkan dengan harga
penuh, dalam polis-polis berikutnya dipertanggungkan harga
selebihnya

 Menurut Hukum Inggris (common law)


Terdapat dua atau lebih polis indemnitas
Polis-polis tersebut menutup kepentingan yang sama (common
interest)
Polis-polis tersebut menutup risiko/bahaya yang sama (common
perils)
Polis-polis tersebut menutup objek pertanggungan yang sama
(common SMOI)
Masing-masing polis bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi
(liable for the loss)
CONTRIBUTION
Mengapa Prinsip Kontribusi harus ada?

 Merupakan corollary of indemnity:


Hanya berlaku atas kontrak asuransi yang merupakan
contract of indemnity
Dimaksudkan agar Prinsip Indemnitas dapat
dilaksanakan, sehingga mencegah tertanggung
mengambil keuntungan dari adanya suatu kerugian yang
dijamin polis

 Untuk menghindari terjadinya pembayaran klaim oleh satu


penanggung saja, karena penanggung tersebut baru bisa
memperoleh recovery setelah ia membayar ganti rugi
secara keseluruhan
CONTRIBUTION
Berlakunya Kontribusi:
 Menurut hukum Indonesia:
Tidak ada pasal yang mengaturnya, baik dalam KUHD maupun
KUHPer

 Menurut hukum Inggris (common law):


Tertanggung dapat mengajukan klaim kepada salah satu
penanggung
Penanggung tersebut memenuhi tuntutan sebatas kewajibannya
Setelah membayar ganti rugi penanggung dapat mengajak
penanggung lain untuk berkontribusi

 Menurut syarat kontraktual (by contractual condition):


Penanggung bertanggung jawab atas klaim secara proporsional dan
sejumlah bagiannya tersebut saja
Apabila menghendaki, tertanggung dapat mengajukan klaim kepada
penanggung lainnya
Dalam praktek, para penanggung umumnya saling berkomunikasi
untuk berembuk mengenai penyelesaian klaim
CONTRIBUTION

Dasar perhitungan Kontribusi adalah


“bagian-bagian yang seimbang” atau ratable
proportions
Ratable proportions dihitung dengan dua
metode, yaitu:
Metode Sums Insured
Metode Independent Liability
CONTRIBUTION
Metode Sums Insured:

 Merupakan metode perhitungan ratable proportion dengan


cara membandingkan jumlah pertanggungan masing-
masing polis terhadap jumlah pertanggungan seluruh polis

 Rumus:
Sum Insured satu polis
--------------------------------- x Kerugian
Sum Insured semua polis

 Digunakan pada polis Property Insurance


tanpa ketentuan average
CONTRIBUTION
Metode Independent Liability:
 Merupakan metode perhitungan ratable proportion dengan
cara membandingkan maximum liability masing-masing
polis atas klaim terhadap jumlah maximum liability seluruh
polis

 Rumus:
Independent Liability satu polis
-------------------------------------------- x Kerugian
Independent Liability semua polis

 Digunakan pada polis Property Insurance:


Dengan ketentuan average
Tanpa ketentuan average, namun
dengan batas kerugian individual tertentu
Selamat belajar

Anda mungkin juga menyukai