Anda di halaman 1dari 51

Kasus Sistem Endokrin

Tutorial Farmakoterapi Klinik


Dosen Pengampu : apt. Keni Idacahyati, M.Farm

Awallia Zaura R. 10027122041 Adinda Nur Octavia 10027122045


Ilham Taufik 10027122042 Khairunnisa Dwi R. 10027122046

Nisa Oktaeni 10027122043 Dita Dani Oktaviani 10027122047

Isrovanigoro 10027122044 Hildan Akhrija J 10027122048


Kasus Sistem Endokrin

TN PA 53 tahun, datang ke IGD RS mengalami lemas, pusing,


terdapat luka di kaki kelingking kanan, dengan luka bernanah dan
berdarah dibalut perban, Masuk Ke ruang rawat inap, pasien masih
mengeluh masih pusing,Tgl 21 Oktober 2022 pasien mengeluh mual
dan nyeri perut. Dokter merekomendasikan rawat luka setiap hari
dengan cairan yang sesuai.
Hasil Pemeriksaan Klinik

  18/10/22 19/10/22 20/10/22 21/10/22 22/10/22 23/10/22 24/10/22

TD 150/90 150/110 140/120 140/90 130/100 130/90 125/90


  18/10/ 19/10/ 20/10/ 21/10/ 22/10/ 23/10/ 24/10/
• Riwayat penyakit : Diabetes melitus, Hipertensi,
22 22 22 22 22 22 22
RR TD
20 20
150/90 150/11
22
140/12
18
140/90 130/10
20
130/90 125/90
20 18 pernah di rawat karena covid-19
SPO2 96 970 0
98 980 98 98 98
RR 20 20 22 18 20 20 18 • Riwayat obat ; Levemir 1x12 unit,
Suhu 36
SPO2 96 3697 98 36 98 3698 9837 98 38 38
N
Suhu 36 36 36 36 37 38 38 metformin 3x500 mg, glimepiride 2x2 mg,
N90 90 100
100 80 80 80 8090 9090 90 90 90
Amoxicillin (Beli sendiri)
• Riwayat habit : merokok
  18/10/22 19/10/22 20/10/22 21/10/22 22/10/22 23/10/22 24/10/22

GDS 70 450 300 320 250 300 160


mg/dl
HBA 10 %            
1C
Leukos 28000     15000     10000
it
  36 36 36 36 37 38 38
Obat yang diberikan di Rawat inap

Nama Obat Dosis 18/10/22 19/10/22 20/10/22 21/10/22 22/10/22 23/10/22 24/10/22

Ceftriaxone Iv 2x 1 gram √ √ √ √ √ √ √
Metformin 3x500 mg PO √ √ √ √ √ √ √

Ryzodeg 3x8 unit √ √ √ √ √ √ √

Aspilet 1x1 po     √ √ √ √ √
Klopidogrel 1x1 po     √ √ √ √ √
cefixime 2x200 mg           √ √

esomeprazole 1x40 mg IV       √ √ √ √
dalam syering
pump 8 mg/jam
Dextrose 5 %   √ (IGD)            
Nacl 0,9% 1500 ml/6 jam √ √ √ √ √ √ √

Gabapentin Kap 2x1 kap √ √ √ √ √ √ √


300 mg
STEP 1. ISTILAH ASING

Nama Pertanyaan Penjawab Jawaban


Hildan SPO2 Khairunisa Saturasi oksigen yang masuk ke paru2
normalnya
Awalia HBA1C Hildan Hemoglobin yang mengikat glukosa

Ilham Syiringe pump Isrovanigoro Alat yang digunakan untuk memasukan obat ke
dlm tubuh dalam jumlah tertentu

Isrovanigoro Diabetes melitus Awalia Penyakit metabolit karena sekresi insulin

Nisa Nilai N Dita Pemeriksaan denyut nadi


Khairunisa GDS Ilham Gula darah sewaktu
Hildan RR Adinda Respiration rate
Adinda Endokrin Nisa Merupakan suatu system yang berhubungan
dengan hormone

Dita Gabapentin - -
STEP 2 & 3. PERTANYAAN DAN JAWABAN

Nama Pertanyaan Penjawab Jawaban

Ilham Kegunaan ryzodeg    


Awalia Kenapa cefixime baru digunakan pada tanggal 23? Hildan Karena suhu pasien tinggi yaitu 38C

Hildan Mengapa diberikan aspilet dan clopidogrel, sedangkan Isrovanigoro Untuk meningkatkan suplai oksigen ke luka/ suplai darah
keduanya merupakan gol antiplatelet

Dita Kenapa pasien diberikan obat gabapentin Nisa Untuk meringankan rasa sakit neropati diabetic, atau
mati rasa yang diakibatkan kerusakan saraf penderita
diabetes
Khairunisa Kenapa pasien diberikan dua antibiotic dari golongan
- -
yang sama
Ilham Perbedaan syringe biasa dan syringe pump Adinda Syringe pump lebih akurat daripada syringe biasa dalam
memberikan obat atau cairan. Hal ini karena syringe
pump memiliki kontrol yang lebih baik dan dapat diatur
untuk memberikan dosis yang sangat tepat.

Nisa Kenapa penggunaan insulin nya diganti dari rilevemir ke Khairunisa Kemungkinan Levemir kerja lama, sedangkan ryzodeg
ryzodeg cepat, dan ada lonjakan pada GDSnya, sehingga
diberikan ryzodeg yang kerjanya cepet yang dapat
menurunkan GDS.
Isrovanigoro Mengapa pasien diabetes luka nya tidak kunjung sembuh Nisa Karena disebabkan tinggi nya kadar glukosa darah yang mengakibatkan
pembekuaan dalam darah sehingga penyembuhan luka akan lama.
Adinda Bagaimana terapi nonfarmakologi pada kasus tersebut Awalia Berhenti merokok, melakukan aktivits fisik seperti olahraga

Mengurangi garam dan menjaga pola makan


Ilham apakah bisa ryzodeg diganti dengan novorapid karna sama sama Khairunissa dilihat dari kondisi pasien, dan ketersediaan obat nya
insulin kerja cepat
Awalia Cara merawat luka pada pasien diabetes melitus Dita Luka harus dibersihkan tiap hari, mengurangi tekanan pada luka, lalu luka
nya ditutup dengan perban kemudian dikontrol gula darah dan tanda-tanda

Khairunisaa Kenapa pasien pertama kali masuk ugd dikasih dextrose nya Ilham Karena Ketika masuk pertama kali pasien diindikasi mengalami
yang 5% sedangkan kondisi pasien sedang hipoglukemi hipoglukemi sehingga digunakan dextro untuk mengembalikan kadar gula
darah, karena dextro bekerja dengan cepat.
Nisa Factor yang dapat mempengaruhi nilai leukosit Hildan Dilihat dari pasien, dapat dipengaruhi dari kondisi pasien bisa saja terjadinya
infeksi
Hildan Apakah cukup diagnosis DM hanya dengan menggunakan Khairunissa Dari kasus disebutkan pemeriksaan HBA1C, namun dihari berikutnya tidak
parameter GDS, Mengapa tidak ditambah parameter yang lain? dicek lagi ada penurunan atau tidak

Isrovanigoro Mengapa pasien diabetes luka nya tidak kunjung sembuh Nisa Karena disebabkan tinggi nya kadar glukosa darah yang mengakibatkan
pembekuaan dalam darah sehingga penyembuhan luka akan lama.
STEP 4. PROBLEM TREE
STEP 5. TUJUAN
1. Mahasiswa mampu mengetahui definisi, patofisiologi, etiologi, dan factor resiko diabetes melitus.

2. Mahasiswa mampu mengetahui hubungan antara hipertensi, komorbid covid dengan diabetes melitus.

3. Mahasiswa mampu melakukan SOAP berdasarkan kasus tersebut.

4. Mahasiswa mengetahui penatalaksanaan farmakologi dan nonfarmakologi.

5. Mahasiswa mampu mengetahui monitoring efektifitas dan efek samping.


STEP 6. SELF STUDY
SOAP

Subjectif - TN PA 53 tahun, datang ke IGD RS

- Mengalami lemas, pusing

- Terdapat luka di kaki kelingking kanan, luka bernanah dan berdarah dibalut perban

- Masuk Ke ruang rawat inap, mengeluh masih pusing,

- Tgl 21 Oktober 2022 mengeluh mual dan nyeri perut.

- Riwayat penyakit : Diabetes melitus, Hipertensi, pernah di rawat karena covid-19

- Riwayat obat ;

- Riwayat habit : merokok

- BB normal Laki-laki dewasa 60 – 70 kg


Objective Assesment

- Untuk Lukanya Dokter merekomendasikan rawat luka setiap hari dengan cairan yang sesuai.

- Pasien masuk rawat inap

Planning
Literasi terkait pemberian regimen terapi selama rawat inap meliputi terapi farmakologi dan non
farmakologi
DRPs
• Riwayat Pengobatan
No Kategori DRPs Assesment Rekomendasi (Plan)

Tidak diberikan terapi obat untuk hipertensinya. Jika px sebelumnya pernah


Untreated Indication
1 Px memiliki Riwayat Hipertensi mengkonsumsi obat antihipertensi, seharusnya pengobatan hipertensi tetap
(Indikasi Tanpa Obat)
dilanjutkan.

2 Medication Use Without


- -
Indication (Obat tanpa Indikasi)

Jika px membeli Amoxicilin sendiri tanpa resep dokter, tidak dibenarkan


karena amoxicillin merupakan antibiotic golongan Penisilin dengan spektrum
luas dan penggunaannya harus dihabiskan berdasarkan resep dari dokter karena
jika tidak, akan memberikan efek berupa resistensi terhadap antibiotic tersebut.

Jika Px diindikasikan memiliki infeksi gas gangrene, menurut Menkes 2021


Improper Drug Selection tentang pedoman penggunaan antibiotic, terapi yang direkomendasikan :
3 (Pemilihan Obat yang tidak Amoxicilin
tepat)
 
4 Subtherapeutic Dosage
(Under Dose/ Dosis obat -
yang kurang) Untuk penggunaan insulin Detemir (Levermir), insulin ini termasuk dalam
5 Over Dose (Dosis obat yang insulin basal (puasa) yang dapat diberikan satu atau dua kali sehari, diantara
berlebihan) waktu makan malam dan tengah malam dengan menyesuaikan produksi
glukosa hepatic endogen. Berdasarkan profil farmakokinetiknya, insulin
golongan basal ini merupakan insulin kerja menengah dan lama. Digunakan
untuk mengendalikan glukosa darah puasa (saat tidak makan/puasa).
Menurut Perkeni 2021 tentang petunjuk praktis terapi insulin pada pasien
-
DM, Insulin basal merupakan formulasi insulin inisial untuk pasien dengan
DMT2. Dosis awal bergantung pada BB (0,2 U/KgBB/hari).
Jika asumsi BB Px adalah 60 kg, maka total unit yang diberikan tepat 12 Unit
dalam 1 kali pemakaian/hari.

Menurut MenKes 2020 tentang pedoman nasional pelayanan kedokteran


Px mengeluh lemas dan pusing, tatalaksana diabetes melitus tipe 2 dewasa Insiden hipoglikemia tertinggi
Adverse Drug Reaction
6 diindikasikan kemungkinan terjadinya dikaitkan dengan penggunaan glibenclamide (25,6%, diikuti oleh glimepiride
(ADR)
hipoglikemik, (16,8%) dan gliclazide (14,0%). Px dibawa ke IGD dan diberi Dextrose 5%.
Glimepirid dihentikan.
Interaksi Obat

Metformin >< Glimepiride (Moderate)


Pemberian bersama metformin dengan secretagogue insulin (misalnya, sulfonilurea, meglitinide) atau insulin dapat
Metformin >< Insulin Detemir (Levemir) mempotensiasi risiko hipoglikemia.

Moderate

Penggunaan bersama sulfonilurea dengan insulin dapat mempotensiasi risiko hipoglikemia. Lansia, kelelahan, atau
Glimepirid >< Insulin Detemir (Levemir)
pasien kurang gizi, dan mereka dengan adrenal atau hipofisis insufisiensi, sangat rentan terhadap terjadinya
Moderate
hipoglikemik obat penurun glukosa.

Alkohol dapat mempotensiasi efek dari penggunaan metformin pada metabolism laktat dan meningkatkan resiko
Metformin >< Makanan (Major)
asidosis laktat. Alkohol juga dapat menyebabkan hipoglikemia atau hiperglikemia pada pasien dengan diabetes.

Glimepirid >< Makanan (Moderate)


Alkohol dapat menyebabkan hipoglikemia atau hiperglikemia pada pasien diabetes. Hipoglikemia paling sering
terjadi selama konsumsi alkohol akut. Mekanismenya melibatkan penghambatan glukoneogenesis dan juga respon
Insulin detemir (Levemir) >< Makanan kontra-regulasi terhadap hipoglikemia. Episode hipoglikemia dapat berlangsung selama 8 hingga 12 jam setelah
(Moderate) konsumsi etanol.

Gagal menerima pengobatan -


Obat Selama Rawat Inap
No Kategori DRPs Assesment Rekomendasi (Plan)
1 Untreated Indication ● Px memiliki Riwayat hipertensi namun tidak diberikan obat HT ada kemungkinan Px dalam stage pre hipertensi sehingga hanya perlu
dikontrol TD nya dan di modifikasi gaya hidup juga dari asupan makanan seperti pengurangan asupan jumlah Natrium, Tingginya TD di
(Indikasi Tanpa Obat)
tanggal 18 pada saat awal masuk bisa terjadi akibat dari luka pada kaki yang diderita oleh Px dimana menurut IDF, Px dengan DM luka di kaki
dapat mengembangkan beberapa masalah kaki sebagai akibat dari kerusakan saraf dan pembuluh darah, dan menurut jurnal yang ditulis oleh
Wahbi tahun 2018 Infeksi Gangren pada pasien diabetes berpotensi menyebabkan iskemia (kurangnya asupan oksigen ke jaringan oleh darah),
menyebabkan jantung akan memompa lebih cepat untuk menyeimbangkan asupan darah ke jaringan dalam pemenuhan kebutuhan oksigen,
TD pasien pun menjadi tinggi.
-
● Suhu tubuh Px meningkat menjadi 38 oC dari tanggal 23-24 merupakan hasil dari kinerja tubuh, dimana agen infeksius memediator infalamasi
mengaktifkan system makrofag dan memproduksi sitokin pyrogen yang dapat mempengaruhi hipotalamus anterior menimbulkan aksi
antipiretik sehingga terjadilah demam. Factor lain juga dapat menyebabkan demam seperti kurangnya asupan cairan kedalam tubuh. Maka dari
itu, demam pada Px dilakukan pemantauan terlebih dahulu dengan pemberian cairan elektrolit agar px terhidrasi, jika selama pemberian cairan
elektrolit tidak ada perubahan dalam penurunan suhu, dapat diberikan obat penurun demam seperti PCT.

2 Medication Use Without Gabapentin The American Diabetes Association (ADA) and the European Association for the study of Diabetes (EASD) memberikan
Indication (Obat tanpa panduan tahunan untuk dokter. Standar perawatan medis tahun 2022 menyoroti manajemen penyakit kardiovaskular pada pasien
Indikasi) dengan diabetes. Nyeri neuropatik pada diabetes bisa parah dan dapat berdampak pada kualitas hidup. Pregabalin dan
gabapentin direkomendasikan sebagai farmakologis pengobatan untuk neuropati diabetik. Kedua obat awalnya dikembangkan
sebagai antikonvulsan, pregabalin disetujui untuk mengobati neuropati diabetic pada tahun 2014 dan gabapentin sering
diresepkan "off label" dalam mengobati neuropati diabetic.

Dalam kasus tidak disebutkan bahwa pasien mengalami neurpopati namun selama perawatan rawat inap diresepkan gabapentin.
Bisa jadi kerusakan saraf akibat dari infeksi kaki yang dialami Px. Tetap diberikan.
3 Improper Drug Selection Duplikasi terapi Penggunaannya bisa disengaja dalam kasus di mana obat dengan tindakan serupa digunakan bersama untuk
(Pemilihan Obat yang tidak Cefixime dan Ceftriaxone menunjukkan manfaat terapeutik. Bisa juga tidak disengaja dalam kasus di mana seorang pasien telah dirawat oleh
tepat) (Golongan Sefalosporin P. 06
lebih dari satu dokter, atau pernah resep diisi di lebih dari satu apotek, dan dapat memiliki konsekuensi yang

Generasi 3) berpotensi merugikan. Dalam keadaan tertentu, manfaat mengonsumsi kombinasi obat ini mungkin lebih besar
daripada resiko

4 Subtherapeutic Dosage (Under -


Dose/ Dosis obat yang -
kurang)

5 Over Dose (Dosis obat yang Ryzodeg 3 x 8 unit


Insulin Premixed (Insulin campuran) Menurut Perkeni 2021 tentang petunjuk praktis terapi insulin pada pasien
berlebihan)
DM merupakan insulin yang mengandung komponen basal dan prandial sehingga dapat memenuhi kebutuhan
basal dan prandial dalam 1x injeksi. IDeAsp (Ryzodeg 70/30) merupakan kombinasi insulin kerja panjang
degludec 70% (insulin analog) dan insulin kerja cepat aspart 30% (insulin analog). Disuntikkan subcutan 10 unit
satu atau dua kali sehari (0,1-0,2 U/KgBB satu kali sehari) sebelum makan. Penyesuaian dosis dilakukan 3-4 hari
dengan alogaritma 2-0-2 (tambahkan 2 unit jika glukosa darah puasa atau glukosa sebelum makan tidak tercapai,
nol jika sasaran glukosa darah tercapai, turunkan 2 unit jika terjadi hipoglikemia).
Pemberian PPI seperti esomeprazole untuk mengurangi mual dan nyeri perut nya, kemungkinan mual dan nyeri perut ini
Adverse Drug
Px mengeluh mual dan nyeri perut efek samping dari penggunaan insulin dan OAD. Keluhan nyeri perut dapat terjadi karena interaksi antara aspirin dan
Reaction (ADR)
clopidogrel
Pemberian bersama dengan inhibitor pompa proton (PPI) dapat mengurangi efek kardioprotektif dari clopidogrel.
Clopidogrel >< Esomeprazole (Major)
Mekanisme adanya penghambatan PPI dari bioaktivasi CYP450 metabolik clopidogrel yang dimediasi 2C19.
Clopidogrel terbukti mempotensiasi penghambatan agregasi platelet karena aspirin. Studi dosis tunggal tidak menunjukkan
perpanjangan waktu perdarahan ketika aspirin ditambahkan untuk clopidogrel; namun, risiko perdarahan gastrointestinal
Aspirin >< Clopidogrel (Moderate) (GI) dapat meningkat.

Infeksi Gangren pada pasien diabetes berpotensi menyebabkan iskemia. Berdasarkan ADA, pemberian terapi antiplatelet
sangat dianjurkan untuk mencegah komplikasi pembuluh darah pada pasien diabetes (Wahbi, 2018)
Aspirin >< Insulin Aspart (Ryzoded 70/30 Efek hipoglikemik insulin dapat diperkuat dengan obat-obatan tertentu dengan meningkatkan sensitivitas insulin (ACEi,
aspart/degludec) Moderate ARB, Fibrat), merangsang sekresi insulin (salisilat, propoxyphene, MAOIs), menurunkan klirens insulin dan resistensi (4-
Aspirin >< Insulin degludec (Ryzodeg aminoquinoline), meningkatkan pemanfaatan glukosa perifer (SSRI), menghambat gluconeogenesis (SSRI, MAOIs),
Ada Interaksi Obat
70/30 aspart/degludec) Moderate memperlambat pengosongan lambung, dan atau menekan sekresi glucagon postprandial (analog amylin)
Metformin >< Insulin Aspart (Ryzoded Pemberian bersama metformin dengan secretagogue insulin (misalnya, sulfonilurea, meglitinide) atau insulin dapat
70/30 aspart/degludec) Moderate mempotensiasi risiko hipoglikemia
Metformin >< Insulin degludec (Ryzodeg
70/30 aspart/degludec) Moderate
Pemberian bersama dengan PPI dapat menurunkan bioavailabilitas oral aspirin dan salisilat lainnya. Secara klinis
Aspirin >< Esomeprazole (Minor) signifikansi interaksi ini tidak diketahui. Secara teoritis, hal itu dapat meningkatkan risiko merugikan lambung terkait efek
dengan salisilat.
Alkohol dapat mempotensiasi beberapa efek farmakologis agen aktif SSP. Penggunaan dalam kombinasi dapat
Gabapentin >< Makanan (Moderate)
menyebabkan depresi dan/atau gangguan sistem saraf pusat aditif menilai, berpikir, dan keterampilan psikomotorik
Gagal menerima - -
pengobatan
Diabetes Melitus
Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2019, DM merupakan suatu kelompok
penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
insulin atau kedua-duanya.

Klasifikasi Diabetes (Menkes, 2020) Diagnosa Pasien dengan Diabetes (ADA, 2022)
Kriteria Skrining Pasien Diabetes dan Prediabetes pada orang dewasa (ADA, 2022)
Menurut IDF edisi 6, 2013. Pasien dengan diabetes tipe 2 tidak sadar
mengenai penyakit yang diderita untuk jangka waktu yang lama karena gejala
yang timbul membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dikenali.

Beberapa factor resiko utama :


- Obesitas - Usia Lanjut
- Diet yang buruk - Riwayat keluarga dengan
diabetes
- Aktivitas fisik
- Etnis - Glukosa darah tinggi selama
kehamilan sehingga
berpengaruh pada bayi yang
belum lahir

Komplikasi yang terjadi akibat penyakit DM dapat berupa gangguan pada pembuluh darah baik
makrovaskular maupun mikrovaskular, serta gangguan pada sistem saraf atau neuropati.
• Gangguan Makrovaskular → organ jantung, otak dan pembuluh darah
• Gangguan mikrovaskular → pada mata dan ginjal.
• Gangguan neuropati → neuropati motorik, sensorik ataupun neuropati otonom (Menkes, 2020)

Pasien dengan diabetes dapat mengalami beberapa masalah kaki sebagai akibat dari kerusakan
saraf dan pembuluh darah. Masalah-masalah ini bisa mudah menyebabkan infeksi dan ulserasi,
sehingga meningkatkan risiko amputasi (IDF edisi 6, 2013).
Obat-obatan Antidiabetes
Keuntungan dan Kekurangan

Profil penggunaan
Hubungan Antara Diabetes Melitus, Hipertensi dan Covid-19 (Soo Lim dkk, 2021)

P. 02
Diabetes Foot (Infeksi Gangrene)

(Bayu dkk, 2019 tentang Diabetic Foot Infection (Infeksi Kaki Diabetik):
Diagnosis dan Tatalaksana)

Gangren terjadi akibat berkurangnya suplai darah dalam jaringan tubuh yang menyebabkan nekrosis.
Kondisi ini mungkin dapat terjadi akibat adanya cedera, infeksi atau kondisi kesehatan lainnya, terutama
diabetes. Gangren diklasifikasikan sebagai gangrene kering, basah dan gas gangrene (Wahbi, 2018)
Tabel Perbedaan Ciri Dari Gangrene Kering, Basah Dan Gas Gangrene

(Wahbi 2018. Note: Data From NHP.Gov.In.)

Fitur Dry Gangren Wet Gangren Gas Gangren

Lokasi Biasanya di tungkai Lebih sering terjadi pada usus Tungkai

Makroskopi Oklusi arteri Lebih sering terjadi obstruksi vena Gas yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium

Organ merah,dingin, pucat, mati rasa, kering dan


Mekanisme Organ kering, mengkerut dan menghitam Bagian lembab, lunak, bengkak, busuk dan gelap
auto amputasi

Terbatas karena pasokan darah sangat Ditandai dengan tersumbatnya organ dengan Ditandai karena bakteri dan infiltrasi gas yang
Pembusukan
sedikit darah dihasilkan oleh bakteri di jaringan

Baris demarkasi (batas Berada diantara jaringan yang sehat dan


Tidak terdapat demarkasi yang jelas
pemisah) bagian yang gangren

Bakteri sebagai penyebab utama, umumnya


Bakteri gagal bertahan hidup, umumnya Terdapat banyak bakteri, umumnya kecil karena
Prognosis Bakteri memburuk karena penyebaran cepat ke jaringan
lebih baik karena septikemia kecil toksemia mendalam
sekitarnya
Patofisiologi
Skin perfusion Pressure (SPP) dan Skin Vaskular resistensi pembuluh darah kulit dapat membantu membedakan pasien
yang membutuhkan rekonstruksi vascular atau amputasi besar dan pasien yang hanya membutuhkan perawatan kaki atau
membutuhkan amputasi minor.
Diabetic Foot Infection

Bayu dkk, 2019


Manajemen Gangren

Diagnosis gangren dimulai dengan dokumentasi riwayat pasien, pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah, dan
pemeriksaan penunjang lainnya. Informasi tentang penyakit kronis, operasi, merokok, dan paparan diperlukan
untuk diagnosis.

Pengumpulan sampel
Pemeriksaan fisik bagian drainase atau kultur jaringan
dilakukan untuk mengetahui
tubuh yang terkena dan Tes lain seperti
bakteri penyebab infeks
sinar-X, resonansi
tes darah untuk magnetik, dan
mengidentifikasi infeksi. tomografi
Manajemen Perawatan Luka Foot Infection

Pemilihan balutan untuk ulkus diabetes disesuaikan dengan kondisi luka. Secara umum, infeksi kaki
diabetic dengan eksudat ekstensif membutuhkan balutan yang mampu menyerap kelembapan, sedangkan
luka kering membutuhkan terapi topikal untuk meningkatkan kelembapan luka. Balutan luka yang
optimal sebaiknya diganti minimal 1 kali sehari untuk membersihkan luka serta evaluasi keadaan infeksi
luka.
Penggunaan agen Antiplatelet pada pasien DM
Ringkasan terapi antiplatet dan antikoagulan pada individu
dengan diabetes dan penyakit pembuluh darah

(Ramzi dkk, 2021)


Penggunaan Insulin pada pasien DM
Algoritma Terapi Insulin pada pasien DM
P. 09
Sasaran Kendali Glikemik

Kebutuhan insulin pada pasien rawat inap


Terapi Dosis Insulin

Bayu dkk, 2019


Hipoglikemia
Tatalaksana Hipoglikemia
Rekonstitusi Sediaan
Teknik memindahkan obat dari vial:
1. Membuka vial larutan obat
● Buka penutup vial.
● Seka bagian karet vial dengan alkohol 70%, biarkan mengering.
● Berdirikan vial
● Bungkus penutup vial dengan kassa dan buang ke dalam kantong buangan tertutup
2. Pegang vial dengan posisi 45º, masukkan spuit ke dalam vial.
3. Masukan pelarut yang sesuai ke dalam vial, gerakan perlahanlahan memutar untuk melarutkan obat.
4. Ganti needle dengan needle yang baru.
5. Beri tekanan negatif dengan cara menarik udara ke dalam spuit kosong sesuai volume yang diinginkan.
6. Pegang vial dengan posisi 45º, tarik larutan ke dalam spuit tersebut.
7. Untuk permintaan infus intra vena (iv), suntikkan larutan obat ke dalam botol infus dengan posisi 45º perlahan-lahan melalui dinding agar tidak berbuih dan tercampur
sempurna.
8. Untuk permintaan intra vena bolus ganti needle dengan ukuran yang sesuai untuk penyuntikan.
9. Bila spuit dikirim tanpa needle, pegang spuit dengan posisi jarum ke atas angkat jarum dan buang ke kantong buangan tertutup.
10. Pegang spuit dengan bagian terbuka ke atas, tutup dengan ”luer lock cap”.
11. Seka cap dan syringe dengan alkohol.
12. Setelah selesai, buang seluruh bahan yang telah terkontaminasi ke dalam kantong buangan tertutup.
13. Memberi label yang sesuai untuk setiap spuit dan infus yang sudah berisi obat hasil pencampuran.
14. Membungkus dengan kantong hitam atau alumunium foil untuk obat-obat yang harus terlindung dari cahaya.
15. Memasukkan spuit atau infus ke dalam wadah untuk pengiriman.
16. Mengeluarkan wadah yang telah berisi spuit atau infus melalui pass box.
17. Membuang semua bekas pencampuran obat ke dalam wadah pembuangan khusus
Penatalaksanaan Berdasarkan Kasus

• Terapi sebelum rawat inap


Penatalaksanaan Berdasarkan Kasus

• Terapi selama rawat inap


• Terapi selama rawat inap
• Terapi selama rawat inap
Monitoring

1. Monitoring penggunaan Insulin meliputi cara penggunaan insulin dan efek samping dimana efek samping utama dari penggunaan
insulin adalah terjadinya hipoglikemia , efek samping lain berupa reaksi alergi terhadap insulin.

2. Edukasi Perawatan kaki

a. Tidak boleh berjalan tanpa alas kaki, termasuk di pasir dan di air

b. Periksa kaki setiap hari, dan dilaporkan pada dokter apabila kulit terkelupas, kemerahan, atau luka

c. Periksa alas kaki dari benda asing sebelum memakainya

d. Selalu menjaga kaki dalam keadaan bersih, tidak basah, dan mengoleskan krim pelembab pada kulit kaki yang kering

e. Potong kuku secara teratur

f. Keringkan kaki, sela-sela jari kaki secara teratur setelah dari kamar mandi

g. Gunakan kaos kaki dari bahan katun yang tidak menyebabkan lipatan pada ujung-ujung jari kaki

h. Kalau ada kalus atau mata ikan, tipiskan secara teratur

i. Jika sudah ada kelainan bentuk kaki, gunakan alas kaki yang dibuat khusus

j. Jika sudah ada kelainan bentuk kaki, gunakan alas kaki yang dibuat khusus

k. Sepatu tidak boleh terlalu sempit atau longgar, jangan gunakan hak tinggi

l. Jangan gunakan bantal atau botol berisi air panas/batu untuk kaki
• Untuk individu yang menggunakan insulin maka waktu dan dosis insulin harus disesuaikan dengan waktu dan jumlah karbohidrat yang diberikan untuk
meningkatkan kontrol glikemik dan mengurangi risiko hipoglikemia. Jumlah konsumsi serat direkomendasikan 14 gram/1000 kal (20-35gram) per hari.

• Pasien DM tipe 2 yang menggunakan terapi insulin intensif (beberapa suntikan harian atau terapi pompa insulin) perlu melakukan pemeriksaan glukosa darah
secara mandiri pada saat sebelum makan besar dan makanan ringan, sebelum tidur, sebelum berolahraga dan sesekali setelah makan, serta sebelum
melakukan pekerjaan penting seperti mengemudi. (Pemantauan GDS, GDP dan G2PP).

• Pemantauan HbA1C. Pemeriksaan HbA1c dilakukan minimal dua kali dalam setahun pada pasien yang mencapai sasaran terapi dan yang memiliki kendali
glikemik stabil, dan 4 kali dalam 1 tahun pada pasien dengan perubahan terapi atau yang tidak mencapai sasaran terapi.

• Perhatikan penggunaan Metformin. Penggunaan metformin dalam jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan defisiensi vitamin B12, sehingga
pemeriksaan kadar vitamin B12 secara berkala perlu dipertimbangkan, terutama pada pasien dengan anemia atau neuropati perifer.

• Intensifikasi pengobatan untuk pasien DM tipe 2 yang tidak mencapai target pengobatan tidak boleh ditunda dan harus segera dilakukan. Regimen
pengobatan harus dievaluasi secara berkala setiap 3-6 bulan, dan disesuaikan dengan kebutuhan pasien dengan memperhatikan faktor risiko yang baru.

• Pola makan sehat seimbang dengan pemenuhan kebutuhan zat gizi yang adekuat diperlukan untuk mendukung tercapainya target terapi. Distribusi komposisi
makanan harian pada diabetes yang direkomendasikan dapat meliputi makanan utama dengan makan pagi 20%, makan siang 30%, makan sore/malam 25%,
dan makanan selingan terbagi atas snack pagi 10% dan snack sore 15%.

• Latihan fisik dengan dilakukan latihan yang aman dan efektif untuk meningkatkan mobilitas dan aktivitas kehidupan sehari-hari, mengurangi nyeri, control
glukosa darah, mempertahankan integritas system muskuloskeletal, mencegah sindrom dekondisi akibat imobilisasi, serta rekondisi pasca imobilisasi.

• Lakukan Monitoring data Laboratorium seperti INR karena Px mengkonsumsi antiplatelet. Rentang INR yang disarankan adalah 2-3.
Cara Penggunaan Insulin
Referensi

• Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 28 Tahun 2021 Tentang Pedoman Penggunaan Antibiotik

• Perkeni. 2021. Pedoman Petunjuk Praktis Terapi Insulin pada Pasien Diabetes Melitus. PB. Perkeni

• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/603/2020 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata
Laksana Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa

• Wahibi. 2018. REVIEW: Autoamputation of diabetic toe with dry gangrene: a myth or fact?. Diabetes, Metabolic Syndrome and Obesity. Targets
ad Therapy. 255-264.

• American Diabetes Association. 2022. Standards of Medical Care in Diabetes. The Journal of Clinical and Applied Research and Education.
Volume. 45

• IDF. 2013. International Diabetes Federation Atlas 6 th edition.

• Yiheng dkk, 2022. Cardiovascular risk of gabapentin and pregabalin in patients with diabetic neuropathy. Cardiovascular Diabetology.
https://doi.org/10.1186/s12933-022-01610-9.

• Soo Lim dkk, 2021. Covid-19 and Diabetes Melitus: from pathophysiology to clinical management. Nature Reviews Endocrinology Volume 17.
https://doi.org/10.1038/s41574-020-00435-4

• Bayu dkk. 2019. Diabetic Foot Infection (Infeksi Kaki Diabetik): Diagnosis dan Tatalaksana. CDK-277/ vol. 46 no. 6.

• Ramzi dkk. 2021. Antithrombotic therapy in diabetes: which, when, and for how long?. European Heart Journal. doi:10.1093/eurheartj/ehab128.
Thank
You…
P. 10

Anda mungkin juga menyukai