Anda di halaman 1dari 11

“Tunjauan Hukum Kelembagaan MA”

Inisiasi Tuton : Ke-3


Mata Kuliah : Teori Perundang-Undangan
Program Studi : Ilmu Hukum
Fakultas : FHISIP
TINJAUAN HUKUM KELEMBAGAAN MAHKAMAH
AGUNG

 Tujuan Umum
Agar mahasiswa mempunyai pemahaman dan kemampuan
tentang kelembagaan Mahkamah Agung

Kegiatan Belajar 1  kegiatan ini akan mempelajari organisasi Mahkamah


Agung (MA) dalam tinjauan UUD 1945, bagaimana kedudukan putusan
MA, termasuk mengenai struktur organisasi yudisial di Indonesia di
modern ini.
Kegiatan Belajar 2  mahasiswa akan mempelajarai kedudukan MA dan
kekuasaan kehakiman. Sub bahasan yang dikaji yakni fungsi yudisial yang
dimiliki MA, sejarah eksistensi MA.
Kegiatan Belajar 3  Mahasiswa mempelajari hukum acara Mahkamah
Agung, kewenangan MA dalam pengujian peraturan perundang-undangan
di bawah UU
Pengertian Kekuasaan Kehakiman
• Kekuasaan kehakiman adalah ciri pokok negara
hukum (rechstaat) dan prinsip the rule of law.
• Demokrasi mengutamakan the will of the people.
Negara hukum mengutamakan the rule of law.
• Kedua hal tersebut tidak bisa dipisahkan satu
dengan lainnya.
• Namun, keduanya harus dipisahkan dan
dicermnkan dengan institusi yang berbeda.
Prinsip-Prinsip Pokok Kehakiman
• Ada dua prinsip pokok dalam sistem peradilan
(judicial system) dalam hukum modern (modern
constitutional state): (1) the principle of judicial
independence (independen) (2) the principle of
judicial impartiality (tidak berpihak).
• Forum International Judicial Conference di
Bangalore, India Tahun 2001, disepakati kode etik
perilaku hakim (The Bangalore Principle of Judicial
Conduct) independensi, ketidakberpihakan,
integritas, kepantasan dan sopan santun,
kesetaraan, kecakapan dan keseksamaan
Kewenangan MA
• Mahkamah Agung (MA) memiliki kewenangan
mengadili pengujian terhadap peraturan perundang-
undangan di bawah UU terhadap UU. Hal ini
sebagaimana tertuang dalam Pasal 24A UUD 1945.
• Suatu peraturan perundang-undangan di bawah UU
diaggap tidak sah dengan alasan bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi atau
pembentukannya tidak memenuhi ketentuan yang
berlaku.
Siapa Pemohon Uji Materi di MA
• Pasal 31A ayat (1) UU No 3 Tahun 2009 tentang
Perubahan Kedua atas UU No 14 Tahun 1985
tentang Mahkamah Agung, permohonan judicial
review hanya dapat dilakukan oleh pihak yang
menganggap haknya dirugikan oleh berlakunya
peraturan perundang-undangan di bawah UU.
• Perorangan warga negara Indonesia
• Kesatuan masyarakat hukum ada sepanjang
masih hidup dan sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang diatur dalam UU.
• Badan hukum publik atau badan hukum privat
Mekanisme Pengajuan Keberatan ke
MA
6. Dalam hal permohonan keberatan diajukan
langsung ke MA: (a) didaftarkan di Kepaniteraan
MA (b) dibukukan dalam buku register permohonan
(c) panteria MA memeriksa kelengkapan bekras dan
apabila terdapar kekurangan dapat meminta
langsung kepaa Pemohon Keberatan atau kuasa
hukumnya yang sah
7. Dalam hal Permohonan Keberatan diajukan melalui
Pengadilan Negeri: (a) didaftarkan pada kepaniteraan
Pengadilan Negeri (b) pemohon atau kuasanya yang sah
membayar biaya permohonan dan diberikan tanda
terima (c) permohonan dibukukan dalam buk register
permohonan (d) panitera Pengadilan Negeri memeriksa
kelengkapan permohonan keberatan yang telah
didaftarkan oleh Pemohon atau kuasanya yang sah, dan
apabila terdapat kekurangan dapat meminta langsung
kepada pemohon atau kuasanya yang sah

Anda mungkin juga menyukai