Anda di halaman 1dari 26

PROGRAM STUDI

PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI & BISNIS ISLAM
UIN SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN

Sesi 12
Pasar Oligopoli
*Kartel*
Agenda Karakteristik
Oligopoli 01
Faktor Pendorong
Oligopoli 02

03
Keseimbangan
Oligopolis

Duopoli 04
Definisi
Suatu pasar berbentuk oligopoli apabila
2 atau 3 pelaku usaha atau kelompok
pelaku usaha menguasai lebih dari 75%
pangsa pasar satu jenis barang atau
jasa tertentu.
Karakteristik
Pasar Oligopolis
1. Jumlah Produsen Sedikit

 Sebagai asumsi, dikatakan “sedikit” apabila jumlah produsen


kurang dari sepuluh.

 Dalam kasus  Kekuatan produsen  Jika rasio konsentrasi


hanya dua dalam pasar dapat empat perusahaan (four
produsen yang diukur dengan firms concentration ratio
menguasai menghitung berapa atau CR4) adalah 60%,
pasar, maka persen output dalam berarti 60% output dalam
disebut “duopoli”. pasar oligopoli dikuasai pasar dikuasai oleh empat
oleh produsen- produsen terbesar.
produsen yang
dominan.

Salah satu parameter yang dapat dipergunakan untuk mengklasifikasi


industri dengan CR4 adalah sebagai berikut:
a. CR4 = 0%: perfect competition.
b. 0% < CR4 < 40%: monopolistic competition.
c. 40% ≤ CR4 < 60%: mendekati loose oligopoly (oligopoli ringan).
d. 60% ≤ CR4 < 90%: tight oligopoly (oligopoli kuat), mendekati monopoli.
e. 90% ≤ CR1: pasar monopoli.
2. Produk Homogen & Terdeferensiasi

 Dalam pasar oligopoli bentuk persaingan antar produsen adalah


persaingan harga dan non harga.

 Contoh pasar  Sedangkan yang  Semakin besar tingkat

oligopoli yang menghasilkan produk diferensiasinya, produsen

menghasilkan homogen adalah makin tidak tergantung

produk industri baja, seng, dan pada aktivitas produsen

diferensiasi kertas. lain.

adalah industri
mobil dan rokok.

 Sehingga oligopoli dengan produk diferensiasi dapat lebih mudah


memprediksi reaksi-reaksi dari produsen lain.
3. Keputusan yg Saling Mempengaruhi
(Interdependence Decisions)
 Pengambilan keputusan yang saling mempengaruhi antar perusahan pesaing
bisa dalam bentuk keputusan penetapan harga, jumlah produksi, maupun
pembagian wilayah pemasaran.

 Untuk menahan produsen baru untuk masuk pasar, produsen lama


menempuh strategi menetapkan harga jual terbatas (limited prices), yang
membuat produsen menikmati laba maksimal di bawah tingkat
maksimum.
4. Kompetisi non-Harga
(Non-pricing Competition)

 Antar produsen dalam pasar oligopoli tidak hanya terjadi persaingan harga,
namun juga persaingan non harga.
 Bentuk kompetisi non harga antara lain adalah pelayanan purna jual serta iklan
untuk memberikan informasi, membentuk citra yang baik terhadap perusahaan
dan merk, serta mempengaruhi perilaku konsumen.
FA K T O R
PENDORONG
OLIGOPOLI
1. SKALA EKONOMIS

 Skala ekonomis dapat tercapai apabila produsen berproduksi secara


padat modal.
 Modal yang besar dapat digunakan untuk menciptakan teknologi yang
efisien sehingga dapat menekan biaya rata-rata minimum dan
menghasilkan output yang optimal.
 Semakin besar hasil penjualan yang diraih produsen maka semakin
efisien kegiatan produksinya. Kondisi ini merupakan barrier entry bagi
produsen baru.
2. Ko mp leksitas
Manajemen
 Keahlian manajerial dibutuhkan untuk mengambil keputusan
cepat yang tepat agar tujuan perusahaan dapat tercapai dan
tetap dapat bertahan dalam pasar.

 Tidak banyak perusahaan yang memiliki tim manajemen yang


handal, oleh karena itu pasar oligopoli hanya terdiri dari sedikit
perusahaan.
Contoh: Industri Perbankan Indonesia
Industri perbankan di Indonesia adalah salah satu contoh yang
baik untuk memahami pasar oligopoli dalam dunia nyata.
Dikatakan oligopoli karena sekalipun jumlah bank di Indonesia
banyak, tetapi bank-bank yang dominan tidak lebih dari 10 bank
saja.

Secara teoritis struktur pasar dikatakan oligopoli jika 4


perusahaan terbesar menguasai lebih dari 40% produksi
(CR4 > 40%) atau setidak-tidaknya 8 perusahaan
terbesar menguasi > 40% produksi (CR8 > 40%).

Indikator yang dapat digunakan sebagai pengukuran kekuatan oligopoli


di industri perbankan adalah pangsa pasar, baik dilihat dari sisi
pendanaan maupun pinjaman.

Langkah awal untuk mengetahui penguasaan pasar adalah menghitung


aset yang dimiliki bank-bank dominan dibanding nilai aset perbankan
nasional.
Peringkat Bank Berdasarkan Total Aset
Posisi Maret 2002
Peringkat Nama Bank Total Aset (Rp. Miliar) Pangsa Pasar (%)

1 Bank Mandiri 260183 24,32

2 BNI 126504 11,82

3 BCA 100026 9,35

4 BRI 83368 7,79

5 Bank Danamon 48287 4,51

Total 5 Bank 618368 57,79

Bank-Bank Lainnya 451632 42,21

Total Perbankan Nasional 1070000 100


Deskripsi tabel

01

Dominasi
Dari sekitar Rp 1070 triliun aset yang dimiliki perbankan nasional,
5 bank
sekitar Rp 618 triliun di antaranya atau lebih dari 57% dikuasai oleh lima
bank.

02

CR4 > 53% Jika tingkat konsentrasi industri dihitung berdasarkan indeks CR4, yaitu
berapa persen pasar dikuasai oleh 4 perusahaan terbesar, maka nilai
CR4 mencapai lebih dari 53%.

03
Industri
perbankan
Dilihat dari penguasaannya, industri perbankan berstruktur oligopoli
Indonesia:
oligopoli kaena angka CR4 > 40%.
Keseimbangan
Oligopolis
Gambar 1. Kurva Permintaan Bengkok

 Kurva D1 merupakan kurva permintaan apabila produsen X


melakukan perubahan harga sedangkan produsen lain tidak
melakukan perubahan harga.
 Kurva D2 adalah kurva permintaan apabila perubahan harga yang
dilakukan produsen X diikuti oleh produsen lain.
 Misalkan harga keseimbangan di titik E adalah Rp 5000 dan
jumlah output sebanyak 25 unit. Jika seandainya produsen X
menurunkan harga menjadi Rp 2500, maka permintaannya akan
bertambah.
 Seandainya produsen lain tidak ikut menurunkan harga, maka
permintaan akan bertambah ke A1.
 Penambahan jumlah permintaan disebabkan karena: (1)
beralihnya pelanggan produsen lain ke produsen X yang
harganya lebih murah; (2) beralihnya konsumen barang substitusi
menjadi membeli barang yang dihasilkan produsen X.
Lanjutan …
Bila produsen lain mengikuti jejak produsen X untuk menurunkan
harga, jumlah permintaan jadi berkurang hanya sebanyak titik A.
Pertambahan yang relatif sedikit ini bukan karena beralihnya
pelanggan produsen lain, namun karena beralihnya konsumen
barang substitusi menjadi konsumen barang produksi perusahaan
X.
Apabila sebaliknya, yaitu produsen X menaikkan harga menjadi
Rp 7000, dan produsen lain tidak ikut menaikkan harga, tetap
sebesar Rp 5000, maka produsen X akan banyak kehilangan
pelanggan.
Pada tingkat harga Rp 7000 jumlah barang yang dijual produsen
X ditunjukkan oleh titik B.
Tetapi apabila kenaikan harga produsen X diikuti oleh produsen
lain, maka produsen X tidak banyak kehilangan pelanggan.
Jumlah permintaan menjadi sebanyak B 1.
Gambar 2. Kurva Permintaan Bengkok
dan Kurva Marginal Revenue

 Dari penjelasan gambar 1, dapat disimpulkan


bahwa kurva permintaan dari produsen pada pasar
oligopoli ditunjukkan oleh Gambar 2 berikut ini
berupa kurva D1ED2 (kurva permintaan
bengkok).
Keuntungan maksimal yang diperoleh produsen dalam pasar oligopoli
dilukiskan dalam Gambar 3 berikut ini.

Gambar 3. Keuntungan dalam Pasar Oligopoli

 Pada Gambar 3, kurva MC0 adalah biaya marjinal mula-mula yang


dikeluarkan produsen.
 Keuntungan maksimal diperoleh pada saat MC 0 = MR, sehingga pada
titik tersebut harga jual produk adalah sebesar Rp 5000 dengan
jumlah output sebanyak 25 unit.
 Selama kurva biaya marjinal masih memotong kurva MR di antara
titik B1 dan B2, harga dan jumlah output produsen tidak akan
mengalami perubahan.
 Dalam pasar oligopoli apabila sesama produsen tidak melakukan
perkongsian di antara mereka, maka tingkat harga adalah bersifat
rigid (kaku) atau sukar mengalami perubahan.
Duopoli
Model Cournot PENGERTIAN
Model ini dikembangkan oleh seorang ekonom Prancis,
Augustin Cournot (1938). Dasar pengembangan model
ini adalah keseimbangan duopolis tercapai bila biaya “Duopoli adalah
marginal adalah nol (MC = 0).
keadaan khusus di
Model Kepemimpinan Stackelberg
mana dalam pasar
Dalam model ini diasumsikan perusahaan
pertama sebagai leader sedangkan perusahaan oligopoli hanya ada
kedua sebagai follower dua perusahaan
yang bersaing”.
Teori Permainan (Game Theory)
Menurut teori ini, duopolis tidak selalu mengambil
keputusan secara kompetitif, tetapi bisa juga
cooperative. Strategi apapun yang dipilih, dasar
pertimbangannya adalah berapa besar hasil yg
diperoleh (pay off)

Model Dilema Narapidana


Model menjelaskan bagaimana sikap seseorang
mengambil keputusan dalam keadaan tidak dapat
berkomunikasi dengan teman atau lawannya.
A. Model Cournot

 Duopolis (apabila masing-masing perusahaan tidak saling


berinteraksi) akan mencapai keseimbangan bila output masing-
masing perusahaan adalah separuh jumlah permintaan pada
saat harga P = 0, seperti pada gambar 4 di samping.
 Masing-masing perusahaan yang berada dalam pasar duopoli
memiliki daya monopoli yang sama.
 Keputusan jumlah output yang diproduksi duopoli berdasarkan
asumsi bahwa output duopolis yang satu (saingannya) sudah
diputuskan dan tidak akan berubah.

Gambar 4. Laba Maksimum


Olgopolis Ketika MC = 0
Contoh, misalkan permintaan pasar adalah:
Q = 30 – P ……………………………………………………………………………………………………………………….…
(1)
atau P = 30 – Q
Di mana Q = Q1 + Q2

Maka penerimaan total duopolis yang pertama (TR 1) dan kedua (TR2) adalah jumlah output yang dijual dikalikan harga
barang.
TR1 = P x Q1 = (30-Q) x Q1

= [(30-(Q1+Q2)] x Q1

= 30Q1 - Q12 - Q1Q2 ……………………………………..........................................................................................…. (2)


Laba maksimum akan tercapai bila MR = 0
MR = 30 – 2Q1 – Q2 = 0

Q1 = 15 – 1/2Q2 ………………………………..…………………………………………………………………………………..
(3)

Persamaan (3) merupakan kurva reaksi Q1, karena menunjukkan besarnya output yang ditetapkan perusahaan
pertama berdasarkan perkiraan output perusahaan kedua. Dengan cara yang sama kita dapat menurunkan kurva
Kedua reaksi dapat digambarkan ke dalam gambar 5 berikut ini:

o Duopolis akan mencapai keseimbangan bila reaksinya


sama, atau Q1 = Q2.
o Keseimbangan akan tercapai saat Q1 = Q2 = 10 unit.
o Jika P = 30 – Q, maka harga keseimbangan adalah 20.
Dalam gambar 5 ditunjukkan oleh titik C.
o Setiap gerakan yang menjauhi titik keseimbangan akan
didorong kembali ke titik keseimbangan tsb, di mana
masing-masing menghasilkan 1/3 dari output total industri.
o Model Cournot dapat dikembangkan untuk lebih dari dua
perusahaan bersaing.
o Apabila terdapat n perusahaan, maka masing-masing
perusahaan akan menghasilkan 1/(n+1) dari output total
industry.
o Atau Bersama-sama mereka akan menghasilkan sebanyak
n/(n+1) dari output total industry.

Gambar 5. Model Keseimbangan Cournot


B. Stackelberg Leadership Model
Melanjutkan contoh dari model Cournot:

Jika P = 30 – Q, di mana kurva reaksi perusahaan kedua yaitu Q2 = 15 – 1/2Q1, maka untuk
mencapai laba maksimum, fungsi penerimaan perusahaan pertama memperhitungkan
reaksi perusahaan kedua.
TR1 = (30 – Q1 + Q2) x Q1

= 30Q1 – Q21 – Q2Q1

= 30Q1 – Q21 – 15Q1 + 1/2Q21

= 15Q1 - 1/2Q21 …………………………………………………………………………….... (5)

…...…………………………………………………………………..…… (6)

 Bila laba maksimum tercapai pada saat MR = 0, maka perusahaan pertama


memproduksi sebanyak 15 unit. Sementara perusahaan kedua berdasarkan kurva
reaksinya (Q2 = 15 – 1/2Q1) hanya memproduksi sebanyak 7,5 unit. Jadi menurut
model Stackelberg, perusahaan yang mengambil inisiatif penentuan harga akan
memperoleh laba dibanding perusahaan yang hanya mengikuti (Follower).
C. Model Dilema Narapidana
Model dibangun berdasarkan cerita bahwa dua napi tertangkap setelah
Napi A
Napi B bekerja sama dalam melakukan kejahatan. Hal yang harus dilakukan
Mengaku Tidak Mengaku adalah apakah mereka harus mengakui kejahatannya di depan polisi?
Hasil pay off yang diperoleh dari setiap keputusan digambarkan dalam
Mengaku 5;5 1 ; 10
matrik di samping ini.
Tidak mengaku 10 ; 1 2;2
Jika kedua napi mengakui kejahatan mereka, maka keduanya akan
dipenjara selama 5 tahun. Sebaliknya, jika sama-sama tidak mengakui,
maka keduanya akan divonis 2 tahun.

Bila hanya salah satu yang mengaku, yang tidak mengaku akan dipenjara 10 tahun, dan yang mengaku hanya 1 tahun.
Keputusan yang paling menguntungkan adalah bila keduanya tidak mengaku, karena masing-masing akan divonis selama 2
tahun.

Tetapi mereka tidak mempunyai kemampuan berkomunikasi karena ditahan dalam sel yang terpisah jauh. Khawatir karena yang
lain mengakui kesalahan, maka kedua napi mengambil keputusan untuk mengaku dan masing-masing menjalani hukuman
selama 5 tahun.
Contoh duopoli industri otomotif
Misalnya perush otomotif A adalah pasangan duopolies perush otomotif
Perush A B. mereka harus mengambil keputusan tentang harga jual mobil
Perush B mereka. Keputusan dan hasilnya bisa dilihat dalam matrik di samping
Harga Harga
Rp125 jt/unit Rp150 jt/unit ini.

Harga
15.000 ; 15.000 30.000 ; 12.000 Bila perush A dan B masing-masing menetapkan harga Rp125
Rp125 jt/unit
Harga juta/unit, maka setiap perush akan menjual sebanyak 15.000 unit
5.000 ; 30.000 25. 000 ; 25.000
Rp150 jt/unit mobil. Bila sama-sama menjual dengan harga Rp150 juta/unit, maka
masing-masing akan menjual sebanyak 25.000 unit mobil.

Karena berada dalam keadaan dilema seperti contoh napi sebelumnya, maka keputusan apapun yang ditempuh perush A,
perush B memilih untuk menetapkan harga mobil Rp125juta/unit. Mengapa? Karena dengan menjual di harga Rp125
juta/unit, perush B minimal dapat menyamai jumlah penjualan perush A yaitu 15.000 unit, dengan asumsi perush A juga
menetapkan harga Rp125 juta/unit. Tetapi jika perush A menetapkan harga lebih mahal, maka perush B dapat menjual
mobil lebih banyak lagi yaitu 30.000 unit.

Jika perush B menetapkan harga Rp150 juta/unit, sementara perush A Rp125 juta/unit, maka akan berbahaya bagi perush
B sebab perush A dapat menjual mobil sebanyak 30.000 unit, sedangkan perush B hanya mampu menjual 5.000 unit
mobil.
THANK YOU
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Anda mungkin juga menyukai