Kelompok4 Bahasa Indonesia
Kelompok4 Bahasa Indonesia
ILMIAH
Yuk simak dan perhatikan materinya
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
Mitra Tafani (2201099)
Fhivi Febriani (2201087)
Dirga Saputra (2201142)
Itsiqah Fatimah Azzahra (2201138)
MATERI 01
“Konvensi naskah ilmiah”
01 02 03
Pengertian konvensi naskah Tujuan konvensi naskah Aspek-aspek konvensi
ilmiah ilmiah naskah ilmiah
01. Pengertian Konvensi Naskah Ilmiah
Pengertian konvensi menurut para ahli yaitu,Menurut Endra
Yuda, konvensi adalah suatu aturan dasar yang bisa timbul dan
terpelihara dalam praktik penyelenggaraan negara tetapi sifat dari
aturan dasar ini tak tertulis, Adapun pengertian Naskah Ilmiah
menurut Brotowidjoyo bahwa karya ilmiah merupakan karangan ilmu
pengetahuan yang menampilkan fakta dan dibuat dengan
menggunakan metodologi penulisan yang baik dan benar.
Bahan dan jumlah halaman : Berkaitan dengan kertas dan jumlah halaman.
Perwajahan : Yakni tata letak unsur-unsur pada karya ilmiah, mencakup ukuran
kertas,jenis huruf,dan spasi serta margin halaman.
Penomoran
Berkaitan dengan aturan pada nomor di karya ilmah tersebut,aturannya:
a. Romawi kecil : Dipakai untuk halaman judul,abstrak,kata pengantar,daftar isi,daftar
tabel,daftar grafik,serta daftar singkatan & lambang
b. Romawi besar : Digunakan untuk menomori tajuk BAB
c. Angka arab : Dimulai dari bab 1 sampai daftar pustaka
Penyajian
MATERI 02
“Penyuntingan Karya Ilmiah”
01 02 03
Pengertian penyuntingan Tujuan dan manfaat Tahap penyuntingan karya
karya ilmiah penyuntingan karya ilmiah ilmiah
04
Jenis-jenis penyuntingan naskah karya ilmiah
01. Pengertian penyuntingan karya ilmiah
Berdasarkan sumber tautan repository.ut.ac.id bahwa dalam dunia penerbitan di
Indonesia, yakni media cetak, seperti buku, surat kabar, majalah atau jurnal
dikenal istilah penyunting (penyunting naskah). Dalam dunia penyiaran pada
media noncetak, seperti radio dan televisi juga dikenal istilah penyunting
(penyunting naskah). Istilah ini disepadankan dengan kata Inggris "editor"
(dalam bahasa Latin editus, edere yang berarti ,,menghasilkan atau
mengeluarkan ke depan umum") atau redactor (dalam bahasa Latin redigere
membawa kembali lagi").
Kedua kata dalam bahasa Inggris tersebut berarti ,,menyiapkan, menyeleksi,
dan menyesuaikan naskah orang lain untuk penerbitan". Dengan kata lain,
penyunting merupakan orang yang mengatur, memperbaiki, merevisi,
mengubah isi, dan gaya naskah orang lain, serta menyesuaikannya
dengan suatu pola yang dibakukan, kemudian membawanya ke depan
umum dalam bentuk terbitan (Rifai, 2004:86)
02. Tujuan penyuntingan karya ilmiah
a.Melengkapi data yang dirasa masih kurang.
b.Penyuntingan data :Langkah pertama yang harus ditempuh dalam penyuntingan data adalah mencari
informasi dari kepustakaan (buku, koran, majalah, brosur) mengenai hal-hal yang ada relevansinya
dengan judul garapan, penyunting juga dapat memulai terjun ke lapangan. Data di lapangan dapat
dikumpulkan melalui pengamatan, wawancara atau eksperimen.
d.Pemeriksaan/penyuntingan konsep
Sebelum mengetik konsep, penyunting memeriksa dahulu konsep itu. Tentu ada bagian yang tumpang
tindih atau ada penjelasan yang berulang-ulang
e.Penyajian/pengetikan.
Ketika mengetik, penyunting memerhatikan segi kepentingan pembeli buku itu kelak, seperti kulit depan,
unsur-unsur dalam halaman judul, unsur-unsur dalam daftar isi, dan unsur-unsur dalam daftar pustaka.
04. Jenis-jenis penyuntingan karya ilmiah
1. Penyuntingan struktural: Jenis penyuntingan ini bertujuan untuk memperbaiki struktur
keseluruhan naskah, seperti menyusun ulang paragraf, mengatur urutan bab, dan memastikan
alur cerita atau argumen mengalir dengan baik.
2. Penyuntingan gramatikal: Jenis penyuntingan ini fokus pada kesalahan tata bahasa,
penggunaan kata yang tepat, dan penyempurnaan gaya penulisan. Tujuannya adalah untuk
memastikan naskah menggunakan bahasa yang jelas, baku, dan efektif.
3. Penyuntingan isi: Penyuntingan isi (content editing) melibatkan peninjauan dan perbaikan
terhadap konten naskah. Ini meliputi penilaian terhadap kejelasan konsep, konsistensi,
keakuratan data dan fakta, serta pemahaman terhadap sasaran pembaca.
4. Penyuntingan referensi: Penyuntingan referensi melibatkan pengecekan dan
penyempurnaan daftar pustaka atau rujukan yang digunakan dalam naskah. Tujuannya adalah
memastikan pengutipan dan referensi sesuai dengan format yang ditetapkan (misalnya, APA,
MLA) dan konsisten dalam seluruh naskah.
5. Penyuntingan gaya: Penyuntingan gaya (style editing) mencakup aspek-aspek seperti
konsistensi gaya penulisan, penggunaan istilah khusus yang tepat, pengaturan format dan tata
letak, serta pemilihan kata yang sesuai dengan tujuan komunikasi dan pembaca yang dituju.
6. Penyuntingan final: Penyuntingan final dilakukan sebagai tahap terakhir sebelum naskah
dipublikasikan atau diserahkan. Pada tahap ini, penyunting melakukan pengecekan kesalahan
yang mungkin terlewat, seperti kesalahan ketik, kesalahan pemformatan, atau kesalahan tata
bahasa kecil lainnya.
THANKS