Anda di halaman 1dari 81

Laporan Kasus

BBLR
Pembimbing:
dr. Hj. Heka Majasari, Sp.A

Disusun Oleh :
Anggi Nur Indah Sari - 2017730009

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN ANAK


RSUD SAYANG CIANJUR
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2022
Identitas Pasien
○ Nama : By.IN

○ Jenis kelamin : Laki-laki

○ Usia : 0 Hari

○ Tanggal lahir : 26 Oktober 2022

○ No. RM : 00.99****

○ Alamat : Rawa Bango, Cianjur

○ Tanggal masuk RS : 26 Oktober 2022


Identitas Orangtua

○ Nama ayah/usia : Tn. A / 30 tahun

○ Pendidikan : SMA

○ Pekerjaan ayah : Penjual Gorengan

○ Penghasilan : 1.200.000

○ Nama ibu/usia : Ny. H/ 27 tahun

○ Pendidikan : SMA

○ Pekerjaan ibu : Ibu Rumah Tangga


Anamnesis

Keluhan Utama

Sesak sejak 3 jam setelah dilahirkan


Anamnesis
Riwayat Penyakit Sekarang

3 jam setelah lahir pada pukul 05.00


bayi merintih dan tidak mau
menyusu. Setelah ditangani di IGD,
pasien dibawa untuk dirawat intensif
karena pasien terlihat masih sesak

Keluhan seperti Demam, kulit


Pasien dibawa ke IGD RSUD kekuningan dan muntah
Sayang dengan keluhan sesak sejak disangkal. Pasien sudah BAK,
3 jam setelah dilahirkan. Pasien
air seni banyak dan berwarna
datang rujukan dari PONED.
kekukuningan. Untuk BAB
Pasien lahir dibidan tanggal 26
Oktober 2022 pukul 02.00 pasien belum BAB.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada.

Riwayat Penyakit Keluarga


Ibu mengaku di keluarganya tidak ada yang pernah mengalami BBLR.
Golongan darah ibu adalah O dan golongan darah ayah O. Rhesus kedua
orang tua tidak diketahui. Tidak ada penyakit kelainan darah pada ibu.
Riwayat hipertensi, diabetes, anemia, hepatitis, HIV, penyakit tiroid pada
keluarga disangkal.

Riwayat Pengobatan
Tidak ada
Anamnesis
Riwayat Kehamilan

Bayi Ny.H merupakan anak pertama. Ibu melakukan ANC selama kehamilan.
Ibu pasien rutin melakukan pemeriksaan kehamilan di bidan setiap bulan. Ibu pasien
belum pernah melakukan USG saat hamil. Ibu pasien sering mengonsumsi makanan
sumber protein, seperti ayam, ikan, tahu, tempe, dan telur selama hamil. Berat badan
ibu naik 7kg selama hamil. Ibu pasien tidak memiliki kebiasaan merokok atau
minum alkohol. Riwayat muntah-muntah berlebihan, infeksi saat kehamilan,
hipertensi dalam kehamilan dan perdarahan saat kehamilan disangkal.
Anamnesis
Riwayat Persalinan

Pasien lahir secara spontan pervaginam ditolong oleh bidan dengan usia
kehamilan 29 minggu. Bayi lahir pada tanggal 26 Oktober 2022 pukul 02.00 WIB.
Saat lahir, bayi tidak langsung menangis (AS 1/3) dan air ketuban jernih. Bayi lahir
dengan berat badan 2.200 gram, panjang badan 44 cm, LK 32 cm, LD 29 cm, LILA 8
cm. Bayi lahir dengan riwayat ketuban Pecah Dini. Ibu pasien meraskan keluar air-
air berwarna jernih tidak bercampur dengan darah pada pukul 21.00 tanggal 25
Oktober 2022 dan langsung dibawa kebidan. Riwayat perdarahan (-), riwayat
kematian bayi sebelumnya (-), partus lama (-), persalinan sulit dan traumatik
(-),trauma lahir (-) tidak ada.

Kesan: ibu rutin melakukan ANC selama hamil. Neonatus kurang bulan, Besar Masa
Kehamilan.
Anamnesis

Riwayat Imunisasi
belum dilakukan imunisasi
Riwayat Psikososial
Pasien merupakan anak pertama dari Tn. A dan Ny. H, ayah nya bekerja sebagai penjual
gorengan didepan sekolahan. Dimana penghasilan dari berjualan dalam sehari mendapat
uang kurang lebih 400.000. Dalam 1 bulan keuntungan yang didapat ayah pasien
kurang lebih 1.200.000. Ibu pasien merupakan ibu rumah tangga. Secara ekonomi,
keluarga pasien tergolong menengah kebawah.
Pemeriksaan Fisik

Tanda-tanda vital Status antropometri

Nadi = 141x/menit BB = 2200 gram


PB = 44 cm
RR = 67x/menit
LK = 32 cm
S = 36,8 C
o
LD = 29 cm
SpO2 = 97%
LLA = 8 cm
Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata

Kepala LK 32 cm, simetris, UUB datar

Mata Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), mata cekung (-)

Hidung Sekret (-/-), pernapasan cuping hidung (-/-)


Telinga Normotia, sekret (-/-)
Mulut Mukosa bibir lembab, sianosis (-), refleks hisap (-)

Thoraks Simetris, retraksi (+) suprasternal, intercostae, subcostal dan


epigastric
Pemeriksaan Fisik
Status Generalisata

Pulmo Normal, BVS +/+, ronchi -/- , wheezing -/-, stridor -/-

Cor BJ I & II reguler, murmur (-), gallop (-)

Abdomen Permukaan datar, BU (+), timpani, turgor kembali cepat, hepar dan lien tidak
teraba.
Tali Pusat Segar

Punggung Normal

Genitalia Normal (laki-laki)

Anus Ada

Ekstremitas Akral Hangat, CRT < 3 detik


Pemeriksaan Fisik
Downes Score
  0 1 2 Skor
Frekuensi < 60x/menit 60-80x/menit >80x/menit 1
napas
Retraksi Tidak ada retraksi Retraksi ringan Retraksi berat 2

Sianosis Tidak sianosis Sianosis hilang Sianosis menetap 1


dengan O2 dengan O2

Air entry Udara masuk Penurunan ringan Tidak ada udara masuk 0
udara masuk

Merintih Tidak merintih Dapat didengar Dapat didengar tanpa 2


dengan stetoskop tanpa alat bantu

Skor 6 (gawat
napas)
Pemeriksaan Fisik
Ballard Score

 
Score : 4
Pemeriksaan Fisik
 

 
 

 
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
26 Oktober 2022 (11.01)
Hematologi Rutin
Hemoglobin 14.2 g/dL 13.5-21.5 g/dL
hematokrit 42.2 % 44-64 %
Eritrosit 3.960.000 /µL 4.1-6.1 106 /µL
Leukosit 21.100 /µL 6.000 – 18.000/µL
Trombosit 202.000 /µL 150.000 – 450.000/µL

MCV 106.5 fL 80-94 fL


MCH 35.8 pg 27-31 pg
MCHC 33.6 % 33-37 %
RDW-SD 73.1 fL 37-54 fL
PDW 17 fL 9-14 fL
MPV 9 fL 8-12 fL
Pemeriksaan Penunjang
26 Oktober 2022 (11.01)
Hematologi Rutin
Differential
Limfosit 40.6% 26-36 %
Monosit 7.4% 4-8 %
Neutrofil 50.0% 32-62 %
Eosinofil 1.4% 1-3 %
Basofil 0.6% <1%
Absolut
Limfosit 12.44 1.00-1.51
Monosit 2.27 0.16-1.0
Neutrofil 15.32 1.9-11.1
Eosinofil 0.42 0.02-0.50
Basofil 0.18 0.00-0.10
Pemeriksaan Penunjang
26 Oktober 2022 (11.01)
Kimia Klinik
GDS 27 mg/dL (11.10) 50-180mg/dL
GDS 318 mg/dL (11.10) 50-180mg/dL
Analisis Gas Darah
pH 7.220 7.340-7.440
PCO2 41.1 35-45
PO2 79 69-116
cHCO3 16.8 22-26
TCO2 18.1 22-29
cBase -11.1 -2-+3
SO2 92.8 95-98
Pemeriksaan Penunjang
Uraian Hasil dan Kesan Pemeriksaan Babbygram
(26/10/2022)
• Thoraks :
Trakea masih ditengah
Cor tidak membesar
Sinus dan diafragma normal
• Pulmo :
Hilus kanan kabur, kiri tertutup bayangan jantung
Corakan bronkovaskuler sulit dinilai
Tampak perbercakan retikulogranuler halus dikedua
lapang paru.
• Tissue dan skeletal normal
Kesan :
HMD grade 1 dd/Neonatal Pneumonia
Tidak tampak kardiomegali
Pemeriksaan Penunjang
Uraian Hasil dan Kesan Pemeriksaan Babbygram
(26/10/2022)
BNO :
Tampak bayangan udara didalam usus terdistribusi
secara simetris dengan pola mozaik
Tidak tampak bayangan lusen pada dinding usus
Tidak tampak bayangan lusen yang terproyeksi
didaerah hepar
Kesan :
Tidak tampak tanda-tanda ileus
Tidak tampak pneumatosi intestinalis maupun portal
venous gas
Resume
Bayi laki-laki G1P0A0, gravida 29 minggu. Persalinan spontan pervaginam ditolong oleh bidan . Saat lahir,
pasien tidak langsung menangis dengan APGAR score 4/6, berat badan 2200 gram, panjang badan 44 cm, LK 32
cm, LD 29 cm, LILA 8 cm.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan frekuensi napas 67x/menit. Menurut penilaian Ballard score & Lubchenco
didapatkan skor Ballard 14 dengan estimasi usia gestasi 29 minggu, dengan NKB BMK. Pada pemeriksaan skor
Downe didapatkan hasil skor 6. Status generalis tampak retraksi suprasternal, intercostae, subcostal dan epigastrik.
Pada pemeriksaan penunjang darah rutin didapatkan hasil leukositosis dan hipoglikemia. Pada pemeriksaan
radiologi didapatkan kesan HMD grade I dd/neonatal pneumonia
Diagnosis
- RDS e.c HMD grade I
- Asfiksia Berat
- BBLR
- Neonatus Kurang Bulan-Besar Masa Kehamilan
- Ibu G1P0A0 gravida 29 minggu dengan riwayat KPD

Penatalaksanaan
Prognosis
• O2 NC 1 lpm Quo ad vitam : Dubia Ad Bonam
• Inf. D10% 132ml/24jam
• Inj. Ampicillin 2x110 mg Quo ad functionam : Dubia Ad Bonam
• Gentamicin 1x9 mg Quo ad sanationam: Dubia Ad Bonam
• Aminophylline 3x6mg
  27– 10 – 2022 (NICU)
Follow Up S
Sesak (+), Muntah (-), Refleks Hisap baik (-), Demam (-), kuning (-)

O
HR: 130x/menit
S: 37.0°C
Kepala : UUB Cekung (-)
Mata : CA (-/-), SI (-/-)
Mulut : Bibir sianosis (-)
Thoraks :Retraksi (+) suprasternal, intercostae, sebcostal, epigastrium
Pulmo : VBS +/+, RH (-/-), WH (-/-)
Cor : Bj I,II Reguler, Gallop (-), Murmur (-)
Abdomen: Distensi (-/-) datar, halus, Turgor kembali cepat, BU (+)
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 3dtk
A
1. RDS e.c. HMD garde I
2. Asfiksia Berat
3. Problem Feeding
4. BBLR
5. NKB-BMK
6. Ibu G1P0A0 gravida 29 minggu dengan riwayat KPD
P
O2 on Ventilator mode NIV-ST
FiO2: 40% PEEP:6.0 cmH2O Pins:16.0 cmH2O RR:41x/m
IVFD D10%
Inj. Ampicilin 2x110mg
Inj. Gentamisin 1x9mg
Inj. Aminophilin 3x6mg
OGT u/Output
  28– 10 – 2022 (NICU)
S
Sesak (+), Muntah (-), Refleks Hisap baik (-), Demam (-), kuning (-)
Follow Up O
HR: 128x/menit
S: 37.0°C
Kepala : UUB Cekung (-)
Mata : CA (-/-), SI (-/-)
Mulut : Bibir sianosis (-)
Thoraks :Retraksi (+) suprasternal, intercostae, subcostal, epigastrium
Pulmo : VBS +/+, RH (-/-), WH (-/-)
Cor : Bj I,II Reguler, Gallop (-), Murmur (-)
Abdomen: Distensi (-/-) datar, halus, Turgor kembali cepat, BU (+)
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 3dtk

A
1. RDS e.c. HMD garde I
2. Asfiksia Berat
3. Problem Feeding
4. BBLR
5. NKB-BMK
6. Ibu G1P0A0 gravida 29 minggu dengan riwayat KPD
P
O2 on Ventilator mode NIV-ST
FiO2: 40% PEEP:6.0 cmH2O Pins:15.0 cmH2O RR:42x/m
IVFD KAEN MG3
Inj. Ampicilin 2x110mg
Inj. Gentamisin 1x9mg
Inj. Aminophilin 3x6mg
OGT u/Output
Rencana diagnostic : Priksa darah ulang, elektrolit, bilirubin
  29– 10 – 2022 (NICU)
S
Sesak (+), Muntah (-), Refleks Hisap baik (-), Demam (-), kuning (-)
Follow Up O
HR: 144x/menit
S: 37.0°C
Kepala : UUB Cekung (-)
Mata : CA (-/-), SI (-/-)
Mulut : Bibir sianosis (-)
Laboratorium (29-10-22) Thoraks :Retraksi (+) intercostae, subcostal. epigastrium
Hb : 11.5 mg.dL Pulmo : VBS +/+, RH (-/-), WH (-/-)
Ht : 33.3% Cor : Bj I,II Reguler, Gallop (-), Murmur (-)
Eritsosit : 3.28 juta Abdomen: Distensi (-/-) datar, halus, Turgor kembali cepat, BU (+)
Leukosit : 9.500 Ekstremitas : akral hangat, CRT < 3dtk
A
Bilirubin Total : 8.63 mg/dl 1. RDS e.c. HMD garde I
Bilirubin Direk : 0.38 mg/dL 2. Asfiksia Berat

Bilirubin Indirek : 8.25 mg/dL 3. Problem Feeding


4. BBLR
Albumin : 2.81 g/dL
5. NKB-BMK
Natrium : 144.3 mEq/L
6. Ibu G1P0A0 gravida 29 minggu dengan riwayat KPD
Kalium : 3.56 mEq/L P
O2 on Ventilator mode NIV-ST
Calcium ion : 1.19 mmol/L
FiO2: 25% PEEP:6.0 cmH2O Pins:16.0 cmH2O RR:34x/m
IVFD KAEN MG3
Inj. Ampicilin 2x110mg 🡪 Cefotaxime 2x110mg
Inj. Gentamisin 1x9mg
Inj. Aminophilin 3x6mg
OGT u/Output
  31– 10 – 2022 (NICU)
Follow Up S
Sesak (+), Muntah (-), Refleks Hisap baik (-), Demam (-), kuning (-)
O
HR: 130x/menit
S: 37.0°C
RR: 52x/menit
Kepala : UUB Cekung (-)
Mata : CA (-/-), SI (-/-)
Mulut : Bibir sianosis (-)
Thoraks :Retraksi (+) intercostae, subcostal, epigastrium
Pulmo : VBS +/+, RH (-/-), WH (-/-)
Cor : Bj I,II Reguler, Gallop (-), Murmur (-)
Abdomen: Distensi (-/-) datar, halus, Turgor kembali cepat, BU (+)
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 3dtk
A
1. RDS e.c. HMD garde I
2. Asfiksia Berat
3. Problem Feeding
4. BBLR
5. NKB-BMK
6. Ibu G1P0A0 gravida 29 minggu dengan riwayat KPD
P
IVFD KAEM MG3
Inj. Cefotaxime 2x110mg
Inj. Gentamisin 1x9mg
Inj. Aminophilin 3x6mg
OGT u/ASI PASI 8x2,5cc
  01– 11 – 2022 (NICU)
Follow Up S
Sesak berkurang, Muntah (-), Refleks Hisap baik (-), Demam (-), kuning (-)
O
HR: 130x/menit
S: 37.0°C
Kepala : UUB Cekung (-)
Mata : CA (-/-), SI (-/-)
Mulut : Bibir sianosis (-)
Thoraks :Retraksi (+) subcostal, epigastrium
Pulmo : VBS +/+, RH (-/-), WH (-/-)
Cor : Bj I,II Reguler, Gallop (-), Murmur (-)
Abdomen: Distensi (-/-) datar, halus, Turgor kembali cepat, BU (+)
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 3dtk
A
1. RDS e.c. HMD garde I
2. Asfiksia Berat
3. Problem Feeding
4. BBLR
5. Ibu G1P0A0 gravida 29 minggu dengan riwayat KPD
P
IVFD KAEN MG3
Inj. Ampicilin 2x110mg
Inj. Gentamisin 1x9mg
Inj. Aminophilin 3x6mg
OGT u/ASI PASI 8x7.5cc
R/Alih rawat Perina
  02– 11 – 2022 (PERINA)
S
Sesak (-) Muntah (-), Refleks Hisap baik (+), Demam (-), kuning (+)

Follow Up O
HR: 132x/menit
S: 37.0°C
RR:54/menit
Kepala : UUB Cekung (-)
Mata : CA (-/-), SI (-/-)
Mulut : Bibir sianosis (-)
Laboratorium (02-11-2022) Thoraks :Retraksi (-)
Hb : 11.5 Pulmo : VBS +/+, RH (-/-), WH (-/-)
Cor : Bj I,II Reguler, Gallop (-), Murmur (-)
Ht : 31.7
Abdomen: Distensi (-/-) datar, halus, Turgor kembali cepat, BU (+)
Eritrosit : 3.38 juta
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 3dtk
Leukosit : 14.400 Kulit : ikterik pada daera wajah dan leher, dada , punggung meluas ke perut bagian bawah sampai ke lengan dan tungkai bawah (kremer
Trombosit : 279 derajat IV)
A
Bilirubin total : 16.06 mg/dL 1. RDS e.c. HMD garde I
2. Asfiksia Berat
Bilirubin direk : 0.39 mg/dL
3. Problem Feeding
Bilirubin indirek : 15.67 mg/dL 4. Neonatus Hiperbilirubin
5. BBLR
6. NKB-BMK
7. Ibu G1P0A0 gravida 29 minggu dengan riwayat KPD
P
IVFD KAEN MG3
Inj. Cefotaxime 2x110mg
Inj. Gentamisin 1x9mg
Inj. Aminophilin 3x6mg
Phototherapy
Minum perspeen
  03– 11 – 2022 (PERINA)

Follow Up
S
Sesak (-), Muntah (-), Refleks Hisap baik (+), Demam (-), kuning berkurang

O
HR: 130x/menit
S: 37.0°C
RR:51/menit
Kepala : UUB Cekung (-)
Mata : CA (-/-), SI (-/-)
Mulut : Bibir sianosis (-)
Thoraks :Retraksi (-)
Pulmo : VBS +/+, RH (-/-), WH (-/-)
Cor : Bj I,II Reguler, Gallop (-), Murmur (-)
Abdomen: Distensi (-/-) datar, halus, Turgor kembali cepat, BU (+)
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 3dtk
A
1. RDS e.c. HMD garde I
2. Asfiksia Berat
3. Problem Feeding
4. Neonatus Hiperbilirubin
5. BBLR
6. NKB-BMK
7. Ibu G1P0A0 gravida 29 minggu dengan riwayat KPD
P
IVFD KAEN MG3
Inj. Cefotaxime 2x110mg
Inj. Gentamisin 1x9mg
Inj. Aminophilin 3x6mg
Phototeraphy
Minum perspeen
  04– 11 – 2022 (PERINA)
Follow Up S
Sesak (-), Muntah (-), Refleks Hisap baik (+), Demam (-), kuning (-)
O
HR: 130x/menit
S: 37.0°C
RR: 50x/menit
Kepala : UUB Cekung (-)
Mata : CA (-/-), SI (-/-)
Mulut : Bibir sianosis (-)
Thoraks :Retraksi (+) suprasternal, intercostae, epigastrium
Pulmo : VBS +/+, RH (+/+), WH (-/-)
Cor : Bj I,II Reguler, Gallop (-), Murmur (-)
Abdomen: Distensi (-/-) datar, halus, Turgor kembali cepat, BU (+)
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 3dtk
A
1. RD e.c. HMD garde I
2. Asfiksia Berat
3. Problem Feeding
4. Neonatus Hiperbilirubin
5. BBLR
6. NKB-BMK
7. Ibu G1P0A0 gravida 29 minggu dengan riwayat KPD
P IVFD KAEN MG3
Inj. Cefotaxime 2x110mg
Inj. Gentamisin 1x9mg
Inj. Aminophilin 3x6mg
  05– 11 – 2022 (PERINA)
Follow Up S
Sesak (-), Muntah (-), Refleks Hisap baik (+), Demam (-), kuning (-)
O
HR: 130x/menit
S: 37.0°C
RR: 50x/menit
Kepala : UUB Cekung (-)
Mata : CA (-/-), SI (-/-)
Mulut : Bibir sianosis (-)
Thoraks :Retraksi (+) suprasternal, intercostae, epigastrium
Pulmo : VBS +/+, RH (+/+), WH (-/-)
Cor : Bj I,II Reguler, Gallop (-), Murmur (-)
Abdomen: Distensi (-/-) datar, halus, Turgor kembali cepat, BU (+)
Ekstremitas : akral hangat, CRT < 3dtk
A
1. RD e.c. HMD garde I
2. Asfiksia Berat
3. Problem Feeding
4. Neonatus Hiperbilirubin
5. BBLR
6. NKB-BMK
7. Ibu G1P0A0 gravida 29 minggu dengan riwayat KPD
P IVFD KAEN MG3
Inj. Cefotaxime 2x110mg
Inj. Gentamisin 1x9mg
Inj. Aminophilin 3x6mg
Rencana Pulang
Terima Kasih
Tinjauan Pustaka
BBLR
Definisi

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir
kurang dari 2500 gram tanpa memandang usia gestasi. Berat
lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 jam setelah
lahir.
Klasifikasi
Etiologi dan Faktor Risiko

Penyebab terbanyak BBLR adalah kelahiran Prematur


• Faktor Ibu
• Faktor Plasenta
• Faktor Janin
Patofisiologi

Mempengaruhi
pertumbuhan
Prematur dan Organ tubuh
Faktor Risiko plasenta & Kelhiran BBLR Komplikasi
Dismaturia belum sempurna
transport zat gizi
ke janin
Manifestasi Klinis

• Umur kehamilan < 37 minggu

• Berat badan lahir < 2500 gram

• Panjang badan lahir < 46 cm

• Lingkar kepala lahir < 33 cm

• Lingkar dada lahir < 30 cm

• Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang

• Tonus otot lemah

• Fungsi saraf yang belum matang


Manifestasi Klinis

Panjangnya kuku Rambut lanugo masih


Batas dahi dan rambut
belum melewati ujung banyak
kepala tidak jelas
jari
Manifestasi Klinis

Tulang rawan daun telinga Jaringan kelenjar


belum sempurna mammae masih
pertumbuhannya, kurang akibat Tumit mengkilap,
sehingga seolah-olah pertumbuhan otot dan telapak kaki halus
tidak teraba tulang rawan jaringan lemak masih
daun telinga kurang
Manifestasi Klinis

klitoris menonjol, labia


Testis belum turun ke
minora belum tertutup
dalam skrotum.
oleh labia mayora
Diagnosis
Diagnosis
Diagnosis
Komplikasi
• Hipotermi
1.
• Hipoglikemi
2.
• Hiperbilirubinemia
3.

• Hyalin Membrane disease (HMD)


4.

• Asfiksia neonatorum
5.

• Sepsis pada neonatus


6.
• Kejang neonatus
7.
HMD
Hyaline Membrane Disease (HMD)

HMD disebut juga sindrom gawat napas yaitu terjadi akibat pematangan paru yang
kurang sempurna akibat kekurangan surfaktan terjadi pada bayi kurang bulan.
Etiologi :
• Prematuritas
• Asfiksia perinatal
• Korioamnionitis
• Kehamilan multipel
• Ibu dengan DM
Hyaline Membrane Disease

Functional Ekspansi
Defisiensi Atelektasis yang
residual capacity alveolus
Surfaktan progresif
tidak efektif menurun

Kerusakan epitel Tegangan


Komplians paru Kapasitas paru
paru dalam jalan permukaan paru
menurun meurun
napas meningkat

Diperlukan Untuk membuka Tekanan


Retraksi dinding
tekanan negatif jalan napas yang intratorakal
dada
yang lebih besar kolaps menurun
Hyaline Membrane Disease

Penatalaksanaan
Umum :
• Pertahankan suhu tubuh 36.5-37.5
• Pemberian cairan dan nutrisi
Khusus :
• Tatalaksana Respiratorik : Intubasi endotrakeal & ventilasi mekanik
• Tatalaksana Medikamentosa :
Pemberian surfaktan: Dosis surfaktan 4 mL/kgBB/dosis terutama pada 6
jam pertama kehidupan
Antibiotik spektrum luas sampai terbukti tidak ada infeksi bakteri.
ASFIKSIA
ASFIKSIA

Asfiksia neonatorum merupakan kegagalan bernafas secara spontan dan tidak teratur
pada saat lahir/beberpa saat setelah lahir yg ditandai dengan hipoksemia, hiperkarbia
dan Asidosis

Etiologi :
• Faktor Ibu
• Faktor Plasenta
• Faktor Neonatus
ASFIKSIA

Patofisiologi :

Untuk Jika
Kontriksi
mengompens dekompensas Aliran darah
Pasukan arteriol pada Tekanan
asi aliran i berlanjut, kesemua
oksigen pada organ darah
darah ke kegagalan organ
berkurang (usus, gginjal, menurun
jantung dan fungsi berkurang
otot, kulit)
otak miokard

Manifestasi klinis :
Pucat, bayi tidak bernapas atau menangis, Denyut jantung <
100x/menit, tonus otot melemah
ASFIKSIA
ASFIKSIA

Kriteria Diagnosis :
• Asidosis metabolik/campuran  pH < 7 pada AGD dari darah tali pusat
• Nilai APGAR 0-3 pada menit kelima
• Manifestasi neurologis
• Disfungsi multiorgan
ASFIKSIA
ASFIKSIA
Ventilasi tekanan positif (VTP)
• HR < 100x/mnt
• VTP 30 dtk selama 20 – 30x
Kompresi dada
• HR < 60x/mnt, setelah VTP 30 dtk
• Kombinasi kompresi dada & VTP 45 – 60 dtk (1 ventilasi & 3x kompresi)
Pemberian epinefrin
• Jika kompresi dada & VTP 45 – 60 dtk, HR < 60x/mnt
• 0,01 – 0,03 mg/kgBB i.v
• 0,5 – 1 mL/kgBB melalui selang endotrakeal
• dapat diulang 3 – 5 mnt jika HR tidak naik
NH
Hiperbilirubinemia

• Ikterus neonatorium : Ikterus pada kulit dan sklera akibat akumulasi bilirubin

tak terkonjugasi. Kadar bilirubin darah 5-7 mg/dL.

• Hiperbilirubinemia : Kadar bilirubin serum total ≥5 mg/dL (86 μmol/L).


Hiperbilirubinemia

Ikterus Fisiologis

• Terjadi setelah 24 jam pertama

• Pada bayi yang usianya cukup bulan kadar puncak 6-8 mg/dl biasanya pada hari ke 3-5

• Pada bayi kurang bulan kadarnya 10-12 mg/dl bahkan sampai 15 mg/dl

• Peningkatan atau akumulasi dari bilirubin serumnya < 5 mg/dl/hari


Hiperbilirubinemia

Ikterus Patologis

• Ikterus timbul dalam 24 jam pertama setelah lahir


• Kenaikan kadar bilirubin berlangsung cepat (>5mg/dL dalam 24 jam)
• Kadar bilirubin serum > 12 mg/dL pada bayi cukup bulan
• >15mg/dl pada bayi prematur pada minggu pertama kehidupan
• Ikterus menetap pada usia 2 minggu atau lebih
• Peningkatan bilirubin direk serum >1mg/dL bila bilirubin total <5 mg/dL atau bilirubin
direk >20% dari bilirubin total bila kadar bilirubin total >5mg/dL.
Hiperbilirubinemia

Patofisiologi

• Pembentukan Hiperbilirubin

• Transportasi Bilirubin

• Intake Bilirubin ke hati

• Konjugasi bilirubin

• Ekskresi bilirubin
Hiperbilirubinemia
Anamnesis
Hiperbilirubinemia

Breast Milk Jaundice

Breast Feeding Jaundice • ASI


• Kadar bilirubin turun hari ke-4
• Kekurangan asupan asi, timbul pada hari ke 2 • Bilirubin terus naik mencapai 20-30. mg/dL
atau ke 3 pada usia 14 hari
• Cukup bulan sesuai masa kehamilan • ASI di berhentikan turun drastis selama 48
• Kekurangan cairan : Demam, penurunan BB > jam
10%, berkurang produksi kencing dan • Bayi tampak sehat, kemampuan minum
frekuensi buang air besar berkurang baik, aktif lincah, produksi ASI cukup, BB
baik, fungsi hati normal
Hiperbilirubinemia
Pemeriksaan Fisik

A. Tanda-tanda prematuritas
B. Kecil masa kehamilan, kemungkinan berhubungan dengan polisitemia
C. Tanda infeksi intrauterin, misalnya mikrosefali, kecil masa kehamilan
D. Perdarahan ekstravaskular, misalnya memar, sefalhematom, subgaleal hematom
E. Pucat, berhubungan dengan anemia hemolitik atau kehilangan darah ekstravaskular
F. Ptekie, berkaitan dengan infeksi kongenital, sepsis, atau eritroblastosis
G. Hepatosplenomegali, berkaitan dengan anemia hemolitik, infeksi kongenital, penyakit hati
H. Omfalitis
I. Korioretinitis, berhubungan dengan infeksi kongenital
J. Tanda hipotiroid
K. Perubahan warna tinja
Hiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia
Tanda Klinis Skor BIND
Status mental
• Normal 0
• Cenderung mengantuk, bangun bila di rangsang, susah 1
minum 2
• Letargis, irritabilitas, jittery, susah minum 3
• Semi-koma, apnea, tidak dapat minum, kejang, koma

Tonus otot
• Normal 0
• Hipotonus ringan hingga moderat 1
• Hipertonus ringan hingga moderat yang disertai hipotonia 2
sesaat, dan opistotonus bila diberi stimulasi
• Retrokolis dan opistotonus persisten, twitching dari tangan 3
dan kaki

Pola menangis
• Normal 0
• High-pitched cry saat diberi stimulasi 1 Interpretasi:
• Shrill, bayi sulit ditenangkan 2 1-3  tanda awal
• Tidak dapat berhenti menagnis, atau tidak ada tangisan 3 4-6  sudah terjadi proses ensefalopati
7-9  proses lanjut
Hiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia
Tatalaksana
Fototerapi Transfusi Tukar
• Merupakan pilihan utama terapi pada • Pertimbangkan pada bayi dengan gejala
indirek hiperbilirubinemia neurologis walau terdapat penurunan
• Dilaksanakan secepat mungkin dengan bilirubin
durasi 2-4 jam • Bilirubin total > 25 mg/dL; atau
• Fototerapi efektif: fototerapi intensif gagal menurunkan
– Menggunakan sinar biru (425-475 bilirubin
nm) • Harus dilakukan dengan tenaga terlatih
– Menyinari 80% dari permukaan • Resiko tindakan dan komplikasi yang
tubuh bayi tinggi
– Total bilirubin serum turun > 0.5 • Paling baik dilakukan dengan volume
mg/dL/jam atau turun > 2 mg/dL ganda (170 mL/kgBB)
dalam 4 jam
– Bila tidak tercapai fototerapi
efektif, atau timbul perburukan 
transfusi tukar
Hiperbilirubinemia
Peningkatan transmisi
Fototheraphi
cahaya
Spektrum cahaya
Sinar biru merupakan
sinar terefektif
(Panjang gelombang
Panjang gelombang 460-490 nm)
(nm)

Jarak Radiasi cahaya


Memaksimalkan proses Fototerapi standar:
radiasi dengan sekitar 10 μW/cm2/nm
meminimalisasi jarak Fototerapi intesif: ≥30
antara cahaya ke μW/cm2/nm
Area kulit yang (430-490 nm)
pasien
terekspos
Dapat dimaksimalkan
pada intensif fototerapi
dengan meletakkan
tambahan cahaya dari
bagian bawah bayi
Hiperbilirubinemia
Tatalaksana Farmakoterapi
Albumin Fenobarbital
- Dapat dipertimbangkan sebelum transfusi - Meningkatkan eksresi bilirubin dengan cara
tukar dilakukan meningkatkan klirens hepatik
- Dosis 1 g/kgBB, terutama pada albumin < 3 - Tidak direkomendasikan, karena resiko >
g/dL manfaat
- Hanya bersifat adjuvant - Onset kerja lambat, efek samping berbahaya
(sedasi dan perdarahan)

IVIG Metalloporphyrins
- Diberikan hanya pada hiperbilirubinemia - Menghambat enzim heme-oksidase
akibat proses isoimunisasi - Mencegah konversi biliverdin  bilirubin
- Contoh: penyakit hemolitik, inkompabiltias - Masih dalam tahap penelitian
ABO, dan inkompabilitas rhesus - Penggunaannya belum disetujui oleh FDA
Hipoglikemi
Hipoglikemia

Definisi : Kadar Glukosa darah <45 mg/dL

Klasifikasi

• Hipoglikemia transien (perbaiakn dalam 48 jam pertama kehidupan)

Etiologi : Stres neonatal, sepsis, asfiksia, hipotermia, polisitemia, syok, rilwayat ibu diabetes melitus (DM),

pemberian glukosa yang tidak adekuat, obat-obatan yang dimakan ibu (terbutalin/labetolol/ propanolol), bayi

prematur/postmatur, asupan kalori yang kurang.

• Hipoglikema persisten (berulang dalam periode > 7hari)

Etiologi : Hormone excess hyperinsulism, defisiensi hormon, defek herediter metabolisme karbohidrat.
Hipoglikemia
Terima Kasih
Pemeriksaan Penunjang
29 Oktober 2022 (07.43)
Hematologi Rutin
Hemoglobin 11.5 g/dL 13.5-21.5 g/dL
Hematokrit 33.3 % 44-64 %
Eritrosit 3.280.000 /µL 4.1-6.1 106 /µL
Leukosit 9.500 /µL 6.000 – 18.000/µL
Trombosit 296.000 /µL 150.000 – 450.000/µL

MCV 101.5 fL 80-94 fL


MCH 35.1 pg 27-31 pg
MCHC 34.6 % 33-37 %
RDW-SD 57.2 fL 37-54 fL
RDW-CV 15.4 % 10-15
PDW 16.8 fL 9-14 fL
MPV 9.5 fL 8-12 fL
Pemeriksaan Penunjang
29 Oktober 2022 (07.43)
Hematologi Rutin
Differential
Limfosit 13.0% 26-36 %
Monosit 12.1% 4-8 %
Neutrofil 73.3% 32-62 %
Eosinofil 1.4% 1-3 %
Basofil 0.2% <1%
NRBC 7.9% 0.0-2.0%
Absolut
Limfosit 1.24 1.00-1.51
Monosit 1.15 0.16-1.0
Neutrofil 7.00 1.9-11.1
Eosinofil 0.13 0.02-0.50
Basofil 0.02 0.00-0.10
Pemeriksaan Penunjang
29 Oktober 2022 (07.43)
Kimia Klinik
Fungsi Hati
Bilirubin Total 8.63 <12.7mg/dL
Bilirubin Direk 0.38 <0.6 mg/dL
Bilirubin Indirek 8.25 0.2-0.8 mg/dL
Albumin 2.81 3.4-5 g/dL
Elektrolit
Natrium (Na) 144.3 135-148
Kalium (K) 3.56 3.50-5.30
Calcium ion 1.19 1.15-1.29
Pemeriksaan Penunjang
02 November 2022 (09.30)
Hematologi Rutin
Hemoglobin 11.5 g/dL 13.5-21.5 g/dL
Hematokrit 31.7% 44-64 %
Eritrosit 3.380.000 /µL 4.1-6.1 106 /µL
Leukosit 14.400 /µL 6.000 – 18.000/µL
Trombosit 279.000 /µL 150.000 – 450.000/µL

MCV 94.0 fL 80-94 fL


MCH 33.9 pg 27-31 pg
MCHC 36.1 % 33-37 %
RDW-SD 58.3 fL 37-54 fL
PDW 16.2 fL 9-14 fL
MPV 8.8 fL 8-12 fL
Pemeriksaan Penunjang

02 November 2022 (09.30)


Kimia Klinik
Fungsi Hati
Bilirubin Total 16.06 <12.7mg/dL
Bilirubin Direk 0.39 <0.6 mg/dL
Bilirubin Indirek 15.67 0.2-0.8 mg/dL

Anda mungkin juga menyukai