Anda di halaman 1dari 39

STANDART PRAKTEK

KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN BANYUWANGI
DEFINISI
 Standar adalah suatu pernyataan diskriptif
yang menguraikan penampilan kerja yang
dapat diukur melalui kualitas struktur, proses
dan hasil (Gillies, 1989,h.121).
 Standar merupakan pernyataan yang
mencakup kegiatan-kegiatan asuhan yang
mengarah kepada praktek keperawatan
profesional (ANA,1992,h.1)
Lanjutan……………………………
 Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan
profesional yang merupakan bagian integral
dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada
ilmu dan kiat, berbentuk pelayanan bio-psiko-
sosio-spiritual yang komprehensif , ditujukan
kepada individu, keluarga, dan masyarakat
baik sakit maupun sehat yang mencakup
kehidupan manusia (lokakarya Nasional 1983)
Lanjutan………………………………
 Standar praktek keperawatan adalah suatu
pernyataan yang menguraikan suatu kualitas
yang diinginkan terhadap pelyanan
keperawatan yang diberikan untuk klien
( Gillies, 1989h. 121). Fokus utama standar
praktek keperawatan adalah klien. Digunakan
untuk mengetahui proses dan hasil pelayanan
keperawatan yang diberikan dalam upaya
mencapai pelayanan keperawatan.
Lanjutan………………………………
 Melalui standar praktek dapat diketahui
apakah intervensi atan tindakan keperawatan
itu yang telah diberi sesuai dengan yang
direncanakan dan apakah klien dapat
mencapai tujuan yang diharapkan.
Tipe standar praktek keperawatan

 Beberapa tipe standar telah digunakan untuk


mengarahakan dan mengontrol praktek
keperawatan. Standar dapat berbentuk
‘normatif’ yaitu menguraikan praktek
keperawatan yang ideal yang menggambarkan
penampilan perawat yang bermutu tinggi,
standar juga berbentuk ‘empiris’ yaitu
menggambarkan praktek keperawatan
berdasarkan hasil observasi pada sebagaian
besar sarana pelayanan keperawatan (Gillies
1989,h.125).
TUJUAN STANDAR

 Secara umum standar praktek keperawatan


ditetapkan untuk meningkatkan asuhan atau
pelayanan keperawatan dengan cara
memfokuskan kegiatan atau proses pada usaha
pelayanan untuk memenuhi kriteria pelayanan
yang diharapkan. Penyusunan standar praktek
keperawatan berguna bagi perawat, rumah
sakit/institusi, klien, profesi keperawatan dan
tenaga kesehatan lain.
Lanjutan………………………………

1. Perawat
Standar praktek keperawatan digunakan
sebagi pedoman untuk membimbing perawat
dalam penentuan tindakan keperawatan yang
akan dilakukan teradap kien dan perlindungan
dari kelalaian dalam melakukan tindakan
keperawatan dengan membimbing perawat
dalam melakukan tindakan keperawatan yang
tepat dan benar.
Lanjutan………………………………

2. Rumah sakit
Dengan menggunakan standar praktek
keperawatan akan meningkatkan efisiensi dan
efektifitas pelayanan keperawatan dapat
menurun dengan singkat waktu perwatan di
rumah sakit.
Lanjutan………………………………

3.Klien
Dengan perawatan yang tidak lama maka
biaya yang ditanggung klien dan keluarga
menjadi ringan.
Lanjutan………………………………

4. Profesi
Sebagai alat perencanaan untuk mencapai
target dan sebagai ukuran untuk mengevaluasi
penampilan, dimana standar sebagai alat
pengontrolnya.
Lanjutan………………………………

5. Tenaga kesehatan lain


Untuk mengetahui batas kewenangan dengan
profesi lain sehingga dapat saling
menghormati dan bekerja sama secara baik.
PENERAPAN STANDAR PRAKTEK
KEPERAWATAN
 Dalam penerapan standar praktek
keperawatan dapat digunakan pendekatan
secara umum dan khusus. Pendekatan secara
umum menurut Jernigan and Young,1983 h.10
adalah sebagai berikut :
lanjutan………………………………

1. Standar struktur : berorientasi pada hubungan


organisasi keperawatan ( semua level
keperawatan ) dengan sarana/institusi rumah
sakit. Standar ini terdiri dari : filosofi, tujuan,
tata kerja organisasi, fasilitas dan kualifikasi
perawat.
Lanjutan………………………………

2. Standar proses : berorientasi pada perawat,


khususnya ; metode, prinsip dan strategi yang
digunakan perawat dalam asuhan
keperawatan. Standar proses berhubungan
dengan semua kegiatan asuhan keperawatan
yang dilakukan dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan.
Lanjutan………………………………

3. Standar hasil : berorientasi pada perubahan


status kesehatan klien, berupa uraian kondisi
klien yang dinginkan dan dapat dicapai
sebagai hasil tindakan keperawatan.
Lanjutan……………………………
 Pendekatan lain (khusus) dalam menyusun
standar praktek keperawatan sesuai dengan aspek
yang diinginkan antara lain :
 1. Aspek Asuhan keperawatan, dapat dipilih topik
atau masalah keperawatan klien yang sering
ditemukan, misalnya standar asuhan keperawatan
klien anteatal, intranatal dan postnatal.
 2. Aspek pendidikan dapat dipilih paket
penyuluhan/pendidikan kesehatan yang paling
dibutuhkan, misalnya penyuluhan tentang
perawatan payudara.
Lanjutan……………………………
 3. Aspek kelompok klien, topik dapat dipilih
berdasarkan kategori umur, masalah kesehatan
tertentu misalnya; kelompok menopouse.
 Dalam penerapan standar prktek keperawatan
dapt dimodifikasi keduanya dalam pelayanan
asuhan keperawatan. Contoh : pelaksanaan
standar asuhan keperawatan pada klien
postnatal, perawat dapat mengunakan standar
proses (metode, prinsip dan strategi dalam
melaksanakan asuhan keperawatan
LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN
STANDAR PRKTEK KEPERAWATAN
 Penyusunan standar praktek keperawatan
membutuhkan waktu lama karena ada
beberapa langkah yang harus ditempuh
diantaranya menentukan komite (tim
penyusun), menentukan filosofi dan tujuan
keperawatan, menghubungkan standar dengan
teori keperawatan, menentukan topik dan
format standar (Irawaty,1996,h.9)
Lanjutan………………………………
 Ada pendapat lain bahwa penyusunan standar
secara otomatis dilakukan oleh tim maka
langkah-langkah dalam penyusunan standar
sebagai berikut : merumuskan filosofi dan
tujuan, menghubungkan standar dan teori
yang relevan, menetapkan topik dan format
standar (Sahar,J, 1996)
Adapun langkah-langkah penyusunan
standar menurut Dewi Irawaty,1996
adalah
 1. Menetukan komite (tim khusus)
 Penyusunan standar praktek keperawatan
membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak,
untuk itu perlu dibentuk tim penyusun. Tim
penyusun terdiri dari orang-orang yang
memiliki kemampuan, ketrampilan dan
pengetahuan yang luas tentang pelayanan
keperawatan.
Lanjutan………………………………
 2. Menentukan filosofi dan tujuan keperawatan.
 Filosofi merupakan keyakinan dan nilai dasar
yang dianut yang memberikan arti bagi
seseorang dan berasal dari proses belajar
sepanjang hidup melalui hubungan
interpersonal, agama, pendidikan dan
lingkungan. Didalam pembuatan standar,
serangkaian tujuan keperawatan perlu
ditetapkan berdasarkan filosofi yang diyakini
oleh profesi.
Lanjutan………………………………
 3. Menghubungkan standar dan teori keperawatan.
 Teori yang dipilih amat bermanfaat dalam
merencanakan standar, mengarahkan dan menilai
praktek keperawatan. Konsep-konsep keperawatan
dapat digunakan untuk menilai kembali tentang teori
keperawatan yang telah dipilih sebelumnya. Ada
beberapa teori yang dapat dipilih dan disepakati oleh
kelompok pembuat standar keperawatan misalnya;
teori Orem. Inti dari teori Orem adalah adanya
kepercayaan bahwa manusia mempunyai
kemampuan untuk merawat diri sendiri (Self Care).
Lanjutan………………………………
 Perawat profesional bertanggung jawab dalam
membantu klien untuk dapat melakukan
perawatan mandiri, dengan melihat
kemampuan yang dimiliki klien. Berdasarkan
teori tersebut maka dapat digunakan sebagai
landasan dalam mengembangkan standar
praktek keperawatan.
Lanjutan………………………………
 4. Menentukan topik dan format standar
 Topik-topik yang telah ditentukan disesuaikan
pada aspek-aspek penyusunan standar
misalnya ; aspek asuhan keperawatan,
pendidikan dan kelompok klien atau yang
bersifat umum yaitu menggunakan
pendekatan meliputi standar struktur, standar
proses dan standar hasil.
Lanjutan………………………………
 Format standar tergantung dari cara
pendekatan yang dipilih sebelumnya dan topik
standar yang telah ditentukan. Apabila standar
praktek keperawatan yang digunakan adalah
pendekatan standar proses maka format
standar yang dipakai adalah format standar
ANA 1991 terdiri dari enam tahap yang
meliputi ; pengkajian , diagnosa, identifikasi
hasil, perencanan, implementasi dan evaluasi.
Lanjutan………………………………
 Karena standar merupakan pendekatan
sistematis yang terencana dalam praktek
keperawatan maka diharapkan bahwa
pelayanan keperawatan yang diberikan pada
klien juga termasuk pendekatan diri klien dan
keluarganya.
ASPEK HUKUM STANDAR PRAKTEK
KEPERAWATAN
 Dengan diberlakukannya standar praktek
keperawatan, maka institusi memberikan
kesempatan pada klien untuk mengontrol
asuhan keperawatan yang diberikan perawat
pada klien. Apabila klien tidak mendapat
pelayanan yang memuaskan atau klien
dirugikan karena kelalaian perawat maka klien
dan keluarga mempunyai hak untuk bertanya
dan menuntut.
Lanjutan………………………………
 Dinegara maju dimana standar ini telah
diberlakukan maka kekuatatan hukumnya
sangat kuat. Apabila perawat melakukan
kelalaian karena tindakan yang menyimpang
dari standar maka perawat dianggap melanggar
hukum dan harus dituntut pertanggung
jawabannya. Oleh karena itu setiap perawat
harus betul-betul memahami standar praktek
keperawatan agar dapat memberikan pelayanan
yang bermutu pada klien.
Lanjutan………………………………
 Sebagai contoh, Jensen dan Bobak
mengemukakan hukum of Torts yang memuat
tentang kegiatan yang dikehendaki dari
perawat : mencegah penyakit mata pada bayi
baru lahir, mendokumentasikan penyakit
akibat hubungan seksual.
Lanjutan………………………………
 Pada pasal 53 ayat 2 dan 4 Undang-undang
kesehatan Nomer 23 tahun 1992, dinyatakan
bahwa “tenaga kesehatan termasuk perawat
dalam melakukan tugasnya berkewajiban
mematuhi standar profesi dan menghormati
hak klien”. Dari uraian tersebut jelaslahbahwa
standar profesi keperawatan mempunyai dasar
hukum dan barang siapa yang melanggar akan
menerima sangsi atau hukuman.
CONTOH STANDAR PRAKTEK KEPERAWATAN KLINIS ANA,1991.

 Standar I : Pengkajian
Perawat mengidentifikasi dan pengumpulan
data tentang status kesehatan klien. Pengkajian
ini darus lengkap, sistematis dan
berkelanjutan.
Lanjutan………………………………
Kriteria pengukuran :
 1. Prioritas pengumpulan data ditentukan oleh

kondisi atau kebutuhan-kebutuhan klien saat ini.


 2. Data tetap dikumpulkan dengan tehnik-tehnik

pengkajian yang sesuai .


 3. Pengumpulan data melibatkan klien, orang-orang

terdekat klien dan petugas kesehatan..


 4. Proses pengumpulan data bersifat sistematis dan

berkesinambungan.
 5. Data-data yang relevan didokumentasikan dalam

bentuk yang mudah didapatkan kembali.


Lanjutan………………………………

 Standar II :Diagnosa
 Perawat menganalisa data yang dikaji untuk
menentukan diagnosa.
 Kriteria pengukuran :
 1. Diagnosa ditetapkan dari data hasil pengkajian.
 2. Diagnosa disahkan dengan klien, orang-orang
terdekat klien, tenaga kesehatan bila
memungkinkan.
 3. Diagnosa di dokumentasikan dengan cara yang
memudahkan perencanaan perawatan.
Lanjutan………………………………
 Standar III : Identifikasi hasil
 Perawat mengidentifikasi hasil yang diharapkan secara individual pada
klien.
 Kriteria pengukuran :
 1. Hasil diambil dari diagnosa.
 2. Hasil-hasil didokumentasikan sebagai tujuan-tujuan yang dapat diukur.
 3. Hasil-hasil dirumuskan satu sama lain sama klien, orang-orang terdekat
klien dan petugas kesehatan.
 4. Hasil harus nyata (realistis) sesuai dengan kemampuan/kapasitas klien
saat ini dan kemampuan potensial.
 5. Hasil yang diharapkan dapat dicapai dsesuai dengan sumber-sumber
yang tersedia bagi klien.
 6. Hasil yang diharapkan meliputi perkiraan waktu pencapaian.
 7. Hasil yang diharapkan memberi arah bagi keanjutan perawatan.
Lanjutan………………………………
 Standar IV : Perencanaan
 Perawat menetapkan suatu rencana keperawatan yang
menggambarkan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil
yang diharapkan.
 Kriteria pengukuran :
 1. Rencana bersifat individuali sesuai dengan kebutuhan-
kebutuhan dan kondisi klien.
 2. Rencana tersebut dikembangkan bersama klien, orang-orang
terdekat klien dan petugas kesehatan.
 3. Rencana tersebut menggambarkan praktek keperawatan
sekarang
 4. Rencana tersebut didokumentasikan.
 5. Rencana tersebut harus menunjukkan kelanjutan perawatan.
Lanjutan………………………………
 Standar V : Implementasi
 Perawat mengimplementasikan intervensi
yang diidentifikasi dari rencana keperawatan.
 Kriteria pengukuran :
 1. Intervensi bersifat konsisten dengan rencana
perawatan yang dibuat.
 2. Intervensi diimplementasikan dengan cara
yang aman dan tepat.
 3. Intervensi didokumentasikan
Lanjutan………………………………
 Standar VI : Evaluasi
 Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap hasil yang telah
dicapai.
 Kriteria pengukuran :
 1. Evaluasi bersifat sistematis dan berkesinambungan.
 2. Respon klien terhadap intervensi didokumentasikan.
 3. Keefektifan intervensi dievaluasi dalam kaitannya dengan hasil.
 4. Pengkajian terhadap data yang bersifat kesinambungan digunakan
untuk merevisi diagnosa, hasil-hasil dan rencana perawatan untuk
selanjutnya,
 5. Revisi diagnosa, hasil dan rencana perawatan didokumentasikan.
 6. Klien, orang-orang terdekat klien dan petugas kesehatan dilibatkan
dalam proses evaluasi
  
 TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai