Anda di halaman 1dari 18

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada ALLAH.SWT.atas segala taufik, hidayah serta
inayahNya yang senantiasa tercurah sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah konsep
dasar keperawatan ini tanpa adanya halangan dan hambatan yang berarti. Salawat serta salam
tidak lupanya kita kirimkan dan panjatkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW.

Penulis berharap makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan reverensi dan menjadi
gambaran bagi pembaca mengenai ilmu pendidikan khususnya yang berkaitan dengan “Standar
Praktek Keperawatan Professional”

Dalam proses penyusunan makalah ini, berkat bimbingan dan arahan serta bantuan dari
banyak pihak, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan laancar tanpa melampaui batas
waktu yang telah ditentukan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna.Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi lebih sempurnanya
hasil diskusi kami.

Bukittinggi, November 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keperawatan hubungannya sangat banyak keterlibatan dengan segmen manusia

dan kemanusiaan, oleh karena berbagai masalah kesehatan actual dan potensial.

Keperawatan memandang manusia secara utuh dan unik sehingga praktek keperawatan

membutuhkan  penerapan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang kompleks sebagai

upaya untuk memenuhi kebutuhan objektif pasien/klien. Keunikan hubungan ners dan

klien harus dipelihara interaksi dinamikanya dan kontuinitasnya. Penerimaan dan

pengakuan keperawatan sebagai pelayanan  professional diberikan dengan perawat

professional sejak tahun 1983, maka upaya  perwujudannya bukanlah hal mudah di

Indonesia. Disisi lain keperawatan di Indonesia menghadapi tuntutan dan kebutuhan

eksternal dan internal yang kesemuanya membutuhkan upaya yang sungguh – sungguh

dan nyata keterlibatan berbagai pihak yang terkait dan  berkepentingan.

Dalam kaitannya dengan tanggungjawab utama dan komitmen tersebut di atas

maka PPNI harus memberikan respon, sensitive serta peduli untuk mengembangkan

standar praktek keperawatan. Diharapkan dengan pemberlakuan standar praktek

keperawatan di Indonesia akan menjadi titik inovasi baru yang dapat digunakan sebagai :

pertama falsafah dasar pengembangan aspek  –  aspek keperawatan di Indonesia, kedua

salah satu tolak ukur efektifitas dan efisiensi  pelayanan keperawatan dan ketiga

perwujudan diri keperawatan professional


B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan praktek keperawatan ?

2. Bagaimana klasifikasi standar praktek keperawatan ?

3. Apa ciri – ciri standar praktek keperawatan ?

4. Bagaimana tipe standar praktek keperawatan ?

5. Apa tujuan praktek standar keperawatan ?

6. Apa manfaat praktek keperawatan ?

7. Bagaimana metode dan implementasi standar keperawatan?

8. Apa Jenis Standar Praktek Keperawatan?

9. Apa Faktor-faktor yang mempengaruhi SPK?

10. Apa Kegunaan Standar Praktek Keperawatan?

C. Tujuan

1. Mengetahui maksud dari praktek keperawatan

2. Memahami klasifikasi standar praktek keperawatan

3. Mengetahui ciri – ciri standar praktek keperawatan

4. Memahami tipe standar praktek keperawatan

5. Mengetahui tujuan praktek standar keperawatan

6. Memahami manfaat praktek keperawatan

7. Mengetahui metode dan implementasi standar keperawatan

8. Memahami Jenis Standar Praktek Keperawatan

9. Memahami Faktor-faktor yang mempengaruhi SPK

10. Mengetahui Kegunaan Standar Praktek Keperawatan


BAB II

PEMBAHASAN
 
A. Definisi
Menurut (Gillies, 1989,h.121), standar adalah suatu pernyataan diskriptif yang
menguraikan penampilan kerja yang dapat diukur melalui kualitas struktur, proses dan
hasil. Sedangkan menurut (ANA,1992,hl.1), standar merupakan pernyataan yang
mencakup kegiatan-kegiatan asuhan yang mengarah kepada praktek keperawatan
profesional. Menurut (Lokakarya Keperawatan Nasional tahun 1983), keperawatan
adalah suatu  bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk
pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif (dikutip oleh Priharjo, 1995).
Pelayanannya juga ditujukan kepada individu, keluarga, dan masyarakat, baik sakit
maupun sehat yang mencakup seluruh siklus kehidupan manusia.
Menurut ( Gillies, 1989, h. 121), standar praktek keperawatan adalah suatu
pernyataan yang menguraikan suatu kualitas yang diinginkan terhadap pelayanan
keperawatan yang diberikan untuk klien Jadi dapat disimpulkan, bahwa standar praktek
keperawatan adalah batas ukuran baku minimal yang harus dilakukan perawat dalam
melaksanakan asuhan keperawatan. Karena keperawatan telah meningkat
kemandiriannya sebagai suatu profesi, sejumlah standar praktek keperawatan telah
ditetapkan. Standar untuk praktek sangat penting sebagai  petunjuk yang obyektif untuk
perawat memberikan perawatan dan sebagai kriteria untuk melakukan evaluasi asuhan
ketika standar telah didefinisikan secara jelas, klien dapat diyakinkan  bahwa mereka
mendapatkan asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi, perawat mengetahui secara
pasti apakah yang penting dalam pemberian askep dan staf administrasi dapat
menentukan apakah asuhan yang diberikan memenuhi standar yang berlaku

B. Klasifikasi Praktek Keperawatan

a. Perawat dan pelaksana praktek keperawatan Perawat memegang peranan penting

dalam menentukan dan melaksanakan standar praktek keperawatan untuk mencapai

kemampuan yang sesuai dengan standar pendidikan Keperawatan. Perawat sebagai

anggota profesi, setiap saat dapat mempertahankan sikap sesuai dengan standart

profesi keperawatan.

b.  Nilai-nilai pribadi dan praktek profesional Adanya perkembangan dan perubahan

yang terjadi pada ruang lingkup praktek keperawatan dan  bidang teknologi medis
akan mengakibatkan terjadinya peningkatan konflik antara nilai-nilai  pribadi yang

memiliki perawat dengan pelaksana praktek yang dilakukan sehari-hari selain itu

pihak atasan membutuhkan bantuan dari perawat untuk melaksanakan tugas

pelayanan keperawatan tertentu, dilain pihak perawat mempunyai hak untuk

menerima atau menolak tugas tersebut sesuai dengan nilai-nilai pribadi mereka.

C. Ciri – ciri Standar Praktek Keperawatan

Standar praktek keperawatan ini digunakan untuk mengetahui proses dan hasil

pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasien sebagai fokus utamanya. Praktek

keperawatan profesional mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1. Otonomi dalam pekerjaan

2 .Bertanggung jawab dan bertanggung gugat

3. Pengambilan keputusan yang mandiri

4. Kolaborasi dengan disiplin lain

5. Pemberian pembelaan

6. Memfasilitasi kepentingan pasien

D. Tipe Standar Keperawatan

Dua kategori standar keperawatan yang diterima secara luas adalah standar asuhan

(standar of care) atau pertanyaan yang menguraikan level asuhan yang akan diterima oleh

pasien,dan standar praktek. ( standar of practice) atau harapan terhadap kinerja perawat

dalam memberikan standar asuhan . Aktifitas pemantaan dan evaluasi memastikan bahwa

level  perawatan pasien dan kinerja perawat telah dicapai dengan baik. Dua macam

kinerja ini di rancang untuk mendukung perawat dalam praktek sehari-hari dengan
menyediakan suatu sruktu untuk praktek tersebut dan untuk membantu perawat dalam

mengidentifikasi kontribusi keperawatan dalam perawatan pasien.

1. Standar praktek 

  Standar praktek meliputi kebijakan (  police ), uraian tugas (job deskription), dan

standar kinerja ( performance standar ). Ia menuntun perawat dalam melaksanakan

perawatan pasien. Ia juga menetapkan level kinerja yang perlu diperlihatkan oleh perawat

untuk memastikan bahwa standar asuhan akan dicapai dan menggambarkan definisi

institusi tentang apa yang dapat dilakukan oleh perawat. Kebijakan menetapkan sumber-

sumber atau kondisi yang harus tersedia untuk menfasilitasi pemberian asuhan. Uraian

tugas mencerminkan kompetensi, pendidikan, dan pengalaman yang diperlukan bagi

semua staf yang memiliki peran atau posisi sebagai perawat. Sedangkan standar kinerja

diturunkan dari uraian tugas dan menyediakan ukuran untuk mengevaluasi level perilaku

perawat yang didasarkan atas pengetahuan, ketrampilan, dan pencapaian aktifitas

kemajuan profesional.

2. Standar Asuhan

Standar asuhan meliputi prosedur, standar asuhan genetik, dan rencana asuhan (care

plans). Mereka merupakan alat untuk memastikan perawatan pasien yang aman dan

memastikan hasil yang berasal dari pasien ini. Prosedur adalah urain tahap pertahap

tentang bagaimana melakukan keterampilan psikomotor dan bersifat orientasi tugas.

Protokol meliputi lima kategori utama: manajemen pasien dengan peralatan invasi,

manajemen pasien dengan peralatan non invatif; manajemen status fisiologis dan

psikologis; dan diagnosa keperawatan tertentu. Standar asuhan genetik menguraikan

harapan asuhan minimal yang disediakan bagi semua pasien diamanapun  pasien dirawat.
Rencana asuhan dibuat dan biasanya mempunyai hubungan dengan diagnosa medis

pasien dan diagnosa keperawatan pasien.

E. Tujuan Standar Praktek Keperawatan


 Standar praktek keperawatan mempunyai tujuan umum untuk meningkatkan asuhan atau
pelayanan keperawatan dengan cara memfokuskan kegiatan atau proses pada usaha
pelayanan untuk memenuhi kriteria pelayanan yang diharapkan berguna bagi :

1. Perawat
  Pedoman membimbing perawat dalam menentukan tindakan keperawatan yang
dilakukan terhadap klien.
2. Rumah sakit
Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanan keperawatan di rumah sakit.
3. Klien
 Perawatan yang tidak lama, biaya yang ditanggung keluarga menjadi ringan.
4. Profesi
  Alat perencanaan mencapai target dan sebagai ukuran evaluasi.
5. Tenaga kesehatan lain
  Mengetahui batas kewenangan dengan profesi lain sehingga dapat saling
menghormati dan  bekerja sama dengan baik.

F.Manfaat Praktek Keperawatan


 
1.Praktek Klinis
 Memberikan serangkaian kondisi untuk mengevaluasi kualitas askep dan merupakan
alat mengukur mutu penampilan kerja perawat guna memberikan feeedback untuk perbaikan

2.Administrasi Pelayanan Keperawatan


 Memberikan informasi kepada administrator yang sangat penting dalam perencanaan
pola staf,  program pengembangan staf dan mengidentifikasi isi dari program orientasi.

3.Pendidikan Keperawatan
 Membantu dalan merencanakan isi kurikulum dan mengevaluasi penampilan kerja
mahasiswa.

4.Riset Keperawatan
 Hasil proses evaluasi merupakan penilitian yang pertemuannya dapat memperbaiki dan
meningkatkan kualitas askep.

5.Sistem Pelayanan Kesehatan


 Implementasi standar dapat meningkatkan fungsi kerja tim kesehatan dalam
mengembangkan mutu askep dan peran perawat dalam tim kesehatan sehingga terbina
hubungan kerja yang baik dan memberikan kepuasan bagi anggota tim kesehatan.
G.Metode dan Implementasi Standar Praktek Keperawatan
 Metode yang digunakan untuk menyusun standar keperawatan, yaitu:
1.Proses Normatif: Standar dirumuskan berdasarkan pendapat ahli profesional dan pola
praktek klinis perawat di dalam suatu badan/institusi tertentu.
2.Proses Empiris: Standar dirumuskan berdasarkan hasil penilitian dan praktek keperawatan
yang dapat dipertanggung jawabkan.

Hubungan Standar dan Legislasi


 Legislasi diperlukan untuk menopang, melaksanakan, membina dan memberi
pemantauan Standar Praktek Keperawatan untuk melindungi pasien dan perawat.

Lisensi Praktik 
  Badan yang berwenang memberikan lisensi berhak dan bertanggung jawab terhadap
pelanggaran disiplin yang dilakukan oleh praktisi yang melakukan pelanggaran etis. Hukum atau
undang-undang tidak mengidentifikasi mutu kinerja, akan tetapi akan menjamin keselamatan
pelaksanaan standar praktik keperawatan secara minimal.
Undang-Undang kesehatan RI No.23 tahun 1992, Bab V Pasal 32 ayat 2 dan 3 menyebutkan:
 Ayat 2:
 Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan pengobatan dan
atau  perawatan.
 Ayat 3:
Pengobatan dan atau perawatan dapat dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu
keperawatan atau cara lain yang dapat dipertanggung jawabkan. Isi undang-undang
tersebut, dapat diartikan bahwa lisensi sangat diperlukan oleh perawat  profesional dalam
melakukan kegiatan praktik secara brtanggung jawab. Pengertian lisensi adalah kegiatan
administrasi yang dilakukan oleh profesi atau departemen kesehatan berupa  penerbitan
surat ijin praktek bagi perawat profesional diberbagai tatanan layanan kesehatan. Lisensi
diberikan bagi perawat sesuai keputusan menteri kesehatan RI
No.647/Menkes/SK/IV/2000 tentang registrsi dan praktik perawat. Whasington State
Nursing Practice Act(The State Nurses Association) menyatakan bahwa orang yang
terdaftar secara langsung bertanggung gugat dan bertanggung jawab terhadap individu
untuk memberikan pelayanan keperawatan yang berkualitas.
 American nurse Association(ANA) membuat pernyataan yang sama dalam undang-
undang lisensi institusional menjadi lisensi individual, keperawatan secara konsisten
dapat mempertahankan:
1)Asuhan keperawatan yang berkualitas, baik sesuai tanggung jawab maupun tanggung
gugat  perawat yang merupakan bagian dari lisensi profesi.
2)Bila perawat meyakini bahwa profesi serta kontribusinya terhadap asuhan kesehatan
adalah  penting, maka mereka akan tampil dengan percaya diri dan penuh tanggung
jawab.

UU Praktek Keperawatan
 Setiap negara bagian dan provinsi mendefinisikan sendiri cakupan praktek keperawatan, tetapi
sebagian besar memiliki aturan yang serupa. Definisi tentang praktek keperawatan
dipublikasikan oleh ANA pada tahun 1955 mencakup beberapa definisi yang mewakili cakupan
praktek keperawatan sebagaimana didefinisikan dalam sebagian besar negara bagian dan
provinsi. Namun demikian pada dekade terakhir beberapa negara bagian merevisi UU praktek
keperawatan mereka untuk menggambarkan pertumbuhan otonomi dan meluasnya peran
keperawatan dalam praktek keperawatan.

H. Pengembangan Standar Keperawatan


 Dalam menata standar dibutuhkan pertimbangan-perimbangan kerangka kerja yang akan
digunakan dan berbagai komponen agar standar terpenuhi, selanjutnya dipertimbangkan siapa
yang menata standar dan bagaimana proses tersebut dikoordinasikan. Kerangka kerja yang
lazim dalam penataan standar, yaitu :
1)Donabedian Model – Struktur, proses, hasil
 
2)Proses model “crossby”
 3)Model kualitas enam dimensi “Maxwell
 4)Model “Criteria Listing”(Crossby, 1989 dan Maxwell, 1984).
  Standar keperawatan secara luas menggunakan dan mengadopsi kerangka kerja Model
Donabedian yang dipadukan dengan berbagai konsep keperawatan. Standar harus tersedia
diberbagai tatanan dengan bermacam-macam pengertian dan persyaratan, namun essensial
bagi setiap operasional pelayanan kesehatan. Keperawatan profesi yang paling responsive
dalam menata standar karena banyak hal-hal yang berperan penting dalam asuhan  pasien
yang tidak disentuh (intangibles). Oleh karena itu dalam pengembangan standar keperawatan
membutuhkan pengertian yang sangat mendasar tentang hakekat keperawatan sebagai
persyaratan awal, harus diidentifikasi dengan jelas pengertian multifokal tujuan keperawatan.
Selanjutnya perlu diidentifikasi hasil asuhan pasien / klien
 –  hasil yang diharapkan menjadi standar asuhan, kemudian performance kinerja perawat
professional berorientasi pada  proses keperawatan
 –  menjadi stanar praktek dan berpotensial tidak merugikan
 – struktur  pengelolaan menjadi standar biaya / anggaran. Persyaratan awal diatas tadi untuk
menentukan hasil yang spesifik dan kaitannya dengan proses keperawatan dan hasil yang
diharapkan

Jenis Standar Praktek Keperawatan


a.    Menurut ANA
1.      Standar  I : Pengkajian
2.      Standar II : Diagnosa keperawatan
3.      Standar III : Identifikasi hasil
4.      Standar IV : Perencanaan
5.      Standar V : Implementasi
6.      Standar VI : Evaluasi

1. Standar I : Pengkajian
Perawat mengidentifikasi dan pengumpulan data tentang status kesehatan klien.
Kriteria pengukuran :
         Prioritas pengumpulan data ditentukan oleh kondisi atau kebutuhan-kebutuhan klien
saat ini.
         Data tetap dikumpulkan dengan tehnik-tehnik pengkajian yang sesuai .
         Pengumpulan data melibatkan klien, orang-orang terdekat klien dan petugas
kesehatan..
         Proses pengumpulan data bersifat sistematis dan berkesinambungan.
         Data-data yang relevan didokumentasikan dalam bentuk yang mudah didapatkan
kembali.

2. Standar II :Diagnosa
Perawat menganalisa data yang dikaji untuk menentukan diagnosa.
Kriteria pengukuran :
         Diagnosa ditetapkan dari data hasil pengkajian.
         Diagnosa disahkan dengan klien, orang-orang terdekat klien, tenaga kesehatan bila
memungkinkan.
         Diagnosa di dokumentasikan dengan cara yang memudahkan perencanaan
perawatan.

3. Standar III: Identifikasi hasil


Perawat mengidentifikasi hasil yang diharapkan secara individual pada klien.  
Kriteria pengukuran :
         Hasil diambil dari diagnosa.
         Hasil-hasil didokumentasikan sebagai tujuan-tujuan yang dapat diukur.
         Hasil-hasil dirumuskan satu sama lain sama klien, orang-orang terdekat klien dan
petugas kesehatan.
         Hasil harus nyata (realistis) sesuai dengan kemampuan/kapasitas klien saat ini dan
kemampuan potensial.
         Hasil yang diharapkan dapat dicapai dsesuai dengan sumber-sumber yang tersedia
bagi klien.
         Hasil yang diharapkan meliputi perkiraan waktu pencapaian.
         Hasil yang diharapkan memberi arah bagi keanjutan perawatan.

4. Standar IV : Perencanaan
Perawat menetapkan suatu rencana keperawatan yang menggambarkan intervensi
keperawatan untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Kriteria pengukuran :
         Rencana bersifat individuali sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan dan kondisi klien.
         Rencana tersebut dikembangkan bersama klien, orang-orang terdekat klien dan
petugas kesehatan.
         Rencana tersebut menggambarkan praktek keperawatan sekarang
         Rencana tersebut didokumentasikan.
         Rencana tersebut harus menunjukkan kelanjutan perawatan

5. Standar V : Implementasi
Perawat mengimplementasikan intervensi yang diidentifikasi dari rencana keperawatan.
Kriteria pengukuran :
         Intervensi bersifat konsisten dengan rencana perawatan yang dibuat.
         Intervensi diimplementasikan dengan cara yang aman dan tepat.
         Intervensi didokumentasikan

6. Standar VI : Evaluasi
Perawat mengevaluasi kemajuan klien terhadap hasil yang telah dicapai.
Kriteria pengukuran :
         Evaluasi bersifat sistematis dan berkesinambungan.
         Respon klien terhadap intervensi didokumentasikan.
         Keefektifan intervensi dievaluasi dalam kaitannya dengan hasil.
         Pengkajian terhadap data yang bersifat kesinambungan digunakan untuk merevisi
diagnosa, hasil-hasil dan rencana perawatan untuk selanjutnya,
         Revisi diagnosa, hasil dan rencana perawatan didokumentasikan.
         Klien, orang-orang terdekat klien dan petugas kesehatan dilibatkan dalam proses
evaluasi

b. Menurut DEPKES

Standar 1, pengumpulan data tentang status kesehatan klien atau pasien dilakukan
secara sistematik dan berkesinambungan. Data dapat diperoleh, dikomunikasikan dan
dicatat.
Standar 2, diagnosa keperawatan di rumuskan berdasarkan data status kesehatan.
Standar 3, rencana asuhan keperawatan meliputi tujuan yang dibuat berdasarkan
diagnosa keperawatan
Standar 4, rencana asuhan keperawatan meliputi prioritas dan pendekatan tindakan
keperawatan yang ditetapkan untuk mencapai tujuan yang di ususn berdasarkan
diagnosa keperawatan
Standar 5, tindakan keperawatan memberikan kesempatan klien atau pasien untuk
berpartisifasi dalam peningkatan, pemeliharaan, dan pemulihan kesehatan.
Standar 6, tindakan keperawatan membantu klien atau pasien untuk mengoptimalkan
kemampuan untuk hidup sehat
Standar 7, ada tidaknya kemajuan dalam pencapaina tujuan ditentukan oleh klien atau
pasien dan perawat.
Standar 8, ada tidaknya kemajuan dalam pencapaian tujuan memberi arah untuk
melakukan pengkajian ulang, pengetaruran kembali urutan priorits, penetapan tujuan
baru dan perbaikan rencana asuhan keperawatan.
c. Menurut PPNI
Menurut Dewan Pertimbangan Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia
(DPP PPNI) tahun 1999, standar praktik keperawatan merupakan  komitmen professi 
keperawatan dalam melindungi masyarakat terhadap praktik yang dilakukan oleh
anggota profesi.
  Di dalamnya terdapat penegasan tentang mutu pekerjaan seorang perawat yang
dianggap baik, tepat, dan benar, yang digunakan sebagai pedoman dalam pemberian
pelayanan kepeawatan diantarannya sebagai berikut.
Meningkatkan mutu asuhan keperawatan dengan memberikan perhatian
padaupaya dan peningkatan kinerja perawat terhadap target pencapaian tujuan.
Meminimalkan tindakan-tindakan yang tidak bermanfaat bagi klien
sehinggadapat menekan biaya perawatan.
Menjaga mutu asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien dimasyarakat,
komunitas, kelompok dan keluarg
2.3  Faktor-faktor yang mempengaruhi SPK
Proses keperawatan adalah faktor penting dalam survival pasien dan dalam aspek-
aspek pemeliharaan, rehabilitatif dan preventif perawatan kesehatan (Doengoes,2000).
Proses keperawatan terbagi menjadi 5 langkah yaitu pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Dengan tidak di lakukannya
proses keperawatan yang benar maka pasien tidak mendapat asuhan keperawatan
untuk mengatasi masalah kesehatan dan mencegah masalah kesehatan yang baru
bahkan memperlambat proses kesembuhan dari pasien tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi standar praktek keperawatan antara lain
         Kecakapan intelaktual
         Ilmu pengetahuan
         Percaya diri perawat
         Sarana
         Komunikas
         Pengalaman kerja perawat
         Motivasi pasien untuk sembuh
         Kedisiplinan
2.5  Kegunaan Standar Praktek Keperawatan
Tujuan utama standar memberikan kejelasan dan pedoman untuk mengidentifikasi ukuran
dan penilaian hasil akhir, dengan demikian standar dapat meningkatkan dan memfasilitasi
perbaikan dan pencapaian kualitas asuhan keperawatan.

a. Pendidikan
Membantu dalan merencanakan isi kurikulum dan mengevaluasi penampilan kerja mahasiswa.

b. Puskesmas
Dapat digunakan untuk mengetahui batas kewenangan dengan profesi lain sehingga dapat
saling menghormati dan bekerja sama secara baik dalam menjalankan pekerjaan sesuai
profesinya dan meningkatkan pelayanan tentunya.

untuk meningkatkan asuhan atau pelayanan keperawatan dengan cara memfokuskan kegiatan
atau proses pada usaha pelayanan untuk memenuhi layanan kesehatan masyarakat.

c. Rumah Sakit
Dengan penggunaan standar praktek keperawatan ini tentunya akan meningkatkan efisiensi
serta juga efektifitas pelayanan keperawatan dan ini akan berefek kepada penurunan lama
rawat pasien di rumah sakit.

Menurut DEPKES memiliki 8 standar keperawatan dan menurut PPNI standar praktik
keperawatan merupakan  komitmen professi  keperawatan dalam melindungi masyarakat
terhadap praktik yang dilakukan oleh  anggota profesi.
Kegunaan standar praktek keperawatan yaitu bisa digunakan sebagai acuan
pencapaian dibidang pendidikan, puskesmas dan rumah sakit.

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
 Pengembangan standar praktek keperawatan di Indonesia merupakan tanggung
jawab PPNI karena tekanan dan tuntutan kebutuhan terhadap kualitas asuhan
keperawatan makin tinggi. Pengertian standar sangat luas namun harus dapat
diterima dan dicapai. Dalam  pengembangan standar dibutuhkan sumber-sumber
pengembangan standar keperawatan. Tujuan dan manfaat standar keperawatan
pada dasarnya mengukur kualitas asuhan kinerja perawat dan efektifitas
menejemen organisasi. Dalam pengembangan standar menggunakan pendekatan
dan kerangka kerja yang lazim sehingga dapat ditata siapa yang  bertanggung
jawab mengembangkan standar bagaimana proses pengembangan tersebut.
Berbagai jenis keperawatan dapat dikembangkan dengan focus, orientasi dan
pendekatan yang saling mendukung. Standar asuhan berfokus pada hasil pasien,
standar praktik berorientasi  pada kinerja perawat professional untuk
memberdayakan proses keperawatan. Standar finansial  juga harus dikembangkan
dalam pengelolaan keperawatan sehingga dapat bermanfaat bagi  pasien, profesi
perawat dan organisasi pelayanan

2. Saran
Penulis menyarankan kepada pembaca supaya mempelajari dan menelaah makalah ini
sebagai referensi dalam belajar. Untuk teman-teman mahasiswa supaya lebih giat dalam
belajar

DAFTAR PUSTAKA
        http://ermatayuni64.wordpress.com/2012/11/17/standar-praktek-keperawatan.html

        http://sixxmee.blogspot.com/2012/10/standar-praktik-keperawatan.html

Anda mungkin juga menyukai