Anda di halaman 1dari 13

PERTEMUAN KE 15

TAQWA

Oleh:
Musta’in Zahruddin, M.Pd.I
Pengertian

 Takwa dari kata waqaya (Arab) berarti takut, menahan,


menjaga diri, memelihara, tanggung jawab,
menyelamatkan, dan memenuhi kewajiban.
 Secara etimologis, kata taqwa berasal dari waqa, yaqi,
wiqayah, yang berari takut, menjaga, memelihara dan
melindungi.
 Orang yang bertakwa adalah orang yang takut kepada
Allah berdasarkan kesadaran dengan mengerjakan
Perintah-nya, tidak melanggar larangan-Nya, takut
terjerumus kedalam perbuatan dosa.
 Orang yang bertakwa adalah orang yang menjaga
(membentengi) diri dari kejahatan, memelihara diri agar
tidak melakukan perbuatan yang tidak diridhoi Allah,
bertanggung jawab mengenai sikap, tingkah laku dan
perbuatannya, serta memenuhi kewajibannya.
LANJUTAN
 Menurut H.Agus Salim, takwa adalah sikap mental seseorang
yang selalu ingat dan waspada terhadap sesuatu dalam rangka
memelihara dirinya dari noda dan dosa, selalu berusaha
melakukan perbuatan yang baik dan benar, pantang berbuat
salah dan jahat kepada orang lain, diri sendiri dan
lingkungannya.
 Perintah taqwa kepada Allah tersebar pada 72 ayat. Dari ayat2 itu
dapat disimpulkan bahwa “taqwa adalah taat hanya kepada Allah
da Rasul-Nya dengan selalu menjalankan segala perintahnya
walaupun bersifat anjuran yg hukumnya sunat serta menjauhi
segala larangannya yg berat maupun yg ringan/yg hukumnya
makruh.
 Para mufasir menyimpulkan bahwa taqwa adalah sikap
seseorang yg membuat wiqayah (penghalang) antara dirinya dgn
siksa Allah dan kemurkaannya siksa dunia maupun akhirat.
B. Kedudukan dan fadhilah takwa

Kedudukan takwa bagi seorang muslim sangat


penting dalam kehidupannya, sebab:

a. Takwa adalah ukuran (parameter) kemuliaan


seorang muslim (S.49: 13)
b. Takwa adalah pokok segala pekerjaan
c. Takwa sebagai dasar persamaan hak antara pria dan
wanita (suami isteri) (Q.S. 4:1)
d. Taqwa sebagai pokok-pokok kebajikan (QS.2.177)
Lanjutan Fadhilah Taqwa
Imam Ghazali dalam kitab Tahdzibul Akhlaq fadilah
taqwa:
 Pemeliharaan dan perlindungan dari gangguan musuh
(QS.3.120)
 Penguatan dan pertolongan (QS.2:194)
 keselamatan dari kesulitan yg berat dan rizqi yg halal
(QS.ath-thalaq;3).
 Kehormatan dan kemuliaan (QS.alhujurat:13)
 Selamat dari api neraka (QS.maryam 72).
C. Ciri–ciri Muttaqin:

Muttaqin adalah bentuk isim fa’il (pelaku) dari kata


taqwa. Bentuk jama’ atau banyaknya adalah
muttaqun atau muttaqin. Dalam alquran
tercantum beberapa ayat yg menjelaskan tentang
ciri2 muttaqin:
1. Pada awal QS.Al-Baqarah
2. QS.3:133-135 (berinfaq saat susah/senang, menahan
amarah, pemaaf, menghargai orang lain, bertobat bila
khilaf).
3. Beribadah di waktu malam dengan sujud berdiri, serta
diikuti rasa takut kepada azab akhirat ( Az-Zumar 39 : 9 )
4. QS. At-thur 17-21 (berusaha agar keluarga dan
keturunannya menjadi orang2 shalih).
Lima Indikator Ketaqwaan Dalam Surah al-Baqarah ayat 177:

1. Memelihara fitrah iman dengan menjaga 6


rukun iman.
2. Mencintai sesama umat manusia yang
diwujudkan melalui kesanggupan
mengorbankan harta.
3. Memelihara ibadah formal.
4. Memelihara kehormatan diri (menepati janji).
5. Memiliki semangat perjuangan (sabar saat
kepayahan, kesusahan dan di waktu perang).
D. Ruang lingkup

Menurut Hasan Langgulung takwa merupakan kesimpulan semua


nilai yang terdapat didalam Al Quran. Takwa mencakup segala nilai
yang diperlukan manusia untuk keselamatan dan kebahagiannya di
dunia ini dan di akhirat kelak.

Nilai-nilai takwa yang dibutuhkan manusia dapat digolongkan atas,


yaitu: (1) nilai-nilai perseorangan, (2) nilai-nilai kekeluargaan, (3)
nilai-nilai sosial, (4) nilai-nilai kenegaraan dan (5) nilai keagamaan.

Dalam arti memelihara takwa meliputi empat jalur hubungan


manusia, yaitu: a. Hubungan manusia dengan Allah, b. Hubungan
manusia dengan hati nurani atau dirinya sendiri, c. hubungan manusia
dengan sesama manusia, d. hubungan manusia dengan lingkungan
hidup. Keempat hubungan tersebut harus dikembangkan secara selaras
dan seimbang.
Lanjutan

Hubungan manusia dengan Allah meliputi: (1)


beriman kepada Allah, (2) beribadah kepada-Nya,
(3) mensyukuri nikmat-Nya, (4) bersabar menerima
cobaan Allah, (5) memohon ampun atas segala dosa
dan tobat untuk tidak lagi melakukan kejahatan.
Hubungan manusia dengan dirinya sendiri,
meliputi: (1) sabar, (2) pemaaf, (3) adil, (4) ikhlas,
(5) berani, (6) memegang amanah, (7) mawas diri,
(8) mengembangkan semua sikap dalam akhlak yang
baik.
Hubungan manusia dengan sesama, meliputi: (1) tolong
menolong, (2) suka memaafkan kesalahan orang lain, (3)
menepati janji, (4) lapang dada, (5) menegakkan keadilan
dan berlaku adil terhadap diri sendiri dan orang lain.
Hubungan manusia dengan Lingkungan hidup meliputi:
memelihara dan menyayangi binatang dan tumbuh-
tumbuhan, tanah, air dan udara serta semua alam semesta
untuk kesejahteraan manusia dan makhluk lainnya tanpa
membuat kerusakan atau kehancuran alam, sehgingga
generasi beikutnya tidak dapat mengolah dan menikmati
alam lagi.
Konsekwensi dari keempat hubungan diatas,
manusia bertakwa harus mengembangkan 4 (empat)
tanggung jawab dan kewajiban, yaitu:
(1) tanggung jawab kepada Allah,
(2) kepada hati nurani sendiri,
(3) kepada manusia lain, dan
(4) tanggung jawab memelihara hewan, tumbuh-
tumbuhan, air, udara, tanah dan kekayaan
seluruh alam yang diciptakan Allah untuk
memenuhi kebutuhan makhluknya.
KORELASI IMAN DAN TAQWA
12

Dalam kaitannya dengan iman, maka


taqwa dapat diartikan sikap
memelihara keimanan yang
diwujudkan dalam pengamalan ajaran
agama Islam secara utuh dan
konsisten (istiqomah).
SEKIAN TERIMAKASIH

SAMPAI JUMPA

Anda mungkin juga menyukai