Anda di halaman 1dari 17

TAFSIR PROGRAM ASAS

DAN PROGRAM TANDHIM


Disusun Oleh :
Nama :
1. Ulfa Ambarsari (22501006)
2. Fadhail Bachtiar Habibie (2250103)
3. Mulyadi Saputra ( 225010)
PROGRAM ASAS SYARIKAT ISLAM

01 02 03 04

Persatuan Kemerdekaan ummat Sifat Negara dan


Pemerintahan Kehidupan
Ummat (National Vrijheid)
Ekonomi

05 06 07
Keadaan dan Trilogi
Derajat Manusia Kemerdekaan yang Sejati Syarikat Islam
1. Persatuan Ummat

Untuk mempersatukan ummat Islam, perlu lebih dahulu dibangun suatu organisasi persatuan
ummat yang tidak terpecah belah atau tidak bercerai berai, sebagaimana yang diperintahkan
oleh Allah SWT di dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran (III) ayat 103:

Artinya : “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai berai”,

Persatuan yang semacam itulah yang harus dibangun oleh Syarikat Islam, dan
persatuan itu sendiri merupakan bahagian dari persatuan Ummat Islam itu sendiri pula.
2. Kemerdekaan ummat (National Vrijheid)
a) Kaum Syarikat Islam dengan keyakinan yang mendalam percaya penuh akan
kebenaran Firman Allah SWT Q.S. Al Fat-h (XLVIII), ayat ke- 23:

Artinya : “23. Sebagai suatu sunnatullah [1403] yang telah Berlaku sejak dahulu,
kamu sekalikali tiada akan menemukan perubahan bagi sunnatullah itu”.
2. Kemerdekaan ummat (National Vrijheid)
b) Karena kepercayaan yang tersebut pada angka 1 di atas, Maka kaum Syarikat Islam percaya dengan penuh
keyakinan, yaitu apabila kaum Muslimin menjalankan perintah-perintah Allah SWT dan perintah Rasulullah
SAW dengan sungguh-sungguh, tidak boleh tidak mesti akan mendapat kebahagiaan dan keluhuran derajat
sebagai yang telah kemukakan sebelumnya, dan tidak boleh tidak mesti mendapat apa-apa yang dijanjikan
Allah SWT dalam Q.S. An- Nuur (XXIV), ayat ke-55:

Artinya : 55. Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan
amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi,
sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan
bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan)
mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan
tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan aku. dan Barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu,
Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik.
2. Kemerdekaan ummat (National Vrijheid)
c) Mengingat apa-apa yang terjadidalam riwayat secara nyata
Terutama mengingat perbuatan dan perjalanan Rasulullah SAW sebagai contoh yang termulia bagi
orang Islam, dan terbukti pla bahwa salah satu dari syaratsyarat yang fundamental sifatnya untuk
memelihara kehidupan kita sebagai ummat islam, untuk mendapatkan kehidupan yang aman dan
tenteram, untuk menjadi kaum yang turut serta dalam pemerintah Negara dari bangsa sendiri, dan
untuk mencapai derjat kemanusiaan yang luhur serta mulia sebagai yang dijanjikan oleh Allah SWT
dalam ayat-ayat-Nya tersebut di atas, maka tidak boleh tidak, Insya Allah Ta’ala kaum Muslimin
akan dapat mencapai kehidupan masyarakat Islam sempurna, yang bebas dari segala macam bentuk
perhambaan, sehingga di Indonesia hukum-hukum Islam dapat berlaku secara khusus dalam
kalangan masyarakat Islam sendiri sebagai bahagian dari masyarakat Indoneia yang lebih luas.
Untuk dapat mencapai maksud dan tujuan itu, kaum Muslimin haruslah lebih dahulu memperoleh
kemerdekaan ummat atau kemerdekaan kebangsaan (national vrijheid) dan turut serta menunjukan
jalannya pemerintahan atas bangsa dan Negara kita sendiri.
Keterangan: adapun yang dimaksud dengan perbuatan dan perjalanan Rasulullah SAW ialah:
membangun dan membentuk masyarakat Islam sebagai suatu contoh teladan yang wajib ditiru, dan
diikuti oleh setiap insane manusia yang ber-Tuhankan kepada Allah SWT, dan ber-Nabi-kan kepada
Rsulullah Muhammad SAW, serta menjunjung tinggi Agama Allah demi keperluan dan keselamatan
kita bersama duni dan akhirat.
3. Sifat Negara dan Pemerintahan
Dalam masalah Negara dan pemerintahan, demi terwujudnya masyaraat Islam
Indonesia yang berbahagia sungguh, maka kaum Syarikat Islam wajib dan harus berusaha
tercapainya suatu pemerintahan yang demokratis atas dasar musyawarah mufakat, sebagai
yang dinyatakan dalam Al Quran Surat As-Syura (XLII) ayat ke-38:

Artinya : “38. Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan
mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka;
dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.”
4. Kehidupan Ekonomi
a) Sejak semula manusia telah dihinggapi oleh penyakit tamak kepada benda, yang
senantiasa bernafsu untuk memperbanyak benda dan harta, bahkan berusaha menimbun
danmenumpuk kekayaan dengan cara yang sangat melampaui batas-batas hukum
kemanusiaan dan batas-batas hukum Allah, maka sejak itulah timbul nafsu untuk
memperluas daerah jajahan (koloniale expantie).
b) Atas dasar prinsip, maka Syarikat islam menyatakan sikap sebagai berikut:
Ajaran Dunul Islam mewajibkan bagi setiap orang untuk beriktiar sungguhsungguh dengan
seluruh tenaga dan kekuatan yang diberikan ole Allah SWT, untuk mencari dan mendapat
rezeki yang halah. Tetapi Dinul Islam melarang setiap orang mencari dan mendapatkan
rezeki dengan jalah dan usaha riba, baik langsung maupun tidak langsung dengan cara
sembunyi-sembunyi atau dengan cara terang-terangan, karena perbuatan riba akan menuntun
orang cenderung untuk menuju nafsu kapitalisme, tegasnya: nafsu dan kehendak untuk
menumpuk dan menimbun harta dunia yang tidak selaras dengan hukum Allah dan Sunnat-
ur-Rasul.
4. Kehidupan Ekonomi
c) Pemberian sedekah kepada fakir miskin yang berulang-ulang dipujikan oleh Allah
SWT dalam Al Qur’an dan pemberian zakat yang diwajibkan oleh Dinul Islam, kalu
dijalankan dengan sungguh-sungguh akan cukup sebagai sumber daya yang dapat
memperbaiki kehidupan ekonomi rakyat, sehingga tidak aka nada peristiwa penumpukan
kekayaan yang jahat sifatnya, dan juga tidak ada kemiskinan yang sampai melampaui batas-
batas kemanusiaan.
d) Perusahaan-perusahaan haruslah bertujuan untuk memberikan kesejahteraan kepada
ummat (bangsa) guna keperluan bersama dalam atri seluas-luasnya, dan ini hanya dapat
dilakukan oleh Negara (staat) dengan pengawasan rakyat sepenuhnya. Dan semua itu harus
berlandaskan kepada asas-asas seperti yang telah dikemukakan dalam ajaran Islam.
e) Dalam tugas kewajiban kita memerangi kapitalisme, bukanlah maksud Syarikat
Islam untuk mempertontonkan rahasia dan kejahatan sistem itu akan menunjuk cara dan
tingkah laku serta ketentuan-ketentuan kapitalisme, tetapi dimaksudkan oleh Syarikat Islam
agar sedikit demi sedikit kita mengurangi cara kehidupan kapitalisme dan pada akhirnya hita
hapuskan sama sekali.
5. Keadaan dan Derajat Manusia

Oleh karena salah memahami dan salah menjalankan Agama Allah yang
sejati, dan terlebih lagi karena sangat mementingkan dan mendewa-dewakan peri
kebendaan (materialism) semata-mata maka timbullah berbagai rupa
permasalahan (vraagstuj – questie) yang erkenaan dengan pergaulan hidup
masyarakat (al hajat – al ijtimaiyah) yaitu permasalahan yang senantiasa menjadi
sebab timbulnya peperangan, pengaduan perbantahan atau perselisihan dan lain-
lain sebagainya.
6. Kemerdekaan yang Sejati

a. Kemerdekaan
Artinya : “la haula wa la quata illa billah” (Tidak ada sandaran dan kekuatan lain,
kecuali dari Allah semata).
Beberapa orang Arab pada zaman rasulullah SAW yang tidak bias bertempat tinggal
yang tetap, belum pernah melihat gedung yang indah-indah, dan dengan pakainya
yang buruk mereka dikirimkan kepada raja-raja besar di Persia dan Rome, namun
orang-orang Arab tadi sekali-kali tidak uka menundukan badannya apalagi kepalanya,
dan mereka tidak tampak takut sedikitpun juga di muka raja-raja tersebut, mekipun
raja-raja ini mempertunjukan kekuasaan dan kebesarannya. Bagi mereka tidak ada
sesuatupun yang ditakutinya kecuali Allah SWT belaka, dan hanya kepada Allah
sajalah mereka mempertanggungjawabkan atas segala perbuatannya.
6. Kemerdekaan yang Sejati

b. Persamaan
Pengertian persamaaan dalam Dinul Islam telah saya uraikan sekedarnya, disini
saya hanya menambahkan dengan menunjuk cita-cita persamaan sebagai yang
dinyatakan oleh junjungan kita Nabi Muhammad SAW, sebagai berikut:
Semua orang islam diibaratkan sebagai satu badan (orang). Apabila seseorang merasa
sakit di kepalanya, maka seluruh badannya juga terasa sakit. Dan kalau matanya sakit,
maka segenap badannya pun terasa sakit pula. “semua orang islam adalah sebagai satu
tiang tembok, dimana setengah bahagian menguatkan bagian lainnya, maka dengan
cara yang demikian itu yang satu saling menguatkan bagian lainnya.”
6. Kemerdekaan yang Sejati

c. Persaudaraan
Dalam ayat al Qur’an dan hadits Nabi Muhammad SAW, yang memerintahkan ikatan
persaudaraan antara Muslim dengan Muslim dalam bentuk yang sebaik-baiknya dan
serapat-rapatnya. Juga karena tidak perlu mengemukakan contoh-contoh dan kelakuan-
kelakuan untuk membuktikan bahwa persaudaraan Islam itu adalah sungguh merupakan
bentuk persaudaraan yang sesempurna-sempurnanya. Sifat dan pola ikatan persaudaraan
yang didirikan oleh rasulullah SAW diantara sahabat-sahabat Anshor dan sahabat-sahabat
Muhajirin pada awal permulaan zaman Madinah. Tiap-tiap sahabat Muhajir (yang turut
hijrah dari Mekkah ke Madinah) dipertemukan dalam satu ikatan kekeluargaan yang
bersifat komperatif, sehingga tiap-tiap sahabat Anshar (pembela) dalam ikatan
persaudaraan itu makin hari makin kelihatan sangat menakjubkan karena rasa
kecintaannya yang amat indah telah mempertemukan mereka satu sama lainnya.
7. Trilogi Syarikat Islam
Trilogi Sarekat Islam :
1. Sebersih-bersih Tauhid
Dalam segala sikap dan perilaku kita tidak mensekutuhan Tuhan kecuali Allah swt. Artinya,
manusia syarekat Islam adalah manusia yang selalu menyadari diri bahwa semua yang dilakukan
adalah ibadah atau pengabdian kepada Allah swt. Secara material maupun psikologis sikap perilaku
ini akan selalu membuat rasa tenang danjh percaya diri dalam setiap perbuatan yang dilakukan,
karena apa yang dilakukan dalam rangka ber “ amal mahruf nahi munkar “.
2. Setinggi-tinggi ilmu
Dalam pandangan syarikat Islam , menuntut ilmu adalah wajib. Inti dari asas ini adalah bahwa
pendidikan Syarikat Islam memberikan keseimbangan pengajaran yang meliputi duniawi dan ilmu
agama serta menitikberatkan pada pendidikan yang meningkatkan derajad kemanusiaan, Pendidikan
syarekat Islam menekankan pada pembinaan karakter bangsa. melalui pendidikan yang berlandaskan
trilogy Syarekat Islam diharapkan dapat memperluas wawasan dan meningkatkan ilmu yang
memperkuat sebersih-bersihnya Tauhid. Semakin tinggi ilmu yang dimiliki seseorang makin kuat ke-
Tauhid-an orang tersebut. Ilmu yang didapatkannya tidaklah hanya untuk memperluas wawasan diri
sendiri tetapi untuk diamalkan demi kepentingan masyarakat , bangsa dan negara.
3. Sepandai-pandai siasah
Sejak perintisannya Syarikat Islam tidak terlepas dari perjuangan berbangsa dan
bernegara, kalau pada jaman sebelum kemerdekaan, Syarikat Islam memperjuangkan
tercapainya kemerdekaan. Setelah kemerdekaan adalah mengisi kemerdekaan menuju
tercapainya cita-cita bangsa dan negara adil makmur, aman dan sejahtera. Oleh karena
itu, ilmu yang dikembangkan adalah ilmu yang memperkuat ke-Tauhid-an dalam upaya
mewujudkan cita-cita perjuangan kemerdekaan yaitu tercapainya cita-cita kemerdekaan.
Sebagaimana yang telah dilakukan para pendahulu dalam menyelesaikan berbagai
permasalahan, maka dalam menyelesaikan berbagai permasalahan yang timbul saat ini
harus juga dilakukan melalui siasah sesuai dengan situasi yang berkembang tetapi
dengan tidak mengorbankan sikap sebersih-bersihnya Tauhid.
Apakah ada pertanyaan?
Sekian dan Terima Kasih!

Anda mungkin juga menyukai