Anda di halaman 1dari 34

Mengapa

KOMUNIKASI EFEKTIF

PENTING?
KOMUNIKASI
EFEKTIF
Membantu meningkatkan kualitas
PERSONAL
KARIR
KITA
LEBIH
BAIK

Ketepatan komunikasi itupenting. Lebih penting


daripada sebelumnya, karena kita hidup di era yang
rentan di mana kata-kata yang salah dimengerti
bisa menimbulkan bencana, sama seperti
yang ditimbulkan oleh tindakan mendadak yang tidak
dipikirkan terlebih dahulu.
James Thurber
COMMUNICATION BARRIER & FAILURE
KHOLID A.HARRAS,
FPBS UPI

PRIMARY & SECONDARY


BREAKDOWN IN
COMMUNICATION
KOMUNIKASI EFEKTIF Jika...

” Tersampaikannya pesan, baik verbal


maupun nonverbal, dengan cara yang
baik dalam kontak sosial yang baik
pula” KHOLID A.HARRAS, FPBS UPI
Lima Komponen Komunikasi
Thomas Leech
• Pe ngi r i mpe san ( se nde r /
co m m u n i c a to r )
• Pe sa n ya ng d i k i r i m ka n ( m e s s a g e )
• B a ga i m a na pe sa n te rse but d i k i r
i m ka n ( d e l i v e r y ch a n n e l ata u m e d i
a)
• Pe ne r i ma pe san ( r e ce i v e r /
co m m u n i c a nt )
• Um pa n ba l i k ( fe e d b a c k )

KHOLID A.HARRAS, FPBS UPI


Efektifkah “pesan” gambar ini
terhadap sensasi KITA?

KHOLID A.HARRAS, FPBS UPI


BAGAIMANA
BERKOMUNIKAS
I YANG EFEKTIF?

KHOLID A.HARRAS, FPBS UPI


TUJUAN BERKOMUNIKASI EFEKTIF
UNTUK mengubahpengetahua
n i, k a p , d a n p e r i l a k u s p e n e r i m
s
i p e s a n( K O M U N I K A N a s e s u a i
h a r a p a) n p e m b e r p e s a
i (KOMUNIKATO n
R).
CIRI KOMUNIKASI EFEKTIF
 PEN G ERTI A N
 K ESENA N G A N ( PH
ATI C C O M M U N I C ATI
ON)
 H U BU N G A N
SO SI A L YA N G
BA I K
 M EN G U BA H SI K A P
 TI N DA K A N

KHOLID A.HARRAS, FPBS UPI


Lima Fondasi Membangun Komunikasi
Efektif
• Berusaha benar-benar
mengerti orang lain
(emphatetic communication)
• Memenuhi komitmen atau
janji
• Menjelaskan harapan
• Meminta maaf secara tulus
ketika Anda membuat
kesalahan
• Memperlihatkan integritas
pribadi.
Hukum Komunikasi “REACH”
Respect (sikap
menghargai)
Empathy (kemampuan
mendengarkan)
Audible (dapat
didengarkan atau
dimengerti dengan
baik)
Clarity (jelas)
Humble (rendah
KHOLID A.HARRAS, FPBS UPI
Respect
 Rasa hormat & saling
menghargai
 Manusia ingin dihargai dan
dianggap penting
 Menjaga kebanggaan diri dan
orang lain
 Mempertahankan sinergi
 Memperkuat kekompakkan
tim
Empathy
Kemampuan
menempatkan diri
kita pada situasi atau
kondisi yang dihadapi
oleh orang lain
Mendengarkan
adalah kunci utama
Audible
 Dapat didengarkan atau
dimengerti dengan baik.
Audible berarti pesan yang kita
sampaikan dapat diterima
oleh penerima pesan

 Dalam komunikasi personal,


hal ini berarti bahwa pesan
disampaikan dengan cara atau
sikap yang dapat diterima oleh
penerima pesan
Care
 Menyimak secara
seksama dan
sungguh-sungguh
apa isi
pembicaraan dari
lawan bicara dan
bagaimana ia
menyampaikan
pesan tersebut.
Humble
 Prinsip kelima dalam
membangun komunikasi
yang efektif adalah
sikap rendah hati. Sikap
ini merupakan unsur
yang terkait dengan
prinsip pertama

 Untuk membangun rasa


menghargai orang lain
biasanya didasari oleh sikap
rendah hati yang kita miliki
HAMBATAN BERKOMUNIKASI EFEKTIF
1. KEMAMPUAN BERBAHASA
2. PERBEDAAN CARA PANDANG
3. PENGARUH JABATAN DAN STATUS SOSIAL
4. PERBEDAAN BUDAYA
5. LINGKUNGAN FISIK
SAAT BERKOMUNIKASI
6. SALURAN KOMUNIKASI YANG
TERGANGGU
7. KETIADAAN TANGGAPAN
KHOLID A.HARRAS,
FPBS UPI
KHOLID A.HARRAS,
FPBS UPI

Komunikasi Megawati dan Prabowo Terburuk, Jokowi


yang Terbaik

JAKARTA, KOMPAS.com — Kemampuan komunikasi politik Ketua


Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua
Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto dinilai paling buruk
dibandingkan tokoh politik lain yang berpeluang menjadi calon
presiden dalam Pemilu 2014. Sementara itu, tokoh dengan
kemampuan komisi politik yang terbaik adalah Gubernur DKI
Jakarta Joko Widodo.

Untuk Megawati, Tjipta menjelaskan, komunikasinya sering dilakukan


dengan konteks tinggi dan berpeluang membuat jarak sehingga sulit
dimengerti. Selain itu, menurut Tjipta, Megawati juga jarang berbicara
mengenai solusi.

"Komunikasi politik Mega sangat jelek. Mega ditanya sering senyum-


senyum saja, sangat high context dan jarang memberikan solusi," kata
Tjipta.
Masalah yang diteliti hanya dibatasi pada kualitas komunikasi
politik 11 tokoh tersebut dengan variabel komunikasi politik
seperti konteks dengan bobot 35 poin, penampilan 15 poin,
pesan 25 poin, bahasa nonverbal 15 poin, kualitas suara 5
poin, dan kecakapan dalam menyelipkan humor dalam
setiap kesempatan 5 poin.

Sumber penelitian adalah pernyataan yang disaksikan melalui


media internet, pidato, jumpa pers, wawancara dengan stasiun
televisi, dan pernyataan atau tanya jawab dengan masyarakat.
Waktu penelitian dimulai sejak 1 September hingga 25 Oktober
2013.

"Komunikasi politik memainkan peran sangar penting, namun


calon yang bagus komunikasi politiknya tidak otomatis akan
memenangkan pertarungan politik," ujar Tjipta.
1. Qaulan Sadida
2. Qaulan Ma’rufa
3. Qaulan Baligha
4. Qaulan Maysura
5. Qaulan Layina
6. Qaulan Karima
KHOLID A.HARRAS, FPBS UPI
1. QAULAN SADIDA:
perkataan atau ucapan yang benar, baik
substansi maupun redaksinya.
“Dan hendaklah takut kepada
Allah orang-orang yang
seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak
yang lemah, yang mereka
khawatir terhadap
(kesejahteraan) mereka. Oleh
sebab itu hendaklah mereka
bertakwa kepada Allah dan
hendaklah mereka
mengucapkan Qaulan Sadida –
perkataan yang benar” (QS.
4:9)
KHOLID A.HARRAS, FPBS UPI
• Kerap kebenaran ditutupi lewat penggunaan
bahasa. Misalnya menggunakan kata atau istilah
yang abstrak atau gaya bahasa eufimisme.
2 . QAULAN BALIGHA
bertutur dengan menggunakan kata-kata yang tepat, lugas dan
jelas maknanya serta komunikatif, sehingga mampu
meninggalkan kesan yang mendalam dalam benak dan jiwa.
“Mereka itu adalah orang-orang
yang Allah mengetahui apa yang
di dalam hati mereka. karena itu
berpalinglah kamu dari mereka,
dan berilah mereka pelajaran, dan
katakanlah kepada mereka
Qaulan Baligha –perkataan yang
berbekas pada benak dan jiwa
mereka.“ (QS An-Nissa :63).
Para ahli komunikasi mengatakan:
Komunikasi akan tepat sasaran dan efektif jika dalam berkomunikasi
seseorang menyesuaikan pesannya dengan memperhatikan kerangka
rujukan (frame of reference) dan medan pengalaman (field experience)
pendengarnya.

Dalam istilah sunah, “Berkomunikasilah kamu sesuai dengan kadar akal mereka”.
• Menurut Aristoteles ada
tiga cara yang efektif
dalam memengaruhi
manusia:
 ethos ( pendekatan
kredibilitas
komunikator)
 logos (pendekatan
rasional/argumentatif
)
 pathos (pendekatan
emosional/afektif)
3. QAULAN MA’RUFA

berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang yang baik: santun,


pantas, tidak menyakitkan/menyinggung perasaan serta bermanfaat
dan membawa kebaikan/kemaslahatan.
Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik daripada sedekah yang
diiringi tindakan yang menyakiti. Allah Maha Kaya, Maha Penyantun.
Al-Baqarah:263
4. QAULAN KARIMA:
perkataan yang mulia, dibarengi dengan rasa hormat
dan mengagungkan, enak didengar, lemah-lembut,
dan bertatakrama.

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah


selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada kedua orangtuamu
dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua
duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, seklai kali
janganlah kamu mengatakan kepada kedanya perkatan ‘ah’ dan kamu
janganlah membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka Qaulan
Karima –atau ucapan yang muliaK”H(OQDLI SA.H. AARlR-AIsS,rFaPB:S 2UP3I ).
5.QAULAN LAYINA :
perkataan yang lemah-lembut, dengan
menggunakan suara yang enak didengar
serta penuh keramahan.
“Maka
berbicaralah
kamu berdua
kepadanya
dengan
Qulan Layina
–kata-kata
yang lemah-
lembut…” (QS.
Thaha: 44).
Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan, yang dimaksud layina ialah kata-kata sindiran, bukan dengan kata kata terus
terang atau lugas, apalagi kasar.
6. QAULAN MAYSURA:
ucapan yang mudah dicerna, mudah dimengerti atau dipahami
mitra bicara kita serta perkataan yang menyenangkan.

”Dan jika kamu


berpaling dari mereka
untuk memperoleh
rahmat dari Tuhannya
yang kamu harapkan,
maka katakanlah
kepada mereka Qaulan ”
Maysura –ucapan
yang mudah” (QS. Al-
Isra: 28).

Anda mungkin juga menyukai