Anda di halaman 1dari 22

TUGAS

BAHASA DAN SASTRA


INDONESIA DI SD
OLEH :
1. FERI NURDIYANTI (857598262)
2. TANIA LINTANGSARI (857598556)
MODUL 4
MENGGUNAKAN KOSA
KATA YANG TEPAT
PETA KONSEP MODUL Pengertian
4
Ragam Makna Makna Leksikal dan Makna Gramatikal

Makna Denotatif dan Makna Konotatif


KB 1 Makna Konseptual dan Makna Asosiatif
Semantik Bahasa
Indonesia Makna Kata Umum dan Makna Kata Khusus

Relasi Makna Sinonim dan Antonim


Homonim, Homofon, Homograf, dan Polisemi
MENGGUNAKAN KOSA Hiponim
KATA YANG TEPAT

Pengertian Kamus

Manfaat Kamus

KB 2 Jenis Kamus
Perkamusan Bagian
Menggunakan Kamus Pendahuluan
Bagian Isi

Bagian Pelengkap

Menyusun Kamus Sederhana Tahap-Tahap Menyusun Kamus


KEGIATAN BELAJAR 1
SEMANTIK BAHASA INDONESIA
A. PENGERTIAN

Kata semantik berasal dari bahasa Yunani sema yang berarti tanda
atau lambang (sign). Semantik merupakan bagian dari tiga tataran bahasa
yang meliputi fonologi, tata bahasa (morfologi-sintaksis) dan semantik
(Djajasudarma, 1993). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia semantik
berarti :
1. Ilmu tentang makna kata dan kalimat; pengetahuan mengenai seluk-
beluk dan pergeseran arti kata;
2. Bagian struktur bahasa yang berhubungan dengan makna ungkapan atau
struktur makna suatu wicara.
B. RAGAM MAKNA
Ragam makna menurut para ahli semantik berbeda-beda. Ragam
makna yang dibahas dalam kegiatan belajar ini, meliputi makna leksikal
dan makna gramatikal, makna denotatif dan makna konotatif, makna
konseptual dan makna asosiatif, serta makna umum dan makna khusus.

1. Makna Leksikal dan Makna Gramatikal


Makna Leksikal adalah makna yang sesuai dengan referennya atau
sesuai dengan hasil pengamatan panca indra kita. Makna tersebut nyata
dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa contohnya sebagai berikut :
a. Nena makan biskuit Rika.
b. Ayah menyuruh adik membeli amplop.
Makna Gramatikal adalah makna yang muncul karena proses
gramatikal. Beberapa contohnya sebagai berikut :
c. Adik berlari setelah mencubut lengan temannya.
d. Rumah di desa halamannya luas-luas.
2. Makna Denotatif dan Makna Konotatif
Sebuah kata mempunyai makna denotatif apabila kata tersebut
memiliki nilai rasa positif atau menyenangkan. Beberapa contohnya
sebagai berikut :
a. Gadis cantik itu berbadan langsing.
b. Siswa yang berkelompok itu sedang mendiskusikan presiden baru.

Sebaliknya, sebuah kata akan mempunyai makna konotatif apabila


memiliki nilai rasa negatif atau tidak menyenangkan. Beberapa
contohnya sebagai berikut:
c. Badanya kerempeng seperti kekurangan gizi.
d. Gerombolan mahasiswa itu memadati jalan utama.
3. Makna Konseptual dan Makna Asosiatif
Makna konseptual adalah makna kata yang sesuai dengan referennya
atau makna kata yang bebas dari asosiasi apa pun. Makna konseptual
sebenarnya sama dengan makna denotatif dan makna leksikal. Contonnya
sebagai berikut :
a. Burung merpatinya keluar dari kandang dan terbang jauh.
b. Nena dan Suci sedang menanam bunga.

Makna asosiasi adalah makna sebuah kata yang ada hubungannya


dengan kata tersebut dengan keadaan di luar kebahasaan. Makna asosiasi
sebenarnya sama dengan lambang-lambang yang digunakan oleh
masyarakat tertentu. Contohnya sebagai berikut :
c. Kata wanita atau perempuan oleh masyarakat dilambangkan sebagai
makhluk yang lemah.
d. Kata merah sebagai lambang keberanian.
4. Makna Kata Umum dan Makna Kata Khusus
Makna kata umum adalah makna suatu kata yang bersifat umum,
maksudnya makna tersebut digunakan secara umum. Makna kata bersifat
umum baru jelas bila berada dalam konteksnya. Beberapa contohnya
antara lain : cekatan, jelajah, dermawan, ilustrasi, moto, stasiun,
tempayan, upah dan wahana.

Makna kata khusus atau istilah adalah makna kata yang sifatnya
khusus, maksudnya hanya diguankan di kalangan ilmu tertentu. Makna
khusus biasa disebut dengan istilah. Apabila kata umum lepas dari
konteksnya, makna kata tersebut akan kabur. Sedangkan makna kata
khusus sudah memiliki makna yang pasti dan tetap sehingga tanpa
konteks pun kata khusus tetap jelas maknanya. Contohnya antara lain :
atmosfer, bejana, ekuivalen, vibrasi, gempa, hara, klien, negosiasi,
opname, penalti, regresi, variable, xenia, yoga dan zakat.
C. RELASI MAKNA
Relasi makna atau hubungan makna adalah hubungan kemaknaan
antara sebuah kata, frase, klausa atau kalimat dengan kata, frase, klausa,
atau kalimat lainnya.
1. SINONIM DAN ANTONIM
a. Sinonim
Kata sinonim berasal dari bahasa Yunani Kuno onomo yang berarti
‘nama’ dan syn yang berarti ‘dengan’. Sinonim dapat berarti memiliki
makna yang sama atau hampir sama yang sering, tetapi tidak selalu dapat
saling menggantikan dalam kalimat (Yudi Cahyono, 1995:208). Sinonim
juga lazim disebut dengan padanan kata. Contohnya sebagai berikut :
1) Ayam piaranya mati semua.
2) Keluarganya tewas dalam musibah tanah longsor.
b. Antonim
Kata antonim yang lazim disebut lawan kata berasal dari bahasa
Yunani Kuno onoma yang berarti ‘nama’ dan anti yang berarti ‘melawan’.
Secara harfiah berarti ‘nama lain untuk benda lain’. Antonim juga disebut
dengan istilah oposisi makna. Ada beberapa jenis oposisi makna, yaitu :
1) Oposisi Mutlak
2) Oposisi Kutub
3) Oposisi Hubungan
4) Oposisi Hierarki
5) Oposisi Majemuk
2. HOMONIM, HOMOFON, HOMOGRAF, DAN POLISEMI
a. Homonim
Homonim berarti kata yang sama lafal dan ejaannya, tetapi berbeda
maknanya. Contohnya :
1) Hak asasi manusia
2) Hak sepatu wanita

b. Homofon
Homofon adalah kata yang sama lafalnya, tetapi berbeda ejaan dan
maknanya. Contohnya :
1) Masa dan massa
2) Sanksi dan sangsi
c. Homograf
Homograf adalah kata yang sama ejaannya, tetapi lafal dan
maknanya berbeda. Contohnya :
1) Mobi sedan Pak Bupati berwarna merah
2) Anak laki-laki kecil itu menangis sedu-sedu.

d. Polisemi
Polisemi adalah satuan bahasa (terutama kata atau frasa) yang
memiliki makna lebih dari satu. Contohnya :
1) Mangga arumanis yang bergelantungan itu sudah matang.
2) Adiknya berusia 25 tahun, sudah matang untuk menikah.
3. HIPONIM
Kata hiponim berasal dari bahasa Yunani Kuno onoma yang berarti
‘nama’ dan hypo yang berarti di bawah ‘dibawah’. Dalam kamus
lingusitik hiponim berarti hubungan antara makna spesifik dan makna
generik atau antara anggota taksonomi, misalnya anjing, kucing, dan
kambing merupakan hiponim dari hewan. Secara semantis hiponim dapat
didefinisikan sebagai ungkapan (kata, frasa, atau kalimat) yang
maknanya dianggap merupakan bagian dari makna ungkapan lain.
Kata mangga, rambutan, durian, dan jambu merupakan hiponim dari
buah. Bila nama-nama tu disebut, kita sudah tahu, bahwa nama-nama
tersebut adalah nama buah-buahan. Kata buah merupakan superordinat
dari mangga, rambutan, durian, dan jambu.
KEGIATAN BELAJAR 2
PERKAMUSAN
A. PENGERTIAN KAMUS
 Kata kamus di pinjam berasal dari Bahasa arab qamus , yang berasal
dari Bahasa Yunani okeanos yang artinnya lautan yang sifatnya dalam
dan luasnnya tak terhingga sebagai wadah untuk mereka kosa kata yang
jumlahnnya semakin tak terbatas.
 Arti kata kamus dalam kbbi
Buku acuan yang memuat kata atau ungkapan yang biasannya disusun
menurut abjad berikut keterangan tentang maknannya, pemaaiannya
atau terjemahnnya. Adapun buku yang memuat kumpulan istilah atau
nama yang disusun menurut abjad beserta penjelasaan tentang makna
dan penjelasannya.
Bahasa sebagai sarana pendukung ilmu dan teknologi semakin
berkembang pesat seiring dengan kemajuan ilmu dan teknologinya.
Perkembngan Bahasa diindonesia pun mengalami dampak munculnnya
pemakian kosa kata baru dalam sehari hari akan semakin menambah
kekayaan kosa kata Bahasa Indonesia.
B. MANFAAT KAMUS
 Adapun manfaat kamus yang juga dapat untuk mempelajari bentuk,
jenis, dan kekerabatan kata kata. Untuk mencari makna konsep yang
tepat pun kita menggunakan kamus. Tidak hanya itu kamus juga
berfungsi sebagai alat perekam data yang sangat ampuh.
 Jenis kamus juga dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu kamus
ekabahasa, kamus dwi Bahasa dan kamus multi Bahasa.
C. JENIS KAMUS
 Kamus ekabahasa yaitu kamus yang memuat suatu bahsa yang disusun
secara alfabetis dengan menjelaskan makna dan contoh pemakaiannya
dalam bahsa yang sama.
Contoh seperti kamus besar Bahasa Indonesia yang di susun oleh pusat
Bahasa, kamus inggris – inggris.
 Kamus dwibahasa kamus yang memuat kata atau gabungan kata suatu
Bahasa yang tersusun dengn penjelasan makna dan contoh
pemakaiannya dengan Bahasa lain yang menjadi Bahasa sasaran .
Contoh kamus inggris – Indonesia, kamus Indonesia – inggris, kamus
Indonesia – jerman.
 Kamus multibahsa yang memuat daftar kata dengan lebih dari dua
bahsa yang berbeda
Contoh kamus arab- Indonesia- inggris, atau pun kamus multibahasa
(Indonesia, jawa , bali, sunda, madura).
Andong – dhokar- dokar-jikar-dokar.
D. MENGGUNAKAN KAMUS
Kamus yang baik pada dasarnnya tersusun atas tiga bagian yaitu
pendahuluan , isi, dan pelengkap. Bagian pendahuluan adalah bagian
awal suatu kamus tidak ada ketentuan khusus yang harus diikuti oleh
para penyusun kamus Menyusun petunjuk pemakian kamus, dengan
demikian pula pendahuan di tiap tiap kamus berbeda beda. Bagian isi
merupakan salah satu bagian terpenting inti dari sebuah kamus terdapat
pula keterangan tentang ejaan resmi, baik mengenai penulisannya
maupun penggalan kata, aksen , ucapan jenis kelas kata, etimologi,
definisi, sinonim, bentuk bentuk turunan dan pemakaiannya dalam
sebuah kalimat bagian pelengkap biasannya berisi tentang kata dan
ungkapan Bahasa daerah, kata dan ungkapan Bahasa asing , singkatan
dan akronim, aksara daerah, aksara asing, nama negara , ibu kota dan
Bahasa nama mata uang dan lain sebagainnya.
 Hal hal yang perlu di pahami dalam menggunakan kamus
a. Penyajian lema / entrimulai dari kata dasar (banjir banyak air,
membanjir menyerupai banjir, membanjiri menggenangi, kebanjiran
di serang banjir). Pribahsa biasannya di prilakukan khusus di cetang
iring (bagai- kena ranjau (getah)) Adapun gabungan kata seperti
anggota tim pengerak keluarga desa bumisari membersihkan Gedung
serba guna Bersama sama. Dan kata ulang dan bentuk ulang kata
ulang menunjukan makna jamak baju baju, topi topi, kata ualang
berubah bunyi bolak- balik kata ulang menunjukan jamak dalam hal
proses melihat –lihat, berlari – lari, bentuk ulang yang seolah olah
merupakan kata ulang kupu – kupu, laba- laba bentuk ulang
dwipurwa rerumputan, sesepuh.
b. Label label dalam lema ada banyak label ragam Bahasa label kelas
kata, label penggunaan bahsa yang menunjukan dalam Bahasa apa
atau dialek melayu yang mana kata yang bersangkutan di gunakan
E. MENYUSUN KAMUS SEDERHANA
 Tahap – tahap penyusunan kamus
*persiapan
*pengumpulan kata
*Pengelolaan data (pemerikasaan ulang urutan abjad, penyeleksian
data , klarifikasi data, pemberian definisi, penyutingan hasil
pemberian definisi)
*pengetikan katu induk
*penyusunan kartotek
*koreksi naskah
*cetak coba
*koreksi cetak coba
*reproduksi kamus
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai