Disusun oleh:
Yulinah Trihadiningrum
Laboratorium Teknologi Pengelolaan Sampah dan Limbah B3
Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP-ITS
1
Isu dalam penerapan teknologi
dalam pengelolaan limbah B3
Pembuangan limbah B3 ke media lingkungan dengan open
dumping
Pembakaran limbah B3 tanpa memenuhi persyaratan (open
burning)
Ketidaktersediaan fasilitas pengelolaan LB3
Pengelolaan limbah B3 tanpa izin baik yang dilakukan sendiri
maupun pihak ke-3
Pembuangan limbah B3 rumah sakit ke TPA
Adanya tuntutan penghapusan limbah B3 dari daftar di
Peraturan Pemerintah
Impor LB3 dengan modus bahan baku atau produk
Maraknya e-waste dari LN yang masuk melalui pelabuhan laut
Kurangnya pemahaman pelaku pengelolaan limbah B3 atau
aparat pengawas
2
Daftar kasus limbah B3
1940-1953: pencemaran limbah industri kimia di
kawasan Love Canal, Niagara Falls. Gangguan
kesehatan pada manusia dan kelainan bayi terdeteksi
1978
1956: pencemaran limbah merkuri di Teluk Minamata
1969: pencemaran endosulphan di Sungai Rhine
1960-1970 bencana Time Beach di USA
1970: pembuangan limbah PCB di Laut Irlandia, terjadi
kematian 10.000 burung
1971: 3000 ton limbah arsen dan sianida dibuang di
danau (Jerman)
1972: pembuangan limbah toluena isosianat di pantai
Cornwall, UK
Hooker Chemical Company, yang
6
Pembuangan limbah B3 asal Korea ke
saluran air di Gresik
Limbah B3 diimpor oleh Sahat Rafelino, warga Perum Bumi Citra Fajar, Sidoarjo
melalui PT Pasadena Solusindo Sakarto, Bekasi. dari Kwang Yang, Korsel.
(14/7/2017). Ada 4 kontainer ukuran 20 feet berisi limbah cair ini yang ditampung
di dalam tandon plastik bervolume 20 ton.
7
Contoh kondisi umum
pengelolaan limbah B3
Limbah industri
8
Pencemaran minyak di pantai Balikpapan
Tumpahan minyak di Indramayu
Pengumpulan
Pengangkutan
Pemanfaatan Pengolahan
Penimbunan
11
Pelaku Pengelolaan Limbah B3
PEMANFAAT
PENGHASIL (WASTE PENIMBUN
EXCHANGE)
14
Definisi limbah B-3 di USA
(RCRA= UU Konservasi dan Pemulihan
Sumber Daya)
limbah (padat) atau gabungan berbagai limbah
(padat), yang karena jumlah dan
konsentrasinya, atau karena karakteristik fisik-
kimia dan daya infeksiusnya bersifat:
– dapat mengakibatkan timbulnya atau menyebabkan
semakin parahnya penyakit yang tidak dapat
disembuhkan atau penyakit yang melumpuhkan
– menyebabkan timbulnya gangguan atau berpotensi
menimbulkan gangguan terhadap kesehatan manusia
atau lingkungan, apabila tidak diolah, disimpan,
diangkut, dibuang atau dikelola dengan baik
15
Kriteria Limbah B3 di Indonesia
Mudah meledak
Mudah menyala
Reaktif
Beracun
Infeksius
Korosif
16
17
Sumber limbah B3
(PP No. 22/2021 Pasal 276)
Sumber tidak spesifik: limbah B3 yang pada
umumnya bukan berasal dari proses utamanya,
tetapi berasal dari kegiatan antara lain pemeliharaan
alat, pencucian, pencegahan korosi atau inhibitor
korosi, pelarutan kerak, dan pengemasan
B3 kadaluwarsa, B3 yang tumpah, B3 yang tidak
memenuhi spesifikasi produk yang akan
dibuang, dan bekas kemasan B3
Sumber spesifik: sisa proses suatu industri atau
kegiatan yang secara spesifik dapat ditentukan.
Sumber spesifik
(PP No 22/2021)
– Sumber spesifik umum: tercantum pada
Lampiran IX, Tabel 3 dari 57 industri atau
kegiatan lain sebagai sumber yang menghasilkan
berbagai limbah B3.
– Sumber spesifik khusus: limbah B3 yang
memiliki efek tunda, berdampak tidak langsung
terhadap manusia dan lingkungan hidup, memiliki
karakteristik beracun tidak akut, dan dihasilkan
dalam jumlah yang besar per satuan waktu.
Tercantum di Lamp. IX, Tabel 4 dari 14 proses.
Karakteristik Limbah B3
20
Limbah mudah menyala
limbah cairan dengan alkohol < 24% volume, pada titik nyala < 60 o C
(140o F) akan menyala bila kontak dengan api, percikan api, atau
sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg. Pengujian sifat
mudah menyala dapat dilakukan dengan seta closed tester, pensky
martens closed cup, atau metode setara lain dan mutakhir
limbah bukan cairan, yang pada suhu dan tekanan 25 oC, 760 mm Hg
mudah menyala melalui gesekan, penyerapan uap air, atau perubahan
kimia secara spontan, dan jika menyala dapat nyala terus-menerus.
Sifat ini dapat diketahui langsung tanpa melalui uji laboratorium.
21
Limbah reaktif
limbah yang pada keadaan normal tidak stabil dan dapat
menyebabkan perubahan tanpa ledakan, secara visual menunjukkan
gelembung gas, asap, dan perubahan warna;
limbah yang bila bercampur air berpotensi menimbulkan ledakan,
menghasilkan gas, uap, atau asap. Dapat diketahui langsung tanpa
uji lab;
limbah sianida, sulfida, atau amonia yang pada pH 2.0-12.5 dapat
menghasilkan gas, uap/asap beracun dalam jumlah yang
membahayakan kesehatan dan lingkungan. Dapat diketahui dengan
uji kualitatif;
22
Limbah infeksius
23
Limbah infeksius (lanjutan)
– limbah patologi yang merupakan limbah jaringan
tubuh yang terbuang dari proses bedah atau otopsi;
– limbah dari pembiakan dan stok bahan infeksius,
organ binatang percobaan, bahan lain yang telah
diinokulasi, dan terinfeksi atau kontak dengan
bahan yang sangat infeksius; dan/atau
– limbah sitotoksik yaitu limbah dari bahan yang
terkontaminasi dari persiapan dan pemberian obat
sitotoksik untuk kemoterapi kanker yang
mempunyai kemampuan membunuh atau
menghambat pertumbuhan sel hidup.
24
Limbah korosif
25
Limbah beracun
Limbah yang memiliki karakteristik beracun
berdasarkan uji TCLP (Toxicity
Characteristic Leaching Procedure), uji
toksikologi LD50, dan uji sub-kronis;
Uji TCLP:
– Limbah diidentifikasi sebagai limbah B3 kategori
1 (AKUT) jika kadar pencemar > TCLP-A.
– Limbah diidentifikasi sebagai limbah B3 kategori
2 (EFEK TUNDA) jika kadar pencemar < TCLP-
A dan > dari TCLP-B
26
Uji TCLP
Limbah
(Toxicity beracun
Characteristic (lanjutan)
Leaching Procedure)
Uji TCLP adalah metoda analisis guna menentukan
mobilitas kontaminan organik atau anorganik yang ada
dalam limbah B3
Prosedur mengikuti metoda US EPA 1311 :
– Limbah dihancurkan dan diayak dengan saringan 9.5 mm.
– Hasil ayakan dicampur dengan larutan asam asetat pH
2.88 + 0.05 pada rasio berat larutan : padatan 20:1.
– Campuran diagitasi selama 18 jam pada 30 rpm, suhu
22oC, kemudian disaring dengan filter fiber glass
berukuran 0.6-0.8 um
– Kandungan kontaminan pada filtrat diuji dengan metoda
yang sesuai
Uji TCLP
Limbah (lanjutan)
beracun (lanjutan)
Pengujian limbah dengan kadar bahan organik
yang mudah menguap dilakukan dengan
prosedur khusus, dengan wadah berbentuk
silinder yang diisi penuh dan tertutup rapat
selama proses agitasi.
Termasuk dalam
kategori ini adalah
limbah yang dapat
menimbulkan
kerusakan lapisan
ozon (CFC), atau
sulit diuraikan
(PCB), dsb
34
Contoh daftar limbah dari sumber tidak spesifik
36
Pengelolaan limbah B3
(PP No 22/2021 Pasal 275)
Kegiatan yang meliputi:
1. Penetapan status limbah
B3; 9. Pengecualian;
2. Minimisasi; 10. Penanganan Lintas batas;
3. Penyimpanan; 11. Penentuan pencemaran,
4. Pengumpulan; gangguan
5. Pengangkutan; lingkungan;pemusnahan,
pemulihan fungsi lingkungan
6. Pemanfaatan;
12.Sistem tanggap darurat
7. Pengolahan;
13.Pembiayaan
8. Penimbunan
37
DAMPAK KESEHATAN
38
KELOMPOK BERESIKO TINGGI
Penduduk di sekitar sumber limbah yang
tidak ditangani dengan baik
Penduduk di sekitar tempat pengolahan
dan pembuangan limbah / insinerator
Anak-anak
Karyawan
Flora-fauna
39
Alur kontak pada manusia
Saluran pencernaan
Melalui vektor
Saluran pernafasan
Kulit
40
Sumber kontak
Tanah, lokasi penyimpanan dan
penimbunan
Ventilasi
Tumbuhan
Runoff
Lindi
Insekta, burung, tikus, lalat, dan hewan lain
Pembuangan liar di badan2 air dan laut,
yang menyebabkan kontak melalui rantai
makanan 41
Dampak terhadap kesehatan
Keracunan (berbagai jenis limbah kimia,
pestisida, logam berat)
Kanker (a.l. kadmium, arsen, chrom, nikel,
dioksin dan PAHs)
Malformasi/kelainan bentuk pada janin
Berat bayi kurang dari normal (a.l. terjadi
pencemaran limbah kimia-kasus Love Canal,
warga sekitar TPA limbah B3)
Penyakit syaraf (a.l. logam berat dan pelarut
organik)
42
DAMPAK PADA KESEHATAN 43
Dampak pada ekosistem
47
Dampak pada Flora-Fauna
- Malformasi pada
mahluk hidup
- Kematian organisme
Terpapar
- Putusnya rantai
nanopartikel Ag makanan
Embrio ikan Zebra
- Penurunan
keanekaragaman
hayati
Apakah yang salah?
3
Sludge IPAL Pabrik Tekstil
2 4
49