cacing filaria yg ditularkan oleh beberapa jenis nyamuk Penyakit menahun (kronis)
Bila tidak mendapatkan pengobatan,
dapat menimbulkan cacat menetap (pembesaran kaki), lengan, alat kelamin (laki2 & perempuan) DISTRIBUSI Hampir di seluruh propinsi di Indonesia
Tahun 2000 ; 1553 desa di 647
puskesmas tersebar di 231 kabupaten di 26 propinsi sebagai lokasi endemis dengan kasus kronis : 6233 orang Banyak ditemukan di daerah dataran rendah, tapi kadang ditemukan di daerah bukit yg tidak terlalu tinggi
Di Indonesia banyak di daerah pedesaan.
Hanya Wuchereria bancrofti yg terdapat di kota (misal : Jakarta, Tangerang, Pekalongan, Semarang, dll) Hasil survei laboratorium, melalui pemeriksaan darah jari, rata-rata mikrofilaria rate (Mf rate) 3,1% -> Sekitar 6 juta orang sudah terinfeksi cacing filaria & sekitar 100 juta orang berisiko tinggi tertular (karena nyamuk penularnya tersebar luas Ada 17 kabupaten/kota propinsi di Jawa Barat tercatat sebagai daerah dengan kasus Kaki Gajah yg tinggi. Terbanyak : Bekasi
Ditularkan 23 jenis nyamuk
FILARIASIS BRANCOFTI Banyak dijumpai di pedesaan (di kota juga ada)
Penyebarannya bersifat lokal
+ 20 juta penduduk Indonesia bermukim
di daerah endemis FILARIASIS MALAYI & FILARIASIS TIMORI Hanya di daerah pedesaan, karena vektornya tidak berkembang biak di perkotaan
Vektornya terdapat di pinggir pantai
atau alliran sungai dan rawa-rawa. Penyebaran Brugia Malayi : Sumatra sampai dengan Kepulauan Maluku Brugia Timori : hanya di Indonesia bagian timur (NTT) Terutama nelayan & petani
Paling sering menyerang kelompok umur
dewasa muda -> produktivitas berkurang karena serangan adenolimfangitis yg berulang PENYEBAB 1. Wucheria bancofti penyebab filariasis bancrofti
2. Brugia malayi penyebab filariasis
malayi
3. Brugia timori penyebab filariasis timori
HOSPES Manusia yg mengandung parasit -> sumber infeksi bagi orang lain yg rentan (susceptibel)
Pendatang baru ke daerah endemi lebih
rentan terinfeksi & lebih parah daripada penduduk asli Laki-laki umumnya lebih banyak terkena karena lebih banyak kesempatan terinfeksi (eksposure)
Gejala penyakit lebih banyak pada laki-
laki karena pekerjaan fisik yg lebih berat Brugia Malayi dibagi 2 varian :
Hidup pada manusia
Hidup pada hewan, misal : kucing,
kera, dll HOSPES RESERVOIR Ada 23 spesies nyamuk dari genus Anopheles, culex (C. pipiens, C. fatigans, C. quequfasciatus), mansonia, aedes, & Armigeres yg dapat berperan sebagai vektor penular penyakit filariasis PENULARAN Seseorang dapat tertular / terinfeksi penyakit kaki gajah bila digigit nyamuk yg infektif (nyamuk mengandung larva infektif / larva stadium III) Nyamuk mendapat cacing filaria kecil (mikrofilaria) waktu menghisap darah dari penderita atau binatang reservoar (yg mengandung mikrofilaria) Secara umum, siklus penularan penyakit kaki gajah ada 2 tahap :
1. Tahap perkembangan dalam tubuh
nyamuk / vektor
2. Tahap perkembangan dalam tubuh
manusia (hospes) dan reservoar GEJALA Demam berulang-ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat dan muncul lagi setelah bekerja berat. Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) di daerah lipatan paha, ketiak (limphadenitis) yg tampak kemerahan, panas, & sakit Radang saluran kelenjar getah bening yg terasa panas & sakit menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan ke arah ujung (retrograde lymphangitis)
Filarial abses akibat seringnya menderita
pembengkakan kelenjar getah bening, dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yg terlihat agak kemerahan dan terasa panas (early lympodema)
Gejala yg kronis berupa pembesaran yg
menetap (elephantiasis) pada tungkai, lengan, buah dada, buah zakar (elephantiasis skroti) DIAGNOSIS Filariasis dapat ditegakkan secara klinis, yaitu bila seseorang tersangka filariasis ditemukan tanda2 & gejala akut dengan pemeriksaan darah jari yg dilakukan mulai pukul 20.00 malam waktu setempat Seseorang yg dinyatakan sebagai penderita filariasis apabila dalam sediaan darah tebal ditemukan mikrofilaria !!! GEJALA FILARIASIS BANCROFTI / LIMFATIK
Disebabkan oleh cacing dewasa ->
menimbulkan limphadenitis & limphangitis retrograd dalam stadium akut, disusul dengan obstruktif menahun 10 – 15 tahun PERJALANAN PENYAKIT FILARIASIS BANCROFTI
1. STADIUM KLINIS
-> Berbeda antara satu daerah dengan
daerah lain 2. STADIUM AKUT Ditandai gejala peradangan pada saluran & kelenjar limfe (limfedenitis & limphangitis retrograd) Gejala peradangan hilang-timbul berulang beberapa hari selama setahun Tersering : peradangan sistem limfatik pada alat kelamin pria 3. STADIUM MENAHUN
Gejala klinis tersering : hidrokel, kadang :
limpadema & elepanitis
Yg terkena : seluruh tungkai, seluruh
lengan, buah zakar, payudara, & vulva GEJALA FILARIASIS MALAYI & FILARIASIS TIMORI Gejala kedua filariasis ini hampir sama
Stadium akut : demam & gejala
peradangan saluran & kelenjar limfe -> hilang timbul berulang Limfadenitis pada kelenjar limfe inguinal : 2 – 5 hari -> sembuh sendiri
Limfadenitis dapat berkembang menjadi
bisul -> pecah -> ulkus
Ulkus pada pangkal paha bila sembuh ->
bekas -> jaringan parut -> salah satu gejala objektif filariasis limfatik Pada filariasis brugia : sistem limfe alat kelamin & payudara tidak pernah kena
Elephantiasis hanya mengenai tungkai
(bawah lutut) & lengan (bawah siku) PENGOBATAN Dietilkarbamasin sitrat (DEC) -> bersifat membunuh mikrofilaria & cacing dewasa pada pengobatan jangka panjang. Untuk pengobatan perorangan atau massal. Dosis : 6 mg/kg berat badan / hari selama 12 hari Untuk pengobatan massal : dosis rendah, tapi jangka waktu pemberian lebih lama. Dihentikan bila Mf rate sudah < 1% Selama 9 – 12 bulan atau seminggu sekali (100 mg/minggu selama 40 minggu pada dewasa atau setengahnya pada usia < 4 tahun) atau DEC dosis tunggal tiap 6 bulan atau 1 tahun selama 5 tahun berturut-turut Obat lain : invermektin -> antibiotik dari golongan makrolid. Mempunyai aktivitas luas terhadap nematoda & ektoparasit -> hanya membunuh mikrofila. Efek sampingnya lebih ringan dari DEC. Dapat diberikan dosis tunggal 400µg/kg BB (tiap 6 bulan sekali) atau dikombinasikan dengan dietil karbamasin dosis tunggal (1 tahun sekali) Atau kombinasi dosis tunggal DEC dan Albendazol 400 mg tiap 5 tahun -> meningkatkan efek filarisida DEC. Yg dapat diobati : stadium mikrofilaremia, stadium akut, limfedema, kiluria, & stadium dini elefantiasis Hidrokel & elefantiasis lanjut ditanggulangi dengan pembedahan, dianjurkan menjaga kebersihan kulit organ yg terkena elefantiasis sehingga tidak terjadi infeksi sekunder jamur atau bakteri -> fibrosis kulit akibat infeksi berulang dapat dicegah Untuk penderita yg telah cacat / tidak dapat bergerak karena beratnya kaki & genitalianya -> operasi plastik untuk membuang jaringan ikat yg berlebih & mendapatkan bentuk tungkai yg normal - > sangat mahal PENCEGAHAN Pemeriksaan darah penduduk pada malam hari Mengurangi kontak dengan vektor (tidur dengan memakai kelambu, memasang kasa nyamuk pada ventilasi, menggunakan obat nyamuk, menggunakan repellent) Pemberantasan vektor nyamuk dengan penyehatan lingkungan (membersihkan tanaman air & semak-semak sekitar rumah, menimbun, mengerinkan atau mengalirkan genangan air -> tempat perindukan nyamuk
Mengobati pasien secara rutin
PEMBERANTASAN FILARIASIS WHO -> menetapkan kesepakatan global (The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis As A Public Haealth Problem by The Year 2020) -> dilaksanakan dengan pengobatan massal (DEC & Albendazol per 5 tahun) di daerah endemis & perawatan khusus kasus akut & kronis untuk mengurangi kecatatan & penderitaan Di Indonesia : eliminasi filariasis dilaksanakan bertahap mulai tahun 2002 di 5 kabupaten percontohan, dengan perluasan wilayah setiap tahun