Anda di halaman 1dari 34

THAHARAH

(Wudu, Tayamum)
Thaharah
01 02 03
Pengertian Macam Macam Cara Thaharah
Thaharah

04 05
Tujuan Hikmah
Thaharah Thaharah
PENGERTIAN
THAHARAH
Sebagaimana agama yang menjaga kesucian lahiriah
maupun batiniah, islam telah mengatur segala hal-hal yang
berkaitan dengan masalah tersebut. Dalam islam
menyucikan lahiriah ini dikenal dengan thaharah.
Kewajiban untuk membersihkan diri ini ditegaskan
oleh Allah SWT dalam surat al-Maidah ayat 6.

Dalam surat itu Allah berfirman, "Hai orang-orang yang beriman


apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan
tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan basuhlah
kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka
mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari
tempat buang air  (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak
memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik
(bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak
hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia (Allah) hendak membersihkan
kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu
bersyukur."
Diriwayatkan, tayamum pertama kali dilakukan Nabi
Muhammad ketika terjadi perang Bani Mustaliq tahun ke-6 
Hijriyah.
Saat masuk waktu shalat, Rasulullah tidak menemukan
air. Lantas turun firman Allah SWT tentang tayamum
 (Q.4:43).
Nabi Muhammad pun pernah bersabda: "Seluruh bumi
dijadikan bagiku dan bagi umatku sebagai masjid dan
alat bersuci."
"Di mana saja umatku harus melakukan shalat, maka di
sisinya terdapat alat untuk bersuci." (HR Ahmad).
●Thaharah menurut syari'at Islam
ialah suatu kegiatan bersuci dari
hadas maupun najis sehingga
seorang diperbolehkan untuk "Kegiatan bersuci dari najis meliputi
mengerjakan suatu ibadah yang bersuci pakaian dan tempat.
dituntut harus dalam keadaan suci Sedangkan bersuci dari hadas dapat
seperti shalat.  dilakukan dengan cara berwudhu,
mandi dan tayamum, serta mandi
Macam Macam
Thaharah
Thaharah ada dua jenis, yaitu thaharah 2. Kedua : Thaharah Maknawi
indrawi dan thaharah maknawi. Thaharah Maknawi yaitu mensucikan hati
1. Pertama : Thaharah Indrawi dari segala dosa dan maksiat baik itu
Thaharah Indrawi adalah bersuci yang syirik, dengki, sombong, ujub, riya, dendam
dilakukan dengan dan segala sesuatu yang mengotorinya.
menghilangkan hadats dan najis. Thaharah Thaharah ini jauh lebih penting karena
indrawi ada dua macam yaitu : thaharah indrawi tidak akan terwujud
• Thaharah Hukmiyyah (Bersuci dari kecuali suci dari syirik. Allah ta’ala
Hadats) berfirman :
• Thaharah Haqiqiyyah (Bersuci dari
Najis) ٌ‫ِإنَّ َما ْال ُم ْش ِر ُكونَ ن ََجس‬

Sesungguhnya orang-orang musyrik itu


najis
[QS. At-Taubah : 28]
02
Thaharah
“Kesucian itu sebagian dari iman,
Alhamdulillah memberatkan timbangan,
Subhanallah walhamdulillah memenuhi
ruang antara langit dan bumi, shalat itu
cahaya, sedekah itu bukti nyata, sabar itu
pelita, Al-Quran itu hujjah (yang membela
atau menghujat). Setiap manusia bekerja
sampai ada yang menjual dirinya, hingga ia
jadi merdeka atau jadi celaka.”
(HR.Muslim).
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya umatku yang akan
datang itu ialah dalam keadaan bercahaya wajahnya serta
putih bersih tubuhnya dari sebab berwudhu dan saya
adalah yang terlebih dulu dari mereka itu untuk datang ke
telaga (haudh)”
(HR.Muslim).
Alat yang digunakan untuk bersuci terdiri dari air, debu dan
batu atau benda padat lainnya (seperti: daun, tisu) yang
bukan berasal dari najis/kotoran. Benda padat tersebut
digunakan khususnya ketika tidak ada air. Namun jika ada
air yang bisa digunakan bersuci, maka disunnahkan untuk
lebih dahulu menggunakan air. Tapi tidak semua air dapat
digunakan untuk bersuci.
‫… ِم ْفتَا ُح الصَّال ِة الطُّهُو ُر‬
“Kunci shalat itu adalah bersuci …” (HR al-Tirmidzi, Ibn
Mâjah, Ahmad, al-Dârimi, dari ‘Ali bin Abi Thâlib ra.)
AIR YANG AIR YANG TIDAK
DAPAT DI DAPAT DI
GUNAKAN GUNAKAN
BERSUCI
● 1) Air muthlaq yaitu air yang BERSUCI
1) mutanajjis
Air   yaitu air yang sudah terkena najis,
kecuali dalam jumlah yang besar yakni minimal dua
kulah ‫ْن‬( ِ ‫لَّتَي‬YY‫ق‬.ُ HR. Tirmidzi, Nasa’i, dll.) atau sekitar 500
suci lagi mensucikan,
liter Iraq, dan tidak berubah sifat kemutlakannya
seperti: air mata air, air yakni berubah bau, rasa dan warnanya
sungai, zamzam, air hujan,
salju, embun, air laut;  2) Air suci tetapi tidak dapat mensucikan, seperti air
kelapa, air gula (teh atau kopi), air susu, dan
semacamnya. Namun air yang bercampur dengan
sedikit benda suci lainnya –seperti air yang
●  2) Air musta`mal yaitu air bercampur dengan sedikit sabun, kapur barus atau
yang telah digunakan untuk wewangian–
wudlu dan mandi (Muttafaq
`alayh, dari Jabir).
CARA THAHARAH…
WUDU

Mandi Tayamum
Syarat Sah Wudu
WUDHU
4. Mengusap Kepala
Mengusap kepala ini juga termasuk beberapa
bagian dari kepala dan juga bagian lainnya yakni
mengusap kedua telinga. Rasulullah SAW
bersabda: “Kemudian beliau membasuh mengusap
kepala dengan tangannya,

5. Mencuci Kedua Kaki hingga Mata Kaki


Dalam hal ini, yang dibasuh adalah bagian telapak
kaki beserta kedua mata kakinya.

6. Tertib
Yang dimaksud tertib sebagai bagian dari rukun
wudhu adalah melakukan gerakan wudhu yang
dilakukan secara berurutan. Anggota tubuh yang
sudah disebutkan di atas yaitu wajah, kedua tangan,
kepala dan kaki harus diusap secara berurutan dan
tidak boleh dibolak-balik.
WUDHU
Rukun Wudhu
1. Niat ““Nawaitul wudhuu'a li raf'll hadatsil
ashghari fardhal lilaahi ta'aalaa." Artinya: “Saya
niat berwudhu untuk menghilangkan hadas
kecil, fardhu karena Allah Ta’ala.”
2. Membasuh wajah
Batasan wajah adalah bagian atas kening
tempat tumbuhnya rambut sampai bagian
dagu. Area itulah yang menjadi batasan wajah
yang harus terkena air saat berwudhu.
3. Membasuh Kedua Tangan Hingga Siku
Dalam sebuah Hadis, Rasulullah SAW
bersabda: “…Kemudian beliau membasuh
tangannya yang kanan sampai siku sebanyak
tiga kali, kemudian membasuh tangannya yang
kiri sampai siku sebanyak tiga kali…” (HR
Muttafaqun Alaihi).
Sunah Wudu
TAYAMUM
TAYAMUM
mengusapkan debu ke muka dan 1. Tidak adanya air.
kedua tangan sampai sikut 2. Sakit, apabila seseorang
dengan rukun dan syarat menggunakan air maka
tertentu. Tayammum adalah bertambah parah
pengganti wudhu dan mandi penyakitnya atau lambat
sebagai rukhsoh (keringanan) sembuhnya menurut
untuk orang yang tidak dapat keterangan ahli medis.
menggunakan air karena sebab- 3. Sedang dalam perjalanan.
sebab 4. Air yang sedikit namun air
tersebut sangat
dibutuhkan hayawan
muhtarom (hayawan yang
haram dibunuh) karena
kehausan. Adapun
hayawan ghoiru muhtarom
(yang boleh dibunuh)
Kitab Bulugul Maram
Tayamum secara bahasa berarti
berniat, memaksudkan (al-qashdu).
Sedangkan secara istilah, tayamum
HADITS KE-127
adalah:
● Al mashu (mengusap)
● Mengusap wajah dan tangan ْ َ‫ – َو ُج ِعل‬:‫ث ُح َذ ْيفَةَ ِع ْن َد ُم ْس ِل ٍم‬
‫ت‬ ِ ‫َوفِي َح ِدي‬
● Dengan debu yang suci ‫ ِإ َذا لَ ْم نَ ِج ِد اَ ْل َما َء‬,‫– تُرْ بَتُهَا لَنَا طَهُو ًرا‬
● Sebagai ganti bersuci dengan air Dalam hadits dari Hudzaifah dari Imam Muslim,
● Ada uzur menggunakan air “Dijadikan tanahnya itu sebagai alat untuk bersuci
jika tidak mendapati air.” [HR. Muslim, no. 522]
Hadis ke 129
1. َ ‫ – بَ َعثَنِي اَلنَّبِ ُّي – صلى هللا عليه وسلم – فِي َح‬:‫ال‬
,‫اج ٍة‬ َ َ‫ض َي هَّللَا ُ َع ْنهُ َما ق‬
ِ ‫اس ٍر َر‬ ِ َ‫ار ب ِْن ي‬ ِ ‫َو َع ْن َع َّم‬
‫ْت اَلنَّبِ َّي – صلى هللا عليه وسلم‬ ُ ‫ ثُ َّم َأتَي‬,ُ‫غ اَل َّدابَّة‬ ُ ‫ت فِي اَلص َِّعي ِد َك َما تَ َم َّر‬ ُ ‫ فَتَ َم َّر ْغ‬,‫ فَلَ ْم َأ ِج ِد اَ ْل َما َء‬,‫ْت‬ُ ‫فََأجْ نَب‬
ً‫ضرْ بَة‬َ ‫ض‬ َ ْ‫ب بِيَ َد ْي ِه اََأْلر‬ َ ‫ض َر‬َ ‫ك هَ َك َذا” ثُ َّم‬ َ ‫ك َأ ْن تَقُو َل بِيَ َد ْي‬ َ ‫ان يَ ْكفِي‬
َ ‫ “ِإنَّ َما َك‬:‫ فَقَا َل‬,ُ‫ك لَه‬ َ ِ‫ت َذل‬ ُ ْ‫– فَ َذ َكر‬
‫ َواللَّ ْفظُ لِ ُم ْسلِم‬,‫ق َعلَ ْي ِه‬ ٌ َ‫ظا ِه َر َكفَّ ْي ِه َو َوجْ هَهُ – ُمتَّف‬ َ ‫ َو‬,‫ين‬ ِ ‫ال َعلَى اَ ْليَ ِم‬ َ ‫ ثُ َّم َم َس َح اَل ِّش َم‬,ً‫ٍ وا ِح َدة‬ َ
2. ‫ ثُ َّم َم َس َح بِ ِه َما َوجْ هَهُ َو َكفَّيْه‬,‫ َونَفَ َخ فِي ِه َما‬,‫ض‬ َ ْ‫ب بِ َكفَّ ْي ِه اََأْلر‬ َ ‫ض َر‬
َ ‫ َو‬:‫ي‬ ِّ ‫ار‬ِ ‫ِ وفِي ِر َوايَ ٍة لِ ْلب َُخ‬ َ
3. Dari ‘Ammar bin Yasir radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutusku dalam suatu
hajat, lantas aku berada dalam keadaan junub dan tidak mendapati air. Aku menggulung-gulung di tanah sebagaimana
hewan berbolak-balik. Kemudian aku mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, aku menceritakan hal tadi pada
beliau. Lantas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Cukup bagimu melakukan dengan kedua telapak tanganmu
seperti ini.” Kemudian beliau menepukkan kedua telapak tangannya di tanah sekali, kemudian beliau mengusap tangan
kirinya pada tangan kanannya, beliau mengusap punggung tangannya dan mengusap wajahnya.” (Muttafaqun ‘alaih.
4. Hadits ini adalah lafaz Muslim) [HR. Bukhari, no. 347 dan Muslim, no. 368]

Sumber https://rumaysho.com/25586-bulughul-maram-tentang-tayamum-bahas-tuntas.html
‫ قَا َل َرسُو ُل‬:‫ض َي هَّللَا ُ َع ْنهُ َما قَا َل‬ ِ ‫َو َع ِن اِب ِْن ُع َم َر َر‬
ِ َ‫ضرْ بَت‬
‫ان‬ َ ‫هَّللَا ِ – صلى هللا عليه وسلم – – التَّيَ ُّم ُم‬
– ‫ضرْ بَةٌ لِ ْليَ َدي ِْن ِإلَى اَ ْل ِمرْ فَقَي ِْن‬
َ ‫ َو‬,‫ضرْ بَةٌ لِ ْل َوجْ ِه‬
َ
‫ص َّح َحاََأْلِئ َّمةُ َو ْقفَه‬
َ ‫ َو‬,‫طنِ ُّي‬ ْ ُ‫ارق‬
َ ‫َر َواهُ اَل َّد‬
Tayamum cukup dengan sekali tepukan untuk wajah
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, dan kedua telapak tangan. Inilah yang lebih tepat
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, menurut Syaikh ‘Abdullah Al-Fauzan. Dalam
“Tayamum itu dua kali tepukan, satu tepukan untuk wajah madzhab Imam Ahmad, seandainya menepuk dua kali
dan satu tepukan untuk kedua telapak tangan sampai siku.” yaitu sekali untuk wajah dan sekali untuk kedua
(HR. Ad-Daruquthni dan disahihkan oleh para imam bahwa
hadits ini mawquf). [HR. Ad-Daruquthni, 1:180; Al-Hakim, telapak tangan, itu boleh. Menurut Imam Syafii
1:287; Ibnu ‘Adi, 5:188. Syaikh ‘Abdullah Al-Fauzan dan ashabur ro’yi, tayamum itu dua kali tepukan.
mengatakan bahwa sanad hadits ini dhaif. Lihat Minhah
Al-‘Allam fii Syarh Bulugh Al-Maram, 2:85].
Syarat Tayamum
•Ada uzur, baik karena safar atau
sakit.
•Masuk waktu shalat.
•Telah berusaha mencari air, tetapi Dan jika kamu sakit atau sedang dalam
tidak memperolehnya. musafir atau datang dari tempat buang
•Ada air, tetapi ada uzur untuk
air atau kamu telah menyentuh
menggunakannya dan
membutuhkan air setelah
perempuan, kemudian kamu tidak
mencarinya. mendapat air, maka bertayamumlah kamu
•Tersedia tanah yang suci yang dengan tanah yang baik (suci); sapulah
mengandung debu. Jika bercampur mukamu dan tanganmu.” (QS. An-Nisa’:
dengan kapur atau pasir, maka tidak 43)
cukup.
Syarat Air
1. Air dinyatakan tidak ada bila melihat empat keadaan:
2. Jika YAKIN air tidak ada, maka boleh tayamum tanpa mesti mencari air.
3. Jika RAGU-RAGU atau Praduga KUAT adanya air, maka hendaklah
mencari air di sekitarnya dengan kadar jarak AL-GHAUTS (sekitar 144 meter)
dari setiap penjuru. Jika sudah dicari, lantas tidak mendapati air, maka boleh
tayamum.
4. Jika YAKIN air itu ada, maka air wajib dicari dalam kadar jarak AL-QURB
(sekitar 2,57 KM).
5. Jika YAKIN air itu ada lebih dari jarak AL-QURB, berarti yang yang disebut
AL-BU’DU, boleh tayamum, tanpa mesti pergi ke air tersebut.
Rukun Tayamum
Rukun tayamum ada empat,
yaitu:
1. Niat “Dan jika kamu sakit atau dalam
perjalanan atau kembali dari tempat
2. Mengusap wajah
buang air (kakus) atau menyentuh
3. Mengusap kedua tangan perempuan, lalu kamu tidak memperoleh
sampai kedua siku air, maka bertayamumlah dengan tanah
yang baik (bersih); usaplah mukamu dan
4. Tertib
tanganmu dengan tanah itu.” (QS. Al-
Maidah: 6)
Penjelasan Rukun Tayamum
1. Pertama: Niat, yaitu ketika membasuh wajah. Niatnya adalah
untuk membolehkan shalat. Niat ini dalam hati. Sedangkan, niat di
lisan hanyalah untuk menguatkan saja.
2. Catatan: Jika niatannya untuk dibolehkan shalat wajib, maka boleh
digunakan untuk shalat sunnah. Sedangkan jika niatannya untuk
dibolehkan shalat sunnah, maka tidak boleh digunakan untuk shalat
wajib.
3. Kedua: Mengusap wajah dan rambut yang ada di wajah.
4. Ketiga: Mengusap kedua tangan sampai siku.
5. Keempat: Tertib (berurutan).
‘Sesungguhnya umatku akan dipanggil pada hari
kiamat dalam keadaan wajah, tangan, dan kaki
yang bercahaya karena bekas-bekas air wudhu
mereka. Maka, barang siapa di antara kalian yang
dapat menambahkan cahayanya maka hendaklah ia
lakukan.” (HR Bukhari dan Muslim).
Tujuan dan
Hikmah
Thaharah
Tujuan Thaharah
● Menghilangkan hadast dan najis
Tujuan thaharah yang utama ialah menghilangkan
hadas dan najis. Keduanya merupakan penghalang
seseorang dari sahnya ibadah.
● Beribadah menghadap Allah
Bersuci merupakan pintu dari ibadah. Seseorang ● Meraih Cinta Allah
tidak bisa melaksanakan ibadah dengan sah tanpa Thaharah membuat manusia mencapai kesucian lahir
tubuh yang suci. Untuk itulah Islam mensyariatkan demi meraih ridha Allah. Melakukan thaharah dan
agar kita bersuci dahulu sebelum melakukan ritual bersuci sebelum beribadah termasuk cara kita
ibadah. mengagungkan Allah.
Allah adalah Dzat yang Maha Suci, dan Ia Allah adalah Pemilik Alam Semesta. Sebelum bertemu
menghendaki kita menghadapNya dalam keadaan dengan sesama manusia saja biasanya kita melakukan
tubuh yang suci. Untuk mencapai kesucian ini, cara persiapan, misalnya mandi, berpakaian yang rapi,
yang diajarkan oleh syariat juga cukup sederhana. memakai minyak wangi, dan sebagainya. Maka saat
Tidak ada tuntutan yang mahal atau terlalu sulit. bertemu dengan sang Pencipta, seharusnya kita
Kita hanya cukup melakukan thaharah, misalnya melakukan persiapan yang paling tidak sama.
dengan beristinja’ lalu berwudhu, atau mandi
besar.
● 4. Mendorong Manusia untuk Bersyukur
Thaharah menjadikan kita hamba yang bersyukur.
Sebagaimana firman Allah, “Hai orang-orang yang
beriman, apabila kamu hendak mengerjakan
shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu
sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan
(basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki,
dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu
sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari
tempat buang air (kakus) atau menyentuh
perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka
bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih);
sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah
itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia
hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya
kamu bersyukur” (QS.Al Maidah: 6).
Hikmah Thaharah
● Menyempurnakan Nikmat agar Kita Bersyukur
surat Al Maidah ayat 6, Allah berfirman, “Hai
orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak
mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan
tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah
kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan ● Kebersihan Diri yang Terjaga
kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka Hikmah melakukan thaharah adalah menjadikan tubuh
mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam menjadi senantiasa bersih. Sebagaimana nasihat
perjalanan atau kembali dari tempat buang air Rasulullah, bahwa “Kesucian adalah sebagian dari iman”,
(kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu badan yang bersih menunjukkan kita adalah pribadi
tidak memperoleh air, maka bertayammumlah yang rajin berthaharah.
dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu
dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak 3. Kualitas Hidup Menjadi Meningkat
hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak Ketika badan senantiasa bersih, maka akan memperkecil
membersihkan kamu dan menyempurnakan kemungkinan kita terserang penyakit akibat kuman,
nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur”. virus atau bakteri. Inilah yang membuat hikmah
melakukan thaharah pada akhirnya akan meningkatkan
kualitas hidup manusia.
● Kemuliaan Bagi Umat Islam
Dibandingkan umat lainnya, umat Islam dikenal
dengan perhatiannya yang sangat besar terhadap
kebersihan. Misalnya dengan kebiasaan umat
Islam untuk berwudhu dan mandi. Bukan hanya
penting bagi kemuliaan diri sendiri. Menjaga ● Membersihkan Diri
kebersihan juga menjadi cara memuliakan orang ● Menghilangkan Kemalasan
lain. Tentunya tidak ada yang nyaman berinteraksi ● Membersihkan Diri dari Maksiat
dengan orang yang kotor dan jorok. Itu karena ● Manusia adalah makhluk yang tidak luput dari dosa.
fitrah manusia sesungguhnya menyukai Bisa jadi kita telah melakukan maksiat dan dosa,
kebersihan, dan Islam menekankan hal ini. baik sengaja maupun tidak. Mata bisa jadi melihat
sesuatu yang tidak baik, tangan yang menyakiti
● Menjadikan Malaikat Senang Mendekat orang lain, kaki yang melangkah ke tempat yang
Ketika badan dan pakaian bersih, lalu kita gunakan tidak diridhai Allah, telinga tidak bisa menangkap
untuk shalat, maka malaikat akan senang hidayah dan mendengar hal yang haram, dan
berdekatan dengan kita. Sebaliknya, jika waktu sebagainya.
shalat tiba, dan kita menyambutnya dengan
pakaian yang kotor dan beraroma tidak sedap,
maka malaikat enggan mendekat.

Anda mungkin juga menyukai