Anda di halaman 1dari 14

MATERI PENDIDIKAN

KARAKTER
BUDAYA YOGYAKARTA

OLEH :
JAROT SUPANGAT, S.Pd.

SMA NEGERI 1 NGEMPLAK


Pasal 18 UUD 1945
”NEGARA MENGAKUI DAN
MENGHORMATI SATUAN-
SATUAN PEMERINTAHAN YANG
BERSIFAT KHUSUS DAN
BERSIFAT ISTIMEWA YANG
DAERAH
DIATUR DENGAN UNDANG-
KHUSUS/
UNDANG ”
ISTIMEWA
(Desentralisasi
Asimetris)

ACEH UU NO. 11/2006

DKI JAKARTA UU NO. 29/2007

DI YOGYAKARTA UU NO. 13/2012

PAPUA & UU NO. 21/2001


PAPUA BARAT jo. UU NO. 35/2008

MEWUJUDKAN
LANDASAN KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT BERDASARKAN
FILOSOFIS PADA KARAKTERISTIK
DAERAH, BUDAYA, AGAMA DAN
HISTORIS 2
KEISTIMEWAAN D.I. YOGYAKARTA
Keistimewaan DIY, meliputi:
Tata cara pengisian jabatan, kedudukan, tugas dan
1 wewenang Gubernur dan Wakil Gubernur

2 Kelembagaan Pemerintah Daerah DIY

3 Kebudayaan

4 Pertanahan

5 Tata Ruang
3
DJOGJA th 1755
 Tugu Yogyakarta/Tugu Malioboro/Tugu
Golong Gilig/Tugu Pal Putih merupakan
penanda batas utara kota tua Yogya.
 Dibangun pada tahun 1755 oleh Sri Sultan
Hamengku Buwono I, pendiri kraton
Yogyakarta yang mempunyai nilai simbolis
dan merupakan garis yang bersifat magis
menghubungkan Laut Selatan, Kraton Yogya
dan Gunung Merapi, sekaligus VISIONER.
 Menggambarkan Manunggaling Kawula
Gusti, semangat persatuan rakyat dan
penguasa untuk melawan penjajahan.
Semangat persatuan atau yang disebut golong
gilig itu tergambar jelas pada bangunan tugu, 
tiangnya berbentuk gilig (silinder) dan
puncaknya berbentuk golong (bulat).
PANGGUNG KRAPYAK
Ikon Budaya Yogyakarta
1. bersifat tangible (benda):
 tugu,
 kraton,
 museum,
 taman sari,
 pasar beringharjo, dll
2. Bersifat intangible (non benda)
a. kesenian: tari, lukis, suara/lagu, kriya,
wayang, dolanan anak, dll
b. kerajinan: batik, janur, keramik, handicraft,
dll
c. kuliner tradisional: gudeq, geplak, dawet,
jamu, jajan pasar, dll
d. baju tradisional: surjan, blankon, jarik, batik,
dll
e. perayaan: sekaten, labuhan, mubeng beteng,
dll
f. tata krama/kearifan lokal: bahasa, subasita, dll
A. TATA NILAI SEMANGAT YOGYAKARTA

Dalam rangka
1. mengaktualisasikan nilai-nilai luhur (adiluhung)
2. meraih cita-cita mulia yakni menjaga kebenaran,
kebaikan, keindahan, dan kelestarian dunia (hamemayu
hayuning bawana)

Masyarakat Yogyakarta memiliki nilai-nilai khas sebagai


penciri khusus keyogyakartaan dan dijadikan semangat
dalam mengaktualisasikan nilai-nilai luhur itu.
Sifat Karateristik Budaya Jawa-
Yogyakarta
Religius dan ber-Tuhan
Mempunyai toleransi keagamaan yang besar
Sangat menekankan aspek kerukunan, hormat dan keselarasan
sosial
Lebih suka memecahkan masalah kehidupan dengan sikap
mawas diri atau tepa slira agar dapat menghindari konflik
dengan pihak lain
Bersifat Akomodatif (Momot, Kamot)  menghormati budaya
lain
Tata Nilai Semangat Yogyakarta

Masyarakat Yogyakarta selalu berusaha keras bersatu-padu


dan bahu-membahu mengerahkan segenap sumber daya
baik yang aktual maupun yang masih potensial dari semua
pihak, baik tua maupun muda, baik lelaki maupun
perempuan, baik atasan maupun bawahan, baik pemimpin
maupun rakyat (golong gilig), sehingga seluruh sumber
daya itu dapat terkonsentrasi (sawiji) untuk
didayagunakan meraih cita-cita dan hasil yang
didambakan.
Sawiji Greget Sengguh Ora Mingkuh

 Sesanti, wasiat wejangan, atau pusaka wejangan tersebut


merupakan konsepsi yang berasal dari Sri Sultan Hamengku
Buwana I (1755-1792). Sesanti atau wejangan ini digunakan
sebagai filosofi yang mendasari joget (seni tari) Mataram
Yogyakarta, juga menjadi dasar filosofi bagi jiwa ksatria
Mataram Yogyakarta.
 Sawiji berarti satu, menyatu, terpadu. Greget diartikan
sebagai gigih, semangat, kerja keras dan dinamis. Sengguh
berarti percaya diri dalam bertindak tanpa pongah atau
besar kepala (tetap rendah hati). Ora mingkuh berarti
tidak akan mundur dalam menghadapai tantangan, risiko,
maupun halangan. Ora mingkuh dapat dimaknai juga
sebagai tidak lari dari tanggung jawab.
 Wejangan tersebut diharapkan menjadi paugeran atau pedoman
dalam bertingkah laku bagi seluruh masyarakat Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai