Anda di halaman 1dari 8

KEKUATAN PUTUSAN

1. Kekuatan Mengikat (Binderide Kracht)


- Res Judicata Proveritate Habitur/ putusan hakim harus dianggap
benar
- Litis Finiri Oportet/ setiap perkara harus ada akhirnya
- Nebis In idem
2. Kekuatan Pembuktian (Bewijzende Kracht)
- Mempunyai kekuatan pembuktian terhadap pihak ketiga
3. Kekuatan Eksekutorial (Eksecutoriale Kracht)
- Syarat kekuatan eksekutorial harus mencatumkan irah-irah “ Demi
Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”
- dilakukan secara paksa dengan bantuan POLRI, dan tidak dapat
dilumpuhkan kecuali telah dilaksanakan secara sukarela (Vrijwilig)
Batasan:
Hanya putusan Comdemnatoir (untuk melakukan
sesuatu);
Putusan declaratoir maupun constitutif tidak
memerlukan sarana pemaksa.
Jenis Pelaksanaan Putusan
1. Eksekusi membayar ongkos perkara (ps.196 HIR-ps.208
RBg)
2. Eksekusi untuk menghukum salah satu pihak melakukan
perbuatan hukum tertentu (ps.225 HIR-ps.259 RBg)
3. Eksekusi Riil yi pelaksanaan prestasi tertentu mis.
Menyerahkan benda, membayar ganti rugi, pengosongan
rumah/tanah(ps.1033 Rv). HIR hanya mengenal eksekusi
riil dalam penjualan lelang (ps.200 ayat 11 HIR-ps.218
ayat 2 RBg).
4. Parate Eksekusi yaitu : eksekusi langsung dalam hal
kreditor menjual barang-barang tertentu milik debitor
tanpa mempunyai titel eksekutorial misalnya dalam soal
pajak
TATA CARA PROSEDUR
EKSEKUSI
1. Pemohon eksekusi mengajukan permohonan kepada Ketua
Pengadilan.
2. Atas dasar permohonan itu Pengadilan Negeri memanggil
pihak yang kalah untuk dilakukan Teguran (aanmaning)
agar ia memenuhi putusan dalam waktu 8 hari :pasal 196
HIR/207 Rbg
3. Jika tidak mau, Ketua Pengadilan Negeri karena jabatan
dengan “Penetapan” memberi perintah agar disita barang
bergerak dan kalau tidak cukup disita barang disita barang
tetap sejumlahnilai dalam putusan pasal 197 HIR/208 Rbg.
- dalam penyitaan eksekusi dilakukan oleh panitera atau yang
ditunjuk dan dibantu dengan 2 orang eksekusi.
- BARANG TETAP: Tanah/ Rumah diperintahkan pada
Kepala Desa agar diumumkan di tempat kepada khalayak
umum agar diketahui didaftarkan pada BPN dan di Register
di Kepaniteraan PN dalam buku Register SITA EKSEKUSI
- Berdasarkan pasal 33 ayat (3) (4) UU No 14/1970 jo UU No
35 Tahun 1999 jo. Pasal 195 HIR/206/Rbg.
PELAKSANAAN EKSEKUSI PUTUSAN PENGADILAN
NEGERI DIJALANKAN OLEH PANITERA DAN
JURUSITA ATAS PERINTAH DAN DIBAWAH
PIMPINAN KETUA PENGADILAN NEGERI
4. Eksekusi selesai jika dapat dilaksanakan sesuai
putusan/ jumlah nilai sita sudah sama dengan bunyi
amar dan dapat dilaksanakan berupa benda(barang)
yang disita tersebut.
Benda/barang yang disita tersebut dijual/lelang
bersama serempak (barang tetap dan tidak tetap)
melalui kantor lelang negeri setelah lebih dahulu 2
kali di surat kabar setempat berselang 15 hari.
Macam Sita Eksekusi:
(1) Sita Revindicatoir : pasal 226 HIR/260 Rbg
Sita atas barang bergerak miliknya kreditor/penggugat
sendiri yang berada ditangan debitor/tergugat
( dalam praktek sita revindicatoir banyak diajukan karena
tergugat mengakui/merasa sebagai miliknya)
(2) Sita Maritaal : pasal 823 Brv
Sita yang diajukan oleh isteri atas “HARTA BERSAMA”,
sedang Sita MATRIMORNIAL yang diajukan oleh suami
(3) Sita Conservatoir (sita Jaminan)
Sita jaminan berupa barang bergerak/ tidak bergerak
untuk pemenuhan hutangnya. Dan agar pihak lawan tidak
berusaha menjauhkan/memusnahkan barang yang akan
disita.
lanjutan
4. Sita Conservatoir atas barang bergerak milik debitor
ditangan pihak ketiga
Sita ini tidak boleh mengenai: hewan dan perkakas lain
sebagai mata pencaharian (beslag onder derden)
5. Sita Gadai
6. Sita Conservatoir atas pesawat terbang

Anda mungkin juga menyukai