Anda di halaman 1dari 14

Sejarah dan Perkembangan Serta

Dasar Hukum Mikrofinance

AL AMIN PERMADANI
2061201191
Sejarah dan Perkembangan
Masa Sebelum Kemerdekaan

Ketika Indonesia masih bernama Hindia-Belanda, sistem


keuangan dikontrol secara ketat oleh pemerintah Hindia Belanda
lewat bank-bank yang ada. Akhir abad ke-19, seorang patih asal
Purwokerto bernama Raden Bei Wiriaatmadja mendirikan
sebuah lembaga perkreditan rakyat bernama Hulp en Spaarbank
der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren (Bank Bantuan dan
Tabungan Pegawai).
lanjutan

 Tidak berselang lama, seorang Belanda bernama De Wolf van Wester


Rode mengubah lembaga ini menjadi Bank Rakyat. Sekitar tahun 1898,
petani-petani di Jawa mulai membangun Lumbung Desa yang
merupakan cikal-bakal kegiatan simpan pinjam masyarakat desa.
Namun, pada masa itu instrumen yang dipakai bukan uang, melainkan
komoditas padi hasil panen.
lanjutan

Tahun 1904 ketika peredaran uang semakin masif di


tengah masyarakat, didirikanlah Bank Desa atau
Bank Kredit Desa (BKD). Dengan visi meningkatkan
kesejahteraan masyarakat melalui pemberian kredit,
BKD pun akhirnya digabungkan dengan AVB
(Algemene Volkscredietbank).
Setelah merdeka 1945

 Setelah Indonesia merdeka, AVB akhirnya bertransformasi menjadi


BRI (Bank Rakyat Indonesia). Meski merupakan bank komersial, BRI
tetap berkomitmen menyediakan kredit mikro bagi rakyat/pengusaha
kecil lewat pembukaan unit-unit di pedesaan. Sejak saat itu,
pemerintah mulai gencar mendirikan bank dan lembaga keuangan
sejenis di provinsi-provinsi lain di Indonesia.
lanjutan

Pemerintahan soekarno

Selama Pada kurun periode 1957 sampai 1965, sistem keuangan formal
sangat dikekang dengan kebijakan yang berhasil menghapuskan segala
kepemilikan atau keterlibatan orang asing dalam sistem perbankan dan
nasonalisasi bank-bank yang dulu menjadi milik Belanda.
lanjutan

Pemerintahan Soeharto

 Di awal periode 1970an pemerintah mendirikan bank di setiap


propinsi, yang pada saat itu terdapat 27 propinsi. Pemerintah juga
memberikan keleluasaan dalam mendirikan Bank Perkreditan Rakyat
(BPR) sehingga di awal periode tersebut terdapat sekitar 300 BPR di
seluruh Indonesia.
lanjutan

Awal Orde Baru

 Pada periode awal orde baru ini juga mulai


terdapat suatu jenis layanan keuangan mikro berupa bantuan dana
subsidi yang diberikan oleh pemerintah sebagai bagian dari program
intensifikasi beras.
lanjutan

Periode tahun 2000an

 Periode tahun 2000an ditandai dengan munculnya jenis lembaga


keuangan baru yang berlandaskan prinsip hukum Islam yakni lembaga
syariah. Banyak bank umum yang membentuk unit syariah ataupun
membuat bank baru dengan berlandaskan prinsip syariah. Prinsip
syariah sendiri sebenarnya mirip dengan jenis pembiayaan modal
ventura, dengan sistem pembagian keuntungan bagi hasil, tidak
berlandaskan bunga.
lanjutan

Pada awal tahun 2000, pemerintah melalui


kementerian terkait membentuk sebuah forum
bernama Gerakan Bersama Pengembangan
Keuangan Mikro Indonesia atau biasa disebut “Gema
PKM” yang merupakan sebuah gerakan yang
bertujuan untuk lebih meningkatkan cakupan dan
kapitalisasi dana untuk keuangan mikro.
lanjutan

Upaya ini akhirnya berhasil merumuskan sebuah


Rancangan Undang Undang (RUU) tentang
Lembaga Keuangan Mikro pada tahun 2010.

lahirlah UU 1 tahun 2013 sebagai payung hukum


pertama.
Dasar Hukum Mikrofinance

UU 1 tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro


PP No. 89 Tahun 2014 tentang Suku Bunga
Pinjaman Atau Imbal Hasil Pembiayaan dan Luas
Cakupan Wilayah Usaha Lembaga Keuangan Mikro.
Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan
(SEOJK), SEOJK Nomor 29/SEOJK.05/2015
tentang Laporan Keuangan Lembaga Keuangan
Mikro.
Pengaturan POJK Lainnya

POJK Nomor 12/POJK.05/2014 tentang Perizinan Usaha dan


Kelembagaan Lembaga Keuangan Mikro.
POJK Nomor 13/POJK.05/2014 tentang Penyelenggaraan Usaha
Lembaga Keuangan Mikro.
POJK Nomor 14/POJK.05/2014 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Lembaga Keuangan Mikro.
POJK Nomor 61/POJK.05/2015 tentang Perubahan atas Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan Nomor 12/POJK.05/2014 tentang
Perizinan Usaha dan Kelembagaan Lembaga Keuangan Mikro.
POJK Nomor 62/POJK.05/2015 tentang Perubahan atas Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan Nomor 13/POJK.05/2014 tentang
Penyelenggaraan Usaha Lembaga Keuangan Mikro.
Daftar Pustaka

Web Ojk : Dasar Hukum Lembaga Keuangan Mikro


https://www.ojk.go.id/id/kanal/iknb/Pages/Lemba
ga-Keuangan-Micro.aspx

Baskara, I. G. K. (2013). Lembaga keuangan mikro di


Indonesia. None, 44233.

Mujiono, S. (2017). Eksistensi lembaga keuangan


mikro: cikal bakal lahirnya bmt di indonesia. Al
Masraf: Jurnal Lembaga Keuangan Dan
Perbankan, 2(2), 207-215.

Anda mungkin juga menyukai