Anda di halaman 1dari 93

TATAKELOLA LOGISTIK PROGRAM PENCEGAHAN DAN

PENGENDALIAN
HIV AIDS DAN IMS
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Umum
Setelah mengikuti materi, peserta mampu melakukan tatakelola logistik
terkait dengan program pencegahan dan pengendalian HIV AIDS dan IMS

Tujuan Pembelajaran Khusus-----Peserta mampu:

• Menjelaskan sistem tatakelola logistik dan metode forecasting


logistik HIV AIDS dan Infeksi Menular Seksual (IMS)
• Melakukan pengelolaan obat ARV, IMS dan IO
• Melakukan pengelolaan logistik reagen
• Melakukan pengelolaan bahan habis pakai
Pokok Bahasan

– Sistem tatakelola logistik dan metode forecasting


logistik HIV AIDS dan IMS
– Pengelolaan obat ARV, IMS dan IO
– Pengelolaan logistik reagen
– Pengelolaan bahan habis pakai
Latar Belakang
• ODHA di Indonesia mendapatkan kualitas yang tinggi,
equitable, dan akses yang tidak terputus
(berkesinambungan) terhadap berbagai komoditas
untuk tes yang berhubungan HIV AIDS, dan PDP
• Upaya memperluas jangkauan layanan HIV dan
meningkatkan akses pengobatan.
• Surat edaran No. HK.02.03/D/III./823/2013, tanggal 27
Maret 2013 tentang alokasi pembiayaan logistik
program pengendalian HIV-AIDS dan IMS
• Sinkronisasi dan kordinasi pusat dan daerah
Ruang Lingkup dan Penanggung Jawab
• RUANG LINGKUP
– Meliputi perencanaan perhitungan kebutuhan logistik
HIV-AIDS dan IMS untuk komoditas
Reagen Rapid Tes HIV
Reagen CD4 dan Viral Load
Reagen Sifilis
Obat IMS; Obat IO dan Obat ARV

• PENANGGUNGJAWAB
– Pengelola Program HIV dan PMS dan Pengelola Farmasi
di tingkat Nasional, Provinsi dan Kabupaten/kota
Tahapan Perencanaan Kebutuhan
METODE KUANTIFIKASI

METODE
METODE METODE
MORBIDITA
KONSUMSI KOMBINASI
S
Asumsi dan Data Dalam Perencanaan Kebutuhan

• Data Demograpi (Jumlah • Data Epidemologi


Penduduk)/Data Risti Mapping
(IBBS) (Prevalensi Penyakit)

Panduan
Target
Pengobatan/P
emeriksa an Program

Data Stok on
Distribusi Hand, Qty on
Alat/Mesin Order, Stok
yg akan ED
• Asumsi toleransi wastage, • Data Konsumsi
loss, QC Penggunaan di
Layanan
PB 2.
Pengelolaan Obat ARV, IMS dan IO
Pengelolaan Obat ARV
Kapan Memulai Terapi ARV
Kapan Memulai Terapi ARV
Nama Obat ARV dan Sediaan
NAMA OBAT, SINGKATAN DAN JUMLAH SEDIAAN

Jumlah Obat
Nama Generik dan Sediaan Nama Generik Merek dari KF Merek Lain dalam
Kemasan
ZDV(100) Zidovudine Reviral Zidovudine 60
d4T Stavudine Staviral Stavir - 30 60
3TC (150) Lamivudine Hiviral Epivir 60
NVP(200) Nevirapine Neviral Nevipan 60
EFV(600) Efavirenz Aviranz, sustiva,Stocrin 30
EFV(200) Efavirenz Efavir 90
ddI (125 slow release tab) Didanosine Videx, Didanosine 30
LPV/r (200/50) Lopinavir/Ritonavir Alluvia (120) 120
TDF(300) Tenofovir Viread 30
FDC : TDF + FTC (300/200) Tenofovir + Emtracitabine Tenofem, Truvada 30
FDC : ZDV + 3TC (300/150) Zidovudine + Lamivudine Duviral Avocomb,Zidolam 60
FDC : d4T (30) + 3TC(30/150) Stavudine + Lamivudine Coviro 60
ABC(300) Abacavir Ziagen,Abac 60
FDC Pediatric Dual : d4T + 3TC (12/60) Stavudine + Lamivudine Triomune Junior Dual 60
FDC Pediatric triple : d4T + 3TC +NVP(12/60/100) Stavudine + Lamivudine+Nevirapine Triomune Junior Triple 60
Lamivudine,Nevirapine and Zidovudine,
FDC Pediatric triple : ZDV + 3TC +NVP(60/30/50) Zidovudine + Lamivudine+Nevirapine 60
Triple FDC,dispersible tablet (30/50/60)
Panduan Perencanaan Kebutuhan Obat ARV

1
2
Estimasi kebutuhan Metode perhitungan
perencanaan yang dibuat menggunakan metode 3Menggunakan konsensus
harus dapat memenuhi kombinasi . Konsumsi demand hasil
kebutuhan sampai berdasarkan jumlah obat rata-rata/proporsional
pengadaan tahun yang diberikan di layanan data morbiditas dan data
berikutnya. ARV dan Morbiditas konsumsi.
berdasarkan rejimen
pengobatan dan panduan
pengobatan serta
estimasi target jumlah
ODHA On ART.
Data Dalam Perencanaan Kebutuhan Obat
ARV (1)
• Estimasi ODHA berdasarkan RAN HIV tahun 2015-2019
Tahun 2016 dan 2017 adalah 97.586 dan 148.269. Data
ODHA on ART nasional per Desember 2015 adalah
63.066.
• Menghitung estimasi ODHA on ART di Provinsi.
Perhitungan: Proporsi ODHA on ART di Prov
dibandingkan seluruh ODHA on ART dikali Estimasi
ODHA on ART nasional. Contoh :
– Estimasi ODHA on ART Nasional tahun 2016 adalah 97. 586;
Proporsi ODHA on ART di Provinsi Jabar 10% dari nasional,
maka estimasi ODHA on ART di Provinsi Jabar pada tahun
2016 adalah 9.759 orang.
Data Dalam Perencanaan Kebutuhan Obat
ARV (2)
• Data rejimen pengobatan seluruh pasien data
ODHA on ART yang dilaporkan dalam LBPHA
minimal 6 bulan terakhir.
• Data pengeluaran obat di layanan ARV untuk
periode minimal 6 bulan terakhir.
Proses Perhitungan Kebutuhan Obat ARV

1 2 3 4 5

Mengupdate
Menambahkan Membandingka
Jumlah Pasien Melakukan Mengkonversi
Imfaktor n Statistical
Rejimen dan Statistical jenis rejimen ke
(Penyesuai Forecasting
Pengeluaran Forecasting sediaan obat
Target) dengan Target
obat di RS
Proses Perhitungan Kebutuhan Obat ARV (Cont)

6 7 8 9
Menghitung
Baseline Final
Menambahkan Menghitung
dengan Menghitung Qty
GAP dari target Alokasi Biaya
Pembobotan dan to be Order
ke rejimen lini 1 Pusat dan Daera
Penambahan
Imfactor
Di tingkat UPK..
• Perencanaan obat ARV dilakukan setiap bulan berdasarkan
jumlah pasien dengan perhitungan: Stok untuk 1 bulan
ditambah buffer stok untuk 2 bulan
• Jumlah Kebutuhan Obat ARV = jumlah pasien x 3 (bulan stok)
• Jumlah Order = Jumlah kebutuhan - stok yang ada (sisa stok)

• Perencanaan kebutuhan juga mempertimbangkan:


– Sisa stok yang ada,
– perkiraan jumlah pasien reaktif HIV yang segera akan memulai ARV,
– pasien transit lebih dari 1 bulan,
– pasien profilaksis dan
– kebutuhan di layanan satelit ARV bagi layanan ARV pengampu
Pengiriman dan Penerimaan obat ARV
• Mengikuti standard pengiriman obat: gunakan alat
transportasi yang melindungi obat dari sinar matahari
langsung.
• Pada saat penerimaan obat ARV petugas farmasi
melakukan pengecekan : tanggal kadaluwarsa,
mencocokan jenis dan jumlah obat pada PO (LBPHA)
dengan DO obat yang diterima.
• Obat ARV yang diimport dari luar negeri hampir semua
melalui proses Spesific Access Scheme (SAS) untuk itu
pada setiap kota obat ARV ada tertera nomor SAS.
Penyimpanan, Penjaminan Mutu dan
Pemusnahan
• Penyimpanan
• Persyaratan penyimpananan obat ARV:
– Suhu penyimpanan 15-25°C atau sesuai dengan suhu
penyimpanan yang tertera pada kemasan obat ARV
– Kelembaban 30 – 50 %
– Tidak terkena cahaya langsung
– Sistem FEFO (First Expiry First Out)
– Semua obat ARV dilengkapi dengan kartu stok obat
Tata Ruang Penyimpanan Logistik ARV dan Non ARV

• Perlengkapan yang diperlukan untuk ruangan


penyimpanan ARV
– Termometer; higrometer; timbangan dengan tera; kereta
dorong; alat tulis, marker; tangga; alat pembersih; freezer,
coolbox, lemari es, dan lain-lainnya.
• Ruang gudang
• Rak dan Pallet
• Pencegahan kebakaran
• Pencahayaan gudang
• Penyusunan Stok
• Pencatatan stok obat
Penjaminan mutu obat ARV
(inspeksi visual)
• Fasyankes melakukan penjaminan mutu obat ARV: melalui
penyim panan sesuai standar dan inspeksi visual terhadap
kondisi obat.
• “Expired Date”, 3 bulan sebelum kadaluwarsa, lakukan action
ED Dec 2015 artinya mulai tgl 1 Dec sudah tidak bisa
dikonsumsi jadi terakhir didistribusikan adalah 1 Nov 2015.
• Obat ARV yang akan kadaluarsa dilaporkan di laporan
bulanan.
• ARV yang perlu dimusnahkan dilaporkan : 3-6 bulan sebelum
masa kadaluwarsa.
• Pemusnahan ARV mengikuti ketentuan pemusnahan sediaan
Farmasi dan dibuat berita acara pemusnahan.
Distribusi

• Suatu rangkaian kegiatan dalam rangka pengeluaran dan


pengiriman obat-obatan yang bermutu, dari gudang obat
• terjamin keabsahan
• tepat jenis dan jumlah
• secara merata dan teratur
• untuk memenuhi kebutuhan unit-unit pelayanan kesehatan.

perlu dilakukan perencanaan distribusi


secara baik yang antara lain meliputi
perumusan stok optimum dan pengiriman
obat dan logistik lainnya.
Pengelolaan Obat IMS
Kategori Utama Penyakit IMS

GO

Herpes Klamidia/ Non GO

Sifilis

Kandidiasis Trikomoniasis/ VB

LGV
Panduan Perencanaan Kebutuhan Obat IMS

Panduan
Pengobatan Sesuai
dengan Pedoman
Metode Perhitungan Nasional
menggunakan Penanganan Infeksi
Metode Morbiditas Menular Seksual
Estimasi Kebutuhan yaitu Populasi HIV
Perencanaan yang Tahun 2011
Positip dan Populasi
dibuat harus dapat RISTI
memenuhi sampai
pengadaan tahun
berikutnya
Proses Perhitungan Kebutuhan Obat IMS

1 2 3 4 5
Menghitung
Menghitung Menghitung
Jumlah
Jumlah Menghitung Kebutuhan Menhitung
Pasien
Target Kebutuhan dasar + Coverage
Untuk Setiap
Pasien dasar Prosentase Stok
Kategori
diobati Allowance
Penyakit IMS
Proses Perhitungan Kebutuhan Obat IMS (Cont)

6 7 8 9
Menghitun
Menghitun Menghitun Menghitun
g Alokasi
g Buffer g Total g Qty to be
Biaya Pusat
Stok Kebutuhan Order
dan Daerah
PERHITUNGAN KEBUTUHAN OBAT IMS

1. Menghitung Jumlah Pasien untuk setiap kategori penyakit IMS. Misal GO.
Perhitungannya memperhitungkan prevalensi penyakit GO di masing-masing
populasi. Contoh :
1. Jumlah Prevalensi GO di Populasi HIV Positip = (104.000 x 23%) = 23.920
2. Jumlah Prevalensi GO di Populasi WPS = (1200 x 38%) = 456
3. Jumlah Prevalensi GO di Populasi LSL = (1300 x 21%) = 273
4. Jumlah Prevalensi GO di Populasi Waria = (2000 x 29%) = 580
5. Jumlah Prevalensi GO di Populasi LBT = (1500 x 0%) = 0
6. Jumlah Prevalensi GO di Populasi IDU = (1000 x 0%) = 0
Maka jumlah pasien GO adalah (23.920+456+273+580+0+0) = 25.229
PERHITUNGAN KEBUTUHAN OBAT IMS
2. Menghitung Jumlah Pasien GO yang diobati. Perhitungannya dari Jumlah Pasien GO
dikali target prosentase yang diobati. Contoh :
Jumlah Pasien GO adalah 25.229 , target yang harus diobati adalah 80% . Maka Target
Jumlah Pasien GO yang diobati adalah 25.229 x 80% = 20.184 pasien.
3. Menghitung Jumlah kebutuhan dasar obat Cefixime. Perhitungan diperoleh dari Target
jumlah pasien GO yang diobati dikali panduan pengobatan untuk penyakit GO.
Contoh :
Target jumlah pasien GO yang diobati adalah 20.184
Tablet yang diperlukan untuk 1 orang pasien per treatment adalah 8 tablet per treatment.
Maka tablet yang diperlukan adalah (20.184 x 8) = 161.472 tablet.
PERHITUNGAN KEBUTUHAN OBAT IMS
4. A. Kebutuhan dasar + alokasi prosentase untuk wastages/kehilangan/kerusakan/QC
B. Average Monthly Quantity Required (AMQR).
C. Coverage Period.
D. Coverage Stock.
E. Buffer Period.
F. Buffer Stock.
G. Total Kebutuhan.
H. Estimasi stok on hand akhir periode.
I. Quantity on order.
PERHITUNGAN KEBUTUHAN OBAT IMS

J. Estimasi quantity to be expired.


K. Quantity to be order.
L. Unit Price.
M. Total cost.
Adalah sama dengan contoh di metode perhitungan kebutuhan reagen rapid tes
HIV.
5. Konsep perhitungan untuk ALOKASI JUMLAH PENGADAAN DAN PEMBIAYAAN
adalah sama dengan contoh perhitungan kebutuhan reagen rapid tes HIV. Alokasi
pembiayaan untuk obat IMS adalah daerah 60% sedangkan pemerintah pusat
40%.
OBAT INFEKSI OPORTUNISTIK
• Infeksi oportunistik (IO): Infeksi yang timbul akibat
penurunan kekebalan tubuh dimana pada orang
normal infeksi ini terkendali oleh kekebalan tubuh
• Banyak penderita dengan HIV pertama
terdiagnosa setelah penurunan imunitasnya lanjut
dan memperlihatkan penyakit oportunistik
• Pada umumnya kematian pada orang dengan HIV-
AIDS (ODHA) disebabkan oleh infeksi oportunistik
(IO) sehingga IO perlu dikenali dan diobati
Jenis Penyakit IO utama HIV AIDS

Kandidiasis
TB Profilaxis
Esofagel

Kandidiasis
Toxoplasmosis PCP
Oral

MAC Cryptocococis Herpes/Sifilis


Perencanaan Kebutuhan Obat IO

Obat Sifilis Obat Herpes


Obat TB dimasukkan dimasukkan
dipenuhi oleh dalam dalam
Subdit TB perhitungan perhitungan
obat IMS obat IMS
Pemberian Pencegahan Kotrimoksasol

 ODHA yang akan memulai terapi ARV dengan CD4 di bawah


200 sel/mm3; dianjurkan untuk memberikan kotrimoksasol 2
minggu sebelum ARV

 Dalam keadaan terjadi reaksi hipersensitivitas terhadap


Kotrimoksasol dan kemudian akan memulai lagi maka perlu
dilakukan desensitisasi obat

 Desensitisasi jangan dicobakan pada ODHA dengan riwayat


mengalami reaksi alergi yang berat (derajat hipersensitivitas
3 atau 4
Panduan Perencanaan Kebutuhan Obat IO

Panduan
Pengobatan Sesuai
dengan Pedoman
Metode Perhitungan nasional terapi
menggunakan antiretroviral
Metode Morbiditas tatalaksana klinis
Estimasi Kebutuhan yaitu target orang
Perencanaan yang infeksi HIV pada
yang diobati IO orang dewasa dan
dibuat harus dapat untuk Populasi HIV
memenuhi sampai remaja Tahun 2011
Positip dengan
pengadaan tahun masing-masing
berikutnya prevalensi penyakit
IO
Proses Perhitungan Kebutuhan Obat IO

1 2 3 4 5
Menghitung
Menghitung Menghitung
Jumlah
Jumlah Menghitung Kebutuhan Menhitung
Pasien
Target Kebutuhan dasar + Coverage
Untuk Setiap
Pasien dasar Prosentase Stok
Kategori
diobati Allowance
Penyakit IO
Proses Perhitungan Kebutuhan Obat IO (Cont)

6 7 8 9
Menghitun
Menghitun Menghitun Menghitun
g Alokasi
g Buffer g Total g Qty to be
Biaya Pusat
Stok Kebutuhan Order
dan Daera
PERHITUNGAN KEBUTUHAN OBAT IO
1. Menghitung Jumlah Pasien untuk setiap kategori IO . Contoh menghitung Jumlah
pasien IO profilaxis diperoleh dari estimasi prevalensi IO di Populasi HIV Positip.
Misal : Jumlah Populasi HIV Positip : 20.000 orang, estimasi prevalensi IO
profilaxis di Populasi HIV Positip adalah 20%, maka jumlah Pasien IO profilaxis
adalah : 20.000 x 20% = 4.000.

2. Menghitung Jumlah Pasien IO Profilaxis yang diobati, dengan cara: Jumlah pasien
IO Profilaxis dikali target pengobatan. Contoh : Jumlah Pasien IO Profilaxis adalah
4.000. target yang diobati 100%, maka jumlah pasien IO profilaxis yang diobati
adalah 4000 x 100% = 4.000

3. Menghitung Kebutuhan dasar obat Profilaxis . Perhitungannya diperoleh dari


semua target pasien IO yang diobati yang menggunakan obat profilaxis. Contoh
(IO Profilaxis + IO Profilaxis secondary + IO PCP) yang diobati.
PERHITUNGAN KEBUTUHAN OBAT IO
Menghitung kebutuhan dasar obat Cotrimoxazole
Contoh : Target Jumlah Pasien IO Profilaxis yang diobati = 4.000
Target Jumlah Pasien IO Profilaxis Secondary yang diobati = 4.800
Target Jumlah Pasien IO PCP yang diobati = 4800 Pasien.
Kebutuhan obat Cotrimoxazole per treament per pasien
Pasien IO Profilaxis : (1 x 2 x 730) = 1.460 tablet
Pasien IO Profilaxis Secondary : (1 x 2 x 365) = 730 tablet
Pasien PCP : (4 x 12 x 14) + (4x 8 x 14) = 168 + 112 = 280 tablet
Sehingga Total kebutuhan dasar Cotrimoxazole adalah = (4000 x 1460) + ( 4800 x
730) + (4800 x 280) =10.688.000 Tablet
PERHITUNGAN KEBUTUHAN OBAT IO

4. A. Kebutuhan dasar + alokasi prosentase untuk


wastages/kehilangan/kerusakan/QC
B. Average Monthly Quantity Required (AMQR).
C. Coverage Period.
D. Coverage Stock.
E. Buffer Period.
F. Buffer Stock.
G. Total Kebutuhan.
H. Estimasi stok on hand akhir periode.
I. Quantity on order.
PERHITUNGAN KEBUTUHAN OBAT IO

J. Estimasi quantity to be expired.


K. Quantity to be order.
L. Unit Price.
M. Total cost.
Adalah sama dengan contoh di metode perhitungan
kebutuhan reagen rapid tes HIV.

5. Konsep perhitungan untuk Alokasi Jumlah Pengadaan dan Pembiayaan adalah


sama dengan contoh perhitungan kebutuhan reagen rapid tes HIV. Alokasi
pembiayaan obat IO untuk Pemerintah Daerah 60% sedangkan Pemerintah
Pusat 40%.
Latihan Perencanaan Kebutuhan Obat:

1.Perencanaan Kebutuhan Obat ARV


2.Perencanaan Kebutuhan Obat IMS
3.Perencanaan Kebutuhan Obat IO
PB 3. PERENCANAAN KEBUTUHAN
REAGEN RAPID TES HIV
Pemilihan Reagensia
• Sensitivitas Reagen I ≥ 99% dan spesifitas ≥
98%
• Spesifisitas Reagen II ≥ 98 % > reagen I
• Spesifisitas Reagen III ≥ 99 % > reagen II
• Jenis pemeriksaan berbeda
• Jenis asal antigen atau titik tangkap berbeda
• Hasil “Discordant” ≤ 5%

PERMENKES No. 15 TH 2015


A. Tes HIV dan Pemeriksaan penunjang KTIP
Simpulan hasil tes HIV
Hasil Reaktif, Apabila:
Hasil pemeriksaan pertama reaktif, dilanjutkan kedua reaktif
dan ketiga tetap reaktif, atau melewati hasil indeterminate
namun hasil akhir adalah reaktif

Hasil Non reaktif, Apabila:


Hasil pemeriksaan pertama non reaktif, atau hasil pemeriksaan
pertama reaktif, lanjutan hasil menjadi indeterminate dengan
hasil akhir non reaktif

Hasil Indeterminate (tidak dapat ditentukan), Apabila:


Pada pemeriksaan dengan strategi III, hasil reaktif dan non
reaktif (dua kali reaktif atau dua kali non reaktif).
PERENCANAAN LOGISTIK
• Mengetahui & menghitung jumlah Reagen Rapid Test
HIV I, II, III sesuai kebutuhan program
• Merencanakan pengadaan sesuai sumber dana, jenis
reagen & algoritma yang digunakan
• Membangun koordinasi yang efektif antara pengelola
program HIV di Pusat, Prov, Kab/Kota & UPK
Dasar Perhitungan
Jumlah Rapid Test HIV
• Jumlah target (jumlah orang yg akan menerima test HIV),
jumlah aktual konsumsi penggunaan , data statistik
pelayanan, data demografi atau morbiditas
• Permenkes No 15 tahun 2015: metode pemeriksaan HIV
adalah serial dgn menggunakan 3 reagen yg memenuhi
syarat sensitivitas & spesifitas
• Perhitungan komposisi jumlah regen rapid test HIV I, II, III
• Perhitungan komposisi antara reagen Rapid I : Rapid II :
Rapid III yang ideal saat ini belum diketahui (ada baseline
data pencatatan & pelaporan yg valid)
KETERSEDIAAN STOCK
• Untuk menjamin ketersediaan reagen rapid test HIV
dibutuhkan pengadaan yg sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan
• Pengadaan yang baik juga harus menjamin mutu
reagen rapid test HIV & meminimalkan kerugian
akibat kerusakan kemasan, kecacatan produk, masa
kadaluwarsa yg pendek akibat prosedur pengiriman
& tidak terjaganya suhu saat pengiriman
Hal yang harus diperhatikan dalam membuat
spesifikasi Reagen Rapid Tes HIV
• Telah terdaftar di Dirjen Binfar & Alkes
• Telah di evaluasi oleh Lab rujukan Nasional
HIV-AIDS di RSCM yang ditunjuk oleh
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik &
Sarana Kesehatan
• Strategi penggunaan reagen rapid test HIV
sesuai Permenkes no. 15 tahun 2015 tentang
Standar Pemeriksaan HIV di Indonesia
• Menggunakan 3 jenis reagen pemeriksaan dengan reagen I
(sensitivitas >99%), reagen II (spesivitas > 98%), reagen III
(spesifitas > 99%) dengan prinsip test reagen I,II & III tidak
sama
• Hasil invalid harus < 2% dari keseluruhan hasil yang diperiksa
• Reagen harus dapat digunakan untuk spesimen darah
lengkap, serum atau plasma
• Test kit harus dilengkapi kontrol internal
• Semua kelengkapan test kit (larutan buffer pengencer & pipet
test) harus sdh termasuk dalam kit
Komponen Standar Manajemen Logistik Reagen
Rapid Tes yang dikembangkan:
Meliputi :
1.Perencanaan
2.Pengadaan
3.Penerimaan dan Penyimpanan
4.Pendistribusian
5.Pencatatan dan Pelaporan
6.Pemantauan Masa Kadaluwarsa, Validasi dan Relokasi


PANDUAN UMUM PERENCANAAN RAPID TES HIV

Estimasi kebutuhan perencanaan yang dibuat harus dapat memenuhi kebutuhan sampai
pengadaan tahun berikutnya

Metode perhitungan adalah metode morbiditas mengacu pada estimasi populasi HIV
positip

Metode pemeriksaan HIV yang digunakan adalah Serial

Memperhitungkan komposisi Algoritma reagensia (R1= 100%, R2=10%, R3=10%)


Proses Perhitungan Kebutuhan Reagen Rapid Tes

1 2 3 4
Menghitung Jumlah Menghitung
Menghitung
Menghitung Jumlah Target Max atau kebutuhan dasar
kebutuhan dasar +
Populasi HIV Positip Min Orang Yang di masing-masing
Allowance
tes HIV reagen

8 7 6 5
Menghitung Total Menghitung Buffer Menghitung
Menghitung AMRQ
Kebutuhan Stok Coverage Stok

9 10
Menghitung
Alokasi Biaya Pusat
Quantity To be
dan Daerah
Order
PERHITUNGAN KEBUTUHAN REAGEN RAPID TES
1. Menghitung Estimasi jumlah populasi HIV Positip.
Jumlah Total Populasi x Prevalensi HIV Positip.
Jumlah Populasi = 4.000.000; Prevalensi HIV Positip = 0.20%
Maka Estimasi Jumlah populasi HIV positip = (4.000.000 x 0.20%) = 8.000

2. Menentukan jumlah target maksimum orang yang dites HIV. Diperoleh dari angka yang
paling besar antara angka dari jumlah populasi HIV Positip dibagi HIV positip rate
dengan angka total jumlah RISTI. Contoh :
Estimasi Jumlah Populasi HIV Positip = 8.000 orang; HIV Positif Rate = 10%,
Estimasi Jumlah Populasi HIV Positip / HIV Positip Rate = 80.000 orang
Total jumlah RISTI = 100.000 orang; Target pemeriksaan = 100%
Maka jumlah target Maksimum orang yang dites HIV adalah 100.000 orang

3. Menentukan jumlah minimum orang yang dites HIV. Diperoleh dari angka yang paling
kecil antara angka dari jumlah populasi HIV Positip dibagi HIV positip rate dengan angka
total jumlah RISTI. Maka jumlah minimum orang yang dites HIV adalah 80.000 orang
PERHITUNGAN KEBUTUHAN REAGEN RAPID TES
4. Menghitung kebutuhan dasar tes HIV masing-masing Reagen .
Jumlah target Maximum orang yang dites x Komposisi
Algoritma
Reagen 1 = (100.000) x 100% = 100.000
Reagen 2 = (100.000) x 10% = 10.000
Reagen 3 = (100.000 ) x 10% = 10.000

5. Menghitung kebutuhan dasar + Prosentase allowance


Wastage/ Loss/QC
Prosentase allowance = 5%
Reagen 1 = 100.000+5% = 105.000
Reagen 2 = 10.000 +5% = 10.500
Reagen 3 = 10.000 +5% = 10.500
PERHITUNGAN KEBUTUHAN REAGEN RAPID TES
6. Menghitung AMQR (Average Monthly Quantity
Required)
(Kebutuhan dasar+ Prosentase allowance )/12
Reagen 1 = 105.000/12= 8.750
Reagen 2 = 10.500/12 = 875
Reagen 3 = 10.500/12 = 875

7. Menghitung coverage stok tes HIV masing-masing reagen.


AMQR s x coverage period
Misal coverage period adalah 12 Bulan maka coverage stok
Reagen 1 = 8750 x 12 = 105.000
Reagen 2 = 875 x 12 = 10.500
Reagen 3 = 875 x 12 = 10.500
PERHITUNGAN KEBUTUHAN REAGEN RAPID
TES
8. Menghitung buffer stok test HIV masing-masing reagen.
AMQR x buffer period
Misal buffer period : 2 bulan, maka buffer stok
Reagen 1 = 8750 x 2 = 17.500
Reagen 2 = 875 x 2 = 1.750
Reagen 3 = 875 x 2 = 1.750

9. Menghitung total kebutuhan masing-masing reagen


Coverage stok + buffer stok
Reagen 1 = 105.000 + 17.500= 122.500
Reagen 2 = 10.500 + 1.750 = 12.250
Reagen 3 = 10.500 + 1.750= 12.250
PERHITUNGAN KEBUTUHAN REAGEN RAPID TES

10. Menghitung Quantiy to be Order.


Total Kebutuhan – (Estimasi stok On Hand
+ Stok On Order - Stok to be Expired)

Misal
1. Estimasi stok on hand 2. Stok On Order
Reagen 1 = 40.000 Reagen 1 = 20.000
Reagen 2 = 10.000 Reagen 2 = 3.000
Reagen 3 = 3.000
Reagen 3 = 10.000

3. Stok to be expired 4. Maka Quantity to be Order adalah


Reagen 1 = 5.000 Reagen 1 = 122.500 - (40.000 +
Reagen 2 = 2.000 20.000 - 5.000) = 67.500
Reagen 2 = 12.250 - (10.000 +
Reagen 3 = 2.000 3.000 - 2.000) = 1.250
Reagen 3 = 12.250 -(10.000 +
3.000 - 2.000) = 1.250
PERHITUNGAN KEBUTUHAN REAGEN RAPID
TES
11. Alokasi Pembagian Pusat dan Daerah .
Quantity to be Order x Alokasi Masing-masing
Daerah : 55%, Pusat : 45%
Daerah (Provinsi dan Kab/Kota)
Reagen 1 = 67.500 x 55% = 37.125
Reagen 2 = 1.250 x 55% = 688
Reagen 3 = 1.250 x 55% = 688
Pusat
Reagen 1 = 67.500 x 45% = 30.375
Reagen 2 = 1.250 x 45% = 562
Reagen 3 = 1.250 x 45% = 562
Penerimaan, Penyimpanan dan Pencatatan Reagen

• Setiap barang yang digunakan laboratorium harus dicatat di kartu stok.


Satu kartu stok untuk satu jenis reagen. Hal-hal yang harus dicatat:
– Nama Barang/ Merek Reagensia
– Satuan – Mencatat satuan biasanya ditulis per kotak dan disebutkan
satuan unit terkecilnya contoh :1 Kit 100 Pemeriksaan
– Spesifikasi Stok Masuk meliputi :
• Tanggal Terima - tanggal penerimaan stok yang masuk
• Sumber/Asal Barang - Asal barang
• Jumlah terima - jumlah barang yang masuk/diterima
• Lot No Barang Masuk - Nomor lot barang atau no batch barang
yang masuk/diterima
• Tanggal Kadaluwarsa -Tanggal Kadaluwarsa barang yang diterima
• Diterima oleh -Nama penerima stok
• Jumlah Stok Akhir setelah penerimaan - Jumlah akhir stok setelah
penerimaan yaitu jumlah stok awal yang dimiliki ditambah jumlah
stok diterima
Stok Keluar
• Tanggal Keluar - Tanggal penerimaan stok yang dikeluarkan
• Sumber/Asal Barang - Asal barang yang dikeluarkan
• Jumlah keluar - Jumlah barang yang keluar
• Lot No Barang Keluar - Nomor lot barang atau no batch
barang yang keluar
• Tanggal Kadaluwarsa - Tanggal Kadaluwarsa barang yang
dikeluarkan
• Dikeluarkan oleh -nama orang yang mengeluarkan barang
• Jumlah Stok Akhir setelah pengeluaran- Jumlah akhir stok
setelah pengeluaran yaitu jumlah stok akhir penerimaan
sebagai stok awal dikurangi jumlah stok keluar
Penerimaan Reagen
Langkah-Langkah:

• Melakukan Pemeriksaan visual


- Pemeriksaan produk dan kemasan secara visual untuk identifikasi:
- Keutuhan kemasan dan produk
- Cacat produksi
- Pelabelan

• Melakukan perhitungan fisik dan pencatatan pada kartu stok (lebih akurat
bila dikerjakan oleh tim minimal 2 orang):
- Barang sejenis dikelompokkan untuk memudahkan perhitungan
- Pisahkan produk yang akan segera kadaluwarsa , beri tanda pada
kemasan , masukkan pada Papan Pemantau Kadaluwarsa
- Pencatatan reagen Rapid Tes HIV dilakukan dalam unit satuan
terkecil (tes)

Perhitungan fisik dianggap selesai bila hasil sudah dicatat pada : Buku
Logistik/ Register, Lap bulanan dan Kartu Stok masing-masing Produk.
Penyimpanan stok reagen dan bahan habis
pakai
• Setelah diterima segera dicatat dan disimpan sesuai suhu
yang tertera pada kemasan reagensia.
• Simpan reagensia secara FEFO (First Expired First Out)
• Catat suhu refrigerator setiap hari untuk menjaga kestabilan
suhu. (Form PENCATATAN SUHU REFRIGERATOR)
• Biarkan reagen selama ± 30 menit pada suhu kamar sebelum
digunakan dan segera kembalikan ke refrigerator setelah
digunakan.
• Gunakan reagensia yang masa kadaluarsanya terpendek
dahulu.
• Jangan gunakan reagensia yang sudah kadaluarsa.
PERENCANAAN KEBUTUHAN REAGEN CD4
DAN VIRAL LOAD
Teknologi Mesin CD4

Open system

Closed system

CD4 tipe 2 / mobile


Spesifikasi Reagen CD4
• Spesifikasi reagen CD4 tergantung spesifikasi mesin CD4 . Teknologi yang umum
menggunakan teknologi flowcytometri.
• Dalam penentuan teknologi sistem lab harus mempertimbangkan :
– Kondisi pendukung : instrumentasi, power supply.
– Fasilitas pendinginan reagen, ketahanan terhadap panas dan
kelembaban.
– Parameter yang diukur-CD4 mutlak, CD4%.
– Kemudahan penggunaan, pelatihan yang perlu, tingkat
otomatisasi.
– Biaya.
– Kompatibilitas dengan penilaian kualitas(EQA) program dan
ketersediaan mutu eksternal.
– (QC) reagen kontrol.
– Kompatibilitas dengan spesimen stabil
Viral Load
Panduan Pemeriksaan atau Pengobatan
• Tes viral load direkomendasikan setidaknya 1 tahun sekali untuk ODHA dengan ART.
• Beberapa metode yang bisa digunakan :

– Metode Real Time HIV-1 RNA


– Metode PCR (Polymerase Chain Reaction)- Paling
banyak digunakan di Indonesia
– Metode bDNA (branched DNA)
– Metode NASBA (nucleic acid sequence-based
amplification)
• Spesifikasi Tes Viral Load
Sama seperti CD4, sangat dipengaruhi oleh tipe mesin viral load yang digunakan.
Penyediaan reagen Viral load disesuaikan dengan mesin VL di fasyankes di daerah
tersebut.
Panduan Umum
Perencanaan Reagen CD4 dan Viral Load

• Estimasi kebutuhan perencanaan yang dibuat harus dapat memenuhi


00 kebutuhan sampai pengadaan tahun berikutnya

• Idealnya pemeriksaan CD4 dan viral Load dilakukan untuk ODHA yang
eligible ART.
• Metode perhitungan menggunakan metode morbiditas mengacu
00 pada jumlah ODHA on ART (pertimbangan sumberdaya dan dana)
• Mempertimbangkan ketersediaan dan distribusi teknologi Mesin CD4
dan Mesin Viral Load yang dimiliki

00 • Direkomendasikan pemeriksaan CD4 dilakukan satu tahun 2 kali


sedangkan pemeriksaan Viral Load dilakukan 1 tahun 1 kali
Proses Perhitungan Kebutuhan CD4 dan Viral Load
1 2 3 4
Menghitung Target
Menghitung Menghitung
Jumlah Menghitung
Jumlah Populasi Estimasi ODHA on
Pemeriksaan CD4 kebutuhan
HIV Positip ART
dan VL

8 7 6 5
Menghitung Total Menghitung Buffer Menghitung Menghitung
Kebutuhan Stok Coverage Stok AMRQ

9 10
Menghitung Qty to Alokasi Biaya Pusat
be Order dan Daerah
PERHITUNGAN KEBUTUHAN REAGEN CD4 DAN VL (1)
1. Menghitung jumlah populasi HIV Positip.
Jumlah Total Populasi x Prevalensi HIV Positip.
Jumlah Populasi = 4.000.000
Prevalensi HIV Positip = 0.20%
Maka Estimasi Jumlah populasi HIV positip = (4.000.000 x 0.20%) = 8.000

2. Estimasi jumlah ODHA yang menggunakan ART. Perhitungannya diperoleh


dari jumlah populasi HIV dikali prosentase estimasi ODHA yang eligible ART.
Contoh :
Jumlah populasi HIV Positip = 8.000
Prosentase ODHA yang eligible ART = 55%
Maka Estimasi jumlah ODHA yang eligible ART = (8.000 x 55%) = 4.400
PERHITUNGAN KEBUTUHAN REAGEN CD4 DAN VL (2)

3. Estimasi ODHA dengan ART berdasarkan trend kenaikan bulanan .


Perhitungannya diperoleh dari jumlah ODHA on ART yang dilaporkan dikali
trend rata-rata kenaikan pasien per bulan pangkat n periode kuantifikasi.
Contoh :
Jumlah ODHA dengan ART yang dilaporkan di bulan juni 2013= 2.000
orang
Trend rata-rata kenaikan pasien per bulan = 1.2%
N periode kuantifikasi dari Bulan Juni 2013 s/d Des 2014= 18
Maka Estimasi ODHA dengan ART berdasarkan trend kenaikan
bulanan adalah = (2.000 x1.012 ^18)= 2.480 orang.
PERHITUNGAN KEBUTUHAN REAGEN CD4 DAN VIRAL
LOAD (3)

Target Jumlah pemeriksaan tes CD4 dan pemeriksaan tes viral load.
Perhitungannya diperoleh dari Estimasi ODHA dengan ART berdasarkan trend
kenaikan bulanan dikali jumlah pemeriksaan dalam satu tahun.

Contoh :
Target Jumlah pemeriksaan tes CD4 (1 tahun 2 kali) = (2.480 x 2) = 4.960
Target Jumlah pemeriksaan tes Viral Load (1 tahun 1 kali) = (2.480x 1) = 2.480
PERHITUNGAN KEBUTUHAN REAGEN CD4 DAN VIRAL LOAD (4)

4. Kebutuhan dasar untuk masing-masing reagen CD4 dan Viral load: target
jumlah pemeriksaan tes CD4 dan tes viral load dikali prosentase distribusi
masing-masing mesin CD4 atau viral load. Contoh : Prosentase distribusi
mesin CD4 Open closed sistem, closed sistem dan CD4 tipe 2 adalah 20%,
40%, dan 40%. Prosentase distribusi mesin viral load Abott dan Roche
adalah masing-masing 50%. Maka kebutuhan dasar reagen CD4 dan Viral
Load :
Reagen CD4 Open Sistem = 4.960 x20% = 992 tes
Reagen CD4 Closed Sistem = 4.960 x40% = 1.984 tes
Reagen CD4 Tipe 2 = 4.960 x 40% = 1.984 tes
Reagen Viral Load Abott = 2.480 x 50% = 1.240 tes
Reagen Viral Load Roche = 2.480 x 50% = 1.240 tes
PERHITUNGAN KEBUTUHAN REAGEN CD4 DAN
VIRAL LOAD (5)

5. Konsep perhitungan untuk


A. Kebutuhan dasar + alokasi prosentase untuk
wastages/kehilangan/kerusakan/QC
B. Average Monthly Quantity Required (AMQR)
C. Coverage Period
D. Coverage Stock
E. Buffer Period
F. Buffer Stock
G. Total Kebutuhan
H. Estimasi stok on hand akhir periode.
I. Quantity on order
J. Estimasi quantity to be expired
PERHITUNGAN KEBUTUHAN REAGEN CD4 DAN VIRAL LOAD (6)

K. Quantity to be order.
L. Unit Price.
M. Total cost.
Adalah sama dengan contoh di metode perhitungan kebutuhan reagen
rapid tes HIV.

6. Konsep perhitungan untuk alokasi jumlah pengadaan dan pembiayaan


adalah sama dengan perhitungan kebutuhan reagen rapid tes HIV. Alokasi
pembiayan untuk reagen CD4 dan Viral Load untuk pemerintah daerah 55%
dan pemerintah pusat 45%.
PERENCANAAN KEBUTUHAN REAGEN SIFILIS
TARGET PEMERIKSAAN SIFILIS
WPS
Kelompok WARIA
RISTI LSL
LBT
IDU

Pasien Target
Gejala IMS
Selain Pemeriksaan HIV Positip
Sifilis Sifilis

Ibu
Hamil
REAGEN SIFILIS

RPR
Reagen

TP Rapid
Panduan Umum Perencanaan Reagen Sifilis

• Estimasi kebutuhan perencanaan yang dibuat harus dapat memenuhi


kebutuhan sampai pengadaan tahun berikutnya
00

• Metode perhitungan menggunakan metode morbiditas. Idealnya


target jumlah pemeriksaan tes sifilis dilakukan untuk seluruh wanita
00 hamil, populasi orang HIV positip dan kelompok RISTI.

• Pemeriksaan dilakukan secara serial dimulai dengan RPR, jika positip


00 maka dilanjutkan dengan TP Rapid.

• Kebutuhan reagen RPR = (jumlah pemeriksaan sypilis+ (7 x jumlah


pemeriksaan sypilis x prevalensi sypilis)). Kebutuhan tersebut
mempertimbangkan untuk titer
Proses Perhitungan Kebutuhan Reagen Sifilis

1 2 3 4 5
Menghitung
Menghitung
Kebutuhan Kebutuhan Menghitung
Target
dasar dasar + Menghitung Coverage
Jumlah
masing- Prosentase AMRQ Stok
Pemeriksaan
masing Allowance
Sifilis
reagen
Proses Perhitungan Kebutuhan Reagen Sifilis (Cont)

6 7 8 9
Menghitun
Menghitun Menghitun Menghitun
g Alokasi
g Buffer g Total g Qty to be
Biaya Pusat
Stok Kebutuhan Order
dan Daerah
Perhitungan Kebutuhan Reagen Sifilis (1)
1. Target jumlah pemeriksaan sypilis: target jumlah ibu hamil yang dites sypilis +
target jumlah populasi orang HIV positip yang dites sypilis + target jumlah
kelompok RISTI yang dites sypilis.
Contoh
• Target jumlah ibu hamil yang dites sypilis = 100% x estimasi jumlah ibu hamil=
100% x 85.000= 85.000
• Target jumlah populasi HIV positip yang dites sypilis= 100% x estimasi jumlah
HIV positip=100% x 8.000 = 8.000
• Target kelompok RISTI yang dites sypilis = 100% x data kelompok RISTI = 100% x
22.000= 22.000
• Maka Target jumlah pemeriksaan sypilis = (85.000+ 8.000 + 22.000) = 115.000
Perhitungan Kebutuhan Reagen Sifilis (2)

2. Kebutuhan dasar untuk masing-masing reagen sypilis (RPR dan Reagen Rapid Syplis).
Perhitungannya RPR = (jumlah pemeriksaan sypilis+ (7 x jumlah pemeriksaan sypilis x
prevalensi sypilis)
Misal :
• Prevalensi sifilis di Ibu Hamil 0.25%,
• Prevalensi sifilis di populasi HIV Positip 45% dan
• Prevalensi sifilis di kelompok RISTI (WPS 30%,Waria 40%, IDU 20%, LSL 25%, LBT 35%,
Prisioner 15%),
maka kebutuhan RPR dan TP Rapid adalah sebagai berikut :
RPR = 115.000 + (7 x 85.000 x 0.25%) + (7 x 8.000 x 45%) + (7 x 7.000 x 30%) + (7 x 5000 x
40%) + (7x 4000 x 20%)+(7 x 3000 x 25%) + (7 x 2000 x 35%) + (7x 1000 x 15%) = 187.188
reagen

TP Rapid = (85000 x 0.25%) + (8000 x 45%) + (7000 x 30%) + (5000 x 40%) + (7x 4000 x 20%)
+(7 x 3000 x 25%) + (7 x 2000 x 35%) + (7x 1000 x 15%) = 10.313 reagen
Perhitungan Kebutuhan Reagen Sifilis (3)
3. Konsep perhitungan untuk
A. Kebutuhan dasar + alokasi prosentase untuk wastages/ kehilangan/
kerusakan/QC
B. Average Monthly Quantity Required (AMQR).
C. Coverage Period.
D. Coverage Stock.
E. Buffer Period.
F. Buffer Stock.
G. Total Kebutuhan.
H. Estimasi stok on hand akhir periode.
I. Quantity on order.
J. Estimasi quantity to be expired.
Perhitungan Kebutuhan Reagen Sifilis (4)

K. Quantity to be order.
L. Unit Price.
M. Total cost.
Adalah sama dengan contoh di metode perhitungan kebutuhan reagen rapid tes HIV.

4. Konsep perhitungan untuk ALOKASI JUMLAH PENGADAAN DAN PEMBIAYAAN adalah


sama dengan contoh perhitungan kebutuhan reagen rapid tes HIV. Alokasi pembiayaan
daerah dan pusat masing-masing 50%.
PB 4. Pengelolaan Bahan Habis Pakai
Daftar Perlengkapan dan Bahan Habis Pakai
(1)

1. Sarung tangan
2. Tisu alkohol
3. Kasa Lipat atau Kasa Bulat
4. Jarum Vacuntainer Berindikatot (Flash Back)
5. Tabung Vacuntainer
6. Holder Pronto
7. Pipet
8. Pencatat Waktu
Daftar Perlengkapan dan Bahan Habis Pakai
(2)

9. SOP dan Lembar Pengisian


10.Spidol dan Pena
11.Pembuangan Sampah Benda-Benda Tajam
12.Pembuangan Sampah Terkontaminasi
13.Larutan Pemutih 10 % dan Wadah
TERIMA KASIH
Kontak
Subdit HIV AIDS&PIMS, Direktorat P2PML, Ditjen P2P
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
• Jl. Percetakan Negara no. 29 Jakarta 10560
• Telp. 021-42803901, Fax. 021-42880231
• subditaids.p2pl@gmail.com

Hariadi Wisnu Wardana


0811210657
wisnu151@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai