Anda di halaman 1dari 18

DEODORANT DARI MINYAK ATSIRI NILAM

Oleh : Jumiyati, Kevin, Lea


Tujuan
1. Membuat formulasi deodorant lotion dari
minyak atsiri nilam (Pogostemon cablin Benth)
menggunakan asam stearat dengan variasi
konsentrasi 1%, 3%, dan 5%
2. Melakukan uji evaluasi fisik sediaan yang meliputi
uji organoleptik, uji homogenitas, uji pH, dan uji
iritasi
PENDAHULUAN
Deodorant merupakan produk yang digunakan untuk mengatasi
bau badan yang disebabkan oleh keringat yang bercampur dengan
bakteri .Bakteri penyebab bau badan yaitu Staphylococcus aureus
yang membuat bau tidak sedap timbul.

Nilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan salah satu jenis


tanaman penghasil minyak atsiri. Dipasar perdagangan
internasional, nilam diperdagangkan dalam bentuk minyak dan
dikenal dengan nama Patchouli oil.
Umumnya, kandungan minyak atsiri pada bagian akar, batang dan
ranting tanaman nilam lebih kecil (0,4-0,5%) dibandingkan
kandungan minyak atsiri pada bagian daun (2,5-5,0%)

Minyak atsiri nilam mengandung senyawa-senyawa alpha pinen,


beta pinen, patchouli alcohol, limonene, kampen, alphaelemen,
kariofilen, alpha dan beta patchoulen, gualen, allo-aromadendren,
dan gurjunen.
Metode Penelitian
—Alat dan Bahan—
• Alat
Batang pengaduk, botol semprot, cawan porselin, cawan
krus, gegep kayu, gelas kimia, gelas ukur, kaca arloji, mortir,
pipet ukur, pipet tetes, sendok tanduk, stamper, sudip,
termometer dan timbangan digital.
• Bahan
Aquadest, asam stearat, cetyl alkohol, gliserin, metil paraben,
propil paraben, minyak atsiri nilam, kertas pH universal, α
tokoferol, dan TEA.
Metode
Preparasi Sampel (Ervianingsih, 2019)

Didalam labu Dipanaskan dengan


Ditimbang tanaman
ditambahkan akuades pemanas listrik
nilam kering yang telah
sampai sampel kemudian dicatat
dirajang sebanyak 50
terendam dan volume minyak atsiri
gram
ditambahkan batu didih nilam

Minyak yang telah


diperoleh dipisahkan Dihitung rendemen
dari air, dimasukkan ke minyak atsiri nilam
dalam botol kaca
Pembuatan Sampel Formula
Formula A
Ditimbang minyak nilam 2,5
g, asam stearat 0,25 g, α- Dipanaskan fase air Dituangkan fase air
tocoferol 0,0125 g, cetyl dan fase minyak dan fase minyak
alkohol 0,75 g, TEA 0,75 g,
metil paraben 0,025 g, propil pada wadah terpisah secara bersamaan
paraben 0,025 g, gliserin diatas hot plate pada dalam lumpang lalu
1,25 g, dan aquadest 19, 44 suhu 700C gerus secara cepat
mL

Ditambahkan α- Ditambahkan aquadest


Dimasukkan ke sedikit demi sedikit digerus
tocoferol sebanyak 3
dalam wadah yang tetes sambil digerus
kembali hingga bahan
sesuai tercampur secara
hingga homogen keseluruhan
Formula B

Ditimbang minyak nilam 2,5


g, asam stearat 0,75 g, α- Dipanaskan fase air Dituangkan fase air
tocoferol 0,0125 g, cetyl dan fase minyak dan fase minyak
alkohol 0,75 g, TEA 0,75 g,
metil paraben 0,025 g, propil pada wadah terpisah secara bersamaan
paraben 0,025 g, gliserin diatas hot plate pada dalam lumpang lalu
1,25 g, dan aquadest 18, 69 suhu 700C gerus secara cepat
mL

Ditambahkan α- Ditambahkan aquadest


Dimasukkan ke sedikit demi sedikit digerus
tocoferol sebanyak 3
dalam wadah yang tetes sambil digerus
kembali hingga bahan
sesuai tercampur secara
hingga homogen keseluruhan
Formula C

Ditimbang minyak nilam 2,5


g, asam stearat 1,25 g, α- Dipanaskan fase air Dituangkan fase air
tocoferol 0,0125 g, cetyl dan fase minyak dan fase minyak
alcohol 0,75 g, TEA 0,75 g,
metil paraben 0,025 g, propil pada wadah terpisah secara bersamaan
paraben 0,025 g, gliserin diatas hot plate pada dalam lumpang lalu
1,25 g, dan aquadest 18,44 suhu 700C gerus secara cepat
mL

Ditambahkan α- Ditambahkan aquadest


Dimasukkan ke sedikit demi sedikit digerus
tocoferol sebanyak 3
dalam wadah yang tetes sambil digerus
kembali hingga bahan
sesuai tercampur secara
hingga homogen keseluruhan
Uji Organoleptik Uji pH
Ditimbang sampel deodorant
lotion sebanyak 1 gram
dimasukkan ke dalam gelas
Disiapkan sampel dari kimia dan dilarutkan dengan
masing-masing
akuades
formula deodorant
lotion dari minyak atsiri
nilam yang terdiri dari
tiga variasi konsentrasi
Dimasukkan pH kertas ke
dalam gelas kimia yang berisi
sampel uji
Diamati tekstur, bau,
dan perubahan warna
dari masingmasing
formula deodorant
lotion, lalu dicatat Diamati angka yang terjadi
perubahannya pada pH kertas lalu bandingkan
dengan peta warna yang
tersedia
Uji Homogenitas Uji Iritasi
Dilakukan uji iritasi
Diambil sediaan deodorant
lotion dalam masing-masing
dengan
formula dan diletakkan diatas mengpoleskan
kaca arloji sediaan uji pada kulit
normal manusia
untuk mengetahui
Diamati sediaan deodorant apakah sediaan
lotion apakah terdapat partikel-
partikel kasar atau
tersebut dapat
ketidakhomogenan dengan menimbulkan
cara diraba, lalu dicatat iritasi/kepekaan kulit
hasilnya
atau tidak
Hasil Hasil pengamatan
tekstur sediaan,
didapatkan hasil bahwa
sediaan deodorant lotion
pada formula A dengan
konsentrasi 1% memiliki
tekstur yang berbeda
dengan formula B dan C
dengan konsentrasi 3%
dan 5%. formula A
dengan konsentrasi 1%
memiliki tekstur agak
encer dibandingkan
dengan formula B dan C
dengan konsentrasi 3%
dan 5% yang memiliki
tekstur semi padat.
Berdasarkan hasil pemeriksaan homogenitas sediaan deodorant
lotion pada konsentrasi 1%, 3%, dan 5% yang dilakukan dari minggu
pertama hingga minggu keempat menunjukkan bahwa seluruh
sediaan deodorant lotion yang dibuat tidak memperlihatkan adanya
partikel-partikel kasar pada permukaan kaca arloji yang menunjukkan
sediaan yang dihasilkan pada penelitian ini terdispersi dengan baik
dan membentuk massa lotion yang baik.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan nilai pH pada
formula A, B dan C memiliki nilai pH yang normal yaitu 6 hal
ini menunjukkan nilai pH yang masih memenuhi standar,
sehingga formula yang dihasilkan memiliki pH yang stabil
terhadap kulit.
Hasil pengujian
menyatakan bahwa
sediaan formula A, B, dan
C dengan konsentrasi 1%,
3%, dan 5% tidak
mengiritasi yang ditandai
dengan tidak adanya
edema dan eritema pada
kulit panelis. Eritema yaitu
warna merah pada kulit
yang disebabkan oleh
pembesaran pembuluh
darah, sedangkan edema
yaitu pembengkakan yang
disebabkan oleh
kelebihan cairan dalam
jaringan tubuh.
Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat


diperoleh kesimpulan yaitu minyak atsiri nilam dapat diformulasikan
menjadi sediaan deodorant lotion menggunakan asam stearat
sebagai basis dan Berdasarkan pengujian organoleptik,
homogenitas, pH, dan iritasi pada formulasi deodorant lotion minyak
atsiri nilam menunjukkan bahwa sediaan deodorant lotion memenuhi
syarat evaluasi sediaan fisik dimana konsentrasi yang optimal yaitu
asam stearat dengan konsentrasi 5%.
Referensi

Ervianingsih, A. R. (2019). Formulasi Sediaan Deodorant Lotion


dari Minyak Atsiri Nilam ( Pogostemon cablin Benth ). Jurnal
Fenomena Kesehatan, 02(01), 188–196.
Rusmiati, L., & Nursa’adah, E. (2017). Isolasi dan Penmanfaatan
Minyak Atsiri dari Daun Dewandaru (Eugenia uniflora L.)
Sebagai Deodorant. JTK (Jurnal Tadris Kimiya), 1(1), 14–19.
https://doi.org/10.15575/jta.v1i1.1164
 
THANKS!
Does anyone have any questions?

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,


including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai