Anda di halaman 1dari 15

Bentuk Advokasi

Kebijakan
Achmad Fachriansyah ( 2018120066 )
Rahmawati ( 201920011)
Dinda Larasati ( 2019120021)
Nimas Arum P.s ( 2019120027 )
Kania Febrina (2019120028 )
Rafif Nadhif M ( 2019120033)
Aji Nurmanto ( 2019120038 )
Sheila Puspita Kusumawati ( 2019120045)
2

Advokasi Kebijakan

Advokasi kebijakan merupakan tindakan mempengaruhi atau mendukung sesuatu atau seseorang
yang berkaitan dengan kebijakan publik seperti regulasi dan kebijakan pemerintah. Advokasi kebijakan
merupakan kegiatan strategis yang perlu diperhatikan oleh para peneliti dan akademisi. Advokasi ini
terkait dengan transfer pengetahuan dari satu pihak ke pihak lain khususnya yang mempunyai wewenang
mengambil keputusan.
Keberhasilan advokasi kebijakan untuk mempengaruhi proses pembuatan kebijakan publik sangat
tergantung kepada kualitas aktor atau para aktor yang memainkan peran dalam advokasi kebijakan
tersebut yang meliputi kemampuan intelektual, kemampuan mengkomunikasikan ide dan pemikiran,
kemampuan untuk menjalin relasi politik dan pengorganisasian kekuatan politik serta kemampuan
membangun opini publik.
3

Bentuk-bentuk Kegiatan Advokasi


1. Lobi politik, yaitu bentuk aksi untuk mempengaruhi pejabat publik kelas atas, terutama
para legislator yang memiliki peran untuk menggoalkan program.
2. Debat, yaitu pembahasan masalah/isu melalui pendekatan pro dan kontra.
3. Dialog, hampir sama dengan debat, dialog lebih tepat digunakan sebagai teknik advokasi
dalam menjangkau kelompok.
4. Negosiasi, yaitu teknik advokasi yang menghasilkan kesepakatan.
5. Petisi/resolusi, teknik advokasi dengan membuat pernyataan tertulis yang lebih besar
tekanannya apabila merupakan hasil dari musyawarah/rapat, dengan jumlah peserta yang besar
(kuantitatif dan kualitatif) dan di blow up melalui media massa.
6. Mobilisasi, teknik advokasi yang menggunakan kekuatan massa. misalnya: partai, parade,
unjuk rasa, safari dll.
7.Penggunaan media massa, teknik advokasi yang menggunakan media massa elektronik (tv,
radio, internet, media cetak, koran majalah, tabloid, dll).
Bekerja Dalam Sistem
Kerja advokasi merupakan proses yang dinamis sebab melibatkan seperangkat pelaku,
gagasan, dan agenda yang selalu berubah.

Untuk melakukan kerja advokasi, Sharma (2004: 18-20) menawarkan lima langkah
penting yang harus diperhatikan, yaitu

1. mencari akar permasalahan,


2. merumuskan dan memilih jalan keluar,
3. membangun kesadaran,
4. tindakan kebijakan,
5. dan penilaian.
5

Proses Advokasi Kebijakan


1. Menentukan isu


2. Menentukan target yang ingin dicapai
3. Mengumpulkan Informasi dan penelitian
4. Menentukan Konsistuen
5. Melakukan analisis potensi dan ancaman
6. Bergabung atau membangun koalisi
7. Mengidentifikasi peluang dan hambatan
8. Melaksanakan agenda advokasi dan refleksi
9. Monitoring dan evaluasi
10. Menentukan strategi advokasi
6

Melobi
Mustika Aji (2013: 60) menyimbulkan lobi adalah upaya dari pihak yang
berkepentingan untuk aktif melakukan pendekatan kepada pihak lain agar bisa
memahami pandangan atau keinginan, kemudian menerima dan mendukung apa yang
diharapkan oleh pelaku lobbying.
Secara umum lobi berarti mempengaruhi pihak-pihak yang berwenang membuat
kebijakan publik agar memperhatikan, mendukung dan mengambil tindakan terhadap
sebuah isu yang sedang dibicarakan dalam masyarakat. Cara yang digunakan, biasanya,
menyampaikan informasi tentang padangan, sikap dan tuntutan kepada pihak yang
berwenang mengenai isu yang dipersoalkan. Karena itu, pihak yang melobi perlu
menguasai keterampilan teknik berkomunikasi.
7

Lima hal berikut ini perlu dipegang teguh dalam melobi :


1. Berikan informasi yang benar dan akurat.
2. Hindari untuk menjanjikan sesuatu.
3. Simak dengan baik apa yang diutarakan oleh pihak yang
diadvokasi.
4. Bina hubungan dengan orang-orang terdekat dengan pihak yang
di advokasi.
5. Sampaikan hal-hal pokok dan penting untuk bahan pertimbangan
dan pengambilan keputusan secara lengkap kepada yang
bersangkutan.
8

Mengatur Pertemuan
Dari segi bahasa, advokasi berasal dari bahasa Inggris yaitu advocacy yang artinya
dukungan, perlindungan, bantuan atau dorongan. Sedangkan to advocate adalah
memberikan support (dukungan), memberikan perlindungan, dan mempromosikan.
Dalam kamus bahasa Indonesia ditemukan istilah advokat dan mempunyai arti
pengacara, atau pejabat hukum yang memberikan pembelaan.
Agenda pertemuan yang tersusun dengan baik adalah alat yang berharga untuk
memastikan bahwa pertemuan mencapai hasil yang diinginkan dalam waktu yang
sudah ditentukan.
Dalam agenda pertemuan, tentu saja berisi garis besar kegiatan yang akan dilakukan,
serta daftar topik khusus yang akan dibahas, harus bertujuan membimbing peserta
melalui pertemuan.
9

Menulis dan Mengirim Policy Paper

Policy paper, yaitu Dokumen tertulis hasil penelitian yang berfokus pada isu kebijakan
spesifik/tertentu yang menyajikan rekomendasi yang jelas kepada pembuat kebijakan.
Policy paper disusun untuk memenuhi kebutuhan pembuat keputusan yang membutuhkan
data lengkap sebagai pertimbangan dalam membuat suatu kebijakan. Pada dasarnya
kegunaan hampir sama dengan policy brief, letak perbedaannya adalah pada format
penulisan yang tidak seringkas policy brief
10

Policy paper dapat memuat berbagai informasi berikut :


a. Fakta
Memuat data dan informasi yang dapat diuji kebenarannya secara objektif dan memiliki sifat
murni dan bebas nilai (value-free).
b. Interpretasi
Merupakan penafsiran seseorang atas fakta tertentu. Interpretasi mungkin bersifat objektif,
tetapi informasi mengenai sumbernya harus jelas karena mungkin banyak unsur subjektif.
c. Opini
Adalah pendapat atau ekspresi seseorang atas suatu masalah. Opini sifatnya bebas dan
merupakan sarana penting demokratisasi. Tetapi pembuat keputusan harus cermat dalam
menggunakan opini karena sifatnya yang subjektif.
11

▫ Komponen umum yang ada dalam policy paper diantaranya :


A. Judul.


Judul yang efektif dalam policy paper sebaiknya mampu menggambarkan
permasalahan yang diangkat dalam policy paper, sejelas mungkin, seringkas
mungkin, dan menarik bagi pembaca untuk membaca lebih lanjut.
B. Daftar Isi
Daftar isi dimaksudkan untuk membantu pembaca melihat isi dari policy
paper. Sebaiknya daftar isi memuat hal-hal sebagai berikut :1.Daftar isi
sebagai petunjuk, mengarahkan pembaca terhadap keseluruhan isi dari
policy paper. 2. Membantu pembaca untuk melihat bagian dan hal yang
paling menarik bagi mereka.
C. Abstrak/Executive Summary
Berikut merupakan struktur yang biasanya termuat dalam
abstrak/executive summary,diantaranya :1.Tujuan dari policy paper
Tersebut, 2. Pengertian dan gambaran dari permasalahan yang diangkat,
3. Evaluasi dari alternatif kebijakan, 4. Kesimpulan dan rekomendasi
D. Pendahuluan
komponen-komponen sebagai berikut :1. Konteks dari permasalahan
Kebijakan, 2. Pengertian dari masalah kebijakan tersebut, 3. Tujuan dari
pembahasan masalah tersebut, 4. Metodologi dan waktu
penelitian/kajian, 5. Roadmap dari paper tersebut
E. Deskripsi Masalah
1. Harus menggambarkan bahwa masalah yang diangkat memang penting, 2.
Menyajikan masalah dalam konteksnya, 3. Deskripsi masalah harus menjadi
landasan dalam unsur pilihan kebijakan yang terdapat dalam policy paper.
F. Pilihan kebijakan/Policy Options:
1. Pilihan kebijakan dimaksudkan untuk memberikan alternatif kebijakan yang paling
diinginkan di antara pilihan kebijakan yang ada, 2. Elemen yang terdapat dalam policy
options, diantaranya :
- Kerangka analisis , -Evaluasi dari alternatif kebijakan
G. Kesimpulan dan Rekomendasi:
Merupakan kesimpulan dari isi policy paper, biasanya dibagian ini dijelaskan juga
keterbatasan kebijakan yang diusulkan dan berisi langkah-langkah yang harus diambil
setelah kebijakan tersebut diimplementasikan.
H. Lampiran/Appendices
I. Bibliography
J. Catatan Akhir/Endnotes
14

Menyusun Policy Paper


Hal pertama yang dilakukan adalah mendeskripsikan masalahnya terlebih dahulu. Dalam
mendeskripsikan masalah ada beberapa gambaran yang harus diketahui diantaranya :
1. Deskripsi masalah meliputi pembahasan berbagai perspektif masalah, aktor, kondisi,
penyebab, kendala, konflik, kepentingan dan nilai-nilai, peran dan tanggung jawab, hasil serta
dampak;
2. Dalam deskripsi masalah, perlu meyakinkan pembaca bahwa masalah yang dibahas
membutuhkan tindakan pemerintah;
3. Deskripsi masalah harus fokus dalam menguraikan dalamnya masalah bukan menguraikan
masalah secara umum;
4. Dalam deskripsi masalah perlu dibangun kerangka kerja terkait pilihan kebijakan yang akan
diikuti secara menyeluruh.
15

Kesimpulan

Dari kacamata akademis advokasi adalah sebuah alat. Ia berguna


buat mengubah kebijakan publik, sebagai gambaran dalam tradisi
penelitian kebijakan publik paling tidak ada dua tipe penelitian yang
menggunakan kata advokasi, yakni advokasi proses dan advokasi
kebijakan. Karena itu advokasi akan tetap menjadi kajian ilmu-ilmu
sosial, termasuk juga kebijakan publik.

Anda mungkin juga menyukai