Anda di halaman 1dari 48

◦ SOSIALISASI KEGIATAN BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH DAN

KEGIATAN KESEHATAN DI SEKOLAH

PUSKESMAS KELURAHAN BIDARA CINA


1
KEGIATAN KESEHATAN DI SEKOLAH
- Penyuluhan
- Skring Kesehatan
- Skrining Kesehatan Gigi
- Imunisasi
- Pemberian obat cacing
- Pemberian Tablet Tambah Darah untuk remaja putri
- Skrining PTM (Penyakit Tidak Menular) bagi siswa siswi SMP
RENCANA JADWAL KEGIATAN
NO TANGGAL HARI LOKASI

1 12 September 2022 Senin SDN 01 BIDARA CINA

2 19 September 2022 Senin SD Vincentius

3 20 September 2022 Selasa SD Vincentius

4 21 September 2022 Rabu SD Khrisna

5 22 September 2022 Kamis MI Anahdlatul

6 23 September 2022 Jumat MI Al Ihsaniyyah

7 26 September 2022 Senin SMP Vincentius

8 27 September 2022 Selasa SMP Vincentius


SKRINING KESEHATAN PTM
>Pemeriksaan kesehatan usia 15-59 tahun (dilakukan hanya1 tahun sekali)
>Meliputi pengukuran : tekanan darah, berat badan, tinggi badan, lingkar perut, GDS

Riwayat Penyakit
Tidak menular pada Konsumsi sayur dan
Merokok Aktivitas Fisik Konsumsi alkohol Obesitas
diri sendiri dan buah 5 porsi/hari
keluarga
• - 150 menit/
- Penyakit Kencing minggu
Manis
- Penyakit Darah
Tinggi
- Penyakit Jantung
- Peyakit Stroke
- Penyakit Kanker
- Kolesterol Tinggi
SKRING KESEHATAN GIGI
PEMBERIAN OBAT CACING
KEBIJAKAN PROGRAM
IMUNISASI DALAM BULAN
IMUNISASI ANAK
SEKOLAH (BIAS)

Plt. Direktur Pengelolaan


Imunisasi Kementerian
Kesehatan
2022
Poster BIAS untuk Anak
Sekolah
LANDASAN HUKUM
UUD 1945
Pasal 28B ayat 2: Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh & berkembang serta berhak atas perlindungan dari
kekerasan & diskriminasi.
Pasal 28 H ayat 1:Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir & batin, bertempat tinggal & mendapatkan lingkungan hidup
yang baik, sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan

UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 UU Perlindungan Anak No.35 Tahun 2014


Setiap anak berhak memperoleh imunisasi dasar “Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk
sesuai dg ketentuan utk mencegah terjadinya menjamin dan melindungi Anak dan hak - haknya agar
penyakit yg dapat dihindari melalui imunisasi dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi
Pemerintah wajib memberikan imunisasi lengkap secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat
kepada setiap bayi dan anak kemanusiaan

UU Pemerintahan Daerah No. 23 Tahun 2014


“Pemerintah Daerah harus memperioritaskan Urusan Pemerintahan Wajib
yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar dengan berpedoman pada Standar
Pelayanan Minimal yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat”

Hukum Pemberian Imunisasi di Indonesia :


WAJIB
Dasar Pelaksanaan BIAS
Peraturan Bersama antara Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri
Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri
Dalam Negeri No. 6/X/PB/2014, No. 73
tahun 2014, No. 41 tahun 2014 dan No.
81 tahun 2014 tentang Pembinaan Usaha
Kesehatan Sekolah/Madrasah

Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang dimaksud


dalam Trias UKS/M adalah ‘Layanan Imunisasi”

Dicanangkan oleh 4
Menteri (Menteri
Kesehatan, Menteri
Pendidikan, Menteri
Dalam Negeri dan
Menteri Agama
pada tahun 1997
Dukungan Kemendikbudristek dalam Pelaksanaan
Akselerasi BIAS

Direktorat Sekolah Dasar


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi
DASAR HUKUM
SKB 4 Menteri tentang Pembinaan dan Pengembangan
Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah
Pelaksanaan pelayanan kesehatan antara lain meliputi:
Trias UKS/M meliputi :
a. pendidikan kesehatan;
b. pelayanan kesehatan; dan
c. pembinaan lingkungan sekolah sehat.
a. stimulasi deteksi dan intervensi dini tumbuh kembang (SDIDTK);
b. penjaringan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan berkala;
c. pemeriksaan dan perawatan gigi dan mulut;
d. pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS);
e. pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)/pertolongan pertama pada
◦ penyakit (P3P);

f. pemberian imunisasi;
g. tes kebugaran jasmani;
h. pemberantasan sarang nyamuk (PSN);
i. pemberian tablet tambah darah;
j. pemberian obat cacing;
k. pemanfaatan halaman sekolah sebagai taman obat keluarga (TOGA)/apotek hidup;
l. penyuluhan kesehatan dan konseling: melalui pembinaan dan
pengawasan kantin sehat;
n. informasi gizi;
BENTUK Menggerakkan satuan
DUKUNGAN pendidikan untuk berperan

02
serta melakukan sosialisasi
dan edukasi kepada warga

01 Koordinasi dengan Dinas


Pendidikan, Pengawas,
Dinas Kesehatan melalui
sekolah dan masyarakat
dengan mengoptimalkan
-peran UKS
Webinar-webinar
Bimtek UKS
- Podcast dengan mengundang
Sosialisasi dengan Kemenkes dan dokter anak

03 04
memanfaatkan media sosial - Ngobrol Pintar bareng
a.l. mengunggah Poster2
Sahabat
BIAS di media sosial SD (Ortu, Kepsek)
Direktorat Sekolah Dasar - Poster Imunisasi di media
sosial
- Integrasi data imunisasi ke
dalam dapodik
KEPADA KEPALA
DAERAH
• Kemendagri telah bersurat kepada
seluruh kepala daerah Nomor
440/2882/Bangda hal
Pelaksanaan Bulan Imunisasi
Anak Nasional Tahun 2022
tanggal 25 April 2022

Ditjen Bina Ditjen Bina


bina_bangda Ditjen Bina Pembangunan Daerah Pembangunan Pembangunan
Daerah Daerah
Dukungan dan Peran Kementerian Agama
Dalam Pelaksanaan BIAS di Madrasah

Dr. Zulkifli, S.Ag.,M.Si


Analis Kebijakan Ahli Muda Kurikulum dan Evaluasi
Direktorat KSKK Madrasah Ditjen Pendidikan Islam

1
5
Koordinasi PUSKESMAS dan TP UKS/M Kecamatan
• Menyelenggarakan pelayanan kesehatan melalui keterpaduan
berbagai kegiatan pokok, termasuk penyelenggaraan berbagai
intervensi untuk mengatasi berbagai masalah Kesehatan di
madrasah
• Melaksanakan pembinaan program UKS/Madrasah mencakup
sinkronisasi, termasuk mengatur pelayanan integrasi dan
pelayanan integrasi dan pendelegasian wewenang dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan di sekolah/Madrasah.
Tingkat MI prioritas
• kelas I: merupakan fase penyesuaian dalam lingkungan
Madrasah yg baru dan lepas dari pengawasan orang tua,
kemungkinan kontak dg berbagai penyebab penyakit lebih
besar, saat yang baik untuk diimunisasi ulangan.
• Kelas III : mengevaluasi hasil pelaksanaan UKS/M di kelas I
dan langkah-langkah selanjutnya yang akan dilakukan
dalam program pembinaan UKS.
• Kelas VI mempersiapkan kesehatan peserta didik ke jenjang
pendidikan selanjutnya, memerlukan pemeliharaan dan
pemeriksaan kesehatan yang cukup.
Pelayanan Kesehatan Puskesmas di MI
• Siswa MI telah mendapatkan imunisasi
ulangan
• Penjaringan kesehatan peserta didik
kelas I
• Pemeriksaan kesehatan periodik Imunisasi
ulangan kelas I
TP UKS/M Provinsi dan Kab/Kota membentuk Kelompok
Kerja

• Pokja yang bertugas untuk merencanakan, mengelola, dan


memantau seluruh kegiatan Imunisasi MR
• Pokja ini beranggotakan perwakilan dari lintas program dan
lintas sektor terkait serta organisasi profesi dan organisasi
masyarakat
• Pokja ini dapat dibentuk dari Pokja terkait imunisasi yang
sudah ada sebelumnya dengan memperluas tugas-tugas sesuai
dengan tujuan kampanye imunisasi MR
TARGET IMUNISASI
GLOBAL

1. Mempertahankan INDONESIA BEBAS POLIO

2. Mempertahankan pencapaian ELIMINASI TETANUS MATERNAL DAN


NEONATAL (MNTE)

3. Mencapai ELIMINASI CAMPAK DAN PENGENDALIAN RUBELA/CRS


Permenkes No. 12 Tahun 2017
Tentang Penyelenggaraan Imunisasi
Imunisasi Rutin Imunisasi Tambahan Imunisasi Khusus
1. Imunisasi Penetapan pemberian Melindungi seseorang dan
imunisasi tambahan masyarakat terhadap penyakit
Dasar berdasarkan kajian tertentu pada situasi tertentu :
2. Imunisasi epidemiologis oleh Menteri, meningitis meningokokus,
Kadinkes provinsi, atau yellow fever, rabies, dan
Lanjutan Kadinkes Kab/Kota) poliomyelitis

Imunisasi Lanjutan : Mempertahankan tingkat


- Baduta kekebalan dan untuk
- Anak Usia Sekolah memperpanjang masa
Dasar perlindungan anak yang sudah
mendapatkan Imunisasi dasar
- WUS
PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN
IMUNISASI (PD3I) DALAM PROGRAM BIAS

1. Campak 2. Rubela 3. Difteri 4. Tetanus Neonatorum 5. Kanker Leher Rahim


Campak merupakan Rubela adalah penyakit Difteri adalah penyakit Tetanus merupakan Kanker leher rahim
yang diakibatkan oleh infeksi akut yang merupakan keganasan
penyakit yang sangat yang disebabkan oleh yang terjadi pada leher
menular (infeksius) virus rubela. Menular bakteri Difteri. disebabkan oleh spora
yang disebabkan melalui percikan ludah Pada Penyakit ini dapat bakteri Clostridium rahim disebabkan oleh
oleh Morbillivirus. ibu hamil terutama trimester menyebabkan beberapa tetani. Jika mengenai bayi infeksi persisten Human
pertama dapat menembus komplikasi seperti berusia <28 hari maka Papilloma Virus (HPV)
sawar plasenta dan gagal jantung dan disebut sebagai tetanus type onkogenik .
menginfeksi janin sehingga gangguan ginjal neonatorum. Gejalanya Menempati urutan kedua
menyebabkan abortus, lahir sehingga memiliki berupa spasme otot, kanker pada perempuan di
mati atau cacat berat tingkat kematian yang kejang, kesulitan dalam Indonesia
kongenital (birth defects) tinggi menelan dan bernafas.
yang dikenal sebagai
penyakit Congenital
Rubella Syndrome
(CRS).
Jadwal Imunisasi
Vaksinasi primer dan booster diberikan pada usia yang berbeda-beda sesuai rekomendasi ITAGI
Usia Pemberian

Jenis Imunisasi Bayi dan Baduta (bulan) Anak Usia Sekolah WUS
(15-39
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 18 1 SD 2 SD 5 SD 6 SD th)

Hepatitis B
BCG
DPT-HB-Hib
Polio Tetes (bOPV)
Polio Suntik (IPV)
Campak Rubela
Pneumococcal Conjugate
Vaccine (PCV)

Japannese Encephalitis
Difteri Tetanus (DT)
Tetanus Difteri (Td)
Human Pappiloma Virus (HPV)
Vaccine

Rotavirus

6
KAPAN SEORANG ANAK DIKATAKAN SUDAH
MENDAPAT IMUNISASI LENGKAP
Anak yang tidak diimunisasi lengkap tidak memiliki
Bagaimana apabila seorang kekebalan sempurna terhadap penyakit-penyakit
anak tidak mendapatkan berbahaya sehingga mudah tertular penyakit,
menderita sakit berat, serta menderita cacat bahkan
imunisasi rutin lengkap?? meninggal dunia. Selain itu, mereka juga dapat
menjadi sumber penularan penyakit bagi orang lain.

KLB
Akumulasi anak yang tidak
mendapat imunisasi rutin lengkap
PD3I mengakibatkan tidak akan
terbentuk Kekebalan Kelompok
atau Herd Immunity
Bulan Imunisasi Anak Sekolah
 Bulan Imunisasi Anak sekolah adalah kegiatan secara nasional meliputi
pemberian imunisasi pada anak Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dan yang
sederajat yang dilaksanakan dua kali setahun pada setiap bulan Agustus
untuk imunisasi Campak dan bulan November untuk imunisasi DT dan Td.
S a s a ra n Imunisasi HPV dosis 2 diberikan pada
Tidak J e n i s Va ks in Pemberian peserta didik perempuan kelas 6
Sekolah sekolah SD/MI/bentuk lain yang sederajat
dan anak perempuan usia 12 tahun
Usia 7 C a mp a k Rubela, 1 kali yang tidak sekolah dan telah
Kelas 1 tahun DT 1 kali mendapatkan dosis 1 HPV pada
tahun sebelumnya.
Usia 8
Kelas 2 tahun Td 1 kali
Pada wilayah perluasan,
Usia 11 Td , HPV 1 kali pelaksanaan imunisasi HPV pada
Kelas 5 tahun dosis 1 1 kali tahun pertama hanya diberikan
untuk peserta didik perempuan kelas
Usia 12 5 SD/MI/bentuk lain yang sederajat
Kelas 6 tahun HPV dosis 2 1 kali
dan anak perempuan usia 11 tahun
yang tidak sekolah.
Perluasan Imunisasi
HPV
Kepmenkes RI Nomor HK.01.07/MENKES/6779/2021 tentang
Program Introduksi Imunisasi Human Papilomavirus Vaccine
(HPV) tahun 2022 – 2024.

• DKI Jakarta NASIONAL


• DIY
• Jateng (Sukoharjo, 2023
Karanganyar)
• Jatim (Surabaya, Kediri,
Lamongan) 2022
• Bali (Denpasar, Badung)
• Sulsel (Makassar)
• Sulut (Manado)
Perluasan introduksi bagi anak
perempuan kelas 5 di 112 kako
(Prov Jateng, Jatim, Bali, Sulut,
Gorontalo, Sultra)
2016-2021
PELAKSANAAN BIAS
• Sekolah wajib:
SEKOLAH • Melaporkan data peserta didik yang
akan menjadi sasaran BIAS
• Melakukan advokasi dan sosialisasi
DATA SASARAN BIAS BIAS bagi orangtua
• Memfasilitasi pelaksanaan BIAS
• Penanggung jawab BIAS: guru UKS
PUSKESMAS • Semua peserta didik wajib mendapatkan
imunisasi melalui BIAS
PENYIAPAN LOGISTIK • Puskesmas menjadi pelaksana BIAS bagi
VAKSIN DAN VAKSINATOR DIFASILITASI OLEH SEKOLAH
semua sekolah di wilayah kerjanya

PELAKSANAAN BIAS
Cakupan Imunisasi BIAS Tahun 2017-
2021
KAB/KOTA TERDAMPAK DIFTERI TAHUN 2021; 96 KAB/KOTA DI
23 PROVINSI
Provinsi Kalimantan Barat Provinsi Kalimantan Tengah Provinsi Kalimantan Timur
Provinsi A ce h Provinsi Sulawesi Tenggara
1. Kota Ponti anak 1. Kapuas 1. Kota Balikpapan
1. Kota Ban da A ce h 1. Kota Kendari Provinsi Gorontalo
2. Kota Singkawang 2. Pen ajam Paser Utara
2. A ceh Timur 2. Buton 1. Pohuwato
3. Sintang Provinsi Kalimantan Selatan
3. Bireun
4. Samb a s 1. Kota Baru
4. Kota Lh o ks eu mawe Provinsi Sulawesi Selatan
5. M e m p a w a h 2. Kota Banjar Baru
5. Nagan Raya 1. Kota Makassar
6. M elawi
2. Lu wu Provinsi M alu ku
7. Bengkayang
Provinsi Sumatera Utara 3. Bu lu kumba 1. Maluku Tenggara Barat
8. Kub u Raya
1. Langkat
2. Mandailing Natal Provinsi Papua Barat
3. Kota M e d a n 1. Kota Sorong
2. Raja A m at
Provinsi Sumatera Barat
1. Kota Pariaman Provinsi Papua
2. Solok Provinsi L amp u n g 1. Kota Jayapura
3. Kota Padang 1. La mp u n g Selatan
2. La mp u n g Utara
Provinsi Riau 3. La mp u n g Tengah Provinsi Jawa Barat
1. Kota Pekanbaru 4. La mp u n g Timur 1. Kota Band un g
5. Tulang B awan g 2. Kota Bogor
Provinsi Jambi 3. Bogor Provinsi Jawa Timur : Dift eri konfi rmasi lab
1. Kota Jambi 4. Cianjur Provinsi J awa Tengah 1. Gresik 12. Kota Surabaya : Dift eri klinis
2. M u aro Jambi 5. Majalengka 1. Sragen 2. Sidoarjo 13. Kota M ad iu n
Provinsi DKI Jakarta
6. Bekasi 2. Wo n o s o b o 3. J o mb an g 14. Sam p an g
Provinsi Sumatera Selatan 1. Jakarta Utara Suspek dift eri secara klinis sudah
7. Purwakarta 3. Temanggung 4. Tuban 15. M alan g
1. Kota Palembang 2. Jakarta Barat ter masuk kasus dift eri n a m u n samp el
8. Band ung 4. Kota Semarang 5. Ngawi 16. Nganjuk
2. Em p at Lawang 3. Jakarta Selatan ti dak diperiksa karena kasus meninggal,
4. Jakarta Timu r 9. Kota Bekasi 5. Kudus 6. M agetan 17. Kota Batu
3. M usi Banyuasin 10. Kota De p o k 7. Blitar 18. Kota Blitar atau pasien ti dak m a m p u m e m b u ka
5. Jakarta Pusat mulut karena kesakitan, atau s amp el
11. Band un g Barat 8. Pasuruan 19. Kota Mojokerto
Provinsi Bangka Belitung 12. Indramayu 9. Lum a jan g 20. Bangkalan diambil n a m u n sud ah ti dak adekuat
1. Bangka Provinsi Banten 13. Kota Sukabumi 10. Situbondo 21. Bojonegoro untuk pemeriksaan laboratorium
2. Bangka Tengah 1. Kab Tangerang 14. Karawang 11. Su m e n e p 22. L amo n gan
Source: DIF-3 Monthly Report,
15. Sukabumi 23. Tulungagung P HEOC Data as received at Central on 3 0
Jan 2022
KASUS TETANUS
NEONATORUM
TERDAPAT 11 KASUS TN DENGAN 9 KEMATIAN (CFR 82%) TAHUN 2021
Bayi berisiko tinggi tetanus bila status imunisasi tetanus pada ibu tidak lengkap
Indonesia telah mencapai eliminasi tetanus neonatorum pada tahun 2016, tugas kita adalah
mempertahankannya

2020
4 2021
cases 11
Meningga casesMeningga
l l

5
2 0
9
% 8
2
%
Source:
Surveillance: Monthly TN Report as of 30 Jan : 1 NT case
2022) *Dots are randomly placed within
provinces

17
DUKUNGAN PELAKSANAAN
BIAS
 LS terkait :  Sekolah / Madrasah - Guru :
Memberikan dukungan konkrit untuk pelaksanaan Menginformasikan kepada peserta
kegiatan BIAS sesuai dengan tugas dan fungsinya baik didik, orang tua/wali mengenai
untuk peserta didik maupun anak usia sekolah yang pentingnya imunisasi dan agar seluruh
tidak sekolah peserta didik mendapatkan imunisasi
pada saat pelaksanaan BIAS
Kemendikbud Ristek / Kemenag Kemendagri
 Media :
1. Mengintruksikan kepada 1. Pengalokasian tenaga kesehatan
seluruh jajaran di pusat dan Puskesmas khusus untuk Melakukan penyebarluasan informasi
daerah untuk memberikan imunisasi rutin (1 tim imunisasi
dukungan pelaksanaan BIAS
yang tepat mengenai imunisasi kepada
tiap desa/kelurahan)
2. Menetapkan BIAS sebagai 2. Optimalisasi Posyandu Prima
masyarakat luas, Membantu dalam
indikator UKS/M dan 3. Penyediaan anggaran melakukan upaya advokasi pada
menugaskan Tim Pembina dan operasional melalui APBD pemangku kebijakan agar mendukung
Tim Pelaksana UKS/M untuk atau pembiayaan lain yang pelaksanaan BIAS, Melakukan
membantu secara aktif sah
pelaksanaan BIAS
penyebarluasan informasi yang tepat
4. Memastikan kegiatan BIAS
3. Mewajibkan seluruh peserta dapat dilaksanakan dengan mengenai kegiatan BIAS kepada
didik diberikan imunisasi baik. masyarakat luas memanfaatkan
sesuai dengan jadwal yang 5. Peningkatan peran PKK dan seluruh saluran komunikasi yang
ditetapkan. kader kesehatan dalam tersedia.
penggerakan masyarakat.
Ayo Lengkapi IMUNISASI ANAK SEKOLAH
Adik, Anak, Cucu, MURID kita,
Untuk Mencegah Sakit Berat, Cacat atau
Meninggal

Soedjatmiko
Anggota ITAGI dan Satgas Imunisasi IDAI
Eyang MIKO, SOEDJATMIKO, AGUSTUS 2022
Eyang MIKO, SOEDJATMIKO, AGUSTUS 2022
Distribusi Kasus DIFTERI per Kelompok Umur
2019

1–4 2 3
thn 1–4
19 – 40 thn
19 – 40
thn
thn 5–9
thn 15-18
thn
5–9
10 – 14
thn
thn
4 1

Eyang MIKO, SOEDJATMIKO, AGUSTUS 2022


Eyang MIKO, SOEDJATMIKO, AGUSTUS 2022
Eyang MIKO, SOEDJATMIKO, AGUSTUS 2022
Kasus Tetanus Neonatorum
Indonesia, 2021 - 2022
Kalimantan Barat Kalimatan Utara 2021
11 cases
- Kota Pontianak (1 kasus)- Kota Tarakan (2 kasus) Sulawesi Barat
- Majene (1 kasus)
9
Jambi
- Merangin (1 kasus)

Sumatera Selatan
- Musi Banyuasin (1 kasus)
- Ogan Komering Ilir (1 kasus)
- Ogan Komering Ulu Timur (1 kasus)
Jawa Timur Sulawesi Selatan
- Situbondo (1 kasus) - Bulukumba (2 kasus) Kalimatan Utara
- Kota Tarakan (1 kasus)

Source: 2022
Surveillance: Monthly TN Report as of 17 Feb 2022 1 case

: 1 kematian
: 1 kasus TN
*Dots are randomly placed within
LEHER
RAHIM
(SERVIKS)
Pencegahan
Vaksinasi HPV
• Kelas 5 : Td + HPV
• Kelas 6 : HPV
• Sebelum tertular virus
HPV Rekomendasi
• Sebelum menikah ITAGI 2016
HPV1 : SD
• Antibodi akan tinggi
kelas 5
sampai dewasa HPV2 : SD
IDAI
kelas(2017
6 &
2020)
HPV umur 10 - 15Eyang
thnMIKO, SOEDJATMIKO, Juli 2022
BIAS murid Kelas 1 SD (Agustus) : Imunisasi CAMPAK RUBELLA, untuk
mencegah BAHAYA Penyakit CAMPAK dan RUBELLA
PENYAKIT CAMPAK PENYAKIT RUBELLA
Cepat menular  bayi, balita, anak  janin dalam kandungan ibu
sekolah
2012 – 2018
2012-2017 Di RS tipe A
1660
:
bayi
karena
CACAT
Demam, batuk, Kejang, radang OTAK Rubella
pilek, sesak, : 571 bayi / anak (2012-
bintik merah 2017)

• kelainan jantung (79,5%)


• buta akibat katarak (67,6%)
Meninggal • keterbelakangan mental (50 %)
Radang PARU / • Otak tidak berkembang (48,6 %)
pneumonia : Eyang MIKO, SOEDJATMIKO, AGUSTUS 2022
• Tuli (31,1%).
BIAS kelas 1 CAMPAK
RUBELLA,
SD : Serum Institute of India (SII), diimport oleh Biofarma
produksi
• satu-satunya vaksin Campak Rubella yang memenuhi syarat WHO.
• buatan China belum memenuhi syarat WHO, buatan Jepang hanya dipakai untuk Jepang
Disuntikkan di lengan atas anak (kiri atau kanan), 0.5 ml
• Sedikit nyeri sebentar, kadang-ada demam, boleh minum obat demam
• Kadang-kadang ada bintik merah halus,
Dipakai di Indonesia dan 141 negara lain,
termasuk 26 negara anggota OKI (Organisasi Kerjasama Islam)
• Malaysia, Yordania, Iran, Turki, Lebanon, Irak, Mesir, Afganistan, Albania, Aljazair, Azerbaijan,
Bangladesh, Burkina Faso, Gambia, Republik Kirgizstan, Libya, Maladewa, Mauritania,
Moroko, Senegal, Tajikistan, Tunisia, Turkmenistan, Uzbekistan, Yaman, dan Indonesia.
• lebih dari 1,6 miliar dosis terbukti aman.

Eyang MIKO, SOEDJATMIKO, Agustus 2022


BIAS kelas 1, 2 dan 5 SD : IMUNISASI DT / Td (DIFTERI
TETANUS) mencegah BAHAYA sakit DIFTERI dan
TETANUS
Bahaya Penyakit
Bahaya Penyakit
DIFTERI mudah menular
TETANUS
Tetanus Anak &
•diSumbatan
Sekolah jalan
• Luka tertusuk duri, paku, kaca
Dewasa
nafas KLB DIFTERI 2017 - • Masuk kuman tetanus  racun tetanus
• Otot jantung rusak 2018 • Otot mulut, punggung, perut, tangan  KAKU
• Akibat racun difteri Di 33 Provinsi / 144 • Tidak bisa makan, minum, bernafas 
• Meninggal Kab. meninggal
Umur pasien
1 – 4 thn = 18 %
5 – 9 thn =
10 %
33 - 14 thn = 15
Tetanus Bayi Baru Lahir (Tetanus
%
neonatorum)
15 – 18 thn = 11
• Ibu : antibodi tetanus sangat rendah atau tidak ada
%
• IBU Kurang vaksinasi DT / Td: sampai SD kelas 5
19 – 40 thn = 18
Pasien : 939 % • Melahirkan di dukun bayi
Meninggal • Nenek : tali pusat diberi daun2, jamu2,
> 40 thn =: 444%
org

org Eyang MIKO, SOEDJATMIKO, 1
1 minggu : mulut kaku, tidak bisa mengisap
ASI
BIAS SD kelas 1
DT (Difteri Tetanus)
Buatan Biofarma (Indonesia), dipakai program sejak 1985
Disuntikkan di lengan atas (boleh kanan atau kiri) 0.5
ml Nyeri sebentar, kadang sedikit bengkak, merah, demam
Kalau nyeri ; boleh minum parasetamol

Indonesia setiap tahun 7,5 juta anak


vaksin DT
Vaksin Biofarma : kualitas diakui WHO
Diekspor ke 45 negara, 19 negara OKI (Organisasi
Kerjasama Islam)
Berarti : aman dan bermanfaat
Eyang MIKO, SOEDJATMIKO, Juli 2022
BIAS SD kelas 2 dan
5 :(Tetanus
Td
difteri
Beda dgn) DT,
• Td = vaksin difterinya lebih sedikit, akan ditambah Td kelas 5
= vaksin Tetanus tetap banyak, agar antibodi Tetanus tetap tinggi sampai dewasa,
• Ketika ibu melahirkan : bayi baru lahir tidak terkena tetanus
• Kalau anak sd dewasa luka, kemasukkan kuman tetanus, tidak sakit tetanus berat
Buatan Biofarma, dipakai sejak 2008
Setiap tahun di pakai di Indonesia 27,2 juta anak
Kualitaas diakui WHO, diekspor ke 55 negara, 26 negara
OKI
Berarti : Aman dan
bermanfaat
Disuntikkan di lengan atas (boleh kanan atau kiri) 0.5
ml Nyeri sebentar, kadang seikit bengkak, merah, demam
Boleh minum parasetamol
Eyang MIKO, SOEDJATMIKO, Juli 2022
Mengapa imunisasi harus diulang-ulang ? Tidak berbahaya ?

EYANG MIKO, SOEDJATMIKO, 27 jULI 2022


PENTING  KEJELASAN / KEYAKINAN Menjawab Pertanyaan Masyarakat
Anak dgn PENYAKIT KRONIS, stabil, kekebalan normal
• Epilepsi, asma, talasemia, DM, hipertensi Justru penting,
• Kelainan jantung, ginjal, syaraf, hormon dll Harus
Anak BERKEBUTUHAN KHUSUS / SLB, stabil, kekebalan dilindungi
normal Justru penting
• autis, ADD, Sindroma Down, disabilitas intelektual, palsi serebral Harus
• tuna rungu, wicara, netra, daksa, grahita dilindungi
Kalau tidak divaksin apa Tidak kebal, mudah sakit berat, cacat, meninggal
dampaknya ?
Sudah di vaksin MASIH BISA Bisa, jauh lebih ringan, dibanding belum
TERTULAR ? divaksin
Sering divaksin MELEMAHKAN KEKEBALAN TIDAK MELEMAHKAN
TUBUH? Akan tergantung pada vaksin ? justru memperkuat kekebalan

Sebelum /sesudahnya BOLEH IMUNISASI


Boleh, jarak 1 bulan
LAIN ?: Imunisasi rutin / BIAS / BIAN / Umroh /
dll ? Semua vaksin aman dan efektif
Vaksin mana yang aman &
Pilih
Eyang MIKO, vaksin
SOEDJATMIKO, AGUSTUSyang
2022 disediakan saat
baik ?
Optimalisasi
Imunisasi
DPR (APBN)
Kemenko PMK

Kemeneg PP & PA Bappenas

Kemendagri Kemenkeu

Kemkumham JKN

Kemendikbud

Komitmen POGI/HOGI
IDAI
Bersama
PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH
SKRINING PENYAKIT TIDAK
MENULAR

Anda mungkin juga menyukai