Anda di halaman 1dari 9

Teknik Terapi

Pendekatan Terapi
Gestalt
KELOMPOK 3
Anggota Kelompok

Alfian Kurniawan Annisa Kartika Elfara


1 201141043 201141050 2

Afika Febri Wulandari Zulfa Arafiyana Abid


3 201141055 201141056 4
Prima Ayu Yashinta
5 201141064
Sejarah Pendekatan Gestalt

Konseling Gestalt dikembangkan oleh Frederick S. Perls. Perls mendapatkan gelar dalam
bidang medis di Universitas Frederick Wilhelm Berlin, Jerman pada tahun 1921. Terapi
Gestalt dimulai sebagai revisi psikoanalisis dan dengan cepat berkembang sebagai sistem
yang sepenuhnya independen dan terintegrasi (B. Bowins, 2021). Karena terapi Gestalt
adalah pendekatan pengalaman dan humanistik, terapi ini bekerja dengan kesadaran dan
keterampilan kesadaran pasien daripada menggunakan ketergantungan psikoanalitik klasik
pada interpretasi analis atas alam bawah sadar (B. Bowins, 2021). Dalam terapi Gestalt,
terapis/konselor secara aktif dan pribadi terlibat dengan pasien daripada mendorong
pemindahan dengan tetap dalam peran analitik netralitas. Terapi Gestalt menggantikan
sistem psikoanalisis klasik mekanistik, simplistik, sistem Newtonian dengan teori bidang
relasional postmodern berbasis proses.
Tujuan Terapi/Konseling Gestalt
Secara lebih spesifik tujuan konseling Gestalt adalah sebagai
berikut:

1). Membantu konseli agar dapat memperoleh kesadaran


pribadi, memahami kenyataan atau realitas, serta
mendapatkan insight secara penuh.
2). Membantu konseli menuju pencapaian integritas
kepribadiannya
3). Mengentaskan konseli dari kondisinya yang tergantung
pada pertimbangan orang lain ke mengatur diri sendiri (to be
true to himself).
4). Meningkatkan kesadaran individual agar konseli dapat
beringkah laku menurut prinsip-prinsip Gestalt, semua situasi
bermasalah (unfisihed bussines) yang muncul dan selalu akan
muncul dapat diatasi dengan baik.
Fungsi dan Peran Terapis
dalam Pendekatan Terapi Gestalt

Fokus pendekatan konseling Gestalt adalah terletak pada


bagaimana keadaan konseli sekarang serta hambatan-
hambatan apa yang muncul dalam kesadarannya. Oleh
karena itu, tugas konselor adalah mendorong konseli
untuk dapat melihat kenyataan
yang ada pada dirinya serta mau mencoba
menghadapinya. Dalam hal ini perlu diarahkan agar
konseli mau belajar menggunakan perasaannya secara
penuh. Untuk itu konseli bisa diajak untuk memilih dua
alternatif, ia akan menolak kenyataan yang ada pada
dirinya atau membuka diri untuk melihat apa yang
sebenarnya terjadi pada dirinya sekarang. Dalam hal
ini, fungsi konselor adalah membantu konseli untuk
melakukan transisi dari ketergantungannya terhadap
faktor luar menjadi percaya akan kekuatannya sendiri.
Usaha ini dilakukan dengan menemukan dan membuka
ketersesatan atau kebuntuan konseli.
Proses Terapi Gestalt

1- Fase Pertama. Membentuk pola pertemuan teraupetik agar terjadi situasi yang
memungkinkan perubahan perilaku klien. Pola yang diciptakan berbeda untuk
setiap klien karena masing-masing mempunyai keunikan sebagai individu, serta
memiliki kebutuhan yang bergantung kepada masalah yang harus dipecahkan.
Situasi inimengandung komponen emosional dan intuitif.
2- Fase Kedua. Melaksanakan pengawasan (control) yaitu usaha konselor untuk
meyakinkan klien untuk mengikuti prosedur konseling.
3- Fase Ketiga. Mendorong klien untuk mengungkapkan perasaanperasaan dan
kecemasannya. Di dalam fase ini diusahakan untuk menemukan aspek-aspek
kepribadian klien yang hilang.
4- Fase Terakhir. Setelah terjadi pemahaman diri maka pada fase ini klien harus
sudah memiliki kepribadian yang terintegral sebagai manusia individu yang unik.
Teknik dan Prosedur Terapeutik
Konseling Gestalt melalui proses sebagai berikut (Prayitno, 1998; Taufik,
2012; Yontef
& Jacobs, 1994):

a. Teknik Umum
1) Pengawalan konseling
Yaitu yang menggarap pengawalan proses dan dilakukan usaha sehingga klien
menyadari bahwa meskipun konselor memberikan bantuan tetapi klien
sendirilah yang berusaha mengadakan perubahan pada diri sendiri.
2) Orientasi sekarang dan di sini

b. Memfrustasikan klien
Adalah menyadarkan klien bahwa ia betul-betul bermasalah.

c. Teknik eksperinsial Mengarahkan klien untuk mengalami sendiri, yaitu


konselor berusaha agar klien mengalami langsung terhadap apa-apa yang
dikemukakannya.
Daftar Pustaka

Bukhari Ahmad, B. A. (2020). Pendakatan Gestalt : Konsep


dan Aplikasi dalam Proses Konseling. Indonesian
Journal of Counseling and Education, 1(2), 44–56.
Kholifah, K. (2016). Teori Konseling (Suatu Pendekatan
Konseling Gestalt). Al-Tazkiah, 5(2), 109–123.
Safaria, Triantoro, Terapi & Konseling Gestalt, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2005)
THANK U

Anda mungkin juga menyukai